Professional Documents
Culture Documents
oleh
Riana Vera Andantika, S.Kep
NIM 122311101006
Mahasiswa
............................................. ............................................
NIP. NIP.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
I. Identitas Klien
Nama : Ny. S No. RM : 152xxxx
Umur : tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis : Perempuan Status Perkawinan : Menikah
Kelamin
Agama : Islam Tanggal MRS : 05 -01-2017
Pendidikan : SD Tanggal : 09 -01-2017
Pengkajian
Alamat : Jl. Ahmad Yani RT/RW Sumber Informasi : keluarga, klien dan
01/04 Dukuh Dempok, rekam medik
Wuluhan-Jember
Ny.
S
Keterangan:
: laki-laki : saudara kandung
: perempuan : klien
: garis perkawinan : cerai
: garis keturunan
: satu rumah
: meninggal
3. Pola eliminasi:
BAK
No Pola eliminasi Sebelum MRS Setelah MRS
1 Frekuensi 2-3 kali/hari menggunakan DC
2 Jumlah 500-900 ml 1000 ml
3 Warna Kuning pekat Kuning pekat
4 Bau Bau khas urin : Amoniak Bau khas urin : Amoniak
5 Karakter - -
6 Bj - -
7 Alat bantu - terpasang DC
8 Kemandirian Mandiri terpasang DC
9 Lain-lain - -
BAB
No Pola eliminasi Sebelum MRS Setelah MRS
1 Frekuensi 1x/hari 2x selama di rawat di RS
2 Jumlah - -
3 Konsistensi lembek lembek
4 Warna Kuning kcoklatan Kuning kecoklatan
5 Bau Bau khas feses Bau khas feses
6 Karakter - -
7 Bj - -
8 Alat bantu - -
9 Kemandirian Mandiri dibantu oleh keluarga
Lain-lain - -
Interpretasi: Pola BAK dan BAB klien normal
Balance cairan
Infus :1000 cc
Obat IV : 4 cc
WM :5ml/kgBB=5x45= 225 cc
Diet cairan: 600 cc
Urin : ±1000 cc/hari
IWL :15 ml/kgBB=15x45=675 cc
Balnce cairan : input-outpu
: (infus+WM+Diet cairan+ Obat IV)-(urin+IWL)
:1829-1675
: 154
Intepretasi: Balance cairan (+) 154 ml
b. Ekstremitas bawah
- Inspeksi: Bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak ada jejas, terdapat
edema pada kedua kaki, kuku jari kaki terlihat kotor dan tampak bekas
kutu air.
- Palpasi: terdapat edema, pitting edema derajat I kedalaman 3 mm tidak
terdapat nyeri tekan pada ekstremitas bawah, akral hangat
Interpretasi: kekuatan otot Ny.S mengalami gangguan pada ektremitas bawah
10. Kulit dan kuku
- Inspeksi: Kulit warna kuning langsat, tidak ada jejas, tidak ada benjolan,
tidak terdapat kelaianan pada bentuk tulang, kuku sedikit panjang, kotor,
tidak terdapat clubbing finger, tidak ada lesi pada kulit, tidak tampak kulit
bersisik maupun kering
- Palpasi : turgor kulit lembab(<3 detik), CRT < 2 detik, kulit kuku pucat
11. Keadaan lokal
Tidak terdapat luka terbuka pada tubuh klien, keadaan umum cukup pasien
mengalami sesak nafas dan batuk berdara, Compos Mentis GCS E4V5M6
V. Terapi (jenis terapi, dosis, rute, indikasi, KI, implikasi keperawatan)
No. Terapi Dosis Indikasi Kontraindikasi Mekanisme Obat Rute
1 RL 500 ml Kehilangan cairan Keadaan hiperhidrasi, Larutan kristaloid menembus IV
tubuh, dehidrasi hiperlaktatemia, membran kapiler dari
hipernatremia, kompartemen intravaskuler
isotonis dan hiperkloremia, ke kompartemen interstisial,
hippotonis hipokalemia tanpa kemudian didistribusikan ke
pemberian kalium semua kompartemen ekstra
bersama-sama serta pada vaskuler. Hanya 25% dari
keadaan insufisiensi jumlah pemberian awal yang
tetap berada intravaskuler,
sehingga penggunaannya
membutuhkan volume 3-4
kali dari volume plasma yang
hilang. Bersifat isotonik,
maka efektif dalam mengisi
sejumlah cairan kedalam
pembuluh darah dengan
segera dan efektif untuk
pasien yang membutuhkan
cairan segera.
2 D5 500 ml Terapi cairan Hiperglikemia (keadaan Reaksi yang dapat IV
pengganti selama kadar glukosa darah yang ditimbulkan yaitu
tinggi), diabetes Hiperglikemia, iritasi lokal,
dehidrasi dan syok insipidus, sindroma anuria, oligouria (sekresi
malabsorpsi glukosa- kemih yang berkurang
galaktosa, anuria (tidak dibandingkan dengan
dibentuknya kemih oleh masukan cairan), kolaps
ginjal), perdarahan sirkulatori, tromboflebitis,
intrakranial dan udema, hipokalemia,
intraspinal hipomagnesia, hipofosfatemia
3 Ketorolac 1x1 Penatalaksanaan Hipersensitivitas Menghambat sintesa drip RL
nyeri akut yang berat terhadap ketorolac prostaglandin dengan
jangka pendek(<5 tromethamine dan menghambat kerja
hari) pernah menunjukkan isoenzim COX-1 & COX-
3.
reaksi alergi terhadap
Menghambat sintesa
aspirin atau obat AINS prostaglandin dengan cara
lainnya, ulkus menghambat kerja enzym
peptikumakut, cyclooxygenase (COX),
perdarahan saluran COX-1 & COX-2 pada
cerna atau perforasi, jalur arachidonat tidak
gangguan ginjal berat, melalui jalur opiat.
Efek pada darah :
perdarahan
Menghambat proses
serebrovaskular, agregasi platelet & dapat
diathesis hemoragik, memperpanjang waktu
pasien dengan proses pendarahan. Konsentrasi
persalinan, ibu tromboxan B2 serum
menyusui
4 Neurobion 1x1 Melindungi sel-sel Adanya riwayat alergi reaksi alergi seperti gatal- drip RL
saraf, memperbaiki sebelumnya dan gatal, timbul biduran,
metabolisme tubuh gangguan pembekuan perdarahan, serta rasa
berdebar-debar dan nyeri
dan memenuhi darah
dada.
kebutuhan sehari-
hari akan vitamin B
kompleks.Vitamin
B6 dan B12 untuk
kematangan sel
darah merah.
Mengatur
metabolisme saraf
terutama pada saraf
tepi, membantu
proses pembentukan
energy,
memaksimalkan
kinerja,menjaga
kerja jantung dan
nafsu makan.
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium (bisa dikembangkan)
Laboratorium
No Jenis Nilai normal (rujukan) Hasil
pemeriksaan (hari/tanggal)
Nilai Satuan 04-01-2017
1 Hematologi
Hemoglobin 13,5-17,5 gr/dl 11,4
LED 0-15 mm/jam 47/64
Hasil CT
Scan
09 Januari 2017
- Tampak masa tumor
pada costae 2 kanan
belakang dengan
destruksi pada corpus
vertebranya, prosesus
spinosus dan tampak
masuk ke dalam
canalis spinalisnya, masa tumor tersebut tampak meluas ke extra
thoracal
- Tampak massa tumor solid pada apex paru kiri dengan gambaran
sentral necrosis
- Efusi pleura kiri (+)
- Kista hepar (+)
Kesan: Tumor paru kanan dengan destruksi costae,pancoast tumor? Dengan tumor
apex kiri
Hasil USG:
- Kistoma Ovari
- Hidronefrosis ken (D) gr 1
- Curiga hidrop fesicofika
Jember, 09 Januari 2017
Pengambil Data,
atelectasis
mempengaruhi kerja
jantung kanan
oedem ekstremitas
bawah
mempengaruhi kerja
jantung kanan
oedem ekstremitas
bawah
Hambatan untuk
bergerak
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Kelebihan volume
Ciaran berhubungan 09 januari 2017
dengan gangguan
mekanisme regulasi pukul 11.00
(00026/hal. 195)
3. Hambatan mobiltas fisik
berhubungan dengan 09 Januari 2017
penurunan kekuatan otot
(00085/hal.232) pukul 11.00
PERENCANAAN KEPERAWATAN
6. Digunakan
dengan perhatian untuk
mengontrol edema dan asites.
Menghambat efek aldosteron,
meningkatkan ekskresi air sambil
menghemat kalium, bila terapi
konservatif dengan tirah baring
dan pembatasan natrium tidak
mengatasi.
P: Lanjutkan intervensi
monitor ttv, nafas
dalam dan kolaborasi
pemberian analgesik
Selasa, 10 1. Melakukan kolaborasi pemberian obat- JAM: 14.00 WIB
Januari 2017 obatan analgetik Ketorolac 1x1 ml (10 Selasa, 10 Januari 2017
08.40 WIB mg/ml) drip RL
2. Melakukan pengkajian nyeri secara S:
komprehensif Klien mengatakan nyeri
R: nyeri pada daerah dada dan punggung selalu timbul setiap saat
kualitas nyeri tumpul, nyeri berdenyut Pengkajian nyeri
(throbbing pain), skala nyeri 8 (dari skala:
tidak nyeri (0) – nyeri berat (10)), waktu: didapatkan nyeri pada
setiap saat daerah dada dan
2. Mengobservasi reaksi non-verbal punggung kualitas nyeri
dari ketidaknyamanan tumpul, nyeri berdenyut
R: klien tampak tidak memegangi (throbbing pain), skala
dadanya nyeri 8 (dari skala: tidak
3. Mengkaji dampak nyeri pada
nyeri (0) – nyeri berat
kualitas hidup pasien (tidur, nafsu makan,
aktivitas, kongnitif, perasaan) (10)), waktu: setiap saat
R: klien masih tetap dengan posisi
sebelumnya dan mengatakan tidak dapat O:
banyak beraktivitas karena nyeri yang RR 24x/menit, N:
11.40 WIB dialami
4. Mengukur TTV pasien. 82x/menit, klien
Hasil: tampak mempraktekkan
TD : 110/ 70 mmHg nafas dalam, klien
N : 80x/ menit mengatakan nyerinya
S : 36,2OC
RR : 26x/ menit sedikit berkurang, klien
5. Mengevaluasi teknik relaksasi nafas tampak tertidur
dalam
A:Masalah
keperawatan teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi
monitor ttv, nafas
dalam dan kolaborasi
pemberian analgesik
DIAGNOSA: Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
Senin, 09 1. Mengukur indikasi retensi / kelebihan Riana JAM: 14.30 WIB
Januari 2017 cairan (cracles, CVP , edema, distensi Senin, 09 Januari 2017
09.30 WIB vena leher, asites) S: pasien kakinya tidak
R : Terdapat edema pada ektremitas bisa digerakkan
bawah dengan pitting edema derajat 1,
abdomen acites soepl (+), suara paru
wheezing, vocal fremitus lemah pada paru O:
kiri TD 90/ 50 mmHg, RR
2. Mengukur lokasi dan luas edema 28x/menit, S 36,6 OC, N :
R: Edema pada ektremitas bawah derjat 1 82x/menit, Terdapat
dan acites
edema pada ektremitas
3. Mengatur masukan makanan / cairan
4. R:Mengajarkan pada keluarga untuk bawah dengan pitting
menyesuaikan asupan air dengan keluaran edema derajat 1,
urin abdomen acites soepl
11.00 WIB 5. Mengukur TTV pasien.
(+), suara paru
Hasil:
TD : 90/ 50 mmHg wheezing, vocal
N : 80x/ menit fremitus lemah pada
S : 36,6OC paru kiri
RR : 22x/ menit
A:Masalah keperawatan
belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
observasi ttv, edema,
lokasi dan luas edema,
suara parutambahan dan
masukan keluarancairan
Selasa, 10 1. Mengukur indikasi Riana JAM: 13.00 WIB
Januari 2017 retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , Selasa, 10 Januari 2017
08.50 WIB edema, distensi vena leher, asites) S: Pasien mengatakan
R : Terdapat edema pada ektremitas bengkaknya sudah sedikit
bawah dengan pitting edema derajat 1,
abdomen acites soepl (+), suara paru berkurang dibandingkan
wheezing, vocal fremitus lemah pada paru saat masuk pertama kali
kiri di RS
2. Mengukur lokasi
dan luas edema O:
R: Edema pada ektremitas bawah derjat 1 TD 110/ 70 mmHg, RR
dan acites
26x/menit, S 36,2 OC, N :
3. Mengatur masukan 80x/menit, Terdapat
makanan / cairan edema pada ektremitas
11.30 WIB R:Mengajarkan pada keluarga untuk
menyesuaikan asupan air dengan keluaran bawah dengan pitting
urin edema derajat 1,
4. Mengukur TTV abdomen acites soepl
pasien. (+), suara paru
Hasil:
TD : 110/ 70 mmHg wheezing, vocal
N : 80x/ menit fremitus lemah pada
S : 36,2OC paru kiri
RR : 26x/ menit
A:Masalah keperawatan
belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
observasi ttv, edema,
lokasi dan luas edema,
suara parutambahan dan
masukan keluarancairan
DIAGNOSA: Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan
otot
WAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
Senin, 09 1. Mengkaji kemampuan klien dalam Riana JAM: 14.25 WIB
Januari 2017 menggerakkan anggota badan Senin, 09 Januari 2017
09.10 WIB R: Klien mampu menggerakkan anggota S:
gerak atas dan tidak dapat menggerakkan Keluarga mengatakan akan
ektremitas bawah melatih gerak klien setiap pagi
2. Mengajarkan keluarga untuk Keluarga mengatakan masih
melatih ROM pasif pada klien takut untuk memindah posisi
R: Keluarga mengatakan akan melatih klien karena takut klien
gerak klien setiap pagi merasa sakit
3. Menganjurkan keluarga untuk Klien mengatakan akan
sering memobilisasi posisi tubuh klien mencoba merubah posisi
R: Keluarga mengatakan masih takut namun akan pelan-pelan saja
untuk memindah posisi klien karena O:
takut klien merasa sakit Klien mampu menggerakkan
11.0 WI 4. mengukur tanda-tanda vital anggota gerak atas dan tidak
B Hasil: dapat menggerakkan
TD : 90/ 50 mmHg ektremitas bawah TD
N : 80x/ menit 90/50mmHg, RR 22x/menit N
S : 36,6OC 80x/mnt
RR : 22x/ menit A: masalah belum teratasi
5. Ajarkan pasien bagaimana P: lanjutkan intervensi melatih
11.05 WIB merubah posisi dan berikan bantuan ROM pasif klien,
jika diperlukan mengevaluasi kemampuan
R: Klien mencoba namun akan pelan- gerak klien,mengevaluasi
pelan saja kemmpuan mobilisasi klien