Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya
perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara potimal, sejauh
perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal individu-individu lain.
Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang
bermakna, berupa sindrom pola perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan
adanya distress (tidak nyaman, tidak tentram, rasa nyeri), distabilitas (tidak mampu
mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau meningkatkan resiko kematian, kesakitan, dan
distabilitas.
Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasuk diantaranya adalah waham atau
delusi. Waham atau delusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat,
tidak sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang
budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan
kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan waham?
2. Apa saja jenis-jenis waham?
3. Bagaimana terjadinya waham?
4. Bagaimanakah ASKEP pada pasien dengan waham/delusi?
C. Tujuan
Dengan makalah ini, diharapkan mampu untuk:
1. Mengetahui pengertian dari delusi/waham
2. Mengetahui jenis-jenis waham
3. Mengetahui proses terjadinya waham
4. Mengetahui askep pada pasien dengan waham/delusi
BAB II
TIJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
a. Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan segera kukuh di
pertahankan walau pun tidak di yakini oleh orang lain yang bertentangan dengan realita
normal (Stuart dan sundeen,1998)
b. Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi di
pertahankan dan tidak dapat di ubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal
dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol(Depkes RI,2000)
c. Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intetelektual dan latar
belakang budaya, ketidak mampuan merespon stimulus internal dan eksretnal melalui
proses interaksi atau informasi secara akurat (keliat 1999)
B. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses pikir : waham adalah sebagai berikut :
Menolak makan
Tidak ada perhatian pada perawatan diri
Ekspresi wajah sedih / gembira / ketakutan
Gerakan tidak terkontrol
Mudah tersinggung
Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan
Menghindar dari orang lain
Mendominasi pembicaraan
Berbicara kasar
Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan
C. Faktor presdisposisi
Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan menggangu hubungan interpersonal seseorang.
Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakir dengan gangguan
presepsi, klien menekankan perasaan nya sehingga pematangan fungsi intelektual
dan emosi tidak efektif
Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa di asingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbul nya
waham
Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda bertentangan dapat menimbulkan
ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan
Faktor biologis
Waham di yakini terjadi karena ada nya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak
atau perubahan pada sel kortikal dan lindik
Faktor genetik
D. Faktor presipitasi
Faktor sosial budaya
Waham dapat di picu karena ada nya perpisahan dengan orang yang berarti atau di
asingkan dari kelompok.
Faktor biokimia
Dopamin, norepinepin, dan zat halusinogen lain nya di duga dapat menjadi penyebab
waham pada seseorang
Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasan nya kemampuan untuk mengatasi masalah
sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang
menyenagkan.
E. Macam – macam waham
Waham agama
Kenyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, di ucapkan berulang-ulang tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan,
contoh : “ kalau saya mau masuk surga saya harus mengunakan pakaian putih setiap hari
“, atau klien mengatakan bahwa diri nya adalah tuhan yang dapat mengendalikan
mahkluk nya
Waham kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa diri nya memiliki kekuatan khusus atau kelebihan
yang berbeda dengan orang lain, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Contoh : “ saya ini pejabat di departemen kesehatan lhooooo........”
“ saya punya tambang emas !”
Waham curiga
Keyakinan bahwa seseorang tau sekelompok orang berusaha merugikan atau mencederai
diri nya, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh : “ saya tau ...........semua saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena
mereka semua iri dengan kesuksesan yang di alami saya”.
Waham somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh tau bagian tubuh nya terganggu atau terserang
penyakit, di ucapkan berulag-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan .
Contoh :” klien selalu mengatakan bahwa diri nya sakit kanker,namun setelah di lakukan
pemeriksaa laboraturium tidak di temuka ada nya sel kanker pada tubuh nya.
Waham nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa diri nya sudah meninggal dunia, di ucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai denga kenyataan
Contoh :” ini akan alam kubur nya, semua yang ada di sini adalah roh-roh”.
F. Status metal
Berdandan dengan baik dan berpakian rapi, tetapi mingkin terlihat eksentrik dan aneh.tidak
jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap orang lain.klien biasa cerdik ketika di lakukan
pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data selain itu perasaan hati nya konsisten dengan isi
waham.
Objectif :
· Klien terus berbicara tentang kemampuan
yang dimilikinya
· Pembicaraan klien cenderung berulang –
ulang
· Isi pembicaraan tidak sesuai dengan
kenyataan
L. Diagnosis Keperawatan
Perubahan proses pikir : waham kebesaran
b. Tindakan keperawatan
1. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien
2. Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di rumah, follow up,
dan keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk klien
3. Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan bantuan
4. Tindakan keperawatan
· Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
Sapa klien dengan rama baik verbal maupun nonverbal
Perkenalkan diri dengan sopan
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan klien
Jelaskan tujuan pertemuan
Jujur dan menepati janji
Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Berikan perhatian kepada klien khususnya pada kebutuhan dasar klien
Masukkan dalam jadwal harian klien
· Identifikasi kebutuhan klien
· Bicara pada konteks realita (tidak mendukung atau membantah waham klien)
· Latih klien untuk memenuhi kebutuhannya
· Masukkan dalam jadwal harian klien
· Evaluasi / Validasi
“ bagaimana perasaan bapak hari ini ? tidurnya semalam nyenyak tidak ? sekarang bapak ada
keluhan tidak ? bagaimana giginya ? sudah sembuh ?”
· Kontrak
“ baiklah, sesuai janji kemarin, hari ini kita akan ngobrol yah pak ? bagaimana kalau hari ini
kita bercakap – cakap tentang bidang yang bapak sukai ? dimana kita duduk ? berapa lama ?
bagaimana kalau 10 menit ?”
2. Kerja
“ bidang apakah yang bapak sukai ? kemarin bapak sempat mengatakan memiliki toserba,
apakah bapak suka dengan bisnis ? mengapa bapak menyukainya ? bagaimana dengan politik ?
apakah bapak juga menyukainya ? karena beberapa hari yang lalu bapak juga mengatakan
kepada saya ingin membuat partai politik biru, benar pak ? mana yang lebih bapak sukai bisnis
atau politik ? mengapa bapak lebih menyukai itu ? karena sekaarang bapak sedang berada
disini, apakah menurut bapak, bapak bisa menjalankan bidang yang bapak nikmati tersebut ?
bagaimana caranya ? apakah bisa kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari – hari ?”
3. Terminasi
· Evaluasi subjectif
“ bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap – cakap ?“
· Evaluasi Objectif
“ jadi bidang apa yang bapak sukai ?”
· Rencana tindak lanjut
“ setelah kita tahu bidang yang bapak sukai, bagaimana kalau besok kita ngobrol tentang
potensi atau kemampuan lain yang bapak miliki ?”
· Kontrak yang akan datang
ü Topik : “ bagaimana kalau besok kita ngobrol tentang potensi atau kemampuan yang bapak
miliki. Selanjutnya kita pilih mana yang bisa kita lakukan disini, bapak setuju ?”
ü Waktu : “ kira – kira kita besok bertemu jam berapa ? bagaimana kalau jam 10 saja ? sampai
ketemu besok ya.”
ü Tempat : “ bagaimana kalau ditempat biasa kita ngobrol ?”
BAB III
I. IDENTITAS PASIEN
Inisial Px : Tn. A
Ruang Rawat : Ruang Kemuning
Umur : 48 Tahun
Informan : Pasien dan Status pasien
Tgl MRS : 23 Januari 2018
Tgl pengkajian : 25 Februari 2018
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : STM
RM no. : 08-02-25
Alamat : Jl. Kapten muslim
3. Hubungan social
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan tidak ada orang yang berarti, karena selama sakit pasien merasa tidak
dihiraukan oleh keluarga dan teman-temanya.
Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
b. Rumah : Px mengatakan sebagai seorang petani dan perangkat desa.
c. RS : Px mengatakan suka membantu untuk mencuci piring dan baju, dan kadang-
kadang pasien ikut membantu membersihkan ruangan. Dan kalau ada waktu senggang
pasien sering mondar-mandir dan menyanyi.
Hambatan dalam hubungan dengan orang lain
Px mengatakan ingin berkumpul dengan teman-temanya, namun Px merasa tidak
diharaukan.
Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial
4. Spiritual
Nilai keyakinan
Px mengatakan agamanya islam. Dan menurut px masalah penyakit ini karena
takdir dari tuhan.
Kegiatan ibadah
o Px mengatakan hanya menjalankan sholat ashar, karena sholat 5 waktu
hanya untuk anak-anak, px juga suka mengaji dan berdzikir.
o Diagnosa keperawatan : - Distress spiritual.
o
VI. STATUS MENTAL
Penampilan
Px berpenampilan kurang rapi, rambut cepak, pakaian kusut, mandi dan gosok gigi
mandiri, memakai sandal.
Diagnosa keperawatan : Defisit Perawatan Diri
Pembicaraan
Px berbicara cepat memakai bahasa indonesia, kalau ditanya jawabannya cepat,
terkadang jawaban berhenti dan tidak diteruskan atau malah menggumam sendiri, saat
diajak berbicara tatapan mata sering kebawah, sering menunduk. Terkadang jawaban satu
dengan yang lain tidak sama, terkadang ngelantur dan bergumam.
Diagnosa keperawatan : - Gangguan proses pikir
- Kerusakan komunikasi Verbal
Aktifitas motorik
Px mengatakan tubuhnya masih kuat, pergerakan kaku, px melakukan tugasnya apabila
disuruh, kalau tidak px cenderung mondar-mandir.
Diagnosa keperawatan : Defisit aktivitas deversional
8. Tingkat kesadaran
Kwantitatif : Compos mentis, GCS :456
Kwalitatif : Kesadaran berubah, px sering mondar-mandir, disaat sendiri mulut
komat-kamit, dan sering menyanyi dengan keras, terkadang pasien sering berperilaku
seperti memgang pistol/senapan.
Disorientasi
Px tidak mampu mengenali pagi, siang, dan malam, px mampu menyebutkan jam, px
tidak mampu menyebutkan hari, tanggal, tahun.
Px mampu menyebutkan bahwa dirinya sekarang berada di ruang kemuning RSJ Lawang.
Px mampu menyebutkan nama pasien lainya dan perawat.
Diagnosa keperawatan : Gangguan proses pikir
9. Memori
Jangka panjang
Saat ditanya kapan dirinya lahir, pasien mampu menjawab bahwa dirinya lahir tanggal 29 Juni
1965.
Jangka pendek
Saat ditanya tadi kegiatan di pagi hari, pasien mampu menyebutkan kegiatanya, yaitu bangun
tidur, mandi, cuci baju, sarapan, dan minum obat.
Diagnosa keperawatan : -
Tidur
Px mengatakan dapat tidur di malam hari, namun tidak bisa tidur siang hari
karena tidak mengantuk dan lebih suka jalan-jalan.
Diagnosa keperawatan : gangguan pola tidur
Dx Perencanaan
No
Kepera Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Dx
watan
1 Peruba TUM : Setelah dilakukan 1. Bina hubungan. saling
han isi Setelah dilakukan interaksi selama 1 x percaya: salam terapeutik,
pikir : tindakan Pertemuan klien perkenalkan diri, jelaskan tujuan
waham keperawatan, Klien dapat : interaksi, ciptakan lingkungan yang
tidak terjadi1. Menunjukkan tenang, buat kontrak yang jelas
perubahan isi pikir, ekspresi wajah (topik, waktu, tempat).
waham. bersahabat 2. Jangan membantah dan
2. Menunjukkan mendukung waham klien: katakan
TUK 1 : rasa senang perawat menerima keyakinan klien
Klien dapat 3. Ada kontak "saya menerima keyakinan anda"
membina hubungan mata, mau berjabat disertai ekspresi menerima, katakan
saling percaya tangan perawat tidak mendukung disertai
dengan perawat 4. Mau ekspresi ragu dan empati, tidak
menyebutkan nama membicarakan isi waham klien.
5. Mau menjawab 3. Yakinkan klien berada
salam dalam keadaan aman dan terlindungi:
6. Klien mau duduk katakan perawat akan menemani
berdampingan klien dan klien berada di tempat yang
dengan perawat aman, gunakan keterbukaan dan
7. Mau kejujuran jangan tinggalkan klien
mengutarakan sendirian.
masalah yang 4. Observasi apakah
dihadapi wahamnya mengganggu aktivitas
harian dan perawatan diri
TUK 2 : Setelah dilakukan 1. Beri pujian pada
mampu interaksi selama 1 x penampilan dan kemampuan klien
Klien
Pertemuan klien yang realistis.
mengidentifikasi
dapat : 2. Diskusikan bersama klien
kemampuan yang
1. Menunjukkan kemampuan yang dimiliki pada
dimiliki
rasa senag ketika waktu lalu dan saat ini yang realistis.
diberi pujian 3. Tanyakan apa yang biasa
2. Klien mampu dilakukan kemudian anjurkan untuk
mengungkapkan melakukannya saat ini (kaitkan
kemampuan yang dengan aktivitas sehari - hari dan
dimiliki perawatan diri).
3. Klien 4. Jika klien selalu bicara
mengungkapkan tentang wahamnya, dengarkan
aktifitasnya sehari- sampai kebutuhan waham tidak ada.
hari Perlihatkan kepada klien bahwa klien
4. Klien sangat penting
mengungkapkan isi
wahamnya