You are on page 1of 29

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)

BENGAWAN SOLO

Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa, Indonesia dengan dua hulu sungai
yaitu dari daerah Pegunungan Sewu, Wonogiri dan Ponorogo, selanjutnya bermuara di daerah
Gresik. "Bengawan" dalam bahasa Jawa berarti "sungai yang besar", - (Wikipedia).

Daerah Sungai Bengawan Solo terletak antara 110o18’ dan 112o45’ BT dan antara 6o49’
dan 8o08’ LS. Luas daerah pengaliran sungai (DPS) ± 16.100 km2, terletak di propinsi Jawa
Tengah dan Jawa timur, mulai dari Pegunungan Sewu di sebelah barat-selatan Surakarta,
meliputi luasan 12% dari seluruh wilayah pulau Jawa. Sungai Bengawan Solo merupakan
sungai terbesar di Pulau Jawa, mengalir dari pegunungan Sewu di selatan Surakarta, ke Laut
Jawa di utara Surabaya melalui alur sepanjang ± 600 km.

Gambar . Peta Wilayah Sungai Bengawan Solo

Sumber Gambar : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
04/PRT/M/2015

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

A. Luas Daerah Aliran Sungai dan Sistem Sungai


Wilayah Sungai Bengawan Solo dibagi ke dalam 96 (Sembilan Puluh Enam) Daerah
Aliran Sungai (DAS). DAS-DAS besar yang terdapat di WS Bengawan Solo adalah DAS
Bengawan Solo (15.602 km2 ), DAS Corong (8.304 km2), dan DAS Kali Lamong 7.748
km2, sedangkan DAS yang lain luasnnya lebih kecil dari ketiga DAS di atas.
DAS Bengawan Solo merupakan DAS terluas di WS Bengawan Solo yang meliputi
Sub DAS Bengawan Solo Hulu, Sub DAS Kali Madiun dan Sub DAS Bengawan Solo
Hilir.
Dengan Luasan :
- Sub DAS Bengawan Solo Hulu ± 6.072 km2
- Sub DAS Kali Madiun ± 3.755 km2
- Sub DAS Bengawan Solo Hilir ± 6.273 km2.
Bengawan Solo Hulu dan Kali Madiun mengalirkan air dari lereng gunung berbentuk
kerucut yakni Gunung Merapi (±2.914 m), Gunung Merbabu (± 3.142 m) dan Gunung
Lawu (± 3.265 m). Sistem sungai di WS Bengawan Solo terdiri atas sungai utama yaitu
Sungai Bengawan Solo yang berhulu di Gunung Lawu mengalir ke utara kemudian ke arah
timur dan bermuara di Laut Jawa. Semula Sungai ini bermuara di Selat Madura, akan
tetapi kemudian dialihkan ke Laut Jawa untuk mengurangi sedimentasi di Selat Madura.
Sungai Bengawan Solo juga mendapat suplai dari Kali Madiun.
Disamping Sungai Bengawan Solo, di bagian selatan terdapat dua sungai yang cukup
penting yaitu Sungai Grindulu dan Sungai Lorog, dimana keduanya bermuara di Samudera
Indonesia. Di bagian timur terdapat Kali Lamong yang bermuara di Selat Madura.
Sedangkan di bagian utara banyak sungai-sungai kecil yang langsung bermuara di Laut
Jawa. Selanjutnya gambaran sistem sungai di WS Bengawan Solo disajikan pada Gambar
di bawah ini.

Gambar. DAS Bengawan Solo


Sumber Gambar : Hasil Analisis, Tahun 2011

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

B. Bagian Sungai Bengawan Solo

Dimana Di Daerah Hulu :

- Daerah ini mayoritas meliputi daerah hulu kali Tenggar, hulu kali Muning, hulu
Waduk Gajah Mungkur serta sebagian kabupaten Wonogiri dengan penampang sungai
yang berbentuk V. Vegetasi pada daerah ini didominasi oleh tumbuhan akasia.
Aktivitas yang banyak dilakukan di dareah ini adalah pertanian, seperti padi dan
kacang tanah. Dinding sungai pada daerah ini rata-rata bertebing curam dan tinggi.
Karena banyak digunakan untuk pertanian, daerah sekitar sungai pada bagian ini
banyak mengalami erosi dan sedimentasi yang cukup tinggi.

Dimana Di Daerah Tengah :

- Daerah ini mayoritas meliputi daerah hilir Waduk Gajah Mungkur, sebagian kabupaten
Wonogiri, Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Solo, Sragen, sebagian kabupaten Ngawi
dan sebagian Tempuran (hilir) kali Madiun (Bengawan Madiun). Selain itu daerah ini
merupakan daerah yang padat penduduk. Pada umumnya kegiatan ekonomi di daerah
bagian sungai ini lebih tinggi daripada bagian hulu dan hilir, dan didominasi oleh
kegiatan industri. Akibatnya, banyak limbah yang masuk ke sungai dan mencemari
vegetasi di daerah ini. Aktivitas masyarakat yang paling menonjol di daerah ini adalah
pertanian, pemanfaatan air sebagai kebutuhan sehari-hari, peternakan dan industri.

Dimana Di Daerah Hilir :

- Daerah ini meliputi daerah sebagian Tempuran (hilir) Kali Madiun, sebagian
kabupaten Ngawi, Blora, Bojonegoro, Lamongan, Tuban dan berakhir di Desa
Ujungpangkah, Gresik. Delta sungai Bengawan Solo berada di daerah Sedayu wilayah
kabupaten Gresik. Pada Delta ini sengaja dibuat kanal oleh manusia, tepatnya sejak
zaman Hindia Belanda. Delta Bengawan Solo ini menghasilkan sedimentasi sebanyak
17 juta ton lumpur per tahun. Delta Pangkah merupakan hasil modifikasi sungai
Bengawan Solo di bagian hilir.Salah satu tujuan dimodifikasinya bagian hilir dari
Bengawan Solo ini adalah untuk menghindari pendangkalan di selat Madura. Endapan
dibawa oleh aliran Bengawan Solo dari ujung hingga hilir. Delta buatan yang
merupakan hasil rekayasa yang berada di sebelah utara kota Gresik. Delta tersebut
bernama Delta Pangkah karena berada di wilayah administratif Desa Ujung Pangkah.

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

C. Batas Wilayah Administrasi


Dengan adanya luasan Wilayah Sungai yang besar, Sungai Bengawan Solo secara
administratif mencakup 3 wilayah kota dan 17 wilayah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah
dan Jawa Timur yakni :

Tabel . Wilayah Kabupaten/Kota yang dilewati Wilayah Sungai Bengawan Solo

Sumber: Profil Pengelolaan Sumberdaya Air WS Bengawan Solo, 2012

Dari Seluruh Kabupaten/Kota yang dilewati Wilayah Sngai Bengawan Solo, Kabupaten
Bojonegoro merupakan Kabupaten yang dilewati Wilayah Sungai Bengawan Solo yang
paling luas yakni 12,9% dari keseluruhan Luas Wilayah Sungai Bengawan Solo.

Gambar. Peta wilayah administrasi dan luas wilayah administratif WS Bengawan Solo

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

Sumber Gambar : Hasil Analisis, Tahun 2011

D. Kondisi Topografi

Gambar. Peta Topografi DAS Bengawan Solo


Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2011

DAS Bengawan Solo memiliki kondisi topografi yang relatif datar, sebagian besar
daerahnya berada di dataran rendah terutama sub DAS Bengawan Solo Hilir. Kemiringan
dasar DAS Bengawan Solo juga bervariasi mulai landai sampai curam. DAS Bengawan Solo
yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa, mengalir dari pegunungan Sewu di selatan
Surakarta, ke Laut Jawa di utara Surabaya melalui alur sepanjang ± 600 km.

Anak-anak sungai pada sub DAS Bengawan Solo Hulu dan Kali Madiun yang
mengalirkan air dari lereng Gunung Merapi, Merbabu dan Lawu, banyak membawa material
sedimen dari hasil erosi pada lereng-lereng tersebut, sehingga mengakibatkan sedimentasi
yang tinggi di Sungai Bengawan Solo.

Sub DAS Bengawan Solo Hilir, dengan panjang alur sungai ± 300 km dan luas ± 6.273
2
km membentuk alur sungai yang lebar dengan kemiringan landai, melalui dataran aluvial
dan menjadi daerah yang sering digenangi banjir. Di dekat muara, wilayahnya berawa dan
luas yang disebut Rawa Jabung dan Bengawan Jero.

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

E. Kondisi Geologi dan Geomorfologi

Gambar. Peta Geologi Wilayah Sungai Bengawan Solo


Sumber Gambar dan Peta: CDMP Study, Tahun 2001

Zona Geologi dan Geomorfologi pada DAS Bengawan Solo terbagi atas 6 Zona yang
terletak memanjang dari timur ke barat sejajar dengan garis pantai Jawa. Zona Geologi
dan Geomorfologi disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel. Zona Geomorfologi

Sumber : Profil Pengelolaan Sumberdaya Air WS Bengawan Solo, 2012


DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

Zona Semarang-Rembang, Randublatung dan Solo (daerah rendah) terbentuk oleh


batuan dasar yang terdepresi, dan tertutup endapan muda pada masa Quarter Gunung api
tunggal terdapat di zona Semarang-Rembang dan Solo. Zona Rembang dan Kendeng
(perbukitan) terbentuk oleh terangkatnya batuan dasar pada masa Tertier (30-2 juta tahun
yang lalu), sehingga, pada zona tersebut tersebar batuan sangat lunak dan tertutup
material lepas tipis.

Pegunungan di sebelah selatan membentuk topografi yang curam oleh terangkatnya


batuan dasar pada masa Tertier. Batuan dasar di wilayah ini relatif keras dan keadaan
bukit-bukit yang bergelombang terbentuk oleh erosi dalam jangka waktu yang lama Pada
batuan dasar tersebut. Batuan kapur yang terangkat pada masa Pliocene menutup batuan
dasar dari zona Rembang dan pegunungan bagian selatan.

F. Kondisi Meteorologi dan Hidrologi DAS Bengawan Solo


Dari kondisi metoerologi, Wilayah Sungai Bengawan Solo beserta DAS Bengawan Solo
adalah merupakan daerah yang beriklim tropis dengan perubahan musim yakni kemarau
pada bulan Mei-Oktober dan musim hujan pada November-April. Kelembaban rata rata
yakni sebesar 80% dan suhu rata-rata 26,7% lama penyinaran matahari 6,3 jam dan
kecepatan angin 1,2 m/det.

Sepanjang DAS Bengawan Solo terdapat 4 Stasiun Klimatologi yakni:


1. Stasiun Surakarta Terdapat pada SUB DAS Bengawan Solo Hulu.
2. Stasiun Padangan, Terdapat pada SUB DAS Bengawan Solo Hilir.
3. Stasiun Madiun, Terdapat pada SUB DAS Madiun.
4. Stasiun Tulakan, Terdapat pada DAS Grindulu.

Sedangkan Stasiun Hujan eksiting yang terdapat pada DAS Bengawan Solo digunakan
sebagai dasar perhitungan analisis hidrologi terdapat di 26 titik yakni :

Tabel. Lokasi Stasiun Curah Hujan di DAS Bengawan Solo

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

Lanjutan Tabel. Lokasi Stasiun Curah Hujan di DAS Bengawan Solo

Sumber : Profil Pengelolaan Sumberdaya Air WS Bengawan Solo, 2012

Gambaran curah hujan di WS Bengawan Solo dibagi menjadi dua, (1) Curah hujan rata-
rata bulanan di DAS Bengawan Solo dan (2) Curah hujan rata-rata bulanan di DAS-DAS
lainnya.

Tabel. Karakteristik Curah Hujan Rata-Rata Bulanan DAS Bengawan Solo

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2011

Tabel. Karakteristik Curah Hujan Rata-Rata Bulanan DAS Kali Grindulu,

DAS Kali Lamong dan DAS Pantura .

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2011

Berdasarkan Grafik diatas, didapatkan Rata-Rata:


- Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo Hulu = 191,067 mm/bulan
- Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo Madium = 145,967 mm/bulan
- Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo Hilir = 132,400 mm/bulan
Sehingga secara Keseluruhan Curah Hujan Rata-Rata Bulanan DAS Bengawan Solo
156,478 mm/bulan.

Untuk Curah Hujan Rata-Rata Bulanan DAS Kali Grindulu, DAS Kali Lamong dan DAS
Pantura , didapatkan :
- Daerah Aliran Sungai Kali Grindulu = 178,450 mm/bulan
- Daerah Aliran Sungai Kali Grindulu = 127,008 mm/bulan
- Daerah Aliran Sungai Kali Grindulu = 118,350 mm/bulan
Sehingga secara Keseluruhan Curah Hujan Rata-Rata Bulanan untuk Ketigas DAS diatas
141,269 mm/bulan.

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

G. Kondisi Hidrometeorologis Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo


WS Bengawan Solo merupakan daerah beriklim tropis. Musim kemarau terjadi pada
bulan Mei - Oktober, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Nopember - April,
dengan kelembaban rata-rata 80%, suhu bulanan rata-rata 26,7°C, lama penyinaran rata-
rata bulanan 6,3 jam, kecepatan angin rata-rata bulanan 1,2 m/det.
Dimana kondisi-kondisi Hidrometeorologis dapat dilihat dari beberapa aspek :

1) Suhu / Temperatur
Suhu rata-rata bulanan di WS Bengawan Solo adalah 26,7oC. Suhu minimum 26,1o C
terjadi pada Bulan Juli, sedangkan suhumaksimum 27,2oC terjadi pada Bulan Oktober.
Tabel. Suhu Rata-Rata Bulanan di WS Bengawan Solo

Sumber : BMG, Tahun 2009

Tabel. Grafik Suhu Rata-Rata Bulanan WS Bengawan Solo

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2011

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

2) Kelembaban
Kelembaban rata-rata bulanan pada WS Bengawan Solo adalah sekitar 80%, dimana
kelembaban rata-rata bulanan minimum terjadi pada Bulan September sebesar 77,4%
dan kelembaban rata-rata bulanan maksimum terjadi pada Bulan Januari dan Pebruari
sebesar 82,3%.

Tabel. Kelembaban Rata-Rata Bulanan di WS Bengawan Solo (unit: %)

Sumber: BMG, Tahun 2009

Grafik. Kelembaban Rata-Rata Bulanan di WS Bengawan Solo

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2011

3) Lama Penyinaran Matahari


Lama penyinaran rata-rata bulanan yang terjadi di WS Bengawan Solo adalah sekitar
6,3 jam perhari. Penyinaran rata-rata bulananminimum terjadi pada Bulan Desember
yaitu 4,2 jam per sedangkan penyinaran rata-rata bulanan maksimum terjadi

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

padaBulan Agustus yaitu 8,1 jam per hari. Data dan grafik lama penyinaranmatahari
di WS Bengawan Solo disajikan pada Tabel 4.4 dan Gambar4.5 di bawah ini.

Tabel. Lama Penyinaran Rata-Rata Bulanan di WS Bengawan

Sumber : BMG Tahun 2009

Grafik. Grafik Lama Penyinaran Rata-Rata Bulanan di WS Bengawan Solo

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2011

4) Kecepatan Angin
Kecepatan angin rata-rata bulanan untuk WS Bengawan Solo adalah 1,2 m/detik.
Nilai kecepatan minimum adalah 1,0 m/detik sedangkan nilai kecepatan maksimum
adalah 1,6 m/detik.
Tabel. Kecepatan Angin Rata-Rata Bulanan di WS Bengawan Solo

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

Sumber : BMG, Tahun 2009


Grafik. Kecepatan Angin Rata-Rata Bulanan di WS Bengawan Solo

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2011

5) Evaporasi
Evaporasi rata-rata bulanan yang terjadi di WS Bengawan Solo adalah 3,9 mm
dimana nilai evaporasi terjadi pada Bulan Juni – Oktober saat musim kemarau,
sedangkan saat musim hujan antara Bulan Desember – Mei relatif lebih rendah.
Tabel. Evaporasi Rata-Rata Bulanan di WS Bengawan Solo

Sumber: BMG, Tahun 2009

Grafik Evaporasi Rata-Rata Bulanan di WS Bengawan Solo

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2011


H. Sumber Daya Air di Daaerah Aliran Sungai Bengawan Solo
A. Potensi Air
Potensi air di DAS Bengawan Solo dapat dibedakan menjadi dua, yaitu potensi air
permukaan dan potensi air tanah. Potensi ketersediaan air permukaan DAS Bengawan
Solo sangat besar sejumlah 16.003,50 juta m3/tahun sementara untuk air tanah sebesar
2.943,50 juta m3/tahun. Potensi air permukaan dan air tanah dapat dilihat pada Tabel
berikut potensi tersebut menyangkut ketersediaan air di masing-masing wilayah
administrasi.
Tabel Potensi Air di WS Bengawan Solo

Sumber : Profil Pengelolaan Sumberdaya Air WS Bengawan Solo, 2012

Selain untuk kebutuhan penduduk (domestik), sumberdaya air DAS Bengawan


Solo juga dimanfaatkan untuk keperluan industri, pertanian dan ternak. Besarnya
kebutuhan akan air tahun 2007 kira-kira mencapai 12,558,84 juta m3/tahun. Dengan
potensi sebesar 18.401,5 juta m3/tahun, berarti terjadi surplus sebesar 5.842,66 juta
m3/tahun.

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

Kondisi air yang surplus setiap tahun, dapat dipahami secara sederhana bahwa
daerah-daerah rendah DAS Bengawan Solo akan selalu mengalami banjir di setiap
tahunnya. Dengan adanya potensi seperti itu dapat dilakukan beberapa kegiatan yang
dapat dikembang dalam pemanfaatkan air yang dilihat dari beberapa aspek.

Selain itu di DAS Bengawan Solo juga memiliki Ketersediaan Air yang bersumber
dari Mata Air maupun Waduk-Waduk disekitaran DAS.

Tabel. Mata Air di WS Bengawan Solo

Sumber: BBWS Bengawan Solo, Tahun 2010

Sehingga dengan data-data diatas , dapat menjelaskan Bahwa Wilayah Sungai Bengawan
Solo , memiliki banya Potensi Sumber daya air.
1. Waduk
Banyak lokasi yang teridentifikasi untuk dibangun waduk terutama di anak-anak
sungai Bengawan Solo untuk memenuhi kebutuhan air baku dan PLTA. 
Contohnya pada tabel diatas.
2. Air permukaan
Total air permukaan di WS Bengawan Solo adalah 31,1 milyar m3per tahun. Potensi
yang besar ini baru dimanfaatkan sebesar 26,8% dan masih 33,7% yang terbuang ke
laut. Potensi tersebut yang masih bisa dimanfaatkan dengan membangun sarana dan
prasarana sumber daya air untuk memenuhi berbagai keperluan.
3. Sumber daya hutan di daerah hulu yang harus dipertahankan.
4. Sarana prasarana sumber daya air yang sudah ada
Sarana dan prasarana yang ada sekarang merupakan aset yang sangat berharga
sehingga perlu dilakukan OP untuk mengembalikan sesuai dengan kapasitas awal.

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)

LIMBOTO
DAS Limboto terletak pada 122° 42’ 0.24” – 123° 03’ 1.17” BT dan 00° 30’ 2.035” –
00° 47’ 0.49” LU. Secara administrasi pemerintahan terletak di wilayah Kabupaten Gorontalo
dan sebagian kecil Kota Gorontalo. DAS Limboto dikategorikan sebagai salah satu dari 108
DAS Prioritas di Indonesia. Isu utama yang dialami DAS Limboto adalah degradasi lahan
yang sangat kritis yang menyebabkan pendangkalan Danau Limboto.

DAS Limboto memiliki luas 91.004 ha tersebar di 9 (sembilan) kecamatan dan 70


(tujuh puluh) desa.

Gambar 1. DAS Limboto

Sumber : Departemen Kehutanan, Provinsi Gorontalo

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

A. Luas DAS Limboto


Rincian luas wilayah tiap kecapatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Luas Wilayah DAS Limboto

Gambar 2. Grafik Luas Wilayah DAS Limboto

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

B. Kondisi Topografi
Daerah Aliran Sungai (DAS) Danau Limboto terletak dibagian tengah Minahasa
Peninsula yang mencakup total luas 2.700 km2, yaitu DAS Limboto – Bolango – Bone
(LBB). Topographi dari area studi didominasi oleh arah orientasi Timur – Barat. Area
studi terdiri dari pegunungan membujur Timur – Barat, dalam belahan Selatan – Utara,
dan merupakan dataran rata diantaranya. DAS Limboto terletak dibagian Barat, Utara dan
sebagian Timur dan Selatan Danau Limboto. Semua sungai mengalir ketengah – tengah
dataran dan akhirnya masuk ke danau dan keluar ke Teluk Tomini.
Sungai Biyonga, Molamahu, Pohu, Marisa, Rintenga, Meluopo bergabung dengan Sungai
Topadu (pengeluaran dari Danau Limboto), pada ujung bawah mengalir ke Sungai Bone.
Sungai Bone mendrainase dari bagian timur, mengalir ke laut setelah bertemu dengan
Sungai Bolango dekat muara. Sungai-sungai terjepit pegunungan dan membawa sedimen
ke dataran rendah. Dataran area dari DAS Limboto sangat sempit, hanya 20 % dari
seluruh DAS. Ketinggian daratan pada pegunungan Utara danau berkisar + 700 – + 1000
dan pegunungan Selatan berkisar + 1000 – + 1500 serta pegunungan di bagian Barat
perbukitan berkisar + 100 – + 500. Pada bagian tengah DAS Limboto, ketinggian berkisar
+ 50 – + 100, sedangkan DAS yang berbatasan dengan Danau Limboto berkisar + 20 – +
50.

Gambar 3. Peta Topografi DAS Limboto

Sumber : SRTM, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Institut Pertanian Bogor

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

C. Kondisi Geologi

Sulawesi memperlihatkan bentukan oleh tumbukan dari benturan 2 lempengan bumi.


Lempengan Benua Australia bergerak ke arah Barat dengan mengalirkan magma dan
bertumbukan dengan lempengan Benua Asia. Tumbukan tersebut disertai dengan patahan
dan putaran fragmen pada lempengan utama. Lempengan Australia menyusup di bawah
lempengan Asia, dan hal tersebut menyebabkan pemunculan dan pemisahan fragmen
lempengan.

Bagian Utara bersama bagian Selatan Sulawesi memisah sepanjang garis Selat
Makasar dari lempengan Asia pada bagian Barat Kalimantan yang menyebabkan proses
tektonik selama pertengahan jaman tersier. Batuan dasar tertua jaman pra tersier dari
metamorphik dan ultrabasic telah muncul di ujung Barat Daya pada Sulawesi Utara.
Berikutnya awal pertengahan jaman tersier batuan volkanic antara dasar dengan batuan
sedimen tersebar menutupi batuan dasar. Granit menyusup terjadi di tengah akhir jaman
tersier dan tersebar secara luas di Sulawesi Utara, mendekati gabungan mineralisasi.

Batuan pasir, volkanic conglomerat dan dasar tipis batuan kapur telah membentuk
pada akhir jaman tersier. Batuan tersebut dapat diobservasi pada bagian Utara dari
Sulawesi Utara. Batuan volkanic dari andesit dan atau komposisi dacific telah masuk
menerobos ke atas nebtuibes strata pada awal jaman kuarter dan batuan tersebut
membentuk pegunungan tinggi diwilayah.

Relatif kurang konsolidasi dan strata endapan ”celebes mollase”, yang terdiri dari
konglomerat, kuarsa batuan pasir, shales, marls, coral batuan kapur menurun menutup
volkanic kuarter awal. Batas porsi dari strata/ (lapisan) dapat diobsevasi pada kondisi
terbuka. Endapan baru pasir, gravel dan coral karang telah menyebar di atas seluruh strata
(lapisan).

Geologi pada area studi terdiri utamanya jenis volkanic dan batuan sedimen pada
pertengahan jaman tersier ke awal jaman kuarter. Volkanic dan batuan sedimen
pembentuk utama ke jenis susupan (intrusi) merupakan metamorphose ringan ke tinggi
dan kondisi asli dari batuan metamorphose tinggi sedikit tidak dapat dibedakan. Sebagian
batuan sedimen adalah ke granitan dan metamorphosean/lapukan.

Strata (lapisan) awal ke tengah jaman tersier tampak membentuk batuan dasar di area
studi. Jenis – jenis batuan granit dan granodiarites mudah dibedakan dari satu dengan
lainnya : awal ke tengah lapisan tersier, kemudian batuan tersebut dapat dipetakan secara
terpisah pada peta geologi dari area studi.

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

Batuan sedimen dari akhir tersier tidak tampak ke permukaan pada area studi, akan
tetapi terdapat kondisi kristalisasi dari batuan kapur, yang dapat mengindikasikan
penyebaran batuan sedimen tersier mengutamakan ke volkanic terakhir kejadian dari awal
kuarter. Kondisi kristalisasi batuan kapur tampak dibentuk oleh aktifitas hidrothermal saat
itu.

Aktifitas volkanic terakhir dari kuarter telah membentuk kerangka dari topographi
saat ini di dalam area studi. Andestic dan dacific lavas menyebar pada puncak tinggi dari
area. Tuft lepas (tidak terikat) juga dapat diobservasi sepanjang tebing kanan Sungai
Bone.

Endapan tidak terkonsolidasi dari gravel dan pasir tersebar luas pada lahan rendah
pada DAS. Lereng dan teras endapan juga tersebar pada kaki dataran tinggi dan area
pegunungan menutup formasi tua. Peta geologi pada area studi diperlihatkan pada
Gambar 9.

Gambar 9. Grafik Peta Geologi DAS Limboto

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

D. Kondisi Geomorfologi

Berdasarkan Peta Land System / Land Suitability Series Repprot 1988 Limboto
didominasi oleh punggung-punggung granit terorientasi yang terjal yang mencapai luas
25.947 ha (28,51 %) dan daratan Lakustrin seluas 10.205 ha (11,22 %), dan punggung-
punggung yang tak teratur diatas batuan vulkanik basa seluas 8.834 (9,71 %). Punggung
bukit dan punggung-punggung bukit karstik yang tidak rata seluas 8.454 (9,29 %).
Keadaan geomorfologi DAS Limboto tertera pada Tabel 2.

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

E. Kondisi Meteorologi dan Hidrologi DAS Limboto


Iklim pada DAS Limboto secara umum diklasifikasikan sebagai tropis basah. Pada
Koppen klasifikasi area studi masuk ke dalam klas Af group. Iklim ini didefinisikan
sebagai iklim tropis yang mempunyai hujan dengan periode kering tidak teratur, dengan
temperatur lebih 18oC bulan terdingin.

a. Variasi Hujan Tahunan


Waktu panjang hujan rata – rata tahunan (1975 – 2003) telah dapat diperkirakan
hanya pada stasiun Jalaludin dan Boidu yang terletak di dataran pada area studi.
Jumlah hujan pada kedua stasiun adalah sama selama periode panjang. Rata – rata
hujan tahunan adalah 1443,6 mm pada stasiun Jalaludin dan 1546,4 mm pada stasiun
Boidu/Bendung Lomaya. Pada stasiun Boidu hujan tahunan maksimum 2373 mm
(tahun 1996) dan minimum 1067 mm (tahun 2002). Pada stasiun Jalaludin hujan
tahunan maksimum adalah 1843 mm (tahun 2001) dan minimum 858 mm (tahun
2002).

Gambar 4. Grafik Curah Hujan Tahunan Stasiun Boidu Tapa DAS Limboto

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

Gambar 5. Grafik Curah Hujan Tahunan Stasiun Jalaludin DAS Limboto

b. Variasi Hujan Bulanan

Distribusi hujan bulanan rata – rata pada stasiun Jalaludin dan stasiun Boidu
diperlihatkan pada Gambar 6. dan Gambar 7. yang merupakan hujan khas dekat
equator.

Gambar 6. Grafik Curah Rata-rata Bulanan Stasiun Boidu Tapa DAS Limboto

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

Gambar 7. Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Stasiun Jalaludin DAS Limboto

Hujan bulanan maksimum pada bulan Mei 306 mm dan minimum pada bulan
Agustus/September 0,0 mm untuk stasiun Jalaludin. Pada stasiun Boidu hujan bulanan
maksimum 355 mm, sedang hujan bulanan minimum 0,0 mm jatuh pada bulan
Juli/Agustus tahun 2002. Hujan bulanan rata – rata berkisar 42,2 – 162,2 mm untuk
stasiun Jalaludin, sedangkan untuk stasiun Boidu adalah 65,7 – 169,6 m.

Musim kering dengan hujan kurang 100 mm sebulan, jatuh pada bulan Juli sampai
September. Februari merupakan bulan kering dengan hujan kurang 100 mm di dalam
antara 2 musim penghujan pendek.

F. Temperatur

Pada Gambar 8. menunjukkan temperatur bulanan rata – rata maksimum dan minimum,
humiditas bulanan pada Pos Bandara Jalaludin yang mewakili gambaran iklim di area
studi. Area studi adalah equatorial dan dicirikan temperatur tinggi dengan tidak signifikan
musiman variasi (26,3 – 27)o C.

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

Gambar 8. Grafik Temperatur Rata-rata Maksimum dan Minimum

G. Kualitas Air
Air di Danau Limboto adalah tawar. Air laut tidak mampu masuk (intrusi) ke danau.
Air danau tawar juga merupakan sumber air tanah di kota Gorontalo dan sekitarnya.
Dengan demikian keberadaan air danau sangat strategis sebagai sumber air tawar
permukaan untuk penduduk sekitarnya dan kota Gorontalo.
Pemeriksaan kualitas air menghasilkan sebagai berikut :
a. Kualitas air dari sungai Alo-Pohu dan Bone serta air Danau Limboto, umumnya
masih baik. Tingkat polusi dan kandungan zat yang berbahaya masih di bawah
ambang bahaya. Sedikit ada polusi pada muara Pohu, Tamalate dan Bone, yang
mengandung sedikit tinggi konsentrasi BOD5 (Biological Oxygen Demand), berkisar
antara 5,6-38,7 mg/l dan COD (Carbon Monoxyda Dissolved) berkisar 12-45 mg/l
serta Coliform Bacillus, berkisar kurang 300-2400 MPN/100 ml. Kekeruhan juga
sedikit tinggi khususnya di muara sungai, mencapai 650-1100 mg/l.
b. Keasaman/kebasaan (pH) dan DO (Dissolved Oxygen) memperlihatkan kualitas air
sedikit lingkungan ikan. Hasil pengukuran pH berkisar 7 – 8,2 (sedikit basa/dan DO
berkisar 3,2 – 7,1 mg/l, yang mana semua masih masuk kriteria kualitas air yang
berlaku.
c. Total kandungan nitrogen (T-N) dan phosphor (T-P) menunjukan bahwa Danau
Limboto sedikit tercemar.
d. Logam berat mengindikasikan konsentrasi Codnium (Cd), mercury (T-Hg), Pb, Cr+6
bernilai rendah. Akan tetapi Selenium (Se), Arsenic (As), Zn, Fe dan Mg terdeteksi

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

agak tinggi, yang mana ada pengaruh dari perubahan dan aktifitas manusia serta
aktifitas industri dan pertambangan.

H. Potensi Sumber Daya Air


Potensi sumber daya air yang digunakan dalam penyusunan pola pengelolaan sumber
daya air DAS Limboto adalah sebagai berikut:
a. Data Air Permukaan
Sistem tata air yang ada dalam WS Limboto-Bolango-Bone meliputi potensi air baik
yang ada di atas permukaan (sungai dan mata air) maupun air bawah permukaan dan
bangunan prasarana pengairan (berupa bendung dan pintu air). Dengan diketahuinya
sistem tata air maka dapat diketahui ketersediaan air di WS Limboto-Bolango-Bone.
Potensi ketersediaan air permukaan di WS LimbotoBolango-Bone pada tahun 2006
adalah 1,518 miliar m3 .

b. Data Air Tanah


Debit infiltrasi untuk pengisian air tanah DAS Limboto adalah sebesar 110,526 juta
m3 /tahun.. Ketersediaan air tanah di DAS Limboto diperkirakan sebesar 50% dari
debit pengisian kembali air tanah yaitu sebesar: 50% x 110,526 juta m 3 /tahun =
55,263 m3 /tahun.

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

KESIMPULAN

Dari data Kedua Daerah Aliran Sungai diatas dapat dilihat Potensi Sumber Daya Air
Atmosfer Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo dan Limboto berbeda karena
memiliki kondisi-kondisi yang berbeda, salah satunya adalah Iklim yang berbeda, sehingga
kedalaman curah hujan akan berbeda pula.
Dapat dilihat perbandingan kedua DAS pada tabel berikut :

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)

Parameter Bengawan Solo Limboto


Sungai terbesar di Pulau Jawa,
Berada di Wilayah Kabupaten
mengalir dari pegunungan Sewu
Daerah Gorontalo dan sebagian kecil
di selatan Surakarta, ke Laut
Kota Gorontalo.
Jawa di utara Surabaya

DAS Bengawan Solo terletak DAS Limboto terletak pada


o o 122° 42’ 0.24” – 123° 03’
Letak pada 110 18’ dan 112 45’ BT
o o
1.17” BT dan 00° 30’ 2.035”
dan antara 6 49’ dan 8 08’ LS – 00° 47’ 0.49” LU

2 2
Luas DAS 15.602 km 910.04 km
Temperatur
26,7o C. 26,3o C – 27o C
(suhu rata-rata bulanan)

Curah Hujan Rata-Rata 156,478 mm/bulan 124,583 mm/bulan

Selain data dalam tabel, dapat juga dilihat dari Informasi Potensi Sumber Daya Air dari Tiap
DAS yang berbeda, yang menunjukkan bahwa Potensi Air yang dimiliki oleh DAS
Bengawan Solo jauh lebih besar dibandingkan dengan Potensi Air yang dimiliki oleh DAS
Limbito.

Berdasarkan yang diketahui, dengan adanya Kelimpahan Potensi Air yang dimiliki oleh DAS
Bengawan Solo, dimana berdasarkan Kondisi Topografi berada pada daerah-daerah rendah,
maka DAS Bengawan Solo akan selalu mengalami banjir di setiap tahunnya. Dengan adanya
potensi seperti itu harusnya dapat dilakukan beberapa kegiatan yang dapat dikembang dalam
pemanfaatkan air, sehingga kelebihan air dapat dimanfaatkan untuk berbagai aspek penting
dalam kehidupan.

Karena Sumber daya air adalah aspek vital yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Pada saat kondisi ketersediaan sumber daya air relatif melimpah baik secara
kuantitatif maupun kualitatif, dibandingkan dengan kebutuhannya. Namun ketika
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

ketersediaan sumber daya air mulai langka akan terjadi kompetisi antar berbagai fungsi
pengguna air. Untuk itu diperlukan pemikiran untuk melestarikan ketersediaan sumber daya
air bukan hanya untuk generasi sekarang namun juga untuk generasi yang akan datang.

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Dosen Pengajar : Dr. Eng Ir. Soekarno , M.T
2019

REFERENSI

“Konsep Pengembangan Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo”,


(2015/1016), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nnopember

“Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo”. 2015.

https://id.wikipedia.org/wiki/Bengawan_Solo

http://www.oktapede.com/2015/09/daerah-aliran-sungaidas-bengawan-solo.html

http://ditatryoktaviyanti.blogspot.co.id/2013/05/makalah-pencemaran-air-di-bengawan-
solo.html

https://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/das-dan-pengelolaannya-8/

http://anapangesti.blogspot.co.id/2013/10/analisis-bengawan-solo.html

http://www.academia.edu/20330364/Pengelolaan_Potensi_DAS_Sungai_Bengawan_Solo_ya
ng_Kurang_Maksimal_dalam_Menunjang_Pembangunan_Kota_Surakarta

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TUGAS 1

You might also like