You are on page 1of 12

PENGARUH PENGGUNAAN GAWAI TERHADAP PERKEMBANGAN

SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI

1 2 3
Nizar
1
Rabbi Radliya , Seni Apriliya , Tria Ramdhaniyah Zakiyyah
Program2Studi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia
3
Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
Program Studi PGPAUD UPI Kampus Tasikmalaya

Email: nizar@email.unikom.ac.id

(Received: Mei 2017; Accepted: Mei 2017; Published: Juni 2017)

ABSTRACT
This research is motivated by the widespread use of the gadgets in the community, including the use of gadgets
by early childhood. This study aims to describe how the effect of the use of the gadget on the social emotional
development of early childhood in group B in RA Baiturrahman Cipedes District Tasikmalaya City. The research
method used is descriptive method with ex post facto research type. The sample in this study amounted to 23
people. Data collection techniques used were questionnaires, structured observation and unstructured
interviews. Statistical analysis technique used is simple linear regression with significance level α = 5% (0,05).
Based on the calculation of simple linear regression test, obtained value of significance of 0.184 and the value of
coefficient of determination (R Square) of 0.082 or 8.2%. This indicates that the use of the gadget has a positive
effect of 8.2% on the social emotional development of early childhood in group B in RA Baiturrahman
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. However, the effect is not significant.

Keyword: use of the gadget, social emotional development, early childhood.

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya penggunaan gawai di masyarakat, termasuk penggunaan gawai
oleh anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengaruh penggunaan gawai
terhadap perkembangan sosial emosional anak usia dini pada kelompok B di RA Baiturrahman Kecamatan
Cipedes Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian
ex post facto. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 23 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
angket/kuesioner, observasi terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Teknik analisis statistik yang digunakan
adalah regresi linier sederhana dengan taraf signifikansi α=5% (0,05). Berdasarkan hasil perhitungan uji regresi
linier sederhana, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,184 dan nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar
0,082 atau 8,2%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan gawai memiliki pengaruh positif sebesar 8,2%
terhadap perkembangan sosial emosional anak usia dini pada kelompok B di RA Baiturrahman Kecamatan
Cipedes Kota Tasikmalaya. Akan tetapi, pengaruh tersebut tidak signifikan.

Kata kunci: penggunaan gawai, perkembangan sosial emosional, anak usia dini .

PENDAHULUAN dalam berbagai aspek sedang mengalami


Anak usia dini berada pada masa pekembangan yang pesat. Hal ini sejalan
keemasan di sepanjang rentang usia dengan pendapat Sujiono (2013, hlm. 6) yang
perkembangan manusia. Masa keemasan ini mengemukakan bahwa “anak usia dini adalah
terjadi pada rentang usia 0-6 tahun. Pada masa sosok individu yang sedang menjalani suatu
ini, petumbuhan dan perkembangan anak proses perkembangan dengan pesat dan

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 1-12 Page 1
fundamental bagi kehidupan selanjutnya”. dapat berupa komputer atau laptop, tablet PC,
Salah satu aspek yang berkembang pesat dan juga telepon seluler atau smartphone”.
tersebut adalah aspek perkembangan sosial Pengguna gawai saat ini bukan hanya
emosional. orang dewasa maupun remaja saja,anak-anak
Secara garis besar perkembangan sosial yang masih duduk di bangku playgroup dan
emosional mencakup perkembangan emosi dan Taman Kanak-Kanak pun kini sudah tidak
perkembangan sosial. Goleman (2016, hlm. 7) asing dengan gawai, mereka sudah mengenal
mengemukakan bahwa “emosi pada dasarnya dan mengerti tentang kecanggihan gawai.
adalah dorongan untuk bertindak yang Anak-anak banyak yang sudah mengenal
didasarkan pada perasaaan, keadaan biologis berbagai bentuk gawai seperti komputer atau
dan psikologis”. Kemudian Hurlock (dalam laptop, tablet PC, dan juga telepon seluler atau
Nugraha dan Rachmawati, 2008, hlm. 18) smartphone. Aplikasi-aplikasi yang terdapat di
mengemukakan bahwa “perkembangan sosial dalam gawai seperti aplikasi permainan, mulai
merupakan perolehan kemampuan berperilaku dari permainan petualangan, tebak-tebakan
yang sesuai dengan tuntutan sosial”. Secara hingga aplikasi pembelajaran seperti aplikasi
yuridis pengertian perkembangan sosial mewarnai, belajar membaca dan menulis
emosional, yaitu “Perubahan perilaku yang huruf, menyebabkan anak-anak usia dini
berkesinambungan dan terintegrasi dari faktor tertarik dengan gawai.
genetik dan lingkungan serta meningkat secara Berdasarkan uraian di atas, maka masalah
individual baik kuantitatif maupun kualitatif yang akan diteliti dalam penelitian ini bisa
yang meliputi berbagai aspek; kesadaran diri, dinyatakan secara umum dengan rumusan
rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan sebagai berikut:
perilaku prososial”. “bagaimana pengaruh penggunaan gawai
Pada anak usia dini, perkembangan sosial terhadap perkembangan sosial emosional anak
emosional sangat penting untuk dikembangkan usia dini pada kelompok B di RA
karena kemampuan anak dalam mengelola Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota
emosi dan berinteraksi sosial dengan orang lain Tasikmalaya?”
sangat dibutuhkan ketika anak memasuki Adapun rumusan masalah di atas dapat
lingkungan di sekitarnya. Tanpa kemampuan dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan
mengelola emosi dan kemampuan melakukan sebagai berikut ini.
interaksi sosial yang baik, anak akan kesulitan 1. Bagaimana penggunaan gawai anak usia
untuk beradaptasi dengan lingkungan dini pada kelompok B di RA
sosialnya. Kemampuan ini juga akan Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota
membantu anak untuk menemukan jati diri dan Tasikmalaya?
peran anak dalam kehidupan nyata. 2. Bagaimana perkembangan sosial
Pada era globalisasi seperti saat ini, emosional anak usia dini pada kelompok
seseorang menjadi semakin mudah untuk B di RA Baiturrahman Kecamatan
melakukan sebuah interaksi sosial tanpa harus Cipedes Kota Tasikmalaya?
bersosialisasi secara langsung yaitu hanya 3. Bagaimana pengaruh penggunaan gawai
dengan menggunakan media perantara seperti terhadap perkembangan sosial emosional
gawai. Gawai (dalam bahasa inggris: gadget) anak usia dini pada kelompok B di RA
adalah suatu peranti atau instrumen yang Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota
memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara Tasikmalaya?
spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan Penelitian yang dilakukan tentunya
dengan teknologi yang diciptakan sebelumnya memiliki tujuan. Tujuan umum dilakukannya
(Wikipedia, 2016, hlm. 1). Gawai memiliki penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
bentuk yang bermacam-macam. Menurut pengaruh penggunaan gawai terhadap
Osland (dalam Effendi, 2013, hlm. 2) perkembangan sosial emosional anak usia dini
mengemukakan bahwa “...gadget sendiri pada kelompok B di RA Baiturrahman

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 1-12 Page 2
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Secara seperti kedisiplinan, kemandirian,
khusus, penelitian ini bertujuan untuk: tanggungjawab, percaya diri, jujur, adil, setia
1. mendeskripsikan penggunaan gawai anak kawan, sifat kasih sayang terhadap sesama dan
usia dini pada kelompok B di RA memiliki toleransi yang tinggi. Semua perilaku
Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota yang diharapkan muncul pada anak usia dini
Tasikmalaya; tersebut, terangkum di dalam Peraturan
2. mendeskripsikan perkembangan sosial Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
emosional anak usia dini pada kelompok Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang
B di RA Baiturrahman Kecamatan Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini,
Cipedes Kota Tasikmalaya; sebagai berikut:
3. mendeskripsikan pengaruh penggunaan a. Kesadaran diri, terdiri atas
gawai terhadap perkembangan sosial memperlihatkan kemampuan diri,
emosional anak usia dini pada kelompok mengenal perasaan sendiri dan
B di RA Baiturrahman Kecamatan mengendalikan diri, serta mampu
Cipedes Kota Tasikmalaya. menyesuaikan diri dengan orang lain;
b. Rasa tanggung jawab untuk diri
TINJAUAN PUSTAKA sendiri, mencakup kemampuan
Tahap perkembangan anak pada masa mengetahui hak-haknya, menaati
usia dini merupakan salah satu periode yang aturan, mengatur diri sendiri, serta
sangat penting, karena periode ini merupakan bertanggung jawab atas perilakunya
masa keemasan. Menurut Montessori (dalam untuk kebaikan sesama; dan
Sujiono, 2013, hlm. 54) mengungkapkan c. Perilaku prososial, mencakup
bahwa “usia keemasan merupakan masa kemampuan bermain dengan teman
dimana anak mulai peka untuk menerima sebaya, memahami perasaan,
berbagai stimulasi dan berbagai upaya merespon, berbagi, serta menghargai
pendidikan dari lingkungannya baik disengaja hak dan pendapat orang lain;
maupun tidak disengaja”.Agar pertumbuhan bersikap kooperatif, toleran, dan
dan perkembangan anak dapat tumbuh dan berperilaku sopan.
berkembang secara optimal, maka orang Perkembangan sosial sangat erat
dewasa harus mampu mengembangkan potensi hubungannya dengan perkembangan
anak secara maksimal dengan memberikan emosional, walaupun masing-masing ada
stimulus-stimulus positif yang dibutuhkan oleh kekhususannya. Hal ini sejalan dengan
anak.Salah satu potensi anak yang harus pendapat Davison (dalam Goleman, 2015, hlm.
dikembangkan pada periode sensitif adalah 100) yang mengemukakan bahwa “...semua
perkembangan sosial emosional. emosi adalah sosial. Anda tidak bisa
Secara yuridis, pengertian perkembangan memisahkan penyebab emosi dari dunia relasi,
sosial emosional tercantum dalam Peraturan interaksi sosial kitalah yang mendorong emosi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik kita”. Kemudian Goleman (2015, hlm. 6)
Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang mengungkapkan “semakin kuat kita
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, tersambung secara emosi dengan seseorang,
yaitu “Perubahan perilaku yang semakin kuat kekuatan timbal baliknya”.
berkesinambungan dan terintegrasi dari faktor Mengacu kepada Hurlock (dalam
genetik dan lingkungan serta meningkat secara Tirtayani, dkk., 2013, hlm. 20-21) terdapat tiga
individual baik kuantitatif maupun kualitatif kondisi utama yang dapat mempengaruhi
yang meliputi berbagai aspek; kesadaran diri, perkembangan sosial emosional anak usia dini,
rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan yaitu: kondisi fisik, kondisi psikologis dan
perilaku prososial”.Adapun perilaku sosial kondisi lingkungan. Kondisi fisik berkaitan
emosional yang diharapkan muncul pada anak dengan fisik motorik anak, kondisi psikologis
usia dini ialah perilaku-perilaku yang baik, berkaitan dengan mental dan intelegensi anak

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 1-12 Page 3
dan kondisi lingkungan berkaitan dengan Mengacu kepada pendapat Andari (2013)
tempat dimana anak tumbuh dan berkembang. tentang dampak gadget terhadap
Pada dasarnya anak tumbuh dan perkembangan anak, berikut beberapa dampak
berkembang sesuai dengan lingkungan dimana positif gawai bagi anak.
anak berada. Sebagai contoh, anak yang a. Anak mendapatkan kemudahan terhadap
tumbuh dan berkembang di lingkungan yang informasi serta kemudahan untuk
melek teknologi, sedikitnya akan terpengaruh menjalin komunikasi dengan jarak yang
untuk menggunakan teknologi, karena jauh.
pembiasaan yang dilihat anak adalah seputar b. Telepon seluler atau smartphone tidak
penggunaan teknologi. Salah satu contoh dari hanya untuk berkomunikasi saja, tetapi
teknologi adalah gawai. anak juga bisa memanfaatkan smartphone
Saat ini, dunia teknologi informasi telah untuk hiburan.
berkembang sangat pesat. Berdasarkan c. Dengan kemajuan teknologi pada dunia
pengamatan peneliti di lapangan, hampir internet, anak dapat mengenal serta
semua masyarakat dari berbagai kalangan menjalin komunikasi dengan banyak
begitu pandai memegang, mengoperasikan, orang dari berbagai belahan di dunia.
atau berkawan dengan gawai di mana saja. d. Akibat kemajuan teknologi, banyak
Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun permainan-permainan kreatif dan
banyak yang sudah pandai menggunakan menantang yang disukai oleh anak-anak.
gawai. Berdasarkan data statistik hasil survei Adapunsisi negatif dari teknologi
yang dilakukan oleh Common Sense Media di sekarang adalah mudahnya terhipnotis
Philadelphia yang dilaporkan oleh Reporter sehingga tidak sedikit yang menyukai dunia
Fajrina (CNN Indonesia, 4 November 2015), maya (bermain gawai) dan melupakan dunia
“...sebanyak 72% anak usia 8 tahun ke bawah nyata (bermain dengan teman). Dan hal ini
sudah menggunakan perangkat mobile seperti juga menimpa pada anak-anak terutama pada
smartphone, tablet, dan iPod sejak tahun 2013, anak usia dini. Mengacu kepada pendapat
dimana mayoritas anak usia 2 tahun lebih Andari (2013) tentang dampak gadget terhadap
senang menggunakan tablet atau ponsel pintar perkembangan anak, berikut ini beberapa
setiap hari...”. Penggunaan gawai oleh anak dampak negatif lainnya.
usia dini ini, tidak terlepas dari berbagai fungsi a. Malas menulis dan membaca.
yang terdapat di dalam gawai yang tentunya b. Karena gawai memberikan banyak
sangat menarik perhatian anak. kemudahan, tidak sedikit anak-anak yang
Gawai atau gadget merupakan alat yang tidak sabar dalam menghadapi kelambatan
penggunaannya harus dibatasi. Sebab, alat dan kesulitan pada kehidupan sehari-hari.
tersebut bisa bersifat adiktif yang akan
mempengaruhi sistem tubuh.Psikolog anak, c. Penurunan dalam kemampuan
Raviando, dalam Liputan 6 (24 Februari 2016) bersosialisasi.
mengatakan, “...pembatasan perlu dilakukan Selain itu, Priyatna (2012, hlm. 197)
sejak usia dini. Sejak pemberian gadget mengungkapkan beberapa dampak negatif
pertama kali kepada anak, orangtua harus lainnya yaitu dijelaskan berikut ini.
sudah mengetahui batasnya”. Kemudian, a. Anak yang terbiasa bermain game lebih
Asosiasi Dokter Anak Amerika Serikat dan dari 1 jam perhari atau rata-rata 7-10 jam
Kanada (Permata, 2015, hlm. 3) per minggu, boleh jadi mereka akan
mengungkapkan “anak usia 0-2 tahun mengorbankan jatah waktu untuk
sebaiknya sama sekali tidak terpapar mengerjakan PR dan waktu untuk belajar
smartphone. Sementara anak usia 3-5 tahun yang berakibat negatif untuk prestasi
dibatasi satu jam per hari dan dua jam per hari akademiknya di sekolah.
untuk anak usia 6-18 tahun”. b. Anak menjadi malas untuk melakukan
aktivitas fisik yang berimbas pada

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 1-12 Page 4
kesehatan anak. Jika anak terus menerus Tasikmalaya berdasarkan hasil perhitungan
manatap layar pada gawai, hal itu dapat angket/kuesioner, diperoleh data sebagai
menyebabkan masalah pada penglihatan. berikut.
Terlalu banyak duduk ketika bermain Tabel 1. Skor Penggunaan GawaiAnakUsia Dini
gawai juga dapat menyebabkan masalah pada KelompokB di RA Baiturrahman
pada tulang, sendi dan otot. Bahkan Skor Frekuensi Kriteria
kurangnya aktivitas fisik juga dapat 37 1 orang Rendah
meningkatkan resiko mengalami 38 1 orang Rendah
39 1 orang Rendah
kelebihan berat badan atau obesitas.
40 4 orang Rendah
Berkenaan dengan dampak negatif dari
41 5 orang Sangat Rendah
penggunaan gawai, Manumpil, dkk (2015,
42 3 orang Sangat Rendah
hlm. 5) mengungkapkan bahwa, “penggunaan
43 4 orang Sangat Rendah
gadget yang berlebihan dapat berdampak 44 3 orang Sangat Rendah
buruk untuk kesehatan, seperti mata kering, 46 1 orang Sangat Rendah
gangguan tidur, sakit pada leher, dan obesitas”. Hasil penelitian terkait perkembangan
sosial emosional anak usia dini pada kelompok
METODE B di RA Baiturahman Kecamatan Cipedes
Penelitian tentang pengaruh Kota Tasikmalaya berdasarkan hasil
pengunaan perhitungan angket/kuesioner, diperoleh data
gawai terhadap perkembangan sosial sebagai berikut.
emosional anak usia dini pada kelompok B di
RA Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota Tabel 2. Skor Perkembangan SosialEmosional
Tasikmalaya ini menggunakan pendekatan Anak Usia Dinipada Kelompok B di
kuantitatif, dengan metode deskriptif dan jenis RABaiturrahman
penelitian ex post facto. Teknik pengumpulan Skor Frekuensi Kriteria
data dengan angket/kuesioner, observasi dan 34 1 orang Tinggi
wawancara. 38 2 orang Tinggi
Populasi dalam penelitian ini adalah anak- 40 3 orang Tinggi
anak kelompok B di RA Baiturrahman 41 2 orang Sangat Tinggi
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya yang 42 1 orang Sangat Tinggi
43 2 orang Sangat Tinggi
berjumlah 37 orang. Dari 37 orang tersebut di
44 1 orang Sangat Tinggi
ambil sampel sebanyak 23 orangberdasarkan
45 2 orang Sangat Tinggi
hasil penyebaran angket/kuesioner untuk orang
46 3 orang Sangat Tinggi
tua.
47 4 orang Sangat Tinggi
Teknik analisis data yang digunakan ada 48 2 orang Sangat Tinggi
dua, yaitu teknik analisis deskriptif dan teknik
analisis statistik. Teknik analisis deskiptif
Hasilpenelitian terkait perkembangan
digunakan untuk mengolah data hasil
sosial emosional anak usia dini pada kelompok
angket/kuesioner, hasil observasi dan hasil B di RA Baiturrahman Kecamatan Cipedes
wawancara sedangkan teknik analisis statistik
Kota Tasikmalaya, berdasarkan hasil
digunakan untuk mengolah data hasil observasi, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
angket/kuesioner dan menguji hipotesi
penelitian. Teknik analisis statistik yang
Tabel 3. Persentase Data HasilObservasi Aspek
digunakan adalah regresi linier sederhana Kesadaran Diri (Indikator 1)
dengan taraf signifikansi α=5% (0,05).
Kriteria Frekuensi Persentase(%)
HASIL DAN PEMBAHASAN BSB 16 orang 69,57%
Hasil penelitian terkait penggunaan gawai
BSH 6 orang 26,08%
anak usia dini pada kelompok B di RA
MB 1 orang 4,35%
Baiturahman Kecamatan Cipedes Kota
Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 1-12 Page 5
BB 0 orang 0% Tabel 9. Persentase Data HasilObservasiAspek
Tabel 4. Persentase Data HasilObservasiAspek Perilaku Prososial (Indikator 1)
Kesadaran Diri (Indikator 2) Kriteria Frekuensi Persentase (%)
Kriteria Frekuensi Persentase (%)
BSB 16 orang 69,57%
BSB 20 orang 86,96% BSH 7 orang 30,43%
BSH 2 orang 8,70% MB 0 orang 0%
MB 1 orang 4,35% BB 0 orang 0%
BB 0 orang 0%
Tabel 10. Persentase Data Hasil ObservasiAspek
Tabel 5. Persentase Data HasilObservasiAspek PerilakuPrososial (Indikator 2)
Kesadaran DiriIndikator 3 Kriteria Frekuensi Persentase (%)
Kriteria Frekuensi Persentase (%) BSB 4 orang 17,39%
BSB 9 orang 39,13% BSH 18 orang 78,26%
BSH 9 orang 39,13% MB 1 orang 4,35%
MB 5 orang 21,73% BB 0 orang 0%
BB 0 orang 0%
Tabel 11. Persentase Data HasilObservasiAspek
Tabel 6. Persentase Data PerilakuPrososial (Indikator 3)
HasilObservasiAspek Rasa Tanggung Jawab Kriteria Frekuensi Persentase (%)
untuk Diri Sendiri (Indikator 1) BSB 20 orang 86,96%
Kriteria Frekuensi Persentase (%)
BSH 0 orang 0%
BSB 11 orang 47,83% MB 3 orang 13,04%
BSH 10 orang 43,48% BB 0 orang 0%
MB 2 orang 8,70%
BB 0 orang 0% Pengaruh Penggunaan Gawai terhadap
Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia
Tabel 7. Persentase Data Dini pada Kelompok B di RA
HasilObservasiAspek Rasa Tanggung Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota
Jawabuntuk Diri Sendiri (Indikator 2) Tasikmalaya
Kriteria Frekuensi Persentase (%)
BSB 1 orang 4,35% Tabel 12. Hasil Uji Regresi LinierSederhana
Model β
BSH 8 orang 34,78%
Nilai α/konstanta 21,915
MB 10 orang 43,48% Penggunaan Gawai 0,515
BB 4 orang 17,39% (sumber: Ouput SPSS V.16.0)

Tabel 8. Persentase Data


HasilObservasiAspek Rasa Tanggung Jawab Tabel 13. Hasil Uji Signifikansi
untuk Diri Sendiri (Indikator 3) Variabel X Nilai Nilai Intrepetasi
Kriteria Frekuensi Persentase (%) sign. sign.
Standar
BSB 12 orang 52,17% Penggunaan 0,05 0,184 Tidak
BSH 10 orang 43,48% Gawai Signifikan
MB 1 orang 4,35% (sumber: Ouput SPSS V.16.0)
BB 0 orang 0%

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 1-12 Page 6
Tabel 14. Hasil Perhitungan Koefisien Sedangkan sisanya sebesar 91,8% dipengaruhi
Determinasi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
Model R R Square
b
Penggunaan Gawai 0,287 0,082 PEMBAHASAN
(sumber: Ouput SPSS V.16.0) Penggunaan gawai anak kelompok B di
RA Baiturahman Kecamatan Cipedes Kota
Tabel 12 menyajikan hasil uji analisis Tasikmalaya sebanyak 76% termasuk kriteria
regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh sangat rendah. Hal ini dapat dijelaskan karena
penggunaan gawai terhadap perkembangan mayoritas anak kelompok B di RA
sosial emosional anak. Dari tabel tersebut Baiturahman Kecamatan Cipedes Kota
dapat ditulis persamaan: Y = 21,915 + 0,515 Tasikmalaya sudah mampu untuk
X. Persamaan tersebut dapat diinterpretasikan menggunakan gawai sesuai dengan aturan
bahwa nilai a sebesar 21,915 menunjukkan penggunaanya seperti alokasi waktu
apabila tidak ada penggunaan gawai pada anak penggunaan, tujuan penggunaan dan
kelompok B di RA Baiturrahman Kecamatan kepemilikan.
Cipedes Kota Tasikmalaya, maka Berdasarkan hasil penyebaran
perkembangan sosial emosional anak akan angket/kuesioner untuk orang tua, mayoritas
tetap berkembang karena dipengaruhi faktor orang tua menjawab kadang-kadang pada
lain diluar variabel prediktor penelitian ini. pernyataan yang menyatakan bahwa anak
Kemudian, nilai b sebesar 0,515 menunjukkan bermain gawai dua kali dalam seminggu
bahwa setiap penambahan satu nilai (setiap sabtu dan minggu) dan mayoritas orang
penggunaan gawai, maka nilai perkembangan tua menjawab kadang-kadang pada pernyataan
sosial emosional bertambah 0,515. Angka yang menyatakan bahwa durasi setiap anak
0,515 juga menunjukkan bahwa penggunaan memainkan gawai adalah kurang dari 2 jam
gawai pada anak usia dini berpengaruh positif per hari. Selain itu, orang tua menyatakan
terhadap perkembangan sosial emosional. sering pada pernyataan yang menyatakan anak
Tabel 13 menunjukkan nilai signifikansi terlihat antusias ketika bermain gawai. Batasan
hubungan variabel independen (penggunaan alokasi waktu penggunaan gawai yang ada
gawai) terhadap variabel dependen pada angket/kuesioner tersebut, sesuai dengan
(perkembangan sosial emosional). Berdasarkan yang dikemukakan oleh Asosiasi Dokter Anak
perhitungan, diperoleh nilai signifikansi Amerika Serikat dan Kanada (dalam Permata,
sebesar 0,184. Artinya bahwa variabel 2015, hlm. 3) yaitu, “anak usia 0-2 tahun
independen (penggunaan gawai) tidak sebaiknya sama sekali tidak terpapar
signifikan terhadap variabel dependen smartphone. Sementara anak usia 3-5 tahun
(perkembangan sosial emosional). dibatasi satu jam per hari dan dua jam per hari
Tabel 14 menunjukkan besarnya pengaruh untuk anak usia 6-18 tahun”.
penggunaan gawai terhadap perkembangan Kemudian, dari hasil penyebaran
sosial emosional anak usia dini pada kelompok angket/kuesioner peneliti mengetahui bahwa
B di RA Baiturrahman. Berdasarkan mayoritas anak kelompok B di RA
perhitungan, diperoleh nilai R Square sebesar Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota
0,082. Hal ini menunjukkan bahwa 8,2% dari Tasikmalaya, sering menggunakan gawai
varians atau keragaman perkembangan sosial untuk bermain games; kadang-kadang untuk
emosional dapat dijelaskan oleh perubahan belajar, seperti belajar membaca, menulis,
dari variabel penggunaan gawai. Sedangkan berhitung, mengenal warna, mengenal hewan
91,8% sisanya dapat dijelaskan oleh variabel dan sebagainya; dan kadang-kadang untuk
lain di luar model ini. Dengan kata lain, berkomunikasi ketika sedang berjauhan dengan
perkembangan sosial emosional sebesar 8,2% orang tua. Tujuan penggunaan gawai
dipengaruhi oleh penggunaan gawai. berdasarkan hasil angket/kuesioner tersebut,
sesuai dengan jawaban guru kelas dalam

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 1-12 Page 7
wawancara. Guru kelas mengungkapkan anak usia dini pada kelompok B di RA
bahwa tujuan penggunaan gawai oleh anak- Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota
anak kelompok B di RA Baiturrahman Tasikmalaya berdasarkan aspek variabel
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, di perkembangan sosial emosional.
antaranya yaitu; sebagai media hiburan seperti Capaian perkembangan anak kelompok B
bermain games, sebagai media komunikasi di RA Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota
seperti untuk berkomunikasi jarak jauh dengan Tasikmalaya pada aspek kesadaran diri, secara
orang tua ketika orang tua sedang melakukan umum sangat baik. Hal ini dapat dibuktikan
tugas di luar kota, sebagai media dokumentasi dengan banyaknya jumlah anak yang
untuk mengabadikan setiap momen kehidupan berkembang sangat baik pada setiap indikator.
dan sebagainya. Pencapaian ini dapat dijelaskan karena anak
Selanjutnya, terkait kepemilikan gawai kelompok B di RA Baiturrahman Kecamatan
pada anak, orang tua menyatakan bahwa Cipedes Kota Tasikmalaya tumbuh dan
kadang-kadang anak meminta dibelikan gawai berkembang di lingkungan yang baik.
dan kadang-kadang anak memaksa untuk Berdasarkan pendapat narasumber dalam
meminjam gawai dari orang tua. Akan tetapi, wawancara, dapat diketahui bahwa
orang tua sendiri yang sering meminjamkan perkembangan kesadaran diri anak tidak
anak gawai ketika orang tua merasa lelah terlepas dari pendidikan yang diberikan kepada
untuk mengawasi anak bermain di luar atau anak. Seperti yang dipaparkan sebelumnya,
ketika orang tua ingin berisitirahat pada hari bahwa salah satu faktor yang dapat
sabtu dan minggu. mempengaruhi perkembangan sosial
Berkenaan dengan penggunaan gawai emosional adalah kondisi lingkungan, salah
pada anak usia dini, peran orang tua dan guru satunya yaitu lingkungan sekolah. Sekolah RA
sangat penting untuk mengontrol Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota
penggunaannya. Pada dasarnya anak tumbuh Tasikmalaya memiliki strategi yang baik untuk
dan berkembang sesuai dengan lingkungan membantu menstimulasi anak dalam
dimana anak berada. Penggunaan gawai pada mengembangkan kesadaran diri anak melalui
anak juga tergantung dari lingkungannya. Jika pembiasaan, baik pembiasaan yang dilakukan
lingkungan, dalam hal ini orang tua dan guru, pada saat kegiatan pembelajaran maupun
memberikan pendidikan yang baik untuk anak kegiatan bermain.
maka penggunaan gawai pada anak akan baik. Capaian perkembangan sosial emosional
Begitu pula sebaliknya, jika lingkungan tidak anak kelompok B di RA Baiturrahman
memberikan pendidikan yang baik terkait Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya pada
penggunaan gawai, maka anak pun aspek rasa tanggung jawab untuk diri sendiri,
dikhawatirkan akan menggunakan gawai secara umum berkembang cukup baik. Hal ini
secara tidak baik yaitu cara yang tidak sesuai dapat dibuktikan dengan banyaknya jumlah
dengan aturan penggunaan gawai.orang tua anak yang berkembang sangat baik pada
boleh mengizinkan anak bermain gawai indikator 1 dan 3, yaitu menaati aturan kelas
dengan catatan orang tua harus memperhatikan (kegiatan, aturan) dan bertanggung jawab atas
batasan waktu dan anak harus sudah perilakunya untuk kebaikan diri sendiri.
memahami aturan penggunaan gawai serta Kemudian sebagian anak-anak mulai
orang tua pun harus selalu mendampingi anak, berkembang pada aspek 2, yaitu mengatur diri
jangan sampai anak dilepas untuk bermain sendiri. Pencapaian ini dapat dijelaskan karena
gawai sendirian. anak anak-anak kelompok B di RA
Perkembangan sosial emosional anak Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota
kelompok B di RA Baiturahman Kecamatan Tasikmalaya secara umum sudah mampu
Cipedes Kota Tasikmalaya sebanyak 87% untuk menaati aturan pada kegiatan bermain
sudah berkembang sangat baik. Berikut ini maupun aturan pada kegiatan pembelajaran.
dijelaskan perkembangan sosial emosional Seperti, anak sudah terbiasa mengikuti tata

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 1-12 Page 8
tertib dan aturan sekolah, anak sudah terbiasa Cipedes Kota Tasikmalaya mau mendoakan
berhenti bermain pada waktunya, dan anak temannya agar segera sembuh dan kembali
sudah terbiasa datang tepat waktu ke sekolah. masuk sekolah dengan bimbingan guru.
Selain itu, anak-anak kelompok B di RA Semua capaian perkembangan anak
Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota tersebut, tentu saja tidak terlepas dari peranan
Tasikmalaya juga sudah mampu guru di sekolah dalam menanamkan
bertanggungjawab atas perilakunya sendiri, pembiasan-pembiasaan yang baik. Adanya
seperti anak sudah mampu untuk pendidikan yang diberikan sekolah kepada
menyelesaikan tugas yang diberikan, anak anak bertujuan agar anak-anak memiliki
sudah terbiasa mengembalikan mainan pada perilaku yang sesuai dengan apa yang
tempatnya, dan anak dapat membedakan benda diharapkan muncul pada diri anak sebagai
milik sendiri dan milik sekolah. Akan tetapi bekal anak untuk menghadapi kehidupan di
untuk kemampuan mengatur diri sendiri seperti masa yang akan datang.
mengurus dirinya tanpa bantuan (makan, Dari pemaparan tentang perkembangan
mengikat tali sepatu dan sebagainya), sosial emosional anak usia dini pada kelompok
membersihkan diri tanpa bantuan orang lain B di RA Baiturrahman Kecamatan Cipedes
(mandi, menggosok gigi, buang air dan Kota Tasikmalaya berdasarkan aspek variabel
sebagainya), dan mengerjakan keperluannya perkembangan sosial emosional tersebut, dapat
sendiri (menyiapkan buku, alat tulis dan diketahui bahwa ketiga aspek perkembangan
sebagainya) sebagian anak-anak kelompok B sosial emosional anak tidak bisa lepas dari
di RA Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota peranan orang tua di rumah maupun guru di
Tasikmalaya masih membutuhkan bantuan dari sekolah. Narasumber dalam penelitian ini
orangtua di rumah maupun guru di sekolah. mengatakan bahwa, “perkembangan sosial
Capaian perkembangan sosial emosional emosional pada anak, terjadi karena beberapa
anak kelompok B di RA Baiturrahman faktor;yang pertama faktor usia, kedua faktor
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya pada lingkungan dengan temannya dan ketiga faktor
aspek perilaku prososial, sudah berkembang pendidikan dari orang tua dan guru”. Pendapat
baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan narasumber ini sejalan dengan pendapat
banyaknya jumlah anak yang berkembang Hurlock (dalam Tirtayani, dkk., 2013, hlm. 21)
sangat baik pada indikator 1 dan 3 yaitu, yang mengungkapkan bahwa “...terdapat tiga
bermain dengan teman sebaya dan berbagi kondisi utama yang dapat mempengaruhi
dengan orang lain, dan berkembang sesuai perkembangan sosial emosional anak, yaitu:
harapan pada indikator 2, yaitu mengetahui kondisi fisik, kondisi psikologi, dan kondisi
perasaan temannya dan merespon secara wajar. lingkungan”. Faktor usia berhubungan
Pencapaian ini dapat dijelaskan karena kematangan. Kematangan yang diperlukan
mayoritas anak-anak kelompok B di RA dalam perkembangan sosial emosional adalah
Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota kematangan fisik dan psikis. Kematangan fisik
Tasikmalaya sudah menunjukkan sikap mudah berkaitan dengan kondisi fisik anak dan
bergaul atau berteman, mereka juga sudah kematangan psikis berkaitan dengan kondisi
mampu berbicara menggunakan bahasa yang psikologis anak. Kemudian faktor yang kedua
baik dan sopan kepada temannya. Selain itu, adalah faktor lingkungan dengan temannya.
anak-anak pun sudah terbiasa untuk berbagi Tentu saja kondisi lingkungan dapat
kepada temannya seperti berbagi makanan, mempengaruhi perkembangan sosial
mainan atau alat tulis. Kemudian ketika ada emosional anak, karena pada dasarnya anak
salah satu temannya yang sedih mayoritas anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan
sudah mampu untuk bersimpati dan menghibur lingkungan dimana anak berada. Sebagai
temannya dan ketika ada temannya yang tidak contoh, anak yang tumbuh dan berkembang di
masuk sekolah karena sakit, anak-anak lingkungan yang sosialnya tinggi maka anak
kelompok B di RA Baiturrahman Kecamatan akan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 1-12 Page 9
sosial yang tinggi. Kemudian faktor yang perkembangan anak di rumah ataupun
ketiga adalah faktor pendidikan dari orangtua perkembangan anak di sekolah.
maupun guru. Faktor pendidikan juga Kemudian, berdasarkan pengamatan
merupakan faktor lingkungan karena faktor peneliti, anak-anak di RA Baiturrahman
tersebut berasal dari luar diri anak. Sama Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya sudah
halnya dengan faktor lingkungan dengan memahami dan mengerti aturan penggunaan
temannya, faktor pendidikan pun sangat gawai. Ketika peneliti membantu guru mengisi
menentukan perkembangan anak. Tirtayani, kegiatan pembelajaran, peneliti mengajukan
dkk (2013, hlm. 44) mengatakan bahwa pertanyaan kepada anak-anak tentang siapa
“faktor pematangan dan faktor belajar kedua- yang suka bermain gawai di rumah. Ada
duanya mempengaruhi perkembangan emosi beberapa anak yang mengacungkan tangan
dan sosial anak usia dini. Akan tetapi, faktor namun ada juga anak yang mengatakan bahwa
belajar lebih penting karena merupakan faktor dirinya tidak diperbolehkan bermain gawai
yang dapat dikendalikan”. terlalu lama oleh orangtua, dia hanya boleh
Perkembangan sosial emosional anak usia bermain games lima menit saja karena takut
dini pada kelompok B di RA Baiturrahman matanya rusak. Berdasarkan hal itu, maka
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, sebesar peneliti menilai bahwa anak tersebut sudah
8,2% dipengaruhi oleh penggunaan gawai. memahami dan mengerti aturan penggunaan
Sedangkan sisanya sebesar 91,8% dipengaruhi gawai. Orangtuanya di rumah sudah berhasil
oleh faktor lain diluar penelitian ini.Kecilnya memberikan pemahaman terkait aturan
pengaruh penggunaan gawai terhadap penggunaan gawai pada anak.
perkembangan sosial emosional anak usia dini Berkenaan dengan pengaruh yang
pada kelompok B di RA Baiturrahman ditimbulkan oleh penggunaan gawai,
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ini, narasumber mengatakan bahwa “penggunaan
dapat dijelaskan karena penggunaan gawai gawai pada anak usia dini sangat berpengaruh
anak usia dini pada kelompok B di RA terhadap perkembangan anak. Pengaruh
Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota tersebut ada sisi positif dan ada sisi negatif”.
Tasikmalaya sudah terkontrol dan Narasumber menambahkan, jika dilihat dari
penggunaannya dapat diarahkan kepada hal- perilaku anak-anak kelompok B di RA
hal yang positif. Secara umum orangtua di Baiturrahman, sisi positif dari penggunaan
rumah dan guru di sekolah sudah mengetahui gawai, di antaranya; anak menjadi lebih
dampak negatif dari penggunaan gawai berkembang dalam hal motorik halusnya, anak
sehingga orangtua dan guru bekerjasama untuk menjadi lebih berkembang dalam aspek
membatasi dan mengawasi anak dalam seninya karena ada beberapa games yang
penggunaan gawai. Walaupun anak lebih terdapat nilai seni di dalamnya, kemudian
banyak menghabiskan waktu bermain gawai di games juga dapat melatih anak untuk
rumah, guru di sekolah tetap mengawasi anak berkonsentrasi. Selain itu, dengan adanya
terkait penggunaan gawai melalui orangtua. aplikasi permainan yang edukatif gawai juga
Komunikasi antara guru dan orangtua anak dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
kelompok B di RA Baiturrahman Kecamatan kognitif anak. Adanya pengaruh yang positif
Cipedes Kota Tasikmalaya terjalin baik karena dari penggunaan gawai terhadap
ada grup khusus di sosial media seperti BBM perkembangan anak ini sesuai dengan hasil
dan whatsapp sehingga memudahkan guru dan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sari
orangtua untuk berkomunikasi dan dan Mitsalia (2016) yang menemukan bahwa
bekerjasama untuk mengawasi anak. Selain itu, “...pengaruh penggunaan gadget terhadap
sekolah RA Baiturrahman Kecamatan Cipedes personal sosial anak usia pra sekolah...
Kota Tasikmalaya juga selalu mengadakan cenderung ke arah positif yaitu sebanyak
perhasil rutin dengan orang tua untuk 71%”. Kemudian untuk sisi negatifnya,
melaporkan perkembangan anak, baik narasumber mengatakan beberapa perilaku

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 1-12 Page 10
negatif yang ada pada diri anak kelompok B di sosial emosionalnya sudah berkembang baik.
RA Baiturahman Kecamatan Cipedes Kota Ketiga, penggunaan gawai anak usia dini pada
Tasikmalaya, seperti; anak menjadi lebih kelompok B di RA Baiturrahman Kecamatan
egois, beberapa ada yang bermain menirukan Cipedes Kota Tasikmalaya berpengaruh positif
adegan kekerasan yang pada games seperti terhadap perkembangan sosial emosional anak,
bermain pukul-pukulan dengan temannya, dan walaupun pengaruh tersebut sangat kecil dan
juga ada beberapa anak yang kemampuan tidak signifikan atau tidak bermakna. Keempat,
interaksi sosialnya kurang sehingga anak lebih perkembangan sosial emosional anak usia dini
senang menyendiri. Selain itu, penggunaan pada kelompok B di RA Baiturrahman
gawai yang berlebihan juga bisa mengganggu Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, sebesar
kesehatan mata anak. Hal ini juga sesuai 8,2% dipengaruhi oleh penggunaan gawai.
dengan hasil penelitian Sari dan Mitsalia Sedangkan sisanya sebesar 91,8% dipengaruhi
(2016) yang menemukan bahwa,“...sebanyak oleh faktor lain diluar penelitian ini.
29% dari responden menyatakan gadget juga Implikasi
memiliki dampak negatif bagi anak-anak Beberapa implikasi hasil-hasil penelitian
mereka, seperti halnya anak cenderung ini, antara lain: 1) Kontribusi paling besar yang
pendiam di depan orang yang tidak dikenal, dapat mempengaruhi penggunaan gawai pada
anak lebih senang memainkan gadgetnya anak adalah orang tua. Orang tua memegang
daripada bermain dengan teman-temannya, peranan penting dalam memberikan
anak terkadang menirukan adegan kekerasan pemahaman terkait penggunaan gawai kepada
yang ada di game, anak bersikap acuh bila anak. Oleh karena itu, diharapkan orang tua
sudah di depan gadgetnya, dan lain-lain”. dapat memahami aturan dan dampak dari
Akan tetapi, walaupun ada banyak penggunaan gawai pada anak usia dini. 2)
dampak negatif yang ditimbulkan dari Kontribusi yang paling besar dalam
penggunaan gawai, orang tua dan guru perkembangan sosial emosional anak adalah
memandang perlu mengenalkan gawai pada lingkungan. Lingkungan memegang peranan
anak karena bagaimanapun anak-anak hidup penting dalam menumbuhkan perkembangan
pada zaman yang serba canggih, jangan sampai sosial emosional pada anak usia dini. Oleh
anak menjadi ketinggalan zaman karena tidak karena itu, orang tua di rumah dan guru di
pernah diperkenalkan dengan gawai. Jika anak sekolah diharapkan dapat bekerja sama untuk
tidak diperkenalkan dengan gawai, mengoptimalkan perkembangan sosial
dikhawatirkan anak tidak dapat menyesuaikan emosional anak. 3) Perkembangan sosial
diri dengan lingkungan saat ini. Untuk emosional pada anak usia dini yang terpenting
mengantisipasi dampak negatif dari adalah bagaimana menumbuhkan potensi anak
penggunaan gawai, narasumber mengatakan sehingga kesadaran diri, rasa tanggung jawab
bahwa orang tua dan guru harus mengetahui untuk diri sendiri, dan perilaku sosial anak
batasan penggunaan gawai pada anak. dapat berkembang. 4) Secara data, hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada
PENUTUP pengaruh positif antara penggunaan gawai
Simpulan dengan perkembangan sosial emosional pada
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat anak usia dini di RA Baiturrahman Kecamatan
diambil beberapa simpulan. Pertama, Cipedes Kota Tasikmalaya. Akan tetapi,
mayoritas anak-anak kelompok B di RA pengaruh tersebut tidak signifikan atau tidak
Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota bermakna. Berdasarkan hal itu, peneliti
Tasikmalaya sebanyak 76% kriteria memandang bahwa memang pengaruh
penggunaan gawainya sangat rendah. Kedua, penggunaan gawai belum sampai pada tahap
mayoritas anak-anak kelompok B di RA mengkhawatirkan. Namun, orang tua dan guru
Baiturrahman Kecamatan Cipedes Kota harus tetap mewaspadai pengaruh penggunaan
Tasikmalaya sebanyak 87% perkembangan

Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 1-12 Page 11
gawai terhadap perkembangan sosial GADGET-PADA-PERKEMBANGAN-
emosional anak. ANAK.htm. Diakses 21 Oktober 2016.
Rekomendasi Armstong. (2003). Smart Baby’s Brain:
Dengan mengidentifikasi hasil penelitian Merangsang Kejeniusan Anak di Tiga
dan pengalaman selama melaksanakan Tahun Pertama. Jakarta: Prestasi Pustaka
penelitian, peneliti memberikan beberapa CNN Indonesia. (2015). Tingkat Kecanduan
rekomedasi berikut ini. 1) Proses penelitian Gadget di Usia Dini Semakin
tentang pengaruh penggunaan gawai terhadap Mengkhawatirkan. [online]. Tersedia di:
perkembangan sosial emosional ini merupakan http://
proses yang cukup rumit karena melibatkan m.cnnindonesia.com/teknologi/20151103
orang tua, sehingga diperlukan waktu 093518 – 185 – 89078 /tingkat-
penelitian yang cukup untuk melakukan kecanduan-gadget-di-usia-dini-semakin-
pendekatan terhadap orang tua. Oleh karena mengkhawatirkan.htm. Diakses 07 Maret
itu, dalam melaksanakan penelitian yang 2017.
melibatkan orangtua dibutuhkan kesiapan yang Effendy, O. U. (2013). Ilmu Komunikasi Teori
matang, baik secara mental maupun instrumen dan Praktek. PT. Bandung: Remaja
penelitian yang digunakan agar waktu yang Rosdakarya.
tersedia bisa digunakan dengan lebih efektif. 2) Goleman, D. (2016). Social Intelligence.
Penelitian ini dapat dilakukan juga pada Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
sekolah lain yang berada di desa, karena Manumpil, dkk. (2015). Hubungan
mungkin saja penggunaan gawai anak-anak di Penggunaan Gadget dengan Tingkat
desa dan anak-anak di kota berbeda karena
Prestasi Siswa di SMA Negeri 9 Manado.
perbedaan latar belakang pendidikan orang tua
dan pola asuh orang tua. 3) Dengan adanya Jurnal ejoural Keperawatan (e-Kep).
penelitian ini, diharapkan dapat memberikan Volume 3 Nomor 2 Tahun 2015, 1-5.
stimulus positif kepada para peneliti
Novitasari, W. & Khotimah, N. (2016).
berikutnya. Khususnya dalam bidang
Dampak Penggunaan Gadget terhadap
perkembangan sosial emosional anak usia dini.
Interaksi Sosial Anak Usia 5-6 Tahun.
Untuk melakukan tindak lanjut dari penelitian
Jurnal PAUD Teratai. Volume 05 Nomor
ini, rekomendasi dari peneliti yaitu melakukan
03 Tahun 2016, 182-186.
penelitian terkait faktor-faktor lain yang dapat
Nugraha, A. & Rachmawati, Y. (2008).
mempengaruhi perkembangan sosial Metode Pengembangan Sosial Emosional.
emosional anak usia dini yang belum diteliti.
Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Sehingga keseluruhan faktor-faktor yang dapat
Permata, D. C. (2015). Pemanfaatan Ponsel
mempengaruhi perkembangan sosial
Cerdas Sebagai Media Belajar Bagi
emosional anak usia dini dapat terungkap. 4)
Orangtua Dalam Mendukung Stimulasi
Agar hasil penelitian yang menggunakan
Perkembangan Anak Usia Dini (Studi
metode regresi linier sederhana dapat optimal,
Pada Orangtua Di Kelurahan Ledeng
alangkah lebih baik jika jumlah sampel yang
Kecamatan Cidadap Kota Bandung).
digunakan lebih banyak daripada penelitian ini.
Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia.
Semakin banyak sampel yang digunakan maka
Priyatna, A. (2012). Parenting di Dunia
taraf kesalahan dalam penelitian akan semakin Digital. Jakarta: PT. Elex Media
kecil. Komputindo.

DAFTAR PUSTAKA Sujiono, Y. N. (2013). Konsep Dasar


Andari. (2013). Dampak gadget pada Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT.
Perkembangan Anak. [online]. Tersedia INDEKS.
di: http://Kumpulan-Tulisan-DAMPAK- Wikipedia. (2016). Gawai. [online]. Tersedia
di://id.m.wikipedia.org/wiki/Gawai. Diakses 7
Maret
Copyright © Jurnal PAUD Agapedia, Vol.1 No. 1 Juni 2017, page 1-12 Page 12

You might also like