Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Derry Mursalin (151100279)
2. Sri Wulandari (151100308)
3. Indah Ayu Permata Sari (151100291)
4. Yuliana Tina (151100)
5. Gerhard Sinaga (151100)
6. Selastinus Ngilawayan (151100)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahNya kami
dapat menyelesaikan makalah seminar keperawatan jiwa dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa
pada Pasien Tn.M dengan Masalah utama Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran di
Ruang Wijaya Kusuma RSJ Menur Melati”. Selebihnya kami mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam melakukan penyusunan
Askep ini.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu kami mohon dengan tulus mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi kita semua
dan manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Kelompok
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi hidup manusia menurut WHO, sehat
diartikan sebagai suatu keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial serta bukan saja keadaan
terhindar dari sakit maupun kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966
adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang
optimal dari seseorang dan perkembangan itu selaras dengan keadaan orang lain (Teguh, 2009).
Kesehatan jiwa merupakan kondisi yang memfasilitasi secara optimal dan selaras dengan orang
lain, sehingga tercapai kemampuan menyesuaikan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan
lingkungan (Suliswati, 2005).
Dalam Undang-undang no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa setiap
orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan
terjangkau. Disebutkan pula bahwa penderita gangguan jiwa yang terlantar, menggelandang,
mengancam keselamatan dirinya dan orang lain, mengganggu ketertiban keamanan umum wajib
mendapatkan pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Prevalensi gangguan
jiwa di Indonesia mencapai 245 jiwa per 1000 penduduk hal ini merupakan kondisi yang sangat
serius karena lebih tinggi 2,6 kali dari ketentuan WHO. Prevalensi penderita di Indonesia adalah
0,3-1% dan bisa timbul pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12
tahun sudah menderita gangguan jiwa. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa maka
diperkirakan sekitar 2 juta mengalami skizofrenia. Tingginya angka gangguan kesehatan jiwa
tersebut penyebabnya multifaktorial bisa diakibatkan masalah sosial, ekonomi, maupun gizi yang
kurang dimana sekitar 99% Pasien di Rumah Sakit Jiwa adalah penderita skizofrenia (Yosep,
2007). Skizofrenia adalah penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran,
persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh dan terganggu. Skizofrenia tidak dapat di
definisikan sebagai penyakit tersendiri melainkan diduga sebagai suatu sindrom gangguan jiwa
(Videbeck, 2008).
Studi yang dilakukan oleh Bank Dunia (World Bank) pada tahun 1995 di beberapa Negara
menunjukkan bahwa hari-hari produktif yang hilang yang disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa
sebesar 8,1 %. Angka ini jauh lebih tinggi dari pada dampak yang disebabkan penyakit
tuberculosis(7,2%), kanker(5,8%), penyakit jantung (4,4%) maupun malaria (2,6%). Namun pada
kenyataannya berdasarkan data Riskesdas 2007, ternyata terdapat sekitar 13.000-24.000 orang
penderita gangguan jiwa di Indonesia yang diabaikan oleh keluarganya. Sedangkan di Jawa
Tengah berdasarkan data dari Kabupaten/Kota sampai dengan Juni 2011 tercatat 3 tidak kurang
200 orang penderita gangguan jiwa tidak dibawa ke RSJ. Hasil penghitungan data jumlah Pasien
pada tahun 2010 di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang dengan rumus jumlah diagnosa /
jumlah gangguan jiwa x 100% (jumlah gangguan jiwa: 3914). Pasien yang mengalami perilaku
kekerasan sebanyak 1534 jiwa atau sekitar 39,2%, Pasien yang mengalami gangguan persepsi
halusinasi sebanyak 1606 jiwa atau sekitar 41%, Pasien yang mengalami isolasi sosial : menarik
diri sebanyak 457 jiwa atau sekitar 11,7%, Pasien yang mengalami waham sebanyak 111 jiwa atau
sekitar 2,8%, Pasien yang mengalami gangguan konsep diri : harga diri rendah yaitu sebanyak 82
jiwa atau sekitar 2,1%, kemudian Pasien yang mengalami depresi sebanyak 662 jiwa atau sekitar
16,9%, Pasien yang ingin melakukan percobaan bunuh diri sebanyak 116 jiwa atau sekitar 2,3%,
Pasien yang sudah pulang dan kambuh lagi ada 4452 jiwa atau sekitar 11,5%, Pasien skizofrenia
sendiri ada 3912 jiwa atau sekitar 99,99%, kemudian jumlah Pasien laki-laki sekitar 2357 jiwa,
sedangkan Pasien yang perempuan sebanyak 1557 jiwa (Arfian, 2010).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum :
Untuk memberikan gambaran nyata tentang pemberian asuhan keperawatan pada Pasien dengan
masalah utama gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
BAB II
LANDASAN TEORI
I. Kasus (Masalah Utama)
Halusinasi
1. Pengertian
Halusinasi adalah suatu keadaan yang merupakan gangguan pencerapan (persepsi) panca
indra tanpa ada rangsangan dari luar yang dapat meliputi sistem penginderaan pada seorang
dalam keadaan sadar penuh (baik).
4. Halusinasi Peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit. Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan
stimulus yang jelas. Contohnya rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
5. Halusinasi Pengecap
Karakteristik ditandai dengan rasa mengecap seperti rasa darah, urin, faces.
6. Halusinasi Sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti rasa aliran darah vena atau
arteri, pencernaan makanan, pembentukan urin.
7. Halusinasi Kinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
C. Penyebab
Penyebab perubahan sensori persepsi halusinasi adalah isolasi sosial. Isolasi Sosial
adalah percobaan untuk menghindar interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan
orang lain.
Tanda dan gejala Isolasi sosial antara lain:
1. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
2. Menghindar dari orang lain
3. Komunikasi kurang atau tidak ada
4. Tidak ada kontak mata
5. Tidak melakukan aktifitas sehari – hari
6. Berdiam diri di kamar
7. Mobilitas kurang
E. Akibat
Akibat dari perubahan sensori persepsi halusinasi adalah resiko mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan adalah suatu perilaku mal adaftive dalam memanifestasikan perasaan
marah yang dialami seseorang. Perilaku tersebut dapat berupa mencederai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan. Marah sendiri merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. Perasaan
marah sendiri merupakan suatu hal yang wajar sepanjang perilaku yang dimanifestasikan berada
pada rentang adaptif
Rentang Respon
http://apd273.blogspot.co.id/2014/04/asuhan-keperawatan-jiwa-halusinasi_6.html
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 November 2016 di ruangan Wijaya Kusuma RS Jiwa
Melati. Adapun data yang didapat bahwa klien masuk rumah sakit diruangan dengan nomor
register dengan diagnosa medis F20.3 (Skizophrenia ).
a. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn.M Tanggal Pengkajian : 23 November 2016
Umur : 25 Tahun RM No. : 03-xx-xx
Informan : Pasien, Keluarga Dan Rekam Medic
b. ALASAN MASUK
Pasien berbicara melantur dan marah marah. Pasien mengatakan mendengar ada yang berbisik
bisik dan menyuruhnya untuk berbuat hal yang tidak baik ( contoh : disuruh memukul,disuruh
mensholati ibunya )
3. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ? Ya
2. Pengobatan sebelumnya ? Kurang berhasil
3. Pengalaman
Aniaya fisik : klien pernah mengalami anaiaya fisik
Aniaya Seksual : klien tidak pernah mengalami aniaya seksual
Penolakan : klien tidak pernah mengalami penolakan
Kekerasan dalam Keluarga : klien pernah mengalami kekerasan
Tindakan kriminal : klien tidak pernah melakukan tindakan kriminal
Jelaskan No 1,2,3 : Pasien marah-marah kepada ibunya.
Kakak Pasien mengatakan bahwa Pasien pernah dirawat di rumah sakit jiwa lain pada tahun
2014 dengan keluhan yang sama, sebelumnya Pasien berobat ke kyai untuk sembuh akan tetapi
pengobatan kurang berhasil. Selama selang 3 tahun setelah sembuh Pasien tidak pernah kontrol
dengan tidak teratur minum obatnya karena merasa sudah sembuh. Selama dirumah Pasien marah-
marah dan memukul ibunya.
Masalah Keperawatan :
- Regimen terapi inefektif
- Resiko Perilaku kekerasan
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? Tidak
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan putus cinta dan di tinggal pacarnya menikah
Masalah Keperawatan : Respon Pasca Trauma
4. FISIK
1. Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg Nadi : 84x/menit Suhu : C P : 19x/menit
2. Ukur : TB : 174cm BB : 59kg
3. Keluhan fisik : Tidak
Jelaskan : Selama di rumah sakit jiwa Pasien tidak pernah mengalami sakit
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan : Pasien anak ke 5 dari 6 bersaudara.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Pasien menyukai seluruh bagian tubuhnya, penampilanya kurang rapi,
tampak lesu ketika berjalan, Pasien mondar mandir di ruangan
b. Identitas diri : Pasien seorang laki laki berusia 25 tahun, belum menikah, berpendidikan
terakhir hanya SD.
c. Peran : Pasien bekerja sebagai kuli bangunan, setiap harinya Pasien bekerja
dengan tepat waktu.
d. Ideal diri : Pasien ingin berkumpul dengan keluarganya terutama dengan ibunya, dan
Pasien ingin menikah
e. Harga diri : Pasien merasa malu karena Pasien seorang tamatan SD dan Pasien
ditinggal pacarnya untuk menikah.
Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Pasien mengatakan paling dekat dengan ibunya karena merupakan
seseorang yang paling berharga.
b. Peran serta dalam kegiatan/ masyarakat : Pasien mengatakan hubungannya dengan
tetangganya tidak baik karena hanya berprofesi sebagai tukang kuli bangunan. Saat di RS,
Pasien suka menyendiri tidak meu bergaul dengan Pasien lainya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Pasien kurang bisa bergabung atau
berinteraksi dengan orang lain baik di rumah maupun di lingkungan rumah sakit.
Masalah Keperawatan : Gangguan Interaksi Sosial : Menarik Diri
4. Spiritual
a. Nilai dari keyakinan : Pasien mengatakan bahwa agamanya islam.
b. Kegiatan ibadah : sudah tidak sholat sejak 3 bulan yang lalu selama dirumah, Pasien
mengatakan tidak pernah sholat selama di RS
Masalah Keperawatan : Distrees Spiritual
GENOGRAM
Keterangan :
: laki - laki
: perempuan
: Pasien
6. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi
Jelaskan: Pasien berpenampilan rambut tidak pernah disisir, memakai sarung berantakan
untuk lipatannya
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan
Lambat dan tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan : Pasien menjawab seperlunya saja dengan nada berbicara lambat
Masalah Keperawatan : Gangguan Komunikasi Verbal
3. Aktivitas Motorik:
Lesu
Jelaskan : Pasien sering menyendiri diruangan, ADL diarahkan oleh petugas
Masalah Keperawatan : Penurunan Aktifitas Motorik
4. Alam Perasaan
Khawatir
Jelaskan : Pasien mengatakan khawatir jika mendengar bisikan bisikan itu datang.
Masalah Keperawatan : Ansietas
5. Afek
Jelaskan : Pasien bisa tersenyum dan sedih ketika diberi stimulus
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
6. Interaksi selama wawancara
Kontak mata kurang
Jelaskan : Pasien lebih banyak diam diri, pandangan mata melihat ke arah lain ketika di
ajak bicara.
Masalah Keperawatan : Gangguan Interaksi Sosial : Menarik Diri
7. Persepsi
Pendengaran
Jelaskan : Pasien mengatakan sering mendengar bisikan bisikan yang menyuruhnya untuk
berbuat sesuatu ( misalnya disuruh memukul, disuruh untuk mensholati ibunya), saat di kaji
Pasien mondar mandir, saat ditanya bahwa ada yang membisiki untuk pulang dan mensholati
ibunya. Respon Pasien saat mendengar suara itu. Respon Pasien saat mendengar suara suara
itu Pasien mengikuti perintah sura tersebut. Juga mondar mandir, selalu bicara sendiri.
Masalah Keperawatan :
- gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
- resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
8. Proses Pikir
Jelaskan : Pasien bicara seperlunya saja
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
9. Isi Pikir
Jelaskan : Pasien mengatakan semua apa yang dialaminya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
10. Tingkat Kesadaran
Jelaskan : Pasien mengatakan bisa menyebutkan waktu, tempat, orang secara benar
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
11. Memori
Jelaskan : Pasien ingat pernah dibawa ke kyai dan menceritakan hal hal yang pernah di
alaminya
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
12. Tingkat Konsentrasi dan berhitung
Jelaskan : Pasien mampu berhitung dalam bentuk sederhana ( menghitung angka )
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
13. Kemampuan Penilaian
Gangguan bermakna
Jelaskan : Pasien mengatakan suara yang di dengar itu benar benar ada sehingga Pasien
melakukan isi suara tersebut
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir
14. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Jelaskan : Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak sakit
Masalah Keperawatan :
- Gangguan Proses Pikir
- Resiko Regimen Terapi Inefekktif
7. KEBUTUHAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi/ menyediakan kebutuhan
Makanan : ya Pakaian : ya Uang :tidak
Keamanan : tidak Transportasi : tidak
Perawatan Kes : tidak Tempat tinggal : tidak
Jelaskan : segala kebutuhan dipenuhi oleh keluarga dan rumah sakit
Masalah Keperawatan : gangguan pemenuhan kebutuhan kesehatan
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri :
Mandi : minimal BAB/BAK : minimal
Kebersihan : minimal Ganti pakaian : minimal
Makan : minimal
Jelaskan : Pasien melakukan perawatan diri dengan di arahkan dan di bantu oleh petugas
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
b. Nutrisi
- Apakah anda puas dengan pola makan anda ? Ya
- Apakah anda makan memisahkan diri ? Tidak
- Frekuensi makan sehari : 3x sehari
- Frekuensi kudapan sehari : 1x sehari
- Nafsu makan : Meningkat
- Diet khusus :-
Jelaskan : Pasien makan 3 kali sehari kudapan 1 kali dihabiskan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
c. Tidur
- apakah ada masalah : Tidak
- apakah anda merasa segar setelah bangun tidur : Ya
- apakah anda kebiasaan tidur siang : Ya lamanya : 5 jam
- apa yang menolong anda tidur :-
- waktu tidur malam : 19.30 Waktu bangun jam : 05.00
- sulit untuk tidur : tidak Terbangun saat tidur : tidak
- bangun terlalu pagi : tidak Gelisah saat tidur : tidak
- Semnabolisme : tidak Berbicara dalam tidur : tidak
Jelaskan: Pasien mengatakan bahwa lamanya Pasien tidur selama 5 jam. Pasien tidak
mengalami masalah dalam tidur. Saat malam hari biasanya Pasien tidur sekitar pukul 19.30
sampai dengan pukul 05.00.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
3. Kemampuan klien dalam
- Mengantisipasi kebutuhan sendiri : ya
- Membuat keputusan berdasarkan keputusan sendiri : ya
Mengatur penggunaan obat : tidak
- Melakukan pemeriksaan kesehatan (follow up) : ya
Jelaskan : Pasien tidak mampu mengatur penggunaan obat secara mandiri
Masalah Keperawatan : inefektifitas penetalaksanaan regimen medik
4. Klien memiliki system pendukung
Keluarga : ya Teman sejawat : ya
Profesional/terapis : tidak Kelompok social : tidak
Jelaskan : Pasien dapat dukungan dari keluarganya
Masalah Keperawatan : kerusakan komunikasi
5. Apakah klien menikmati saat bekerja yang menghasilkan atau hobi:
Ya
Jelaskan : Pasien menikmati pekerjaan sebagai kuli bangunan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
8. MEKANISME KOPING
Adaptif : Tidak ada
Maladaptif :
Reaksi lambat
Menghindar
Mencederai diri
menyendiri
Masalah Keperawatan : Koping Individu Inefektif
9. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : Pasien lebih banyak menyendiri
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : Pasien tidak mau berinteraksi dan
berkomunikasi dengan Pasien lain. Pasien berinteraksi dengan di arahkan oleh petugas.
Masalah dengan pendidikan, spesifik : Pasien tamat SD
Masalah dengan pekerjaan, spesifik : Pasien bekerja sebagai kuli bangunan
Masalah dengan perumahan, spesifik : Pasien tinggal bersama keluarganya. Di keluarga
Pasien bisa berinteraksi dengan semua anggota keluarga.
Masalah ekonomi, spesifik : Pasien belum bisa mencukupi ekonominya yang hanya sebagai
kuli bangunan untuk dirinya dan keluarganya, selama di RS Pasien menggunakan jamkesmas
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : Pasien pernah MRS di RSJ Melati pada tahun
2013 dengan keluhan yang sama.
Masalah lainya, spesifik : Pasien merasa bosan di RSJ dan ingin pulang
Masalah keperawatan :
- Gangguan Konsep Diri : HDR
- Gangguan Interaksi Sosial : Menarik Diri
- Resiko Mencederai Diri Sendiri
POHON MASALAH
SP 3
S : klien saat marah akan
1. Mendiskusikan
berbicara d engan nada tinggi,
bersama klien tentang
tangan mengepal, matanya
apa yang dirasakan saat
menatap tajam, wajahnya tampak
klien marah
merah.
2. Mendiskusikan
O : pasien menunjukkan tanda-
bersama klien tentang
tanda :
tanda-tanda perilaku
a. Nada suara tinggi
kekerasa
b. Mata menatap tajam
c. Tangan mengepal.
A : klien mampu
mengidentifikasi tanda dan gejala
saat marah atau jengkel. SP 3
tercapai.
SP 4 K : klien diminta untuk
mengidentifikasi perilaku
1.Menganjurkan klien
kekerasan yang sering dilakukan.
untuk mengungkapkan
perilaku kekerasan yang
S : klien akan marah-marah
bias dilakukan.
karena mendengar suara aneh
2.Membantu klien
yang menyuruh untuk memukul
bermain peran sesuai
ibunya
dengan perilaku
O : klien tampak :Tegang, tangan
kekerasan.
mengepal, mata menatap tajam,
3.Membicarakan dengan
wajah memerah.
klien apakah dengan
A : klien mampu mengungkapkan
cara yang dilakukan
perilaku kekerasan yang bisa
oleh klien masalah akan
dilakukan. SP 4 tercapai.
teratasi
P : lanjutkan SP 5, klien dapat
mengungkapkan perilaku yang
sering dilakukan saat marah.
K :klien diminta untuk mengingat
kembali akibat yang akan
ditimbulkan.
O:
P:
1. Mengevaluasi Sp 1 S:
2. Melatih berhubungan
- Pasien mengatakan cara-cara
sosial secara bertahap
berkenalan itu tahap-tahapnya:
3. Memasukkan kedalam
jabatkan tangan, perkenalkan
jadwal kegiatan pasien.
diri, nama lengkap, nama
panggilan, alamt dan hobby.
- Pasien mengatakan nama saya
Mansyur senang dipanggil
Man alamat saya dari
Yogyakarta hobby saya
berolahraga dan memancing
- Pasien mengatakan senang
bisa berkenalan dengan
Perawat Derry
- Pasien mengatakan terasa lega
sudah bisa berkenalan.
- Pasien mengatakan ingin
berkenalan 1X saja pada jam
12 siang.
O:
P:
- PP : evaluasi SP 1, SP 2 Isolasi
sosial, jika berhasil lanjut SP 3
- PK: praktikkan cara berkenalan
dengan perawat / pasien lain dan
masukkan kedalam jadwal harian
pasien.
- Mengevaluasi Sp 1 dan S :
2
- Pasien mengatakan sudah
- Melatih cara
berkenalan dengan 2 orang
berkenalan dengan 2
yaitu Wulan dan Indah
orang atau lebih
- Pasien mengatakan cara
- Memasukkan kedalam
berkenalan itu pertama-tama
jadwal kegiatan pasien.
jabatkan tangan, perkenalkan
diri, alamat dan hobby, setelah
itu baru tanyakan kembali
- Pasien mengatakan kemarin
berkenalan dengan Perawat
Gerhard
- Pasien mengatakan perasaan
hari ini senang sudah banyak
teman
- Pasien mengatakan senang
bisa berkenalan dengan
Selastinus
- Pasien mengatakan ingin
latihan berkenalan 2X jam
09.00 pagi dan jam 12.00
siang.
O:
P:
- PP : evaluasi SP 1, SP 2, dan SP
3 Isolasi Sosial, jika berhasil
lanjut intervensi selanjutnya
- PK: terus berkenalan dan
berbincang-bincang dengan
pasien / perawat lain diruangan
dan masukan kedalam jadwal
harian pasien.