Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Merlyn Rapikasari (S16165)
2. Minarti Panjukang (S16166)
3. Mita Puspitaningrum (S16167)
4. Muhammad Alfauzi P (S16168)
5. Nanda Yusril Rizal M (S16169)
6. Niluh Putu Erikawati (S16170)
7. Novita Juniati (S16172)
8. Okta Fiyanti (S16173)
A. LATAR BELAKANG
Kerugian :
a) Memerlukan waktu lebih lama untuk pemasangan mangkuk sampai dapat
ditarik relatif lebih lama daripada forseps (+ 10 menit) cara ini tidak
dapat dipakai apabila ada indikasi untuk melahirkan anak dengan cepat
seperti misalnya pada fetal distres (gawat janin).
b) Kelainan janin yang tidak segera terlihat (neurologis).
c) Tidak dapat digunakan untuk melindungi kepala janin preterm.
D. Komplikasi
1. Vakum Ekstraksi
a. Pada Ibu :
Perdarahan akibat atonia uteri / trauma.
Trauma jalan lahir
Infeksi
b. Pada Janin :
Aberasi dan laserasi kulit kepala.
Sefalhematoma, akan hilang dalam 3 – 4 minggu.
Nekrosis kulit kepala
Perdarahan intrakranial sangat jarang
Jaundice.
Fraktur klavikula
Kerusakan N.VI dan VII.
2.Forceps
Komplikasi langsung akibat aplikasi cunam/forceps dibagi menjadi:
a. Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dapat berupa:
1) Perdarahan. Dapat disebabkan karena atonia uteri, retensio plasenta
sertatrauma jalan lahir yang meliputi ruptura uteri, ruptura cervix,
robekan forniks, kolpoforeksis, robekan vagina, hematoma luas,
robekan perineum.
2) Infeksi. Terjadi karena sudah terdapat sebelumnya, aplikasi alat
menimbulkan infeksi, plasenta rest atau membran bersifat asing yang
dapat memudahkan infeksi dan menyebabkan sub involusi uteri serta
saat melakukan pemeriksaan dalam.
3) Trauma jalan lahir, yaitu terjadinya fistula vesiko vaginal, terjadinya
fistula rekto vaginal dan terjadinya fistula utero vaginal.
b. Komplikasi segera pada bayi, antara lain:
1) Asfiksia. Karena terlalu lama di dasar panggul sehingga terjadi
rangsangan pernapasan menyebabkan aspirasi lendir dan air ketuban.
Dan jepitan langsung cunam/forceps dapat menimbulkan perdarahan
intra kranial, edema intrakranial, kerusakan pusat vital di medula
oblongata atau trauma langsung jaringan otak.
2) Infeksi oleh karena infeksi pada ibu menjalar ke bayi.
3) Traumalangsung cunam/forceps yaitu fraktur tulang kepala dislokasi
sutura tulang kepala; kerusakan pusat vital di medula oblongata;
trauma langsung pada mata, telinga dan hidung; trauma langsung
pada persendian tulang leher; gangguan pleksus brachialis atau
paralisis Erb, kerusakan saraf trigeminus dan fasialis, serta
hematoma pada daerah yang tertekan.
c. Komplikasi kemudian atau terlambat
Komplikasi lambat pada ibu, antara lain:
1) Perdarahan yang disebabkan oleh plasenta rest, atonia uteri
sekunder sertajahitan robekan jalan lahir yang terlepas
2) Penyebaran infeksi makin luas
3) Trauma jalan lahir yaitu terjadinya fistula vesiko vaginal, fistula
rekto vaginal dan fistula utero vaginal.
Komplikasi lambat pada janin berupa:
1) Traumaekstraksi cunam/forceps dapat menyebabkan cacat karena
aplikasi cunam/forceps.
2) Infeksi berkembang menjadi sepsis yang dapat menyebabkan
kematian serta ensefalitis sampai meningitis.
3) Trauma langsung pada saraf pusat dapat menimbulkan gangguan
intelektual.
4) Gangguan susunan saraf pusat, gangguan pendengaran dan
keseimbangan
BAB III
TELAAH JURNAL
A. Kesimpulan
2. Ekstraksi Vacum adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan
ekstraksi tekanan negatif dengan menggunakan ekstraktor vakum dari
Malstrom.
3. Alat-alat ekstraksi vacum terdiri dari mangkok (cup), rantai penghubung,
pipa penghubung, botol dan pompa pengisap.
4. Indikasi pemakaian ekstrasi vakum adalah: Kelelahan ibu, Partus tak
maju, Gawat janin yang ringan, Toksemia gravidarum dan Rupture uteri
iminens
5. Kontra Indikasi antara lain : Ruptur uteri membakat, ibu tidak boleh
mengejan, panggul sempit, bukan presentasi belakang kepala, presentasi
muka atau dahi dan kepala belum masuk pintu atas panggul.
B. Saran
Dalam penatalaksanaan vakum ekstraksi ini sebaiknya sebagai bidan kita
senantiasa bersikap hati-hati agar dapat meminimalisir komplikasi yang
mungkin terjadi.
A. Judul Jurnal
Karakteristik Ibu Yang Bersalin Dengan Cara Ekstraksi Vakum dan
Forsep di RSUP Dr.Kariadi Tahun 2009-2010.
B. Kata Kunci
Ekstraksi vakum, forsep.
C. Penulis Jurnal
1. Miftahul Falah Ahmad
2. Besari Adi Pramono
D. Latar Belakang Masalah
Persalinan dengan tindakan bertujuan untuk membantu proses
persalinan yang mengalami penyulit, sehingga mengurangi risiko kematian
ibu dan bayi. Upaya penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) harus
difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada
saat persalinan dan segera setelah persalinan, yaitu perdarahan (28%),
eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi pueperium (8%), artus macet
(5%), abortus (5%), trauma obstetrik (5%), emboli (3%) dan lain-lain 11
%.
Melihat jumlah persalinan dengan tindakan ekstraksi vakum dan
forsep yang cukup besar, sehingga kecenderungan terjadinya resiko pada
ibu maupun janin yaitu berupa kesakitan sampai kematian, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini.
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui karakteristik ibu yang bersalin dengan cara ekstraksi
vakum dan fporsep di RSUP Dr. Kariadi
F. Manfaat Penelitian
Sebagai sumber referensi mengenai tindakan persalinan oleh ibu-ibu yang
akan melakukan persalinan agar mengambil keputusan yang tepat dalam
proses bersalin dengan memikirkan komplikasi yang akan terjadi.
G. Metodologi Penelitian
Penelitian deskriptif ini dilakukan pada ibu yang bersalin dengan cara
ekstraksi vakum dan forsep di RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode
Januari 2009-Desember 2010. Pengambilan sampel penelitian ini
dilakukan dengan cara cluster sampling.
H. Hasil Penelitian
Persalinan dengan eskstraksi vakum sebanyak 133 (95,68%) dan forsep
sebanyak 6 (4,31%). Karakteristik ibu yang bersalin dengan ekstraksi
vakum yaitu umur antara 20-35 tahun, ibu merupakan primipara dan
multipara, jarak kehamilan ≤5 tahun, penyulit kehamilan yaitu riwayat
operasi sesar, dan merupakan kasus rujukan. Until ibu bersalin dengan
forsep memiliki karakteristik sebagai berikut usia antara 20-35 tahun, ibu
merupakan primipara dan multipara, jarak kehamilan sebelumnya ≤5
tahun, penyulit kehamilan yaitu penyakit jantung, eklamsia, dan
merupakan kasus rujukan.
I. Kelebihan Penelitian
Dalam penelitian ini disebutkan bebrapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam tindakan persalinan dan beberapa komplikasi yang
akan terjadi, disini juga disebutkan hal-hal yang dapat mempengaruhi
pesalinan secara detail.
J. Kekurangan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah tidak semua data pasien yang
melahirkan dengan ekstraksi vakum dan forsep di RSUP Dr. Kariadi pada
tahun 2009-2010 dapat diambil karena ada beberapa data yang tidak
tercatat dengan baik dalam catatan medik dan beberapa catatan yang tidak
dapat ditemukan.