You are on page 1of 13

Modalitas Fisioterapi

I. Modalitas yang Termasuk Panas Listrik

1. Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS)


Tens (transcutaneus electrical nerve stimulation), alat ini dioperasikan dengan baterei kecil dan
menggunakan transmisi listrik dan bermanfaat menurunkan nyeri. Elektroda di letakkan didaerah
yang bersangkutan yang mengalami nyeri. Mesin dihidupkan dan arus listrik disalurkan lewat
elektroda. Perasaan geli terasa dibawah kulit dan otot. Sinyal ini berfungsi menggangu sinyal nyeri.
Sinyal dari tens ini mempengaruhi syaraf-syaraf pada daerah yang diaplikasikan tens dan memutus
sinyal nyeri sehingga pasien merasakan nyerinya berkurang. Tujuan pemberian TENS Memeilhara
fisiologis otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi fungsi otot, modulasi nyeri tingkat sensorik,
menambah Range Of Motion (ROM)/mengulur tendon, memperlancar peredaran darah dan
memperlancar resorbsi oedema.

 Indikasi TENS
Keluhan nyeri, kondisi sehabis trauma/operasi urat saraf yang konduktifitasnya belum membaik,
kondisi keluhan nyeri pada otot, kondisi peradangan sendi (Osteoarthrosis, Rheumathoid Arthritis
dan Tennis elbow).

 Kontra Indikasi TENS


Sehabis operasi tendon transverse sebelum 3 minggu, karena adanya ruptur tendon/otot sebelum
terjadi penyambungan, kondisi peradangan akut/penderita dalam keadaan panas.

Penempatan Elektroda :

 Di sekitar lokasi nyeri : Cara ini paling mudah dan paling sering digunakan, sebab metode ini dapat
langsung diterapkan pada daerah nyeri tanpa memperhatikan karakter dan letak yang paling optimal
dalam hubungannya dengan jaringan penyebab nyeri
 Dermatome :Penempatan pada area dermatome yang terlibat, Penempatan pada lokasi spesifik
dalam area dermatome, Penempatan pada dua tempat yaitu di anterior dan di posterior dari suatu
area dermatome tertentu
 Area trigger point dan motor point
Prosedur TENS
 Tingkat analgesia-sensoris : frekuensi 50-150 Hz, durasi pulsa <200 (60-100) mikrodetik
 Tingkat analgesia untuk rasa nyeri : frekuensi 150 Hz, durasi pulsa >150 mikrodetik
 Persipan pasien (kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotion, krim dll), periksa sensasi kulit,
lepaskan semua metal di area terapi, jangan menstimulasi pada area dekat/langsung di atas fraktur
yg baru/non-union, diatas jaringan parut baru, kulit baru.
1. Parafin bath

1. SHORTWAVE DIATHERMY (SWD)

Pengertian SWD
Terapi panas penentrasi dalam dengan menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi 27,12
MHz, panjang gelombang 11 m.
Tujuan Pemberian SWD
Memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa sakit, mengurangi spasme otot, membantu
meningkatkan kelenturan jaringan lunak, mempercepat penyembuhan radang.
Penempatan/susunan elektroda
• Kontraplanar ; paling baik, penentrasi panas kejaringan lebih dalam, dipermukaan berlawanan
dengan bagian terapi.
• Koplanar : elektroda berdampingan disisi sama dgn jarak elektroda adequat, pemanasan
superficial, jarak antara ke2 elektroda >> lebar drpd elektroda
• Cross fire treatment ; ½ terapi diberikan dgn elektroda 1 posisi, ½ terapi diberikan elektroda posisi
lain, pemanasan jaringan dlm seperti untuk organ pelvis
• Monoplanar : elektroda aktif diatas satu lesi, bila yang dituju local & dangkal

Indikasi SW
Kondisi peradangan dan kondisi sehabis trauma (trauma pd musculoskeletal), adanya keluhan nyeri
pd sistem musculoskeletal (kodisi ketegangan, pemendekan, perlengketan otot jaringan lunak),
persiapan suatu latihan/senam (untuk gangguan pada sistem peredarah darah)

Kontraindikasi SWD
Keganasan, kehamilan, kecendrungan terjadinya pendarahan, gangguan sensibilitas, adanya logam
di dalam tubuh, lokasi yang terserang penyakit pembuluh darah arteri.

Teknik aplikasi SWD


Pre pemanasan alat 5-10 menit, jarak antara elektroda dengan pasien 5-10 cm/1 jengkal, durasi 15-
30 menit, intensitas sesuai dengan aktualitas patologi, posisikan pasien senyaman mungkin,
terbebas dari pakaian dan logam, tes sensibilitas, pasang elektroda, pasien tidak boleh bergerak,
intensitas dipertahankan sesuai dgn toleransi pasien.

2. MICROWAVE DIATHERMY (MWD)

Pengertian MWD
Suatu aplikasi terapeutik dengan menggunakan gelombang mikro dlm bentuk radiasi
elektromagnetik yg akan dikonversi dalam bentuk dengan frekuansi 2456 MHz dan 915 MHz dengan
panjang gelombang 12,25 arus yang dipakai adalah arus rumah 50 HZ, penentrasi hanya 3 cm,
efektif pada otot

Indikasi MWD
Selektif pemanasan otot (jaringan kolagen), spasme otot (efektif untuk sendi Inter Phalangeal,
Metacarpal Phalangeal dan pergelangan tangan, Rheumathoid Arthritis dan Osteoarthrosis),
kelainan saraf perifer (neuralgia neuritis)

Kontraindikasi MWD
Adanya logam, gangguan pembuluh darah, pakaian yang menyerap keringat, jaringan yang banyak
cairan, gangguan sensibilitas, neuropathi (timbul gangguan sensibilitas dan diabetes melitus), infeksi
akut, transqualizer (alat pada pasien dengan gangguan kesadaran), sesudah rontgen (konsentrasi
EM berkelebihan), kehamilan, saat menstruasi.
Efek fisiologis yang ditimbulkan dari pemberian MWD
Terjadinya perubahan panas ; yang sifatnya lokal jaringan yang meningkatkan metabolisme jaringan
lokal, meningkatkan vasomotion sehingga timbul homeostatik lokal yang akhirnya menimbulkan
vasodilatasi. Perubahan panas secara general yang menaikkan temperatur pada daerah lokal.

Teknik aplikasi MWD:


• Persiapan alat, tes alat, pre pemanasan 5-10 menit, jarak <10cm dari kulit • persiapan pasien :
bebaskan dari pakaian dan logam, posisikan pasien senyaman mungkin, tes sensibilitas, jarak 5-10
cm, durasi 20-30 menit. alat 2456MHz, frekuensi terapi 3-5 x/minggu, intensitas 50-100 watt
(toleransi pasien), dosis intensitas ditentukan oleh aktualitas patologi (aktualitas rendah : thermal,
aktualitas sedang : subthermal, aktualitas tinggi : a thermal)

3. ULTRASOUND (US)

Pengertian US
Terapi dgn menggunakan gelombang suara tinggi dgn frek 1 atau 3 MHz (>20.000 Hz).
Tujuan pemberian US
Mengurangi ketegangan otot, mengurangi rasa nyeri, memacu proses penyembuhan collagen
jaringan (dipilih untuk jaringan kedalaman < dari 5 cm) Penentrasi terdalam dlm setiap media: •
Tulang : penentrasi 7 mm pada frekuensi 1 MHz • kulit : penentrasi 36 mm pada frekuensi 1 MHz, pd
3 MHz 12 mm • tendon : penentrasi 21 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 7 mm • Otot :
penentrasi 30 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 7 mm • Lemak : penentrasi 165 mm pada
frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 55 mm • 3 MHz penentrasi : 1/3 dari frek 1 MHz • intensitas terapi :
kontinu. intensitas rendah <0,3 W/cm², intensitas sedang 0,3-1,2 W/cm², intensitas kuat 1,2-3W/cm².
untuk efek terapeutik 0,7-3 MHZ. • Frekuensi : untuk kasus pada kondisi subakut à waktu 3 menit,
pengulangan 1x1hari, sehari 10x. Untuk kasus pada kondisi kronik à waktu 5-10 menit, pengulangan
1x1 hari atau 1x2 hari, sehari 12-18x. Metode US A. Kontak langsung : paling banyak digunakan ;
perlu adanya media coupling (Gel, water oil, pasta analgetik, water). Syarat media coupling à harus
steril, tidak terlalu cair, tidak terlalu mudah diserap tubuh, tidak menimbulkan flek/pekat. B. Kontak
tidak langsung : sub aqual (dalam air) à di dalam air, hal ini dilakukan bila regio yang akan diterapi
areanya kecil dan tidak rata permukaannya (trigger finger, Rheumathoid Arthtritis jari-jari. water
pillow à kantong plastik/karet mengandung air, kontak dipermukaan tubuh tidak rata; medium antara
sisi kantong – kulit, sisi kantong – tranduser. Teknik Aplikasi US • Sebelum terapi : lakukan
assesment, tes sensibilitas, lokalisasi daerah terapi, tentukan metode (langsung/tidak langsung),
beri penjelasan kepada pasien : “ bapak/ibu saya akan memberikan terapi Ultrasound nanti rasanya
seperti dipijat dan sedikit hangat gunanya untuk memperbaiki jaringan yg rusak sehingga akan
mengurangi nyeri” • Persiapan alat • Persiapan pasien Penatalaksanaan US • Berikan gel pada
daerah yang akan diterapi • Ratakan gel dgn tranduser, nyalakan alat • Timer ditentukan dari = luas
area dibagi dengan luas ERA • Intensitas ditentukan oleh aktifitas patologi : • aktivitas tinggi : dosis
rendah (1-1,5 W/cm²) • aktivitas sedang : dosis sedang (1,5-2 W/cm²) • aktivitas rendah : dosis tinggi
(2-3 W/cm²) • Intensitas/durasi : pada kondisi akut à intermiten ; pada kondisi kronik à continous •
Ultrasound dengan air (untuk kasus sendi kecil dan permukaan tidak rata), penerapannya : Tidak
langsung bersentuhan dengan air, jaraknya 1,5-2,5 cm • Untuk tranduser 1 MHz : penentrasi lebih
dalam, tapi area konvergen 3x lebih kecil. Untuk tranduser 3 MHz : penentrasi lebih kecil tapi area
konvergen 3x lebih besar. Efek US > Mekanis : menimbulkan efek micromassage -> dilatasi ->
inflamasi
> Thermal : menimbulkan efek panas tranduser lebih kecil dimana panas ringan sampai 5 cm (deep)
dan lebih dominan pada continue.
> Piezoelectric : perubahan muatan membran sehingga terjadi proses kimiawi di jaringan di
sekitarnya
> Biologis : menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah à meningkatkan sirkulasi darah ->
meningkatkan permeabilitas dan regenerasi jaringan à menimbulkan rileksasi otot sehingga akan
mengurangi nyeri.

Indikasi US
kondisi peradangan dan traumatik sub akut dan kronik, adanya jaringan parut (scar tissue) pada
kulit, kondisi ketegangan, pemendekan dan perlengketan jaringan lunak (otot, tendon, ligament).
Kondisi inflamasi kronik ; oedema -> gangguan sirkulasi darah, contoh kasus yg termasuk indikasi
Ultrasound : Rheumathoid Arthrosis, Osteoarthrosis Genu, Hernia Nucleus Pulposus, Low Back
Pain, spasme cervical, tennis elbow, frozen shoulder.

Kontra indikasi US
jaringan yang lembut (mata, ovarium, testis, otak), jaringan yang baru sembuh, jaringan/granulasi
baru, kehamilan, pada daerah yang sirkulasi darahnya tidak adekuat, tanda-tanda keganasan,
infeksi bakteri spesifik.

4. Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS)


Pengertian TENS
> Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS) merupakan suatu cara penggunaan energi
listrik guna merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif untuk merangsang
berbagai tipe nyeri
> Pada TENS mempunyai bentuk pulsa : Monophasic mempunyai bentuk gelombang rectanguler,
trianguler dan gelombang separuh sinus searah; biphasic bentuk pulsa rectanguler biphasic simetris
dan sinusoidal biphasic simetris; pola polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk
interferensi atau campuran.
> Pulsa monophasic selalu mengakibatkan pengumpulan muatan listrik pulsa dalam jaringan
sehingga akan terjadi reaksi elektrokimia dalam jaringan yang ditandai dengan rasa panas dan nyeri
apabila penggunaan intensitas dan durasi terlalu tinggi.

Tujuan pemberian TENS


Memeilhara fisiologis otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi fungsi otot, modulasi nyeri tingkat
sensorik, spinal dan supraspinal, menambah Range Of Motion (ROM)/mengulur tendon,
memperlancar peredaran darah dan memperlancar resorbsi oedema

Frekuensi Pulsa
• Frekuensi pulsa dapat berkisar 1 – 200 pulsa detik.
• Frekuensi pulsa tinggi > 100 pulsa/detik menimbulkan respon kontraksi tetanik dan sensibilitas
getaran sehingga otot cepat lelah
• Arus listrik frekuensi rendah cenderung bersifat iritatif terhadap jaringan kulit sehingga dirasakan
nyeri apabila intensitas tinggi. Arus listrik frekuensi menengah bersifat lebih konduktif untuk stimulasi
elektris karena tidak menimbulkan tahanan kulit atau tidak bersifat iritatif dan mempunyai penetrasi
yang lebih dalam.

Penempatan Elektroda
• Di sekitar lokasi nyeri : Cara ini paling mudah dan paling sering digunakan, sebab metode ini dapat
langsung diterapkan pada daerah nyeri tanpa memperhatikan karakter dan letak yang paling optimal
dalam hubungannya dengan jaringan penyebab nyeri
• Dermatome :Penempatan pada area dermatome yang terlibat, Penempatan pada lokasi spesifik
dalam area dermatome, Penempatan pada dua tempat yaitu di anterior dan di posterior dari suatu
area dermatome tertentu
• Area trigger point dan motor point

Indikasi TENS
Kondisi LMNL(Lower Motor Neuron Lesion) baru yang masih disertai keluhan nyeri, kondisi sehabis
trauma/operasi urat saraf yang konduktifitasnya belum membaik, kondisi LMNL kronik yg sdh terjadi
partial/total dan enervated muscle, kondisi pasca operasi tendon transverse, kondisi keluhan nyeri
pada otot, sebagai irritation/awal dari suatu latihan, kondisi peradangan sendi (Osteoarthrosis,
Rheumathoid Arthritis dan Tennis elbow), kondisi pembengkakan setempat yang belum 10 hari

Kontra Indikasi TENS


Sehabis operasi tendon transverse sebelum 3 minggu, adanya ruptur tendon/otot sebelum terjadi
penyambungan, kondisi peradangan akut/penderita dlm keadaan panas

Prosedur TENS
• Tingkat analgesia-sensoris : frekuensi 50-150 Hz, durasi pulsa <200 (60-100) mikrodetik • Tingkat
analgesia untuk rasa nyeri : frekuensi 150 Hz, durasi pulsa >150 mikrodetik
• Persipan pasien (kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotion, krim dll), periksa sensasi kulit,
lepaskan semua metal di area terapi, jangan menstimulasi pada area dekat/langsung di atas fraktur
yg baru/non-union, diatas jaringan parut baru, kulit baru.

5. PARAFIN BATH
Pengertian
Pengobatan panas superficial dgn modalitas rendaman hangat parafin.

Tujuan
Preliminary terhadap metoda intervensi lain (mobilisasi sendi, massage), memperlancar peredaran
darah, mengurangi rasa sakit, menambah kelenturan jaringan perifer, lingkup gerak sendi, dipilih
untuk tangan dan kaki.

Metode Aplikasi
> Metode Deep : mencelupkan kaki/tangan kedalam cairan parafin bath -> terbentuk permukaan
parafin padat dan tipis yang meliputi kulit -> tarik kembali -> ulang 8-10x -> sampai terbentuk sarung
tengan tebal (mengisolasi bagian tubuh terhadap kehilangan panas) -> bungkus dengan handuk
kering untuk mempertahankan panas -> lama 15-20 menit -> setelah itu sarung tangan parafin
dilepas
> Metode immersion : mencelupkan tangan/kaki secara terus-menerus kedalam cairan parafin ->
terbentuk sarung tangan pada sekitar kulit -> lama 20-30 menit -> lebih efektif meningkatkan
temperatur jaringan tapi resiko luka bakar
> Metoda breshing : dengan menggunakan kuas -> untuk area yang tidak dijangkau (pinggang, hip,
pada regio yang besar)
6. ULTRA VIOLET (UV)

Pengertian
Pancaran gelombang elektromagnetik. Dengan panjang gelombang 1800A-4000A, dikelompokan :
Far UV -> 1800-2900A, daya tembus -> stratum korneum; Near UV -> 2900-4000A, daya tembus ->
stratum spinosum
> Upaya pengobatan modalitas sinar superficial dgn menggunakan sinar ultra violet gelombang
panjang (UV B) atau gelombang pendek (UV A)
> UV A (3450-4000A) tanning (pewarnaan) dengan sedikit eritema kulit, immediate banyak terjadi,
tidak semua orang tampak pada penyinaran 1 jam, hilang dalam beberapa hari
> UV B (2800-3150A): uremik pruritus, eritema kulit, terbakar
> UV C (1800-2800 A)
> Struktur kulit dari kulit paling luar ke dalam àlapisan dermis : stratum korneum/lapisan tanduk,
stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, stratum basale(pigmen); lapisan dermis :
pars papilare & pars retikularis; Lapisan subkutis.

Tujuan Pemberian UV
Untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh, mempercepat penyembuhan luka terbuka,
penyembuhan penyakit kulit tertentu
• Efek lokal
o Erytema, adalah kemerah-merahan pada kulit dan merupakan hal pertama yang dapat diobserfasi
sebagai efek penggunaan UV. Eritema dicapai sekitar 24 jam kemudian, eritema merupakan hasil
stimulasi reaksi inflamasi oleh sinar UV. UV dapat menyebabkan iritasi dan perubahan degeneratif
pada jaringan epidermis. Stimulasi tersebut merupakan respon dilatasi kapiler, arterioler dan
eksudasi (pengaliran cairan) pada jaringan.
o Pigmentasi à merupakan peningkatan pigmen melanin yg dibentuk oleh melanoblast yang
berpindah kelapisan lebih superficial pada epidermis. UV dpt mempercepat produksi melanin melalui
stimulasi produksi enzim tyrosinase pada melanoblast
o Desquamasi adalah pengelupasan sel-sel kulit mati yang terjadi pada jaringan kulit
o Pertumbuhan sel-sel epitel adalah peningkatan sebagai bagian dari proses perbaikan jaringan
dimana sel-sel basal berpindah ke sel-sel diepidermis
• Efek antibiotik, merupakan efek destruktif akibat radiasi UV terhadap virus, bakteri dan organisme-
organisme kecil pada permukaan kulit

Indikasi UV
radikal general -> penderita dengan kondisi tubuh rendah (alergi, asmatis, bronchitis), anak-anak
yang mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan aktivitas (anak premature, Cerebral Palsy)
Radiasi lokal -> penyakit kulit karena jamur, luka lama (decubitus), hipopigmentasi (bekas luka
terbakar), acne vulvagaris

Kontra Indikasi UV
Penyakit yang akut (TBC, paru, dermatitis, exim), penderita yang sedang mendapat radioterapi,
penderita alergis terhadap sinar UV, sensitiser (adanya kemungkinan penderita menjadi sensitive
terhadap sinar UV setelah pengobatan dengan obat-obatan tertentu, misal : sulfa, insuline, thyroid
extract, kinine, gold therapy

Derajat Eritema UV
- Derajat I : MED (Minimal Erytema Dosage), dosis UV yang dalam beberapa jam menyebabkan
eritema minimal, dimana untuk menentukan dosis terapi, periode laten 6-8 jam, hilang 24-36 jam,
iritasi berkurang & pengelupasan kulit berkurang
- Derajat II : 2,5 MED, periode laten 4-6 jam, menghilang 48-96 jam, sedikit iritasi dan pengelupasan
kulit.
- Derajat III : 5 MED, periode laten 3-4 jam, menghilang 6-10 hari, panas, nyeri, oedem,
pengelupasan kulit, mirip luka bakar, pigmentasi menambah
- Derajat IV : 10 MED, periode laten 2 jam, menetap selama beberapa hari, hilang sampai 2 minggu

Prosedur penggunaan UV
Dosis :
• Untuk radiasi general -> dosis : sub erytema, pengulangan 1x1 hari, 1 seri 12x
• Untuk radiasi lokal -> dosis E II pengulangan 3 hari 1x, E III pengulangan 3 minggu 1x, E IV
pengulangan 2 minggu 1x

Teknik aplikasi
Sebelum terapi dilakukan tes MED (Minimal Erytema Dosage). Posisikan pasien senyaman
mungkin, tutup semua bagian kecuali area yang akan di tes, bersihkan dulu dengan alkohol. Area
yang akan diterapi diberi karbon hitam yang ada lobangnya, area lain ditutup rapat, untuk terapis
pakai kacamata. Timer dlm detik, alat tegak lurus pd kulit, jarak lampu dari kulit 60-90 cm.

High Frekuensi Current Pengertian •Arus yang berkakuatan tinggi yang mempunyai frekuensi
500.000cy/det. •Frekuensi ini mampu memberikan pengobatan pada keluhan yan di rasakan pada
tubuh manusia Ciri Arus Frekuensi Tinggi •Arus bolak-balik •Frekuensi lebih dari 500.000 cy/det
•Adanya oscilasi /ayunan , karena elektron bergerak secara berayun-ayun. Sifat dari oscilasi •Di
lihat dari hidup / mati tidaknya oscilasi; –Sustained (oscilasi tidak berhenti- henti) –Unsustained
(oscilasi terhenti-henti) – •Dilihat dari kekuatannya: –Dampet : ada penurunan kekuatan –Undampet
(kekuatannya stabil) Beberapa istilah pada HFC •Antinode of potensial: suatu titik dimana
elektron berbalik arah dan mengeluarkan medan listrik. •Node of potensial: merpkan titi yang
menjadi pusat oscilasi elektron yang mwngeluarkan medan magnet. Macam peralatan HFC •Swd –
Short wave diathermi di gunakan untuk menimbulkan panas di dalam jaringan tubuh yang sedang di
obati arus yang di gunakan mempunyai frekuensi27,12 Mhz. •Mwd –Micro wave diathermi, di
gunakan untuk menimbulkan panas di dalam jaringan tubuh yang sedang di obati, mempunyai
frekuensi 2450Mhz dengan panjang gelombang 12,25 cm •Us –Ultra sonic : menggunakan
gelombang suara ini di gunakan untuk menimbulkan panas di dalam jaringan tubuh yang sedang di
obati, serta menimbulkan getaran mekanik. Gangguan •Alat elektronik –Alat bantu dengar –Alat
pacu janting –ECG dll •Pesawat gelombang radio dan –Radio, tv dan alat komunikasi.
SWD •Penatalaksanaan •Uji test alat •Uji test px •Posisioning •Metode •Dosis •Indikasi
•Kontraindikasi •Efek fisiologis •Efek therapiutik MWD •Penatalaksanaan •Uji test alat •Uji test px
•Posisioning •Metode •Dosis •Indikasi •Kontraindikasi •Efek fisiologis •Efek therapiutik
Perbandingan Modalitas No Penatalaksanaan Swd Mwd 1 Uji test alat lampu eon Idem 2 Uji test px
Tes sensasi Idem 3 Posisioning nyaman terbebas dari logam Idem 4 Metode aplikasi alat Co planar
Kontra planar Ped Cross fire Flxe plod Co planar 5 Dosis P: C: Idem 6 Penetrasi Dalam Dangkal 7
Indikasi Idem Idem 8 Kontraindikasi Idem Idem 9 Efek fisiologis Idem Idem 10 Efek therapiuti Idem
Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub Make Google view image
button visible again: https://goo.gl/DYGbub

Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub


Dermatom adalah area kulit yang dipersarafi terutama oleh satu saraf spinalis. Ada 8 saraf servikal,
12 saraf torakal, 5 saraf lumbal dan 5 saraf sakral. Masing masing saraf menyampaikan rangsangan
dari kulit yang dipersarafinya ke otak.
Sepanjang dada dan perut dermatom seperti tumpukan cakram yang dipersarafi oleh saraf spinal
yang berbeda.Sepanjang lengan dan kaki, pola ini berbeda: dermatom berjalan secara longitudinal
sepanjang anggota badan. Meskipun pola umum sama pada semua orang, daerah yang tepat dari
inervasi merupakan keunikan untuk individu sebagai sidik jari.

Manfaat Klinik
Dermatom sangat bermanfaat dalam bidang neurologi untuk menemukan tempat kerusakan saraf
saraf spinalis. Karena kesakitan terbatas dermatom adalah gejala bukan penyebab dari dari masalah
yang mendasari, operasi tidak boleh sekalipun ditentukan oleh rasa sakit. Sakit di daerah dermatom
mengindikasikan kekurangan oksigen ke saraf seperti yang terjadi dalam peradangan di suatu tempat
di sepanjang jalur saraf.
Virus yang menginfeksi saraf tulang belakang seperti infeksi herpes zoster (shingles), dapat
mengungkapkan sumbernya dengan muncul sebagai lesi pada dermatom tertentu . Herpes zoster
merupakan virus yang dormant di dalam ganglion dorsalis, bermigrasi sepanjang saraf spinalis dan
hanya mempengaruhi daerah kulit yang dipersarafi oleh saraf tempat virus tersebut menetap. Gejala
biasanya unilateral tetapi dalam keadaan kekebalan tubuh menurun, mereka lebih cenderung menjadi
bilateral dan simetris, yang berarti bahwa virus ada pada kedua ganglia dari ganglion dorsalis.

Pembagian Dermatom Tubuh

 C2 - posterior half of the skull cap


 C3 - area correlating to a high turtle neck shirt
 C4 - area correlating to a low-collar shirt
 C6 - (radial nerve) 1st digit (thumb)
 C7 - (median nerve) 2nd and 3rd digit
 C8 - (ulnar nerve) 4th and 5th digit, also the funny bone
 T4 - nipples.
 T5 - Inframammary fold.
 T6/T7 - xiphoid process.
 T10 - umbilicus (important for early appendicitis pain)
 T12 - pubic bone area.
 L1 - inguinal ligament
 L4 - includes the knee caps
 S2/S3 - genitalia
sumber : http://en.wikipedia.org

You might also like