You are on page 1of 22

Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 15

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa kejadian yang memiliki banyak peluang
untuk terjadi, terutama di dunia industri dimana ada banyak faktor berkaitan yang dapat
memunculkan suatu kejadian. Misalnya kinerja suatu perusahaan yang mengalami kemajuan
pesat di sebabkan oleh beberapa faktor. Salah faktor utamanya adalah perusahaan menghasilkan
produk yang berkualitas. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas harus dilakukan
perhitungan-perhitungan dan pengambilan data atau sampel untuk mengetahui peluang-peluang
yang akan terjadi pada perusahaan atau pada hasil produksinya Dengan adanya teori probabilitas,
dapat diketahui berapa jumlah kemungkinan yang terjadi, sehingga apabila terdapat
kemungkinan yang tidak diinginkan maka dapat diantisipasi dengan cara membuat suatu
perencanaan. Teori probabilitas dapat digunakan untuk menghitung peluang terjadinya suatu
kejadian.
Konsep teori probabilitas didukung juga dengan teori-teori seperti permutasi dan kombinasi.
Di dalam praktikum ini macam-macam permutasi yang digunakan adalah permutasi menyeluruh,
permutasi sebagian, permutasi keliling dan permutasi data berkelompok. Untuk kombinasi yang
digunakan dalam praktikum ini adalah kombinasi sebagian. Untuk melakukan praktikum ini
digunakan beberapa alat yaitu congklak untuk percobaan peluang serta bola-bola berwarna untuk
percobaan permutasi dan kombinasi, bola-bola tersebut akan disusun kebeberapa tempat.
Besarnya peran teori probabilitas dalam dunia industri menyebabkan pentingnya pemahaman
konsep mengenai probabilitas. Sehingga, kita dapat mengambil keputusan yang tepat tanpa
menyebabkan kerugian besar.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan melaksanakan praktikum mengenai teori probabilitas ini adalah sebagai berikut
1. Melakukan pengolahan, analisis dan interpretasi data dari peluang suatu kejadian pada
eksperimen menggunakan congklak.
2. Melakukan pengolahan, analisis dan interpretasi data dari permutasi dan kombinasi dari
susunan bola warna.

1.3 Batasan Praktikum


Batasan dari pelaksanaan praktikum ini adalah:
1. Jumlah awal biji congklak untuk tiap lubang adalah 5 biji dan semua lubang bisa diisi biji
congklak.

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 16

1.4 Asumsi Praktikum


Asumsi pelaksanaan pratikum ini adalah sebagai berikut:
1. Jumlah biji dari masing-masing lubang congklak tidak diperhitungkan.
2. Data yang digunakan berasal dari warna dan huruf pada lubang congklak dimana biji
congklak terakhir diletakkan.

1.5 Manfaat Praktikum Modul Teori Probabilitas


Manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui penerapan perhitungan peluang dalam teori probabilitas pada kehidupan
sehari-hari
2. Dapat mengaplikasikan pengolahan data untuk menghitung permutasi dan kombinasi dari
kejadian pada kehidupan sehari-hari.

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 17

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Probabilitas
Probabilitas adalah angka antara 0 dan 1 yang menyatakan kemungkinan bahwa suatu
peristiwa akan terjadi (Weirs, 2011:135). Probabilitas adalah proporsi dari suatu peristiwa yang
diamati terjadi dalam jumlah percobaan yang sangat besar.
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑤𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖
Probabilitas = (2-1)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Sumber : Weirs, [2011:136]

2.2 Eksperimen
Eksperimen adalah suatu kegiatan atau pengukuran yang menghasilkan outcome (Weirs,
2011:135).

2.2.1 Titik Sampel


Setiap outcone pada ruang sampel disebut dengan elemen atau anggota dari ruang sampel,
atau titik sampel (Walpole, 2011:36).

2.2.2 Ruang Sampel


Ruang sampel adalah himpunan dari semua outcome yang mungkin dari sutau eksperimen
acak (Montgomery, 2011 : 19). Ruang sampel dinotasikan sebagai S.

2.2.3 Outcome
Outcomes adalah hasil dari percobaan tunggal (single trial) dari percobaan probabilitas.
(Bluman, 2012:183).

2.2.4 Contoh Percobaan, Outcome, dan Ruang Sampel


Berikut adalah contoh dari percobaan, outcome, ruang sampel
Tabel 2.1 Contoh Percobaan, Outcome, dan Ruang Sampel
Percobaan Outcome Ruang Sampel
Melempar sebuah koin satu kali Atas , Bawah S = {Atas,Bawah}
Melempar mata dadu satu kali 1,2,3,4,5,6 S = {1,2,3,4,5,6}
Meng-tos koin 2 kali AA,AB,BA,BB S = { AA,AB,BA,BB}
Bermain undian Menang, Kalah S = { Menang, Kalah}
Memilih pekerjaan Wanita, Pria S = {wanita,pria}
Sumber: Mann (2010;138)

2.3 Kejadian
Kejadian merupaka bagian dari ruang sampel (Walpole & Myers, 2012: 39)

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 18

2.3.1 Irisam Dua Kejadian (Kejadian Saling Terikat)


Irisan dua peristiwa A dan B, dilambangkan dengan simbol A ⋂ B, adalah kejadian yang berisi
semua elemen yang terdapat pada A dan B (Walpole & Myers, 2012: 39). Misalnya, dalam
percobaan melempar sebuah dadu, A adalah kejadian muncul nomer genap dan B adalah kejadian
nomer yang lebih besar dari 3. Kemudian himpunan bagian A = {2,4,6} dan B = { 4,5,6 } adalah
himpunan bagian dari ruang sampel S = { 1,2,3,4,5,6 }. Perhatikan bahwa A dan B akan terjadi
pada percobaan pelemparan jika hasilnya adalah unsur himpunan bagian {4,6}, dimana
merupakan irisan A dan B (Walpole & Myers, 2012 : 39).

2.3.2 Kejadian Saling Bebas


Suatu kejadian dikatakan saling bebas ketika terjadinya satu peristiwa tidak
mempengaruhi/merubah terjadinya peristiwa yang lain (Mann, 2011:155). Ketika suatu kejadian
saling bebas, maka probabilitas gabungan masing-masing kejadian tersebut adalah hasil dari
probabilitas masing-masing. Dalam kasus ketika dua peristiwa terjadi dikatakan sebagai kejadian
saling bebas dengan aturan perkalian sebagai berikut:
P (A dan B) = P (A) x P(B) (2-2)
Sumber: Weirs (2011:146)

Menurut Kirk (2008:146), dua kejadian A dan B secara statistic dikatakan saling bebas jika
kemungkinan salah satu peristiwa yang terjadi tidak dipengaruhi oleh terjadinya peristiwa lain.
Dengan kata lain A dan B secara statistic dikatakan saling bebas jika dah=n hanya jika P
(A|B)=P(A). Selain itu jika P (A|B) =P(A), maka benar juga bahwa P(B|A)=P(B).

2.3.3 Kejadian Saling Lepas ( Saling Meniadakan )


Misalkan V={a,i,u,e,o} dan C = {l,r,s,t} kemudia sesuai ketentuan bahwa V ⋂ C = ø. Artinya
bahwa V dan C tidak memiliki unsur-unsur yang sama, sehingga keduannya tidka bisa terjadi
secara bersamaan (Walpole & Myers 2012: 40)
Dua kejadian A dan B saling terpisah atau saling lepas jika A⋂B = ø, itu adalah jika A dan B
tidak memiliki elemen yang sama (Walpole & Myers, 2012: 40). Menurut Mann (2012: 154),
kejadian saling lepas adalah suatu kejadian yang tidak dapat terjadi secara bersamaan.
Untuk percobaan apapun =, hasil akhir percobaan selalu saling lepas karena hanya satu dari
outcome tersebut yang diharapkan terjadi dalam satu kali percobaan.
P (A atau B) = P(A)+P(B) (2-3)
Sumber: Bluman (2012:200)

2.3.4 Paduan Dua Kejadian

Jika A dan B tidak saling lepas, maka:


P (A atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan B) (2-4)
Sumber: Bluman (2012:202)

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 19

Pembuktian rumus:
Rumus ini paling mudah dibuktikan dengan diagram Venn seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.1 berikut dimana daerah I, II, dan III yang saling eksklusif, maka:
P(E U F) = P(I) + P(II) + P(III)
P( E ) = P(I) + P(II)
P( F ) = P(II) + P(III)

P(E U F) = P(E) + P(F) – P(II)


Sumber: Sheldon (2004:61)

Gambar 2.1 Kejadian P(E U F)

Gambar 2.2 Diagram Venn Kejadian saling lepas dan Kejadian Tidak Saling Lepas
Sumber: Bluman (2012:202)

Contoh:
Dalam suatu rumah sakit terdapat 8 perawat dan 3 dokter wanita. Jika seorang staf dipilih,
maka berapa kemungkinan bahwa seorang tersebut adalah perawat atau pria ?
Ruang sampel seperti di tabel
Tabel 2.2 Contoh Kejadian Saling Lepas dan Paduan dua Kejadian
Staff Wanita Pria Total
Perawat 7 1 8
Dokter 3 2 5
Total 10 3 13

Besarnya kemungkinan adalah :


P(perawat atau pria) = P(Perawat)+P(Pria)-P(Pria perawat)
8 3 1 10
P(perawat atau pria) = 13 + 13 − 13 = 13

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 20

2.3.5 Contoh Kejadian Saling Lepas dan Paduan Dua Kejadian


Diketahui suatu peristiwa pada percobaan pelemparan sebuah dadu.
A = Kejadian muncul angka genap = {2, 4, 6}
B = Kejadian muncul angka ganjil = {1, 3, 5}
C = Kejadian muncul angka kurang dari 5 = {1, 2, 3, 4}
Apakah kejadian A dan B saling lepas? Apakah kejadian A dan C saling lepas?
Penyelesaian:

Gambar 2.3 Diagram Venn Kejadian Saling Lepas A dan B


Sumber: Mann (2010:154)

Gambar 2.4 Diagram Venn Kejadian Tidak Saling Lepas A dan C


Sumber: Mann (2010:154)

Kita dapat mengamati dari definisi kejadian A dan B dan dari gambar 2.2, kejadian A dan B
tidak memiliki elemen yang sama. Untuk satu kali pelemparan dadu, hanya satu dari 2 kejadian A
dan B bisa terjadi. Oleh karena itu, terdapat 2 kejdaian saling lepas. Kita dapat mengamati dari
kejadian A dan C serta dari gambar 2.3 bahwa kejadian A dan C mempunyai 2 hasil percobaan
yang sama yaitu 2 dan 4. Dengan demikian, jika kita melempar dadu dan mendapatkan angka 2
dan 4, maka A dan C terjadi di waktu yang sama. Oleh karena itu, kejadian A dan C tidak saling
lepas.

2.3.6 Komplemen Suatu Kejadian


Konsep lain yang penting dari teori probabilitas adalah komplemen suatu kejadian. 2
kejadian saling lepas yang diambil secara bersama-sama mencangkup semua hasil untuk suatu
percobaan disebut komplemen sutau kejadian. Ingat bahwa 2 komplemen suatu kejadian selalu
kejadian salin lepas (Mann, 2010: 156). Komplemen dari kejadian A dinotasikan dengan Ā dan

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 21

dibaca sebagai “ A bar “ atau “ Komplemen A”, adalah kejadian yang mencangkup semua hasil
percobaan kecuali A. Kejadian A dan Ā adalah komplemen satu sama lain. Diagram venn yang
menunjukjan komplemen kejaidan A dan Ā ditunjukan seperti dibawah ini:

Diagram 2.5 Diagram Venn dari Komplemen Dua Kejadian


Sumber: Mann (2010:157)’

Karena 2 kejadian yang saling berkomplemen diambil secara bersama-sama, termasuk


semua hasil untuk percobaan dan karena jumlah dari probabilitas semua hasil adalah 1, maka:
P(A) + P(Ā) = 1 (2-5)
Sumber: Mann (2010: 157)

Dari persamaan tersebut dapat kita simpulkan bahwa:


P(A) = 1 - P(Ā) dan P(Ā) = 1 – P(A) (2-6)
Sumber: Mann (2012:157)

Dengan demikian, jika kita tahu probabilitas dari suatu kejadian, kita bisa menentukan
probabilitas dari komplemen suatu kejadian dengan mengurangi probabilitas yang da dari 1.
Ketika sebuah dadu dilempar, misalnya ruang sampel yang mungkin adalah 1,2,3,4,5, dan 6.
Kejadian E adalah mendapatkan angka ganjil yaitu 1,3,5. Kejadian tidak mendapat angka ganjil
adalah komplemen dari kejadian E dan terdiri dari 2,4, dan 6 ( Bluman, 2012:189)

2.3.7 Probabilitas Bersyarat

Probabilitas bersyarat dari kejadian B dalam ubungan dengan kejadian A didefinisikan


bahwa kejadian B terjadi setelah kejadian A telah terjadi (Bluman, 2012:216). Probabilitas
bersyarat dari suatu kejadian dapat diketahui dengan membagi kedua sisi persamaan dengan
P(A) seperti berikut ini.
P(A dan B) = P(A).P(B|A)
P(AdanB) 𝑃(𝐴).𝑃(B|A)
𝑃(𝐴)
= 𝑃(𝐴)
𝑃(𝐴𝑎𝑛𝑑𝐵)
𝑃(𝐴)
= P(B|A) (2-7)
Sumber: Bluman (2012:216)

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 22

Probabilitas terjadinya kejadian B dimana kejadian A telah terjadi dapat diketahui dengan
membagi peluang terjadinya kedua kejadian dengan peluang terjadinya kejadian A. Rumusnya
adalah sebagai berikut,
𝑃(𝐴𝑎𝑛𝑑𝐵)
P(B|A) = 𝑃(𝐴)
(2-8)
Sumber: Bluman (2012:216)

Gambar 2.6 Diagram Venn Probabilitas Bersyarat


Sumber: Bluman (2012:216)

2.4 Permutasi
Permutasi adalah cara menyusun n objek dalam urutan tertentu (Bluman, 2012:227)

2.4.1 Permutasi n Objek yang Disusun pada n Tempat (Permutasi Menyeluruh)


Misalkan terdapat tiga objek yang berbeda dan ingin menemukan jumlah susunan yang
urutannya berbeda dari objrk yang diatur. Misalnya, dalam berapa banyak susunan yang diatur
dari huruf A, B, dan C? Jawabannya adalah enam: ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, dan CBA. Mengatur n
objek dalam suatu susunan serta dengan menempatkan mereka ke dalam kotak panjang dengan
n tempat. Bluman (2012:227).
1 2 3 … N
N ways N-1 ways N-2 ways 1 ways
Gambar 2.7 Penempatan Permutasi n Objek pada n Tempat
Tempat pertama dapat diisi dengan cara, yang ditempati oleh salah satu objek; tempat
kedua dapat diisi salah satu dari n-1 cara, . . . , dan tempat terakhirhanya satu cara. Penerapan
aturan perhitungan dasar, bahwa jumlah penyusunan dari n objek adalah (n-1) (n-2). . . 1.
Kuantitas n (n-1)(n-2). . . 1 dilambangkan dengan simbol n!, yang dibaca dengan “n factorial”.
Sebuah urutan dari n objek yang berbeda yang diambil secara bersama-sama disebut permutasi
dari objek (Kirk, 2008: 199). Jumlah permutasi tersebut dilambangkan dengan nPn, diberikan
oleh
nPn = n! = n(n-1)(n-2) . . . . . 1 (2-9)
Sumber oleh: (Kirk, 2008: 199)

Simbol nPn dibaca “Permutasi dari n objek yang diambil n pada suatu waktu”

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 23

2.4.2 Permutasi n Objek yang Disusun pada r Tempat


Penyusunan n objek dalam uritan tertentu dengan menggunakan r objek pada suatu waktu
disebut permutasi dari n objek mengambil r objek pada satu waktu. Hal tersebut ditulis dengan
nPr, formulasinya dituliskan sebagai berikut:
𝑛!
nPr = (𝑛−𝑟)! (2-10)
Sumber: Bluman (2012: 228)

2.4.3 Permutasi Keliling


Permutasi yang terjadi dengan cara menyusun objek dalam siklus disebut permutasi keliling.
Dua permutasi keliling tidak dianggap berbeda, kecuali objek dalam dua pengataturan yang sesuai
didahului atau diikuti dengan objek yang berbeda seperti putaran yang searah jarum jam.
Misalkan, 4 orang bermain kartu bridge, kita tidak menemukan susunan permutasi yang baru jika
mereka semua berpindah posisi sesuai perputaran jarum jam. Dengan menetapkan seseorang
diposisi yang sama dan mengatur 3 orang yag lain dengan cara 3!, kita menemukan bahwa ada 6
cara penyusunan untuk permainan kartu tersebut. Jumlah permutasi dari n objek yang disusun
pada sebuah siklus ditunjukkan dengan (n-1)! (Walpole & Myours, 2012:49).

2.4.4 Permutasi Data Berkelompok


Sejauh inikita telah mempertimbangkan permutasi dari objek yang berbeda. Artinya, semua
benda yang benar-benar berbeda atau dibedakan. Jelas, jika huruf B dan C keduanya sama dengan
x, maka 6 permutasi dari huruf a, b, dan c menjadi axx, axx, xax, xxa, dan xxa, yang mana hanya 3
yang beebeda. Oleh karena itu, dengan 3 huruf, 2 menjadi sama, kita mempunyai 3! / 2! = 3
permutasi yang berbeda. Dengan 4 huruf yang berbeda a, b, c, dan d, kita memiliki 24 permutasi
yang berbeda. Jika kita jadikan a = b = x dan c = d = y, kita hanya bisa mendaftar permutasi yang
berbeda berikut: xxyy, xyxy, yxxy, yyxx, xyyx. Dengan demikian,kita memiliki 4! / (2! 2!) = 6
permutasi yang berbeda (Walpol & Myers, 2012: 49).
Jumlah permutasi yang berbeda dari n benda yang mana n1 adalah dari satu jenis, n2 dari jenis
kedua, . . . , Nk dari k semacam ini
𝑛!
𝑛1!𝑛2! ...𝑛𝑘!
(2-11)
Sumber oleh: Walpole & Myers (2012: 49)

Seringkali kita dihubungkan mengenai jumlah cara untuk menyusun sejumlah n objek
kedalam r objek bagian kecil yang disebut sel. Penyusunan ini dapat dicapai jika irisan tiap
pasangan r subset adalah kosong dan jika gabugan dari semua subset tersebut merupakan set
yang asli. Dimana dalam hal ini urutan untuk tiap elemn dianggap tidak penting. Perhatikan set
{a, e, i, u,o}. Kemugkinan susunan kedalam dua sel dimana sel pertama terdiri dari 4 elemen dan
sel kedua terdiri atas satu elemen adalah sebagai berikut:
{(a, e, i, o), (u)}, {(a, i, o, u), (e)}, {(e, i, o, u), (a)}, {(a, e, o, u), (i)}, {(a, e, i, u), (o)}.

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 24

Kita melihat bahwa ada 5 cara untuk penyusunan satu set 4 elemen menjadi dua himpunan bagian,
atau sel, mengandung 4 unsur dalam sel pertama dan satu elemen di kedua.
Jumlah penyusunan dinotasikan sebagai berikut:
5 5!
( 4.1)= 4!1! = 5

Dimana jumlah bagian atas menunjukkan total jumlah elemen dan yang bawah adalah jumlah
yang menunjukkan elemen di tiap- tiap sel. Walpole & Myers (2012: 50). Secara umum berikut
adalah theorm nya:
Jumlah cara penyusunan satu set n objek kedalam sel r dengan elemen n1 dengan elemen n1
di sel pertama, elemen n2 di sel kedua, dan sebagainya, adalah sebagai berikut
𝑛!
(2-12)
𝑛1!𝑛2! ...𝑛𝑟!

Sumber oleh: Walpole & Myers (2012: 49)

Dimana n1+n2+…+nr = n.

2.5 Kombinasi
Suatu pemiihan objek yang berbeda tanpa memperhatikan urutan disebut kombinasi
(Bluman, 2012: 229). Kombinasi digunakan ketika urutan atau pengaturan dianggap tidak penting
dalam proses pemilihan. Misalkan dalam sebuah komite diambil 5 siswa dari 25 siswa. 5 siswa
yang dipilih tersebut mewakili kombinasi, karena tidak pedui siapa yang dipilih pertama, kedua,
ddd (Bluman, 2012: 230).

2.5.1 Kombinasi n Objek yang Disusun pada r Tempat


Jumlah kombinasi dari r objek yang dipilih dari n objek dinotasikan dengan nCr dan
ditunjukkan dengan rumus:
𝑛!
𝑛𝐶𝑟 = (2-13)
(𝑛−𝑟)!𝑟!
Sumber: Bluman (2012: 230)

Contoh:
Terdapat huruf A, B, C, D, daftar permutasi dan kombinasi untuk memilih 2 huruf.
Permutasinya adalah :
Tabel 2.3 Penempatan Permutasi untuk memilih 2 huruf
AB BA CA DA
AC BC CB DB
AD BD CD DC

Pada permutasi, AB berbeda dengan BA. Tetapi pada kombinasi, AB sama dengan BA ketika
urutan huruf tidak dianggap penting dalam kombinasi. Oleh karena itu, jika kesamaan tersebut
dihapus dari daftar permutasi, maka apa yang terisisa adalah daftar kombinasi seperti yang
ditunjukkan berikut ini.

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 25

Tabel 2.4 Penempatan Kombinasi untuk memilih 2 huruf


AB BA CA DA
AC BC CB DB
AD BD CD DC

Oleh karena itu, kombinasi dari A, B, C, dan D adalah AB, AC, AD, BD, dan CD (bisa juga, BA
dapat terdaftar dan AB dicoret, dll). Kombinasi telah terdaftar secara alfabetis untuk kenyamanan,
tapi ini bukan keharusan (Bluman, 2012:230)

2.5.2 Kombinasi n Objek yang Disusun pada n Tempat


Pernyataan dari nCr adalah

𝑛!
(2-14)
(𝑛−𝑟)!𝑟!
Sumber: Bluman (2012: 231)

Yang merupakan rumus untuk permutasi dengan r! Dalam penyebut. Dengan kata lain,
𝑛𝑃𝑟
𝑛𝐶𝑟 = 𝑟!
(2-15)

r! Ini membagi duplikat dari jumlah permutasi, ditunjukkan dalam contoh mengenai
pemilihan 2 huruf. Untuk setiap dua huruf tersebut, terdapat 2 permutasi tetapi hanya satu
kombinasi.Oleh karena itu, membagi jumlah permutasi dengan r! Menghilangkan duplikat. Hasil
ini dapat diverifikasi untuk nilai-nilai lain dari n dan r. Dengan catatan nCn = 1 (Bluman,
2012:231).

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 26

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Diagram Alir Praktikum


Berikut ini merupakan diagram alir praktikum modul II mengenai teori probabilitas:

Mulai

Tinjauan Pustaka

Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data

Peluang Permutasi dan Kombinasi

Data Penyusunan
Congklak
Bola

Tidak
Apakah sudah 20x
Percobaan?

Ya

Pengolahan data (Peluang,


Permutasi,Kombinasi)

Analisis dan Interpretasi


Hasil

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum Teori Probabilitas

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


Dalam melakukan praktikum modul II mengenai teori probabilitas, dibutuhkan alat dan
bahan untuk melakukan percobaan peluang dan permutasi – kombinasi. Seluruh alat dan bahan
telah disediakan olek Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas. Adapun alat dan bahan
tersebut adalah sebagai berikut:

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 27

3.2.1 Alat dan Bahan Percobaan Peluang


Alat dan bahan dalam praktikum peluang adalah sebagai berikut:
1. Congklak.
2. Biji congklak yang berwarna serta memuat huruf.
3. Lembar penulisan pengamatan.

3.2.2 Alat dan Bahan Percobaan Kombinasi Permutasi


Alat dan bahan dalam praktikum permutasi dan kombinasi adalah sebagai berikut:
1. Bola warna.
2. Lembar penulisan pengamatan.

3.3 Posedur Praktikum


Adapun prosedur untuk melakukan percobaan peluang, permutasi, dan kombinasi adalah
sebagai berikut:

3.3.1 Prosedur Percobaan Peluang


Prosedur dalam melakukan praktikum percobaan peluang adalah sebagai berikut:
1. Melakukan peninjauan kajian pustaka.
2. Mengidentifikasi masalah.
3. Melakukan pengumpulan data dengan eksperimen acak pada congklak.
4. Eksperimen acak dilakukan dengan menggunakan congklak yang terdiri atas 12 lubang.
Dimana masing-masing lubang (kecuali lubang besar disebelah kanan atau kiri) terdapat 5
biji congklak yang masing-masing bijinya berwarna dan memuat huruf terdiri dari huruf
vokal dan non vokal.
5. Memilih lubang yang akan diambil bijinya dan meletakkan biji tersebut ke tiap-tiap lubang.
6. Biji yang jatuh pada lubang besar disebelah kanan atau kiri dicatat sebagai outcome pada
lembar pengamatan. Melanjutkan mengisi tiap lubang congklak, kemudian mengambil isi biji
yang ada di lubang terakhir tersebut dan meletakkannya ke tiap-tiap lubang disebelah
kanannya.
7. Melakukan sebanyak 20 kali.
8. Mengolah data yang diperoleh dari praktikum peluang dengan congklak.
9. Menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari pengolahan data.
10. Menyimpulkan hasil dari pengolahan data pada praktikum peluang dengan congklak.

3.3.2 Prosedur Percobaan Permutasi dan kombinasi


Prosedur dalam melakukan percobaan permutasi dan kombinasi adalah sebagai berikut:
1. Melakukan peninjauan kajian pustaka.

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 28

2. Mengidentifikasi masalah.
3. Melakukan pengumpulan data dengan melakukan praktikum permutasi dan kombinasi
dengan menyusun bola warna.
4. Mengolah data ynag diperoleh dari praktikum permutasi dan kombinasi yang telah didapat.
5. Menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari pengolahan data.
6. Menyimpulkan hasil dari pengolahan data praktikum permutasi dan kombinasi.

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 29

BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data


Pengumpulan data berikut ini didapatkan dari hasil praktikum, yaitu untuk data peluang
menggunakan congklak dengan biji berwarna serta memuat huruf, data untuk permutasi dan
kombinasi adalah data dari hasil praktikum penyusunan bola warna.

4.1.1 Data Peluang


Data peluang diambil dari hasil eksperimen peletakan biji conklak. Pada eksperimen
peluang didapatkan data peluang sebanyak 20 Replikasi dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 data peluang
No. Warna Huruf No. Warna Huruf

1. Merah B 11 Biru E
2. Merah G 12 Biru G
3 Pink U 13 Hitam O
4 Biru I 14 Pink M
5 Biru F 15 Biru U
6 Hitam M 16 Hijau M
7 Merah X 17 Hijau H
8 Hijau T 18 Hitam E
9 Hitam R 19 Merah I
10 Biru Y 20 Pink L

4.1.2 Data Permutasi dan Kombinasi


Data Permutasi dan Kombinasi diambil dari hasil eksperimen penyusunan bola warna.
Berikut ini merupakan data permutasi menyeluruh, sebagian, dan data kombinasi sebagian

4.1.2.1 Permutasi Menyeluruh


Dalam eksperimen permutasi menyeluruh digunakkan 3 bola, masing-masing bola berwarna
ungu(U), merah(M) dan biru(B). 3 bola tersebut akan disusun ke dalam 3 tempat. Berikut hasil
susunan berbeda ketiga bola dalam tiga tempat.
Tabel 4.2 data permutasi menyeluruh
No Ruang Sampel
1 U-M-B
2 U-B-M
3 B-M-U
4 B-U-M
5 M-U-B
6 M-B-U
4.1.2.2 Permutasi Sebagian
Dalam eksperimen permutasi sebagian digunakan 5 bola, masing-masing berwarna ungu(U),
biru(B), oranye(O), hijau(H) dan merah(M). Kelima bola tersebut akan disusun kedalam 3 tempat.
Berikut hasil susunan berbeda kelima bola yang ditempatkan kedalam 3 tempat.

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 30

Tabel 4.3 data permutasi sebagian


No Ruang Sampel
1 U-B-O U-B-H U-B-M U-O-B U-O-H U-O-M U-H-B U-H-O U-H-M U-M-B U-M-O U-M-H
2 B-U-O B-U-H B-U-M B-O-U B-O-H B-O-M B-H-U B-H-O B-H-M B-M-U B-M-O B-M-H
3 O-U-B O-U-H O-U-M O-B-U O-B-H O-B-M O-H-U O-H-B O-H-M O-M-U O-M-B O-M-H
4 H-U-B H-U-O H-U-M H-B-U H-B-O H-B-M H-O-U H-O-B H-O-M H-M-U H-M-B H-M-O
5 M-U-B M-U-O M-U-H M-B-U M-B-O M-B-H M-O-U M-O-B M-O-H M-H-U M-H-B M-H-O

4.1.2.3 Permutasi Keliling


Dalam eksperimen permutasi keliling digunakan 4 buah bola dengan warna yang berbeda
yaitu ungu(U), kuning(K), merah(M), hijau(H). Keempat bola tersebuta akan disusun ke dalam 4
tempat yang disusun dalam siklus, berikut hasil penyusunan keempat bola dalam permutasi
keliling
Tabel 4.4 data permutasi keliling
Ruang Sampel
U-K-M-H H-K-M-U
H-K-U-M U-K-H-M
M-K-U-H M-K-H-U

4.1.2.4 Permutasi Data Berkelompok


Dalam eksperimen permutasi data berkelompok digunakan 4 buah bola dengan 1 bola
berwarna hijau(H), 1 bola berwarna kuning(K) dan 2 bola berwarna ungu(U1,U2). Keempat bola
bersebut akan disusun ke dalam 4 tempat dengan menerapkan permutasi data berkelompok,
dengan bola yang memiliki warna sama dianggap satu, yaitu bola ungu. Berikut hasil penyusunan
keempat bola dalam permutasi data berkelompok
Tabel 4.5 data permutasi keliling
Ruang Sampel
H-K-U1-U2 K-U1-H-U2 U1-K-U2-H U1-H-U2-K
H-U1-K-U2 U1-U2-H-K K-U1-U2-H U1-K-H-U2
K-H-U1-U2 U1-H-U2-K H-U1-U2-K U1-U2-K-H

4.1.2.5 Kombinasi Sebagian


Dalam eksperimen kombinasi sebagian digunakan 5 bola dengan warna yang berbeda yaitu
biru(B), hijau(H), oranye(O), ungu(U) dan kuning(K). Kelima bola tersebut akan disusun ke dalam
3 tempat. Berikut hasil penyusunan kelima bola kedalam 3 tempat tanpa memperhatikan urutan.
Tabel 4.6 data kombinasi sebagian
No Ruang Sampel
1 B-H-U K-O-H
2 B-H-O U-O-S
3 B-H-K U-O-H
4 B-O-K K-H-U
5 U-O-K K-B-U

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 31

4.2 Pengolahan data


Berikut ini merupakan hasil pengolahan data peluang serta permutasi dan kombinasi.

4.2.1 Pengolahan peluang


Berikut ini merupakan pengolahan data peluang dengan peluang irisan dua kejadian dan
paduan dua kejadian. Berikut ini hasil pengolahan peluang
Tabel 4.7 Hasil pengolahan peluang
Warna Huruf vokal Huruf konsonan Total
Merah 1 3 4
Pink 1 2 3
Biru 3 3 6
Hitam 2 2 4
Hijau 0 3 3
Total 7 13 20

Tabel 4.8 Hasil pengolahan peluang


Peluang
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑟𝑛𝑎 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ 4
P(M) = =
20 20
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑟𝑛𝑎 𝑝𝑖𝑛𝑘 3
P(Pi)= =
20 20
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑟𝑛𝑎 𝑏𝑖𝑟𝑢 6
P(B) = =
20 20
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑟𝑛𝑎 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚 4
P(Ht) = =
20 20
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑟𝑛𝑎 𝐻𝑖𝑗𝑎𝑢 3
P(Hj) = =
20 20

4.2.1.1 Peluang irisan dua kejadian


Berikut ini adalah hasil data peluang irisan dua kejadian
Tabel 4.9 hasil pengolahan peluang irisan dua kejadian
Irisan Huruf Vokal (x) Huruf Konsonan (y)
Merah (M) P(M∩𝑥)=
1
P(M∩𝑦)=
3
20 20
Pink (Pi) P ( Pi ∩ 𝑥 ) =
1
P ( Pi ∩ 𝑦 ) =
2
20 20
Biru (B) P(B∩𝑥)=
3
P(B∩𝑦)=
3
20 20
Hitam (Ht) P ( Ht ∩ 𝑥 ) =
2
P ( Ht ∩ 𝑦 ) =
2
20 20
Hijau (Hj) P ( Hj ∩ 𝑥 ) =
0
P ( Hj ∩ 𝑦 ) =
3
20 20

4.2.1.2 Peluang Paduan Dua Kejadian


Berikut ini adalah hasil data peluang paduan dua kejadian:
Tabel 4.10 hasil pengolahan peluang paudan dua kejadian
Irisan Huruf Vokal (x) Huruf Konsonan (y)
Merah (M) P = (M ∪ 𝑥 ) = P (M) + P(x) – P ( M ∩ 𝑥 ) P = (𝑀 ∪ 𝑦) = P (M) + P(y) – P (M ∩ 𝑦)
4 7 1 10 4 13 3 14
= 20 + 20 − 20 = 20 =20 + 20 − 20 = 20

Pink (Pi) P = (𝑃𝑖 ∪ 𝑥 ) = P (Pi) + P(x) – P ( Pi ∩ 𝑥 P = (𝑃𝑖 ∪ 𝑦) = P (Pi) + P(y) – P ( Pi ∩ 𝑦 )


) 3 13 2 14
=20 + 20 − 20 = 20
3 7 1 9
=20 + 20 − 20 = 20

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 32

Tabel 4.11 hasil pengolahan peluang paudan dua kejadian(Lanjutan)


Irisan Huruf Vokal (x) Huruf Konsonan (y)
Biru (B) P(x ∩ 𝐵) P(y ∩ 𝐵)
P = (x|B) = P = (y|B) =
𝑃(𝐵) 𝑃(𝐵)
3/20 3/20
=6/20 = 0,5 =6/20 = 0,5
Hitam (Ht) P(x ∩ 𝐻𝑡) P(y ∩ 𝐻𝑡)
P = (x|Ht) = 𝑃(𝐻𝑡)
P = (y|Ht) = 𝑃(𝐻𝑡)
2/20 2/20
=4/20 = 0,5 =4/20 = 0,5
Hijau (hj) P(x ∩ 𝐻𝑗) P(y ∩ 𝐻𝑗)
P = (x|Hj) = 𝑃(𝐻𝑗)
P = (y|Hj) = 𝑃(𝐻𝑗)
0/20 3/20
= =0 = =1
3/20 3/20

4.2.1.3 Peluang Bersyarat


Dari hasil pengolahan data peluang bersyarat didapatkan data sebagai berikut.

Tabel 4.12 hasil pengloahan peluang bersyarat


Syarat Huruf Vokal (x) Huruf Konsonan (y)
Merah (M) P(x ∩ 𝑀) P(y ∩ 𝑀)
P = (x|M) = P = (y|M) =
𝑃(𝑀) 𝑃(𝑀)
1/20 3/20
= = 0,25 = = 0,75
4/20 4/20

Pink (Pi) P(x ∩ 𝑃𝑖) P(y ∩ 𝑃𝑖)


P = (x|Pi) = P = (y|Pi) =
𝑃(𝑃𝑖) 𝑃(𝑃𝑖)
1/20 2/20
= = 0,33 = = 0,66
3/20 3/20
Biru (B) P(x ∩ 𝐵) P(y ∩ 𝐵)
P = (x|B) = P = (y|B) =
𝑃(𝐵) 𝑃(𝐵)
3/20 3/20
= = 0,5 = = 0,5
6/20 6/20
Hitam (Ht) P(x ∩ 𝐻𝑡) P(y ∩ 𝐻𝑡)
P = (x|Ht) = P = (y|Ht) =
𝑃(𝐻𝑡) 𝑃(𝐻𝑡)
2/20 2/20
= = 0,5 = = 0,5
4/20 4/20
Hijau (hj) P(x ∩ 𝐻𝑗) P(y ∩ 𝐻𝑗)
P = (x|Hj) = P = (y|Hj) =
𝑃(𝐻𝑗) 𝑃(𝐻𝑗)
0/20 3/20
= =0 = =1
3/20 3/20

4.13 Tabel hasil pengolahan peluang bersyarat


Syarat Merah(M) Pink(Pi) Biru(B) Hitam(Ht) Hijau(Hj)

Vokal (x) P = (M|x) P = (Pi|x) P = (B|x) P = (Ht|x) P = (Hj|x)


P(M ∩ 𝑥) P(Pi ∩ 𝑥) P(B ∩ 𝑥) P(Ht ∩ 𝑥) P(Hj ∩ 𝑥)
= = = = =
𝑃(𝑥) 𝑃(𝑥) 𝑃(𝑥) 𝑃(𝑥) 𝑃(𝑥)
1/20 1/20 3/20 2/20 0/20
= = 0,14 = = 0,14 = = 0,42 = = 0,28 = =0
7/20 7/20 7/20 7/20 7/20

Konsonan(y) P = (M|y) P = (Pi|y) P = (B|y) P = (Ht|y) P = (Hj|y)


P(M ∩ 𝑦) P(Pi ∩ 𝑦) P(B ∩ 𝑦) P(Ht ∩ 𝑦) P(Hj ∩ 𝑦)
= = = = =
𝑃(𝑦) 𝑃(𝑥) 𝑃(𝑦) 𝑃(𝑦) 𝑃(𝑦)
3/20 2/20 3/20 2/20 3/20
= = 0,23 = = 0,15 = = 0,23 = = 0,15 = = 0,23
13/20 13/20 13/20 13/20 13/20

4.2.2 Pengolahan Permutasi


Berikut ini merupakan pengolahan data dengan permutasi menyeluruh dan permutasi
sebagian pada eksperimen menggunakan bola warna.

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 33

4.2.2.1 Permutasi Menyeluruh


Dalam eksperimen permutasi menyeluruh digunakkan 3 bola, masing-masing bola berwarna
ungu, merah dan biru. 3 bola tersebut akan disusun ke dalam 3 tempat. Berikut perhitungan
susunan berbeda ketiga bola dalam tiga tempat dengan memeperhatikan urutan.
nPn = 3P3 = 3! = 3 x 2 x 1 = 6 cara. Sehingga kita dapat menyusun 3 warna tersebut dengan 6
cara yang berbeda.
Selain cara diatas untuk permutasi menyeluruh kita juga bisa menggunakan cara mencacah
titik contoh
Tabel 4.14 perhitungan mencacah titik contoh
n1 n2 n3

cara mencari banyaknya susunan adalah dengan mengalikan bilangan-bilangan yang ada di dalam
kotak, karena banyaknya tempat ada tiga maka kita membuat 3 kotak, untuk n1 adalah banyaknya
kemungkinan bola yang ditempatkan di tempat pertama, n2 adalah banyaknya kemungkinan bola
yang ditempatkan di tempat kedua dan n3 adalah banyaknya kemungkinan bola yang
ditempatkan di tempat ketiga. Untuk permutasi di atas n1 = 3 karena banyak bola yang dapat
mengisi tempat pertama adalah 3 bola, n2 = 2 karena 1 bola telah diletakkan di n1, n3 = 1 karena
2 bolah telah diletakkan di tempat sebelumnya.
Tabel 4.15 perhitungan mencacah titik contoh
3 2 1

Maka hasil dari permutasi di atas adalah 3x2x1 yaitu 6 cara.

4.2.2.2 Permutasi Sebagian


Dalam eksperimen permutasi sebagian digunakan 5 bola, masing-masing berwarna ungu,
biru,oranye, hijau dan merah. Kelima bola tersebut akan disusun kedalam 3 tempat. Berikut
perhitungan sususann berbeda kelima bola yang ditempatkan ketiga tempat dengan
memperhatikan urutan.

𝑛! 5! 5!
𝑛𝑃𝑟 = (𝑛−𝑟)!, maka 5P3 = (5−3)! = 2!
= 5 . 4 . 3 = 60 cara.

Sehingga kita dapat menyusun 5 bola warna kedalam 3 tempat yang berbeda sebanyak 60 cara.
Selain cara diatas untuk permutasi menyeluruh kita juga bisa menggunakan cara mencacah
titik contoh
Tabel 4.16 perhitungan mencacah titik contoh
n1 n2 n3 n4 n5

cara mencari banyaknya susunan adalah dengan mengalikan bilangan-bilangan yang ada di
dalam kotak, karena banyaknya tempat ada lima maka kita membuat 5 kotak, untuk n1 adalah
banyaknya kemungkinan bola yang ditempatkan di tempat pertama, n2 adalah banyaknya

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 34

kemungkinan bola yang ditempatkan di tempat kedua dan begitu seterusnya sampai seluruh
tempat terisi. Untuk permutasi di atas n1 = 5 karena banyak bola yang dapat mengisi tempat
pertama adalah 5 bola, n2 = 4 karena 1 bola telah diletakkan di n1, n3 = 3 karena 2 bolah telah
diletakkan di tempat sebelumnya, n4 dan n5 bernilai 1 karena selisih dari tempat yang disediakan
dan bola yang disusun adalah 2.
Tabel 4.17 perhitungan mencacah titik contoh
5 4 3 1 1

Maka hasil dari permutasi di atas adalah 5x4x3x1x1 yaitu 60 cara.

4.2.2.3 Permutasi Keliling


Dalam eksperimen permutasi keliling digunakan 4 buah bola dengan warna yang berbeda
yaitu ungu, kuning, merah, hijau. Keempat bola tersebuta akan disusun ke dalam 4 tempat yang
disusun dalam siklus, berikut perhitungan hasil penyusunan keempat bola dalam permutasi
keliling
(𝑛 − 1)! = (4 − 1)! = 3! = 3𝑥2𝑥1 = 6
Dari perhitungan di atas didapatkan ada 6 sususan cara berbeda untuk permutasi keliling dari
4 buah bola

4.2.2.4 Permutasi Kelompok


Dalam eksperimen permutasi data berkelompok digunakan 4 buah bola dengan 1 bola
berwarna hijau, 1 bola berwarna kuning dan 2 bola berwarna ungu. Keempat bola bersebut akan
disusun ke dalam 4 tempat dengan menerapkan permutasi data berkelompok, dengan bola yang
memiliki warna sama dianggap satu, yaitu bola ungu. Berikut perhitungan hasil penyusunan
keempat bola dalam permutasi data berkelompok
𝑛! 4! 4𝑥3𝑥2!
= = = 12
𝑛1! 𝑛2! … 𝑛𝑘! 2! 2!
Dari perhitungan di atas didapatkan ada 12 sususan cara berbeda untuk permutasi
kelompok dari 4 buah bola dengan 1 bola berwarna hijau, 1 bola berwarna kuning dan 2 bola
berwarna ungu.

4.2.3 Pengolahan Kombinasi Sebagian


Dalam eksperimen kombinasi digunakan 5 bola dengan warna yang berbeda yaitu biru, hijau,
oranye, ungu dan kuning. Kelima bola tersebut akan disusun ke dalam 3 tempat. Berikut hasil
perhitungan penyusunan kelima bola kedalam 3 tempat tanpa memperhatikan urutan.

𝑛! 5! 5! 5 𝑥 4 𝑥 3 𝑥 2 𝑥 1!
𝑛𝐶𝑟 = 𝑟!(𝑛−𝑟)! sehingga 5C3 = 3!(5−3)! = 3!2! = 3 𝑥 2 𝑥 1 𝑥 2 𝑥 1!
= 10 cara.

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 35

Sehingga kita dapat menyusun 5 bola warna kedalam 3 tempat tanpa memperhatikan urutan
sebnayak 10 cara.

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas
Kelompok 1 Modul II Teori Probabilitas 36

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum modul II tenteng teori probabilitas adalah sebagai
berikut:
1. Dalam pengolahan data yang berasal dari eksperimen teori probabilitas yang menggunakan
congklak dapat diketahui banyaknya peluang dari masing-masing biji congklak yang
mempunyai warna dan huruf berbeda yang dihitung secara manual. Dari hasil yang diperoleh
disimpulkan bahwa didapatkan nilai dari irisan dua kejadian, paduan dua kejadian dan
peluang bersyarat. Pada irisan dua kejadian terdapat 4 kejadian yang memiliki nilai peluang
terbesar yaitu merah dan konsonan, biru dan vokal, biru dan konsonan, hijau dan konsonan
dengan nilai 0,15. Pada pengolahan paduan dua kejadian didapatkan nilai peluang terbesar
yaitu kejadian biru dan konsonan dengan nilai 0,8. Pada peluang bersyarat nilai terbesar
yaitu 1 di peluang terpilihnya huruf konsonan apabila warna hijau terpilih.
2. Pada data permutasi menyeluruh yang menggunakan 3 bola berbeda warna didapatkan 6
cara penyusunan bola dengan memperhatikan urutannya, sedangkan pada dara permutasi
sebagian yang menggunakan 5 bola yang berbeda warna didapatkan 60 cara penyusunan
bola dengan memperhatikan urutannya. Pada data permutasi keliling yang menggunakan 4
bola berbeda warna didapatkan 6 cara penyusunan bola dengan memperhatikan urutannya.
Pada data permutasi kelompok yang menggunakan 4 bola dengan 3 warna berbeda
didapatkan 12 cara penyusunan bola dengan memperhatikan urutannya. Pada data
kombinasi sebagian yang menggunakan bola 5 bola dengan warna yang berbeda didapatkan
10 cara penyusunan bola tanpa memperhatikan urutannya.

5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum modul II tenteng teori probabilitas adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya waktu untuk praktikum diperpanjang agar praktikan dapat lebih memahami
smateri praktikum.

Praktikum Statistik Industri Ganjil 2015


Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas

You might also like