Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Probabilitas
Probabilitas adalah angka antara 0 dan 1 yang menyatakan kemungkinan bahwa suatu
peristiwa akan terjadi (Weirs, 2011:135). Probabilitas adalah proporsi dari suatu peristiwa yang
diamati terjadi dalam jumlah percobaan yang sangat besar.
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑤𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖
Probabilitas = (2-1)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
Sumber : Weirs, [2011:136]
2.2 Eksperimen
Eksperimen adalah suatu kegiatan atau pengukuran yang menghasilkan outcome (Weirs,
2011:135).
2.2.3 Outcome
Outcomes adalah hasil dari percobaan tunggal (single trial) dari percobaan probabilitas.
(Bluman, 2012:183).
2.3 Kejadian
Kejadian merupaka bagian dari ruang sampel (Walpole & Myers, 2012: 39)
Menurut Kirk (2008:146), dua kejadian A dan B secara statistic dikatakan saling bebas jika
kemungkinan salah satu peristiwa yang terjadi tidak dipengaruhi oleh terjadinya peristiwa lain.
Dengan kata lain A dan B secara statistic dikatakan saling bebas jika dah=n hanya jika P
(A|B)=P(A). Selain itu jika P (A|B) =P(A), maka benar juga bahwa P(B|A)=P(B).
Pembuktian rumus:
Rumus ini paling mudah dibuktikan dengan diagram Venn seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.1 berikut dimana daerah I, II, dan III yang saling eksklusif, maka:
P(E U F) = P(I) + P(II) + P(III)
P( E ) = P(I) + P(II)
P( F ) = P(II) + P(III)
Gambar 2.2 Diagram Venn Kejadian saling lepas dan Kejadian Tidak Saling Lepas
Sumber: Bluman (2012:202)
Contoh:
Dalam suatu rumah sakit terdapat 8 perawat dan 3 dokter wanita. Jika seorang staf dipilih,
maka berapa kemungkinan bahwa seorang tersebut adalah perawat atau pria ?
Ruang sampel seperti di tabel
Tabel 2.2 Contoh Kejadian Saling Lepas dan Paduan dua Kejadian
Staff Wanita Pria Total
Perawat 7 1 8
Dokter 3 2 5
Total 10 3 13
Kita dapat mengamati dari definisi kejadian A dan B dan dari gambar 2.2, kejadian A dan B
tidak memiliki elemen yang sama. Untuk satu kali pelemparan dadu, hanya satu dari 2 kejadian A
dan B bisa terjadi. Oleh karena itu, terdapat 2 kejdaian saling lepas. Kita dapat mengamati dari
kejadian A dan C serta dari gambar 2.3 bahwa kejadian A dan C mempunyai 2 hasil percobaan
yang sama yaitu 2 dan 4. Dengan demikian, jika kita melempar dadu dan mendapatkan angka 2
dan 4, maka A dan C terjadi di waktu yang sama. Oleh karena itu, kejadian A dan C tidak saling
lepas.
dibaca sebagai “ A bar “ atau “ Komplemen A”, adalah kejadian yang mencangkup semua hasil
percobaan kecuali A. Kejadian A dan Ā adalah komplemen satu sama lain. Diagram venn yang
menunjukjan komplemen kejaidan A dan Ā ditunjukan seperti dibawah ini:
Dengan demikian, jika kita tahu probabilitas dari suatu kejadian, kita bisa menentukan
probabilitas dari komplemen suatu kejadian dengan mengurangi probabilitas yang da dari 1.
Ketika sebuah dadu dilempar, misalnya ruang sampel yang mungkin adalah 1,2,3,4,5, dan 6.
Kejadian E adalah mendapatkan angka ganjil yaitu 1,3,5. Kejadian tidak mendapat angka ganjil
adalah komplemen dari kejadian E dan terdiri dari 2,4, dan 6 ( Bluman, 2012:189)
Probabilitas terjadinya kejadian B dimana kejadian A telah terjadi dapat diketahui dengan
membagi peluang terjadinya kedua kejadian dengan peluang terjadinya kejadian A. Rumusnya
adalah sebagai berikut,
𝑃(𝐴𝑎𝑛𝑑𝐵)
P(B|A) = 𝑃(𝐴)
(2-8)
Sumber: Bluman (2012:216)
2.4 Permutasi
Permutasi adalah cara menyusun n objek dalam urutan tertentu (Bluman, 2012:227)
Simbol nPn dibaca “Permutasi dari n objek yang diambil n pada suatu waktu”
Seringkali kita dihubungkan mengenai jumlah cara untuk menyusun sejumlah n objek
kedalam r objek bagian kecil yang disebut sel. Penyusunan ini dapat dicapai jika irisan tiap
pasangan r subset adalah kosong dan jika gabugan dari semua subset tersebut merupakan set
yang asli. Dimana dalam hal ini urutan untuk tiap elemn dianggap tidak penting. Perhatikan set
{a, e, i, u,o}. Kemugkinan susunan kedalam dua sel dimana sel pertama terdiri dari 4 elemen dan
sel kedua terdiri atas satu elemen adalah sebagai berikut:
{(a, e, i, o), (u)}, {(a, i, o, u), (e)}, {(e, i, o, u), (a)}, {(a, e, o, u), (i)}, {(a, e, i, u), (o)}.
Kita melihat bahwa ada 5 cara untuk penyusunan satu set 4 elemen menjadi dua himpunan bagian,
atau sel, mengandung 4 unsur dalam sel pertama dan satu elemen di kedua.
Jumlah penyusunan dinotasikan sebagai berikut:
5 5!
( 4.1)= 4!1! = 5
Dimana jumlah bagian atas menunjukkan total jumlah elemen dan yang bawah adalah jumlah
yang menunjukkan elemen di tiap- tiap sel. Walpole & Myers (2012: 50). Secara umum berikut
adalah theorm nya:
Jumlah cara penyusunan satu set n objek kedalam sel r dengan elemen n1 dengan elemen n1
di sel pertama, elemen n2 di sel kedua, dan sebagainya, adalah sebagai berikut
𝑛!
(2-12)
𝑛1!𝑛2! ...𝑛𝑟!
Dimana n1+n2+…+nr = n.
2.5 Kombinasi
Suatu pemiihan objek yang berbeda tanpa memperhatikan urutan disebut kombinasi
(Bluman, 2012: 229). Kombinasi digunakan ketika urutan atau pengaturan dianggap tidak penting
dalam proses pemilihan. Misalkan dalam sebuah komite diambil 5 siswa dari 25 siswa. 5 siswa
yang dipilih tersebut mewakili kombinasi, karena tidak pedui siapa yang dipilih pertama, kedua,
ddd (Bluman, 2012: 230).
Contoh:
Terdapat huruf A, B, C, D, daftar permutasi dan kombinasi untuk memilih 2 huruf.
Permutasinya adalah :
Tabel 2.3 Penempatan Permutasi untuk memilih 2 huruf
AB BA CA DA
AC BC CB DB
AD BD CD DC
Pada permutasi, AB berbeda dengan BA. Tetapi pada kombinasi, AB sama dengan BA ketika
urutan huruf tidak dianggap penting dalam kombinasi. Oleh karena itu, jika kesamaan tersebut
dihapus dari daftar permutasi, maka apa yang terisisa adalah daftar kombinasi seperti yang
ditunjukkan berikut ini.
Oleh karena itu, kombinasi dari A, B, C, dan D adalah AB, AC, AD, BD, dan CD (bisa juga, BA
dapat terdaftar dan AB dicoret, dll). Kombinasi telah terdaftar secara alfabetis untuk kenyamanan,
tapi ini bukan keharusan (Bluman, 2012:230)
𝑛!
(2-14)
(𝑛−𝑟)!𝑟!
Sumber: Bluman (2012: 231)
Yang merupakan rumus untuk permutasi dengan r! Dalam penyebut. Dengan kata lain,
𝑛𝑃𝑟
𝑛𝐶𝑟 = 𝑟!
(2-15)
r! Ini membagi duplikat dari jumlah permutasi, ditunjukkan dalam contoh mengenai
pemilihan 2 huruf. Untuk setiap dua huruf tersebut, terdapat 2 permutasi tetapi hanya satu
kombinasi.Oleh karena itu, membagi jumlah permutasi dengan r! Menghilangkan duplikat. Hasil
ini dapat diverifikasi untuk nilai-nilai lain dari n dan r. Dengan catatan nCn = 1 (Bluman,
2012:231).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Mulai
Tinjauan Pustaka
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Data Penyusunan
Congklak
Bola
Tidak
Apakah sudah 20x
Percobaan?
Ya
Selesai
2. Mengidentifikasi masalah.
3. Melakukan pengumpulan data dengan melakukan praktikum permutasi dan kombinasi
dengan menyusun bola warna.
4. Mengolah data ynag diperoleh dari praktikum permutasi dan kombinasi yang telah didapat.
5. Menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari pengolahan data.
6. Menyimpulkan hasil dari pengolahan data praktikum permutasi dan kombinasi.
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
1. Merah B 11 Biru E
2. Merah G 12 Biru G
3 Pink U 13 Hitam O
4 Biru I 14 Pink M
5 Biru F 15 Biru U
6 Hitam M 16 Hijau M
7 Merah X 17 Hijau H
8 Hijau T 18 Hitam E
9 Hitam R 19 Merah I
10 Biru Y 20 Pink L
cara mencari banyaknya susunan adalah dengan mengalikan bilangan-bilangan yang ada di dalam
kotak, karena banyaknya tempat ada tiga maka kita membuat 3 kotak, untuk n1 adalah banyaknya
kemungkinan bola yang ditempatkan di tempat pertama, n2 adalah banyaknya kemungkinan bola
yang ditempatkan di tempat kedua dan n3 adalah banyaknya kemungkinan bola yang
ditempatkan di tempat ketiga. Untuk permutasi di atas n1 = 3 karena banyak bola yang dapat
mengisi tempat pertama adalah 3 bola, n2 = 2 karena 1 bola telah diletakkan di n1, n3 = 1 karena
2 bolah telah diletakkan di tempat sebelumnya.
Tabel 4.15 perhitungan mencacah titik contoh
3 2 1
𝑛! 5! 5!
𝑛𝑃𝑟 = (𝑛−𝑟)!, maka 5P3 = (5−3)! = 2!
= 5 . 4 . 3 = 60 cara.
Sehingga kita dapat menyusun 5 bola warna kedalam 3 tempat yang berbeda sebanyak 60 cara.
Selain cara diatas untuk permutasi menyeluruh kita juga bisa menggunakan cara mencacah
titik contoh
Tabel 4.16 perhitungan mencacah titik contoh
n1 n2 n3 n4 n5
cara mencari banyaknya susunan adalah dengan mengalikan bilangan-bilangan yang ada di
dalam kotak, karena banyaknya tempat ada lima maka kita membuat 5 kotak, untuk n1 adalah
banyaknya kemungkinan bola yang ditempatkan di tempat pertama, n2 adalah banyaknya
kemungkinan bola yang ditempatkan di tempat kedua dan begitu seterusnya sampai seluruh
tempat terisi. Untuk permutasi di atas n1 = 5 karena banyak bola yang dapat mengisi tempat
pertama adalah 5 bola, n2 = 4 karena 1 bola telah diletakkan di n1, n3 = 3 karena 2 bolah telah
diletakkan di tempat sebelumnya, n4 dan n5 bernilai 1 karena selisih dari tempat yang disediakan
dan bola yang disusun adalah 2.
Tabel 4.17 perhitungan mencacah titik contoh
5 4 3 1 1
𝑛! 5! 5! 5 𝑥 4 𝑥 3 𝑥 2 𝑥 1!
𝑛𝐶𝑟 = 𝑟!(𝑛−𝑟)! sehingga 5C3 = 3!(5−3)! = 3!2! = 3 𝑥 2 𝑥 1 𝑥 2 𝑥 1!
= 10 cara.
Sehingga kita dapat menyusun 5 bola warna kedalam 3 tempat tanpa memperhatikan urutan
sebnayak 10 cara.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum modul II tenteng teori probabilitas adalah sebagai
berikut:
1. Dalam pengolahan data yang berasal dari eksperimen teori probabilitas yang menggunakan
congklak dapat diketahui banyaknya peluang dari masing-masing biji congklak yang
mempunyai warna dan huruf berbeda yang dihitung secara manual. Dari hasil yang diperoleh
disimpulkan bahwa didapatkan nilai dari irisan dua kejadian, paduan dua kejadian dan
peluang bersyarat. Pada irisan dua kejadian terdapat 4 kejadian yang memiliki nilai peluang
terbesar yaitu merah dan konsonan, biru dan vokal, biru dan konsonan, hijau dan konsonan
dengan nilai 0,15. Pada pengolahan paduan dua kejadian didapatkan nilai peluang terbesar
yaitu kejadian biru dan konsonan dengan nilai 0,8. Pada peluang bersyarat nilai terbesar
yaitu 1 di peluang terpilihnya huruf konsonan apabila warna hijau terpilih.
2. Pada data permutasi menyeluruh yang menggunakan 3 bola berbeda warna didapatkan 6
cara penyusunan bola dengan memperhatikan urutannya, sedangkan pada dara permutasi
sebagian yang menggunakan 5 bola yang berbeda warna didapatkan 60 cara penyusunan
bola dengan memperhatikan urutannya. Pada data permutasi keliling yang menggunakan 4
bola berbeda warna didapatkan 6 cara penyusunan bola dengan memperhatikan urutannya.
Pada data permutasi kelompok yang menggunakan 4 bola dengan 3 warna berbeda
didapatkan 12 cara penyusunan bola dengan memperhatikan urutannya. Pada data
kombinasi sebagian yang menggunakan bola 5 bola dengan warna yang berbeda didapatkan
10 cara penyusunan bola tanpa memperhatikan urutannya.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum modul II tenteng teori probabilitas adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya waktu untuk praktikum diperpanjang agar praktikan dapat lebih memahami
smateri praktikum.