Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kinerja
kreatifitas, fleksibilitas, dapat diandalkan, atau hal-hal lain yang diinginkan oleh
organisasi. Penekanan kinerja dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang,
Kinerja menurut Torang (2013), adalah kuantitas dan kualitas hasil kerja
individu atau sekelompok di dalam perusahaan dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi yang berpedoman pada norma, standar operasional prosedur, kriteria dan
ukuran yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam perusahaan. Pendapat lain
kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan
tersebut.
karyawan, sebuah proses manajemen secara keseluruhan, dimana hasil kerja seorang
10
11
tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur.
Sedangkan menurut Rivai (2005) kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau
sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati
bersama. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya
Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk kuantitas output,
kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja, sikap kooperatif
kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang
diberikan kepadanya.
Hasibuan (dalam Putra dkk, 2014) mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu
hasil kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas- tugas yang dibebankan
waktu. Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang
dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang
sesuatu yang dicapai atau prestasi yang harus diperhatikan dan kemampun kerja yang
12
dimilikinya. Menurut Pratiwi dkk (2014) kinerja pegawai merupakan gabungan dari
kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat diukur dari akibat yang dihasilkan,
kinerja dapat dikatakan sebagai hasil kerja yang telah dilakukan oleh seseorang.
dapat disimpulkan bahwa kinerja pada perawat merupakan hasil kerja seorang
karyawan secara kualitas dan kuantitas dalam melaksakan tugas-tugas sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan dalam suatu periode tertentu berdasarkan kriteria
2. Indikator Kinerja
yaitu:
a. Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu keadaan yang lebih baik yang ingin di capai dimasa
yang akan datang. Dengan demikian, tujuan menunjukan arah kemana kinerja
b. Standart
Standart merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat di capai.
Tanpa standart, tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan dicapai. Kinerja
c. Umpan balik
standar kinerja, dan pencapaian tujuan. Dengan umpan balik dilakukan evaluasi
Alat dan srana merupakan sumber daya yang dapat di pergunakan untuk
faktor penunjang untuk pencapaian tujuan. Tanpa alat dan sarana, tugas
pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak dapat diselesaikan
e. Kompetensi
mencapai tujuan.
f. Motif
g. Peluang
kinerja dengan istilah aspek kinerja. Hasibuan (2006) mengemukakan ada sebelas
b. Prestasi kerja, prestasi kerja, hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang
perjanjianbaik bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain seperti kepada
para bawahannya.
kepadanya.
15
pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa, dan dapat memotivasi orang lain
dihadapinnya.
adalah tujuan, standart, umpan balik, alat dan sarana, kompetensi dan motif. Peneliti
mengacu pada aspek yang dijabarkan oleh Wibowo (2007) sebagai dasar dalam
penyusunan skala kinerja. Alasan peneliti menggunakan aspek tersebut karena teori
yang diungkapkan oleh Wibowo dapat mewakili pendapat dari beberapa ahli di atas.
kompetensi harus bersifat mendasar dan mencakup kepribadian seseorang dan dapat
secara nyata akan memprediksi seseorang yang bekerja dengan baik atau buruk
prilaku pegawai. Dalam suatu organisasi dengan budaya yang kuat, pegawai
cenderung berbasis mengikuti penabuh genderang yang sama. Artinya, budaya yang
sangat kuat sering di katakan dapat membantu kinerja karna menciptakana suatu
Selain itu, Keith Davis dalam Mangkunegara (2012) faktor faktor yang
pemimpin dan karyawan yang memiliki IQ diatas rata rata (IQ 110-120) apalagi IQ
superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk
jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari hari, maka akan lebih
menunjukan motivasi kerja yang tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif
terhadap situasi kerjanya maka akan menunjukan notivasi kerja yang rendah. Situasi
kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim
dan sistem perhargaan (system reward). Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
pegawai dalam rangka menjaga keselarasan antara kebutuhan individu dengan tujuan
18
organisasi. Sistem penghargaan merupakan salah satu bagian terpenting yang dapat
karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi.
Semakin besar penghargaan yang diberikan maka semakin besar pula kinerja perawat.
B. Kepuasan Kompensasi
evaluative yang menggambarkan suatu sikap suka atau tidak suka, kepuasan bayaran
(pay satispaction), oleh karenanya mengacu kepada sikap suka dan tidak suka
jasa yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa dari pelaksaan pekerjaan di
organisasi dalam bentuk uang atau lainnya, yang dapat berupa gaji, upah, bonus,
intensif, dan tunjangan, seperti tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya, uang
oleh para keryawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi. Kompensasi
merupakan salah satu fungsi yang penting dalah manajemen sumber daya manusia.
Karena kompensasi merupakan salah satu aspek yang paling sensitive di dalam
kontra prestasi terhadap penggunaan tenaga atau balas jasa yang telah diberikan oleh
19
kepada pekerja sebagai imbalan atas penggunaan tenaga kerjanya. Handoko ( dalam
Sutrisno, 2009) kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan
sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Menurut Stone (Suwatno dan Priansa, 2011)
Flippo mengemukakan kompensasi adalah pemberian imbalan jasa yang layak dan
pencapaian organisasi.
Menurut Subekti dan Jauhar, (2012) mengatakan bahwa kompensasi juga dapat
bahwa kepuasan gaji adalah perbedaan anatara gaji yang diinginkan dengan gaji
b. Teori keadilan (equity theory), yang menyatakan bahwa kepuasan gaji adalah
berupa gaji, dan pujian) dan nilai yang diberikan karyawan terhadap imbalan
yang di berikan.
20
Kepuasan kerja karyawan terletak pada salah satu faktor, yaitu kompensasi
yang merupakan segala sesuatu yang diterima tenaga kerja sebagai imbalan atas
atas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kompensasi pada perawat adalah kepuasan
perawat terhadap kompensasi yang diterima dari organisasi sebagai balas jasa atas
(2006) mengemukakan ada beberapa komponen pada kompensasi yang dapat dibagi
a. Finansial
(pay) yang di peroleh seseorang berupa gaji, upah, bonus dan insentif.
a. Gaji pokok adalah kompensasi dasar yang diterima seorang karyawan, biasanya
b. Gaji adalah imbalan kerja tetap untuk setiap periode tanpa menghiraukan jumlah
c. Upah adalah imbalan kerja yang dihitung secara langsung berdasarkan pada
d. Insentif adalah tambahan kompensasi di atas atau di luar gaji atau upah yang
disebut juga dengan tunjangan, meliputi semua imbalanfinansial yang tidak tercakup
liburan yang di tanggung perusahaan, program pensiun, serta fasilitas yang yang
b. Nonfinansial
Kompensasi nonfinansial terdiri dari kepuasan yang diberikan oleh seseorang dari
pekerjaan itu sendiri, atau dari lingkungan, psikologis/ atau fisik dimana seseorang itu
kerjanya.
Menurut Fauzi, (2014) kompensasi memiliki dua bentuk yaitu finansial dan
nonfinansial :
1. Kompensasi Finansial menurut Mondy dan Noe (dalam Fauzi, 2014) membagi
kompensasi menjadi dua bagian yaitu kompensasi keuangan langsung terdiri atas
22
gaji, upah, dan insentif (komisi dan bonus). Sedangkan kompensasi keuangan tidak
a. Gaji, adalah imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan secara teratur,
pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya
2. Kompensasi non finansial adalah kompensasi tidak langsung menurut Mondy dan
Noe (Fauzi, 2014) kompensasi tidak langsung (fringe benefit) merupakan kompensasi
kompensasi tidak langsung menurut Nawawi (dalam Fauzi, 2014) adalah pemberian
bagian keuntungan atau manfaat lainnya bagi pekerja di luar gaji atau upah tetap,
dapat berupa uang atau barang. Misalnya THR, tunjangan hari natal dan lain lain.
atas kompensasi finansial langsung (upah, gaji dan tunjangan) dan kompensasi
finansial tidak langsung ( kepuasan lingkungan). Peneliti mengacu pada aspek yang
dijabarkan oleh Simamora (2006) sebagai dasar dalam penyusunan skala kepuasan
23
diungkapkan oleh Simamora dapat mewakili pendapat dari beberapa ahli di atas.
kerja karyawan dalam menjalankan tugas. Kompensasi penting bagi perawat sebagai
antara perat itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Pentingnya kompensasi sebagai
salah satu indikator kepuasan dalam bekerja. Kepuasan kompensasi dapat diartikan
kepuasan perawat terhadap kompensasi yang diterima dari organisasi sebagai balas
perawat yang akan memotivasi untuk meningkatkan kinerja perawat. Handoko (djati
bahwa pemberian penghargaan (kompensasi) menjadi salah stau faktor penting dalam
atau memberi pengukuhan atas prilaku pegawai yang telah dilakukan. Oleh sebab itu
di bagi menjadi dua bentuk yaitu kompensasi finansial dan nonfinansial. Kompensasi
24
finansial memiliki dua bagian yang kompensasi finansial langsung yang berupa
Kepuasan (satisfaction) merupakan gambaran suatu sikap suka atau tidak suka.
Kepuasan bayaran (pay satisfaction) mengacu kepada sikap suka atau tidak suka
karyawan sebagai tolak ukur tentang seberapa keras karyawan akan bekerja.
Kepuasan gaji yang diterima perawat dapat menjadi pemicu besar bagi
menunjukan kemampuan menuju kinerja yang baik yaitu melalui prestasi kerja.
Perawat akan memberikan pelayanan yang baik terhadap pasien dan dapat memenuhi
memilih di mana tempatnya bekerja. Dengan kompensasi yang ditawarkan maka akan
(2014). Semakin besar kompensasi yang ditawarkan maka semakin tinggi pula
kualitas karyawan yang didapatkannya. Pemberian kompensasi yang baik dan tepat
dalam bentuk kompensasi. Banyak intansi ataupun organisasi yang meyakini bahwa
karyawan yang lebih menyukai bayaran mereka terkait dengan kinerja, memperkuat
Kepuasan atas pemberian bonus kepada perawat akan memberi umpan balik
yang baik terhadap pekerjaan yang telah di lakukan, misalnya perawat diberi bonus
yang sesuai untuk kerja lembur maka perawat tersebuat akan melakukan pekerjaan
dan pelayanan yang baik terhadap pekerjaannya. Menurut Schuler dan Jackson
yang diterimanya dengan jumlah yang mereka yakini semestinya mereka terima.
Mereka akan puas apabila tingkat kompensasi “yang semestinya” sebanding dengan
tingkat kompensasi aktual, atau tidak puas apabila tingkat kompensasi aktual lebih
Perawat yang merasakan puas terhadap pemberian insentif adalah salah satu
kinerja yang baik seharusnya perawat tersebut mengetahui hal apa saja yang harus di
meliputi lingkungan kerja yang nyaman dan rekan kerja yang menyenangkan. Alat
dan sarana juga merupakan salah satu bagian dari lingkungan kerja, semakin baik alat
26
dan sarana yang disediakan oleh pihak rumah sakit maka kinerja perawat tersebut
akan semakin baik . Hal ini dikarenakan semakin terfasilitasi alat dan sarananya maka
kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
diberikan kepadanya. Berkualitas bukan berarti pandai tetapi memenuhi semua syarat
kualitatif yang dituntut pekerjaan itu sehingga pekerjaan itu benar-benar dapat
kerja dan fasilitas yang sesuai, peralatan proses (perangkat lunak dan perangkat
dan memadai sehingga pekerja merasa nyaman dalam bekerja dan dapat bekerja
dengan baik. Keberhasilan organisasi sangat tergantung pada lingkungan kerja pada
Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan semangat
mendorong prilaku perawat atau memberi pengukuhan atas prilaku perawat yang
telah dilakukan. Jika perawat meras apuas dengan tunjangan kerja yang di dapatkan
27
dapat membantu memotivasi dirinya dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan
kerja. Motivasi dan harapan karyawan untuk mendapatkan kompensasi yang sesuai
membuat karyawan bekerja secara maksimal demi tercapainya kinerja yang tinggi
bagi karyawan.
Seluruh aspek di atas memiliki kaitan satu sama lain sehingga perawat akan
mendorong perawat untuk giat dalam bekerja. Dengan adanya pemberian kompensasi
yang baik maka membuat perawat tersebut merasa puas, sehingga pekerjaan yang
dilakukan akan menghasilkan pekerjaan yang baik untuk organisasi. Uraian aspek di
atas juga sejalan dengan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Penelitian -
penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompensasi pada kinerja
karyawan dan diperoleh hasil yang beragam. Anoki (dalam Nurcahyani, 2010)
kinerja karyawan. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian Murgijanto
dan terdapat pengaruh yang signifikan kompensasi ekstrinsik terhadap kinerja. Kuster
yang digunakan untuk tenaga penjualan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
28
kinerja tenaga penjual individu dan efektivitas penjualan organisasi dan berkaitan
pada kinerja yang tinggi pula. Sebaliknya perawat yang mempunyai kepuasan
kompensasi yang rendah kinerjanya akan cenderung rendah pula. Berdasarkan uraian
terhadap kinerja pada perawat. Kepuasan kompensasi dapat menjadi salah satu faktor
D. Hipotesis
tinggi kepuasan kompensasi yang dimiliki oleh perawat.maka semakin tinggi pula
kinerja perawat. Sebaliknya semakin rendah kepuasan kompensasi yang dimiliki oleh