You are on page 1of 10

PEWARISAN EKTRACHROMOSOMAL

RESUME

Disusun untuk Memenuhi Tugas Resume Genetika 1


Yang dibimbing oleh Prof. Dr.agr. Mohammad Amin, S. Pd, M. Si dan
Andik Wijayanto, S.Si ,M.Si.

Disusun Oleh:
Kelompok 7/ Offering H/ 2017
Novi Sanita Putri 170342615585
Nur Alfi Maghfirotus S. 170342615579

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Januari, 2019
Kriteria Pewarisan Extranuklear
Terdapat lima kriteria yang digunakan untuk membedakan sifat dari gen nuklir dan gen
ekstranuklear yaitu (1) Hasil dari “reciprocal crosses” menyarankan penyimpangan dari pola
transmisi gen autosomal mendel. Misalnya, betina strain A disilangkan dengan jantan stain B
dan jantan strain A disilangkan dengan betina strain B. Hasil dari persilangan tersebut
menunjukkan bahwa salah satu dari orang tuanya memberikan pengaruh yang lebih besar
(biasanya ibu). (2) Sel reproduksi dari betina biasanya membawa lebih banyak sitoplasma dan
organael sitoplasma yang diharapkan mempengaruhi sifat non mendel. (3) Kromosom gen
yang menempati bagian tertentu dan pada tempat tertentu sehubugan dengan gen lain.
Kegagalan yang terkait dengan gen nuklir, mungkin mengesampingkan pewarisan kromosom
dan memperhatikan pewarisan ektranuklear. (4) Segregasi mendel yang kurang dan
karakteristik rasio Mendel yang bergantung pada transmisi kromosom di dalam meiosis akan
menyarankan penularan ekstrachromosomal. (5) Substitusi ekperimental nuklei
mengklarifikasi pengaruh dari sitoplasma dan nucleus. Sifat-sifat transmisi tan gen nuclear
transmisi menyarankan pewarisan extranuclear.
Organel Sitoplasma Dan Simbion Sitoplasma
Organel sitoplasmik sangat penting bagi keberlangsungan makhluk hidup. Enzim
digunakan untuk respirasi seluler dan produksi energi. Sebagian klorofil dan pigmen tumbuhan
disintesis didalam plasmid, jika terdapat gen otonom didalam DNA mitokondria maka secara
tidak langsung plastid terikat dengan fenotip. Pada penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
mitokondria menjadi bakteri lepas, jika mitokondria tersebut dibiarkan dalam jangka waktu
yang lama maka akan membentuk simbiosis herediter dengan sel inangnya dan berkembang
menjadi organel dalam sel hewan maupun sel tumbuhan.
Kloroplas yang terdapat dalam tumbuhan hijau dipostulasikan yang berasal dari
ganggang liar yang membentuk simbiosis dengan sel eukariot. Tempat yang digunakan untuk
penghasil pigmen klorofil esensial yang digunakan untuk fotosintesis yaitu DNA spesifik,
mRNA, tRNA, ribosom dan tempat yang digunakan untuk memproduksi klorofil pada
ganggang liar. Alga hijau diduga mebawa mekanisme genetik lain seperti resisten streptomisin.
Bakteri simbion ditemukan pada sitoplasma paramecium, Aurelia dan protoa. Bakteri ini
menghasilkan zat beracun yang dapat membunuh paramecium yang sedang ditempatkan pada
media kultur.
DNA dalam mitokondria

Mitokondria merupakan organel kecil dengan lapisan internal dan memiliki ukuran
yang hamper sama dengan bakteri serta terjadi dalam sel eukariot. Mitokondria juga
memberikan energy seluler untuk kelangsungan hidup hewan dan tumbuhan melalui proses
oksidatif dari asam sitrat, siklus lemak, dan proses penggabungan fosfolirasi oksidatif serta
transportasi electron. Mitokondria memiliki genom yang kecil dan kode yang digunakn untuk
sejumlah struktur dan fungsi. Tempat sinstesis protein dalam mitokondria yaitu ribosom
spesifik, tRNA, aminoacvl-tRNA sintetase (sensitif terhadap antibiotik). Ukuran molekul
rRNA mitokondria sama dengan bakteri tetapi lebih kecil dari sel eukariot. DNA pada
mitokondria memiliki sifat yang berbeda dari DNA nucleus. Perbedaanya terdapat pada
kepadatan dan proporsi pasangan basa GC dan AT. DNA mitokondria memiliki kepadatan
1,683 g / cm3 dengan kandungan GC 21%, sedangkan DNA nuklir memiliki kepadatan 1,699g
/ cm3 dengan kandungan GC 40%
Siklus hidup Sacharomyces cerevisiae memiliki dua fase yaitu fase haploid dan diploid.
Perkawinan terjadi antara sel haploid vegetatif dari perkawinan yang berlawanan. Setelah itu
sel-sel berfusi dan membentuk sel diploid vegetatif dan membelah secara mitosis.. Sel diploid
vegetatif tersebut akan mengalami proses sporulasi yang kompleksdan terjadi pembelahan
meiosis.
Petite merupakan koloni kecil yang menjadi nutrisi dalam ragi. Petite memiliki
kemampuan untuk memamnfaatkan oksigen dalam metabolisme karbohidrat. Setelah dianalisa
strain petite menunjukkan sebagian kecil G dan C dan yang paling domonan adalah pasangan
basa AT. DNA seperti ini tidak dapat menyandikan informasi biologis karena tidak adanya
sitokrom oksidase dari mitokondria tetapi perubahan seperti ini menunjukkan bahwa
perubahan pada DNA mitokondria menyebabkan perubahan yang mematikan pada
fenotipenya. Contoh mutasi lain yaitu setelah diinduksi resisten terhadap antibiotik
kloramfenikol dan eritromisin. W. L. French memberikan bukti bahwa sterilitas pada nyamuk
Culex hibrida disebabkan oleh interaksi yang melibatkan DNA mitokondria. Hasil dari
beberapa peneliti juga telah menunjukkan bahwa DNA mitokondria diwariskan secara
maternal pada katak. J. B. David juga telah membandingkan DNA mitokondria dalam kultur
sel mamalia yang berbeda, termasuk tikus, mencit, dan manusia.

Gen kromosom pada ragi menetukan sebagian besar dari enzim yang berhubungan
dengan mitokondria. Strain ragi dengan DNA yang rusak maka strain tersebut terus mensintesis
DNA mitokondria yang abnormal. Hal ini menunjukkan bahwa replikasi DNA mitokondria
membutuhkan protein dan tidak dikodekan oleh DNA mitokondria.

Organisasi Genom Mitokondria

mtDNA merupakan molekul sirkular kecil yang dapat diisolasi dan ditandai sehingga
informasi tersedia cukup banyak dalam struktur genom mitokondria. mtDNA memiliki ukran
sekitar 16 kb, pada mamalia hingga ratusan pasang kb sedangkan pada tumbuhan tingkat tinggi
sekitar 570 kb. Pada sel hela manusia memiliki 10 salinan mtDNA per mitokondria dan
memiliki kurang lebih 800 mitokondria per sel. Pada protozoa mtDNA berbentuk linear.

Semua genom pada mitokondria mamalia ditranskripsi menjadi satu unit, lalu
menjalankan transkrip primer dalam jumlah besar dan setelah itu dibelah dengan
endonukleolitik dan menghasilkan molekul tRNA, rRN dan mRNA individu. Genom
mitokondria dari Sacharomices cerevisiae lebih besar dari mtDNA mamalia, tetapi genom
mitokondria dari ragi sangat mirip dengan mtDNA mamalia. Dua ragi gen mtDNA memiliki
beberapa urutan intron yang sangat panjang. Ragi mtDNA memiliki 16 gen tRNA dalam satu
segmen pendek genom dan sekitar 10tRNA gen tersebar di seluruh genom. Hal ini menujukkan
gen tRNA mitkondria ragi tidak terdistribusi dengan seragam seperti tRNA mitokondria pada
mamalia. genom mitokondria ragi yang lebih besar sehingga pengkodean lebih banyak pada
protein daripada mtDNA mamalia.

Mayoritas protein mitokondria harus dikodekan oleh gen nuklir tetapi sebagian besar
protein tersebut larut seperti enzim biosintesis asam amino dan protein struktural mitokondria
disinkronkan pada ribosom sitoplasma dengan spesifikasi yang disediakan oleh transkrip gen
nuklir. Protein tersebut diangkut ke mitokondria dan diarahkan oleh transit peptida khusus pada
asam amino dari polipeptida. Peptida ini transit biasanya dibelah polipeptida prekursor selama
transpor melintasi membran mitokondria. Genom mitokondria menentukan molekul rRNA dan
tRNA yang dibutuhkan untuk sintesis protein mitokondria dan beberapa protein, tetapi
sebagian besar protein mitokondial dikodekan oleh gen nuklir.

DNA dalam Plastid

Setiap tanaman yang tumbuh beraneka ragam dengan bercak warna yang berbeda pada
daun atau vegetatifnya. Banyak variasi yang tidak diwariskan dan beberapa dikendalikan oleh
gen nuklir. Efek bintik-bintik diwariskan oleh ibu dari generasi ke generasi selanjutnya.
Terdapat satu tanaman yang memiliki warna daun yang bebeda dan cabang atau ekor yang
beraneka ragam.

Kloroplas yang telah ditemukan mampu untuk mensintesi protein baik adenosine
trifosfat atau cahaya. Produk yang dihasilkan dari protein chiloroplast otentik menjunkkan
bahwa kloroplas yang terisolasi memili tempat untuk mensitesis protein dan berfungsi agar
mRNA dapat diterjemahkan secra akurat. Kurang lebih 30-60 salinan genom dari kloroplas
ditemukan disetiap kloroplas dari tanaman yang tinggi, sekitar 100 salinan genom terjadi pada
masing-masing palastid dari ganggang. DNA kloroplas mengkode sekotar 126 protein dan
sekitar 12 persen dari kode urutan DNA plastid.

DNA Kloroplas dan Resisten Racun

Ruth Sager meletakkan sel alga Chlamydomonas pada medium kultur yang
mengandung antibiotik streptomycin, sebagian besar dari sel tersebut terbunuh, tetapi sekitar
satu juta sel yang berhasil bertahan hidup, masing – masing membentuk koloni yang resisten
terhadap streptomycin. Sekitar 90 persen dari mutan tergolong gen nuklir (sr-1), Sekitar 10
persen dari mutasi (sr-2), namun uniparental dan nonkromosomal. Akhirnya, mutan
nonkromosomal dipulihkan dari setiap koloni. Mutasi dari DNA nonkromosomal menunjukkan
fenotip yang sama dengan mutan dari DNA kromosom. Gen nonkromosomal dianggap berada
di dalam kloroplas.

Persilangan resiprok menghasilkan resisten terhadap anti biotik yang dikendalikan oleh
gen kromosomal yang telah ditetapkan dengan mt+ dan mt- atau dengan (+) dan (-). Hasil dari
perkawinan resiprok menghasilkan pewarisan mendel bebas yang melibatkan satu pasang ciri
kontras. Jika tersedia dua pasang gen nonkromosomal maka persilangan dihybrid dapat
dilakukan dalam sistem yang sama untuk pemeriksaan bukti rekombinasi. Persilangan dihybrid
jenis ac1 ss x ac2 sr keturunan akan tumbuh untuk beberapa pilihan vegetative, lalu
diklasifikasikan untuk penandaan, nonkromosomal dan kromosom. Stelah 4 atau 5 kali mitosis
ganda,, kedua parental dan rekombinan telah didapatkan.

Dna Plasmid Dan Transformasi Tumor

Plasmid merupakan molekul DNA ekstrachromosomal yang bereplikasi secara


independen dan mempertahankan diri dalam sitoplasma sel tanaman. Beberapa plasmid
merupakan fragmen dari kromosom bakteri dan beberapa merupakan rekombinan dari fragmen
DNA. Sebagian besar plasmid tidak begitu penting untuk sel inang, tetapi beberapa dapat
mengontrol antibiotik karena plasmid memiliki kemampuannya untuk bereplikasi secara
independen, bergabung dengan DNA lain, dan membawa DNA ke pusat sel aktivitas sintetis.
Ti (untuk penginduksi tumor) merupakan plasmid pembawa sekuens DNA yang merubah
tanaman (tembakau, bunga matahari, wortel, tomat, dll.) menjadi sel tumor. Transformasi
tumor adalah penyakit mahkota empedu. Penyakit ini diinduksi oleh bakteri Agrobacterium
tumefaciens. Bakteri yang dapat menginisiasi penyakit empedu tidak diperlukan untuk
mensejatikan tumor, karena dapat dibunuh setelah beberapa hari dan tumor terus tumbuh.
Fragmen Ti plasmid yang dibawa oleh bakteri telah dikombinasikan dengan segmen DNA dari
sel tanaman yang terinfeksi. Gen yang dibawa oleh plasmid, diintegrasikan ke dalam sel
tanaman, kode untuk enzim yang mempromosikan pertumbuhan tumor yang terus-menerus dan
tidak terkontrol, sehingga empedu memanjang dan diinduksi oleh bakteri

Organization of Plastid Genomes


Pada spesies tertentu, genom terdiri dari berbagai jenis plastid, kloroplas, amiloplas dan
kromoplas yang semuanya identik dengan organisme. Organisasi DNA kloroplas (cpDNAs)
merupakan tingkatan paling tinggi dari plastid. cpDNA memiliki ukuran 120 berbeda dengan
alga yang memiliki ukuran kloroplas genom jauh lebih besar yaitu 85-292 kb. Kloroplas
memiliki sekitar 100 salinan cpDNA. Semua genom yang telah dianalisis memiliki set gen
yang sama, tetapi gen yang terdapat pada spDNAs diatur dengan cara yang berbeda. Gen-gen
tersebut dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu (1) gen yang mengkode komponen biosintesi
protein kloroplas dan (2) komponen yang menentukan dimana tempat fotosintesis. Pada
tanaman tingkat tinggi memiliki genom kloroplas sekitar 1-20 atau sepertiga dari ukuran
genom organisme prokariot yang menyebabkan kloroplas telah kehilangan banyak informasi
genetic dadi leluhur dan mejadi sangat bergantun pada gen inti sel. Komponen yang paling
akhir disintesis pada ribosom akan diimpor ke kloroplas dengan bantuan peptide transit
terminal amino
Fotosintesis yang terjadi dalam kloroplas memberikan sumber energi penunjang
kehidupan bagi semua makhluk hidup yang ada Bumi. Sehingga genom kloroplas mengkode
banyak komponen kunci dari fotosistem I dan II, serta rantai transpor elektron. Lumut hati
(Marchantia pomorpha) dan tembakau (Nicotiana tobacum) memiliki urutan yang lengkap
pada setiap pasangan nukleotida cpDNAS yang telah ditentukan panjang cpDNA nya yaitu
121.024 dan 155.844 pasangan nukleotida. Satu salinan gen dalam genom kloroplas dari kedua
tanaman ini sangat mirip. Perbedaan utama antara kedua cpDNAS ini adalah bahwa daerah
pengulangan terbalik dan mengandung gen rRNA jauh lebih besar pada tembakau.
Bakteri simbion dalam Sitoplasma Paramecium
Paramecium merupakan organisme yang sering dijadikan penelitian dalam genetika, hal ini
dikarenakan proses reproduksi yang dilakukan oleh paramecium yang bersifat seksual dan
aseksual. Dari reproduksi seksual dihasilkan klon sel yang identik secara genetik, sedangkan
untuk reproduksi seksual dilakuka dengan konjugasi. Paramecium dan Ciliata memiliki inti
memeiliki makronukleus vegetatif besar dan mikronukleus kecil. Mikronukleus akan
menghasilkan makronukleus selama pembelahan aseksual, sehingga nantinya dimungkinkan
untuk persilangan seksual melalui DNA nuklear yang ditransfer dari donor ke penerima,
sehingga dihasilkan keturunan heterozigot AA x aa= Aa. Dalam proses autogam dihasilkan
homozigosis lengakp, setelah pembelahan secara meiosis dihasilkan sel yang haploid namun
karena mereka melakukan autogami jadi dihasilkan sel yang diploid homozigot. Sehingga
dapat dibedakan pewarisan sifat ektranukleat dan nukleat, sehingga penurunann sifat dapat
dapat berbeda yang dikendalikan oleh gen nukleat dan ekstrakromosomal.
G. H. Beale menenukan jika resistensi eritromisisn dihasilkan oleh pewarisan non-Mendel.
Penelitian lain menunjukkkan jika nitikondria mengendalikan resistensi. Selain itu penelitian
lain meyebutkan beberapa sifat mitikondria ditentukan oleh mitikondria itu sendiri dan yang
lain bergantung unsur dari sitiplasma. T. M. Sonneborn melakukan penelitian dengan beberpa
galur P. Aurelia yang memilik zat efek mematikan pada anggota galur yang sama (killers).
Ketika berada pada suhu rendah kemampuan untuk mematikan mereka berkurang begitupun
dengan sifat toksis yang hilang. Elemen terpisah dalam sitiplasma dipostulatkan, dierkirakan
400 partikel diperlukan, killlers kemudian diamatai dan didapat jika partikel ini terbukti bakteri
simbiotik dengan nama Caenodebacter taeniospiralis.
Paramecin dapat berfusi di medium cair, yang tidak bebrpengaruh pada killers disebut dengan
kapppa yang memilik tubuh R yang mengandung protein refraktil disebut bright karena mereka
terinfeksi virus yang mengendalikan protei virus. Virus ini bersifat racun bagi paramecia.
Ketika kilers berkonjugasi dengan “sensitives ” dala kondisi yang sesuai dan tidak ada
pertukaran sitoplasma, dua jenis klon akan muncul satu sel yang mengandung alel K (Kk) dan
bakteri kappa, sedangkan yang lainnya membawa alele k (Kk) dan yang tidak memili kappa.
Setalah dilakukan autogami dihasilkan keturunan killers dan setengah lainnya adlah paramecia
yang sensistif. Keturunan bersiat sensitif karena tidak adanya sitiplasma yang ditransfer selama
konjugasi. Ketika konjugasi adalah KK dan kk, alel K dan k berkonjugasi dihasilkan Kk.
Autogami menghasilkna sifat homozigot sel KK dan kk yang masing -masing menghasilkan
klon killers dan non killers.
DNA Plasmid dan Tranformasi Tumor
Plasmid merupakan molekul esktrakromsomal DNA yang merplikasi dirinya sendiri dan
bertahan dalam sitiplasma sel tumbuhan. Beberapa plasmid merupakan fragmen kromosom
bakteri dan ada pula yang rekombinan fragmen DNA. Plasmid mengontrol reaksi yang
menguntungka terhadapa antibiotik karena memiliki kemampuan untuk mereplikasi sendiri
untuk menggabungkan dengan DNA lain.palsmid yang disebut Ti (menginduksi tumor)
membawa sekuen DNA untuk transformasi pada tumbuhan dikotil menjadi sel tumor. [enyakit
tumor yang dimaksud adalah empedu mahkota yang diinduksi oleh bakteri Agrobacterium
tumefaciens. Sebuah plasmid Ti yang diabawa oleh bakteri telah dikombinasikan dengan
segmen DNA dari sel tanaman yang berinteraksi. Gen yang dibawa oleh plasmid diintegrasikan
ke dalam sel tanaman kode untuk enzim pertumbuhan tumor diinduksi oleh bakteri.
Sterilitas Sitoplasma Jantan pada Tumbuhan
Pada jagung, bit, tebu, dan bawang kesuburan dikendalika oleh sebahian dari faktor sitiplasma.
Namun terdapat pula yang dikendalikan oleh gen nuleat sepenuhnya. Kemandulan memiliki
nilai praktis untuk mengasiklan benih hibrida. Tanaman hibrida diproduksi secara komersial
dalam jagunf, memtimun, bawang, sorgum, dan tanaman lain.
Sterilitas Jantan dalam Persilangan Polinasi Tumbuhan
Mekanisme pewarisan sfat kemandulan bunga jantan pada jagung ditemukan oleh M. M.
Rhoades. Polen yang gagal menyebabkan bunga jantan mandul tapi struktur dan kesuburan
bunga betina tetpat ada. Gen inti akan menurunkan sifat ini ke generasi berikutnya.
Bunga jantan mandul dhasilka oleh induk kemudian dikawninkan secara langsung dengan
polen fertil hingga didalam kromosomnya terbentuk bunga jantan yang subur. Pewarisan ini
melibatkan gen sitoplasmik yang ditransmisikan oleh gamet netna. Pada sebuah percobaan
kegaggalan polen terjadi jika jenis dari spesisfik dari sitoplasma berada di sepanjang gen yang
domianan pada bunga jantan yang mandul.
Bahaya Kesragaman
Mutan baru dai Helminthosporium jaur (Nisikado dan Miyake) menjadi patogen pada jagung
hibrida jenis perkulat. Mutan tersebut merusak jagung dengan sitoplasms steril (T). Pada
produksi benih tahun 1970 telah dialihkan ke jagung tanpa sitoplasma T, jagung ini
membutuhkan detaseeling manual, tetapi digunakan untuk penanaman musim dingin tahun
1971. Karena itu sebagian besar produksi benih tahun 1971 dicapai tanpa menggunakan
kemandulan jantan sitoplasma T. Beberapa jagung yang tahan terhadap ras T yang ada dari H,.
maydis sekarang diidentifikasi dan tersedia untuk stok benih.
Efek Maternal
Telur dan embrio dimungkinkan terpengaruh oleh lingkungan ibu tempat merka berkembang.
Potensi dari telur diketahui ditentukan sebelum pembuahan, dan dalam beberpa kasus
dipengaruhi oleh lingkungan ibu disekitarnya. Predeterminasi oleh gen ibu pada gen
keturunannya disebut maternal efek. Keberadaan efek maternl dibuktikan atau disangkal oleh
persilangan timbal balik.
Maternal Efek pada Cangkang Siput yang Melingkar
Beberapa galur dari spesies Limnea peregra memilik cangkag dextarl yang melilit ke kanan
lainnya cangkang sinistral yang meililit ke kiri. Alel S+ untuk lilitan ke kana dominan diatas
alel untuk lilita ke kiri. Ketika disilangkan antara betina yang melilit ke kanan dan jantan yang
melilit ke kiri, siput F1 semuanya meilit ke kanan. Rasio 3:1 biasanya tidak diperoleh dalm F2
karena fenotipe ss tidak ada. Sebagai gantinya pola yang ditentukan oleh gen ibu (P) (s+s+)
diekspresikan dalam F1 dan genotipe ibu F1 (s+s) diekspresikan dalam F2. Keika siput s+s+
disilangkan dengan s+s dibiakkkan dihasilkan semuanya melilit ke kanan.
Spindeldari siput dektral yang berpotensi melilit ke kanan tetapi siput yang sisnistral mengarah
ke kiri. Perbedaan ini diatur oleh gen ibu, merka mempengaruhi spindelyang akhirnya
mempengaruhi pembelahan sel secara lebih lanjut. Namun tidak semua siut menunjukkan efek
maternal tetpai dikendalikan langsung oleh gen kromososm kedua orang tua.
Efek Mternal pada Drosophila melanogaster
pertumbuhan abnormal terjadi di bagian kepala dari Drosophila melanogaster dari populasi
type wild yang dikumpulkan di Aacahuizoda, Mexico. Lalat tersebut membawa dan terpilih
dari pertumbuhan abnormal selama periode beberapa tahun, dikenal dengan “tumorous head”
mengalami peningkatatan sekitar 76 persen saat suhu 22ºC. Ketika lalat dibiakkkan di medium
tepung jagung dan gula tetes. Ketika resiprok disilangkan, maka efek maternal akan tampak.
Tu-h betian terpisah dengan tipe wild jantan dan 11 lalat betina dari stok laboratorim yang
dihasilkan dari 14 sampai 52 persen dari lalat anbnormal generasi pertama. Dari persilangan
anatay Tu-h jantan dan 3 lalat rype wild dan11 lalalt betina dari stok laboratorium didapat 0-1
persen tumorous head dapat teramati. Gen dari ibu berusaha memberi pengaruh terhadap
pertumbuhan abnormal di bagian kepala pada keturunan dewasa selama 22 jam perkembangan.
Dua gen utama ditemukan: 1. Gen seks pada unit peta 64,5 pada x kromosom yang
mengendalikan efek maternal, 2. Gen struktural pada unit 58 di kromosom ketiga mengontrol
fenotipe dari kepala tumur (tumurous head).
Pertanyaan

 Novi Sanita Putri


1. Cc
2. Dd
 Nur Alfi Maghfirotus Sa’adah
1. Bagaimana hubungan mitokondria dengan pewarisan ekstrakromosomal
Jawab : dalam mitokondria terdapat DNA unit kecil dan banyak yang ada di luar
genom nuclear. Genom mitokondria mengkode sejumlah struktur dan fungsi yang
terbatas. Mitokondria terdiri atas apparatus khusus yang mensintesis protein denga
ribosom spesifik, tRNA, tRNA asam amino sintetase. Selain itu mitokondria
memiliki genom yang kecil dan kode yang digunakan untuk sejumlah struktur dan
fungsi.
2. Bagaimana mekanisme terjadinay transformasi tumor pada tanaman dikotil
Jawab : terdapat vektor yang dapat mentransfer gen asing ke dalam tanam yaitu
Agrobacterium tumefaciens. Vektor ini sebelumnya telah membawa sel tanaman
yang telah terinfeksi selanjutnya mekanisme proses transformasi gen
oleh Agrobacterium adalah dengan menempel pada sel tanaman yang telah dilukai.
Agrobacterium akan mengenalkan Ti plasmid, bagian T-DNA (transferred DNA)
ke dalam inti sel tanaman. Salah satu tanda keberhasilan transformasi gen adalah
pembentukan tumor pada tanaman, yang merupakan respon onkogenik.

You might also like