Professional Documents
Culture Documents
Presentasi kegiatan manajemen keperawatan dan hasil analisis pengkajian serta rencana
penyelesaian masalah manajemen keperawatan di . Prof. dr. R. D. Kandou Manado yang akan
dilaksanakan pada hari Jumat, 08 Februari 2019 yang dihadiri oleh dosen pembimbing dan
mahasiswa praktik Profesi Ners. Pada pertemuan tersebut telah disepakati prioritas masalah yang
telah ditetapkan meliputi : 1) jumlah rasio perawat belum sesuai dengan tingkat ketergantungan
Rencana penyelesaian masalah diatas adalah menghitung jumlah tenaga keperawatan dan
membuat proposal penambahan jumlah tenaga, membuat draf format audit dokumentasi asuhan
keperawatan, dan membuat draf foemat pendelegasian metode MPKP. Fokus penyegaran antara
A. PERSIAPAN KEGIATAN
dengan kepala ruang. Perangkat yang disusun dalam bentuk kartu anggota Tim, format
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tahap Pelaksanaan
2019 sesuai jadwal yang telah disusun. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh
1
kelompok antara lain adalah Persiapan hasil kegiatan dalam bentuk pengkajian dan
2. Penerapan Kegiatan
a. Operan
Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien atau komunikasi dan serah terima
antara shift pagi, sore dan malam. Operan dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh
kepala ruangan, sedangkan operan dinas sore ke dinas malam langsung dipimpin
oleh penanggung jawab tim sore ke penanggung jawab tim malam. Tujuan operan
pasien menurut Taylor (1993) adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat
diagnosa dan tujuan dari perawatan yang diberikan. Dalam operan diterangkan
tentang asuhan keperawatan yang telah diberikan oleh perawat yang telah selesai
tugas. Operan ini harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara
sinkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif
yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan klien saat itu.
prosedur yang sudah disepakati oleh kelompok dengan menerapkan prinsip operan,
namun masih belum optimal, antara lain : isi dari operan yang masih bersifat
2
karena belum semua perawat hadir pada waktunya, visit dokter pada jam pergantian
shift, kepala ruang / ketua tim tidak hadir karena ada acara tertentu.
Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan : menyepakati kembali jadwal dinas
pagi, sore dan malam, menulis laporan pada status pasien saja, dibuat kesepakatan
mengenai jam visite dokter, membuat rencana perawatan yang komprehensif dan
terorganisir.
b. Pre-Post Conference
Pre-post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan dan sebelum operan berikutnya yang dipimpin oleh katim atau penanggung
jawab tim. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan
tambahan rencana dari katim atau PJ tim. Isi post conference adalah hasil asuhan
keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk operan (Keliat, 2000).
Kegiatan pre conference di kelompok adalah, setelah operan dan pengarahan dari
kepala ruangan, ketua tim melakukan kegiatan pre-post conference bersama anggota
timnya dan membagi habis pasien sesuai dengan pasien kelolaan dan pasien titipan
pada shiftnya. Mahasiswa berdiskusi dengan kepala ruang tentang metode penugasan
pasien agar mempunyai persepsi yang sama sehingga dalam pembagian tugas
Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah perlunya peningkatan motivasi
menjadi budaya kerja. Perlunya peninjauan struktur ruangan dan pemetaan tenaga
yang proporsional, adanya uraian tugas yang jelas di Ruang agar kegiatan diruangan
3
lebih optimal.
c. Supervisi
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan
Kron & Gray (1987) mengartikan supervisi sebagai kegiatan yang merencanakan,
menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Mc Farland,
Supervisi merupakan hal yang penting dilakukan untuk memastikan pelayanan dan
asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang ditetapkan. Supervisi tidak
diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi lebih pada pengawasan
penghargaan pada pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan keluar pada hal-
hal yang belum terpenuhi. Untuk menjadi supervisor yang baik diperlukan
Dalam penerapan MPKP diruang kegiatan supervisi sudah dapat dilakukan oleh
kepala ruangan maupun ketua tim, antara lain supervisi kegiatan operan, pre-post
masih belum terjadual dan dilakukan secara spontan jika kepala ruang tidak sibuk.
Kendala dalam pelaksanaan supervisi yang ditemukan adalah belum terbiasa dengan
4
tenggelam dengan kegiatan rutin, ilmu pengetahuan masih kurang, kepala ruangan
dan katim tidak dapat memberikan masukan dan perbaikan kepada perawat yang
direncanakan siapa, kapan waktunya, kegiatan apa yang akan disupervisi, bagaimana
supervisi dilaksanakan dan penentuan standar serta alat supervisi. Agar supervisi
dapat dilakukan dengan lebih baik, kepala ruangan / ketua tim perlu melatih dan
yang dimiliki. Pihak manajer keperawatan turut terlibat dalam pelaksanaan supervisi
informal, dan juga memberikan pengayaan fungsi manajerial bagi kepala ruangan
pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi terhadap
penyimpangan yang terjadi. Untuk indikator mutu yang dipakai oleh kelompok dalam
5
BAB 4
A. Kesimpulan
1. Pengkajian data diruang praktek manajemen memakai alat kuesioner, wawancara dan
lembar observasi dan dari hasil analis ditemukan 3 masalah yang perlu dilakuakn
diruangan antara lain; 1) Jumlah rasio perawat belum sesuai dengan tingkat
2. Model yang digunakan dalam asuhan keperawatan memakai model modifikasi TIM
dengan pembagian tim menjadi 2 kelompok besar yaitu tim A dan tim B dan perawat
pelaksana yang diketuai oleh kepala tim dan bertindak sebagai perawat primer.
B. Saran
1. Pimpinan / kepala
a. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai khususnya note book dan penyediaan
format asuhan keperawatan yang telah diuji cobakan, bagi terselenggaranya ruang
MPKP.
6
2. Subdepartemen Keperawatan
a. Melakukan supervisi secara teratur ke ruangan agar kemampuan yang sudah terbentuk
menjadi budaya kerja yang terus dipertahankan dan ditingkatkan, memberi pujian
terhadap hasil yang telah dicapai untuk meningkatkan motivasi dan kualitas kerja
perawat.
b. Memberikan pengkayaan fungsi manajerial bagi kepala ruangan terutama pada fungsi
pengawasan.
c. Menggunakan format asuhan keperawatan dan rencana asuhan keperawatan yang telah
a. Kepala ruangan dan ketua tim hendaknya melakukan bimbingan kepada perawat
b. Melakukan audit keperawatan secara berkala pada pasien yang akan pulang atau dalam
proses perawatan.
c. Melakukan supervisi tingkat ruang sesuai dengan acuan yang ada yang telah ditentukan
4. Perawat Pelaksana
a. Membudayakan kegiatan yang telah ajarkan dan menjadikan suatu rutinitas kegiatan.
perawat.
5. Mahasiswa praktek yang akan datang diharapkan dapat memantau hasil laporan
menambah kegiatan lain yang belum dapat dilaksanakan seperti: rencana mingguan,
bulanan, dan ronde keperawatan dan menyempurnakan format pengkajian dan rencana