You are on page 1of 4

Mata kuliah : Pemeriksaan Fisik

Dosen MK : I Made Nursana,S.Kep.Ns.M.Kes

MAKALAH

KEPERAWATAN DASAR

Di Susun oleh: kelompok 4

Yeni kusuma sari Miranti Ringgi

Sitria nurahmawati Hamdani cahya

Meyda andriani saputri Aas ariska lanantju

Risqu toyyib Arifudin sabie

Ashar

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI DIII KEPERAWATAN POSO

T.A. 2018-2019
PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK TORAKS

No Uraian Gambar Keterangan


.
1. Pemeriksaan Inspeksi :
toraks saat  melihat bentuk dada anterior dan
pasien duduk posterior
 melihat ada tidaknya deviasi
 melihat ada tidaknya bendungan vena
pada dinding dada

Palpasi :
 membandingkan gerakan dada
posterior kanan - kiri
 merasakan fremitus taktil suara
dengan cara meminta pasien
mengucapkan "tujuh - tujuh"

Perkusi :
 Tempatkan jari pleksimeter pada
dinding dada yang akan diperiksa *untuk
menghasilkan bunyi perkusi yang lebih
keras, tekan jari dengan kuat. Cara ini
lebih baik daripada melakukan
pengetukan lebih keras
 pada tangan lainnya, lakukan
pengetukan tanpa pergerakan
siku (lakukan pengetukan dengan cepat
dan seperti refleks)
 pengetukan dilakukan di bagian paling
ujung (pada gambar), kemudian
pindahkan jari dengan cepat agar getaran
tidak teredam.

Auskultasi :
Auskultasi dinding dada posterior kurang kuat
terdengar dibandingkan auskultasi anterior.
(kecuali di triangle of auscultation) walau
begitu biasanya, pemeriksaan ini tetap
dilakukan oleh para dokter muda.
Posisi steshoscope sewaktu auscultasi adalah
sama seperti pada palpasi fremitus suara.
Cara kerja untuk melakukan auskulasi :
1) duduk menghadap pasien
2) minta pasien bernapas secara normal,
mulai auskultasi dengan meletakkan
stetoskop pada trakea, dan dengarkan
bunyi napas secara teliti.
3) Lanjutkan auskultasi suara napas yang
normal dengan arah seperti pada pada
perkusi dan perhatikan bila ada suara
tambahan.
4) Ulangi auskultasi pada dada lateral
dan posterior serta bandingkan sisi
kanan dan kiri.
1. Pemeriksaan Paru Anterior

2. Pemeriksaan Inspeksi
yang dilakukan  melihat keadaan sela iga sewaktu
sewaktu bernafas (secara normal : sela iga akan
pasien berbaring ekspansi atau meregang saat inspirasi dan
kembali ke posisi semula sewaktu
ekspirasi)

Palpasi
 membandngkan gerakan dinding dada
sewaktu bernafas
 merasakan getaran fremitus suara
Posisi kedua tangan sewaktu palpasi thorax
anterior.
Cara kerja palpasi untuk mengetahui ekspansi
dinding dada :
1) letakkan kedua telapak tangan secara
datar pada dinding dada depan.
2) Anjurkan pasien untuk menarik napas.
3) Rasakan gerakan dinding dada dan
bandingkan sisi kanan sisi kiri.
4) Letakkan tangan pada sisi dada pasien
, perhatikan gerakan ke samping
sewaktu pasien bernapas.
5) Letakkan kedua tangan di punggung
pasien dan bandingkan gerakan kedua
sisi dinding dada.

Perkusi
 membandingkan bunyi perkusi paru
kanan - kiri anterior secara berurutan
 menentukan batas paru - hepar
perkusi dilakukan di sepanjang garis
midklavikula dextra. Batas paru hepar
ditentukan setelah terjadi perubahan suara
dari sonor ke pekak
 menentukan batas paru - lambung
perkusi dilakukan di sepanjang garis axilla
anterior sinistra. Batas paru - lambung
ditentukan setelah terjadi perubahan suara
dari sonor ke timpani. (secara normal : batas
paru - lambung orang Indonesia berada di
Intercostae VII atau intercostae VIII)
 menentukan batas peranjakan paru
perkusi dilakukan di batas paru - hepar.
setelah pasien diminta untuk menahan nafas,
batas paru- hepar yang semula berbunyi
perkusi "pekak" akan berganti menjadi
"sonor". Perkusi dilanjutkan sampai
ditemukan batas paru - hepar yang baru,
kemudian tentukan seberapa besar batas
peranjakan paru. (secara normal : batas
peranjakan paru adalah 2 cm atau sebesar 2
jari orang dewasa)

Auskultasi
 membandingkan bunyi nafas dasar
paru anterior dan bronkial pada pasien.

You might also like