Professional Documents
Culture Documents
PUBLIKASI ILMIAH
Universitas Mataram
Oleh:
Feny Cahyani
H1A015023
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2018
1
GAMBARAN KUALITAS HIDUP PENDERITA ACNE SCAR YANG DIUKUR
MENGGUNAKAN DERMATOLOGY LIFE QUALITY INDEX (DLQI) PADA
PELAJAR SMA DI KOTA MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT
e-mail: fenycahyani31@gmail.com
Diajukan sebagai syarat meraih gelar Sarjana pada Fakultas Kedokteran Universitas
Mataram.
Jumlah tabel :4
Jumlah gambar :2
2
ABSTRAK
Latar Belakang: Acne scar merupakan suatu kelainan kontur dan warna kulit yang
terjadi akibat Acne vulgaris. Berdasarkan tingkat keparahan acne scar dibagi
menjadi 4 derajat yaitu makula, ringan, sedang dan berat. Dilihat dari aspek non-
dermatologik, acne scar mempengaruhi kepribadian dan hubungan sosio-kultural,
dimana acne scar yang berat dapat menimbulkan kerusakan kulit wajah sehingga
memiliki dampak psikologis pada remaja karena berkaitan dengan citra dirinya. Acne
scar memiliki efek negatif yang signifikan pada kualitas hidup / Quality of Life
(QOL). QOL dapat dinilai dengan menggunakan indeks kualitas hidup dermatologi /
Dermatology Life Quality Index (DLQI) untuk mengukur berapa banyak masalah
kulit mempengaruhi kualitas hidup. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui
bagaimana gambaran kualitas hidup penderita acne scar yang diukur menggunakan
Dermatology Life Quality Index (DLQI) pada pelajar SMA di Kota Mataram, Nusa
Tenggara Barat.
3
ABSTRACT
Research Method: This research is using analytic descriptive method with cross
sectional design research. By taking all of the sample from medical record during
2012-2017 at RSUD Provinsi NTB, researcher takes note all electrolit profile before
and after TURP procedure of patient with BPH. Then, electrolit profile data will be
analysed and evaluated in order to know if there is changes of electrolit profile from
that patient or not.
Results: Most of 75 BPH patients post TURP procedure are in age range 63-68 years
old (25,33%), then followed by age range 57-62 years old and 69-74 years old
(22,67%). Changes of natrium serum profile is decline 69,33%, increase 24,00%, and
stagnant only 6,67%. Otherwise, changes of kalium serum profile is decline 58,67%,
increase 34,67%, and stagnant only 6,67%.
Conclusion: Most of BPH cases happened in age range 63-68 years old and from 75
patients almost changes their natrium and kalium, even decline or increase electrolit
profile.
4
PENDAHULUAN
yang progresif yang berefek pada uretra, sehingga dapat membatasi atau bahkan
dapat menyumbat aliran keluarnya urin1. Di Pakistan, 50% pasien BPH terjadi pada
pasien yang berusia lebih dari 60 tahun dan hamper setengahnya berada pada tahap
sedang hingga berat dengan rentang usia terbanyak, yaitu 61-65 tahun (29,30%)2 .
Sedangkan di Indonesia, menurut Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) tahun 2015,
70% pasien terjadi pada pria berusia lebih dari 60 tahun3. Penanganan yang
dilakukan jika uretra telah menyempit dengan derajat sedang atau bahkan hingga
obstruksi maka dapat ditangani dengan tindakan operasi, yaitu dengan Transurethral
dengan menginsisi beberapa bagian pada kelenjar prostat yang menekan bagian
uretra4. TURP dapat memperbaiki gejala BPH hingga 90% dan meningkatkan laju
pancaran urine 100% 5.Di Pakistan, dari 208 pasien rata-rata berusia 69,98 tahun
yang melakukan tindakan TURP dimana tindakan TURP ini dapat meningkatkan
2,6
morbiditas antara 18-26% dan dengan mortalitas 1% . Di Indonesia, berdasarkan
data sub bagian bedah Urologi RSUP DR. M.Djamil Padang tahun 2006-2011 yang
dilakukan tindakan TURP sebanyak 562 kasus dengan persentase pada rentang usia
50-64 tahun sebanyak 47% dan rentang usia 65-78 tahun sebanyak 53% 7. Tindakan
5
TURP tersebut bisa menyebabkan terganggunya kadar elektrolit yang dapat
pasca TURP, yaitu perubahan penurunan atau peningkatan kadar natrium, kalium. Di
Pakistan, dari 150 pasien terdapat 57 pasien (38,00%) yang mengalami gangguan
elektrolit2. Dalam penelitian lain di Pakistan terjadi hiponatremia pada 23 pasien dari
170 pasien8. Di India, 89 pasien BPH yang menjalani operasi TURP pada bulan Juli
setelah operasi dapat terjadi ketidakseimbangan elektrolit yang jika tidak ditangani
segera akan terjadi sindrom TURP yang dapat mengakibatkan kematian pada pasien 6.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana profil perubahan kadar
METODE PENELITIAN
6
Resection of Prostate (TURP) selama tahun 2012-2017 di RSUD Provinsi NTB
dengan waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Mei 2018 sampai Juni 2018.
Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien BPH yang telah dilakukan tindakan
operasi TURP, sedangkan sampel dari penelitian ini adalah pasien BPH yang
dilakukan tindakan operasi TURP dengan kadar elektrolit (natrium dan kalium)
sebelum dan setelah operasi dan tercatat lengkap pada rekam medis.
Variabel bebas dari penelitian ini adalah usia pasien dan variable terikat dari
penelitian ini adalah kadar elektrolit. Definisi operasional dalam penelitan ini adalah
kadar natrium dengan nilai normal 135-145 mEq/L dan kadar kalium yaitu 3,5-5,1
mEq/L. Peneliti menggunakan data sekunder berupa rekam medis pasien yang
metode analisis deskriptif. Data yang diperoleh akan disusun serta disajikan dalam
bentuk tabel dan dibandingkan data elektrolit sebelum dan setelah operasi TURP.
HASIL PENELITIAN
Data yang diambil dari rekam medis di RSUD Provinsi NTB mengenai profil kadar
elektrolit pasien BPH pada pasien setelah dilakukan tindakan operasi TURP dalam
rentang 5 tahun terakhir, yaitu terhitung mulai tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan
31 Desember 2017 diperoleh data yang lengkap kadar elektrolit sebanyak 75 data
Pada Tabel 5.1 menunjukkan bahwa pasien yang termuda berusia 51 tahun dan tertua
7
tindakan Transurethral Resection of Prostate dengan usia 51-56 tahun yaitu 9 pasien
(12,00%), usia 57-62 tahun yaitu 17 pasien (22,67%), usia 63-68 tahun yaitu 19
pasien (25,33%), usia 69-74 tahun yaitu 17 pasien (22,67%), usia 75-80 tahun yaitu
10 pasien (13,33%), dan usia lebih dari 80 tahun hanya terdapat 3 pasien (4,00%).
Tabel 5.1 Profil BPH pasca TURP di RSUD Provinsi NTB berdasarkan usia
Usia (tahun) Frekuensi Persentase (%)
51-56 9 12,00
57-62 17 22,67
63-68 19 25,33
69-74 17 22,67
75-80 10 13,33
>80 3 4,00
Pada Tabel 5.2 dari 75 pasien didapatkan rata-rata perubahan kadar natrium yaitu
-2,55, bisa dikatakan bahwa rata-rata pasien mengalami penurunan kadar natrium
2,55. Pasien tersebut telah dilakukan pengecekan kadar natrium baik sebelum operasi
dan setelah operasi, terjadi penurunan kadar natrium, yaitu 52 pasien (69,33%),
sedangkan terjadi kenaikan natrium pada 20 pasien (24,00%) dan pasien yang tidak
mengalami perubahan kadar natrium sebanyak 5 pasien (6,67%). Grafik 5.1 dapat
Tabel 5.2 Perubahan Kadar Natrium pada Pasien BPH pasca TURP
8
Gambar 5.1 Perubahan Kadar Natrium tiap Pasien BPH Pasca TURP
Pada Tabel 5.3 dari 75 pasien didapatkan rata-rata perubahan kadar kalium
yaitu -0,32 , bisa dikatakan bahwa rata-rata pasien mengalami penurunan kadar
kalium 0,32. Pasien tersebut telah dilakukan pengecekan kadar kalium baik sebelum
operasi dan setelah operasi terjadi penurunan kadar kalium yaitu 44 pasien (58,67%),
sedangkan terjadi kenaikan kalium pada pasien setelah tindakan operasi sebanyak 26
pasien (34,67%), dan pasien yang tidak mengalami perubahan kadar kalium yaitu 5
pasien (6,67%).
Tabel 5.3 Perubahan Kadar Kalium pada Pasien BPH pasca TURP
Perubahan Kadar Kalium Frekuensi Persentase (%)
Penurunan 44 58,67
Peningkatan 26 34,67
Tetap 5 6,67
9
Gambar 5.2 Perubahan Kadar Kalium Tiap Pasien BPH Pasca TURP
Pada Tabel 5.4 terdapat 8 pasien Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) pasca
Nusa Tenggara Barat dari 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2017 yang mengalami
perubahan elektrolit. Maka peneliti perlu menggali lebih jauh hal-hal terkait
perubahan kadar elektrolit pada 8 pasien tersebut, antara lain durasi operasi, usia, dan
volume cairan irigasi. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 5.4 Durasi operasi, usia, dan volume cairan irigasi pada pasien pasca operasi TURP.
10
Elektolit Durasi
Inisial Usia Natrium Kalium Vol. Volume Penyakit
No Operasi
Nama (tahun) Pre Post Pre Post Prostat Cairan Infus Penyerta
(menit)
Perdarahan
NaCl 500cc,
1. AI 94 137 119 5,2 3,8 25 75,17 100cc, CAD
RL 500cc
dan AF
NaCl 500cc,
2. BQ 65 134 134 5,3 6,7 110 18,86 CKD
RL 500cc
NaCl 500cc,
3. B 64 140 126 4,5 4,3 65 63 -
RL 1000cc
RL 1000cc,
4. H 77 134 126 2,7 2,4 45 78 Widahes -
500cc
Perdarahan
5. AJ 55 133 132 4,3 2,8 40 49 RL 1000cc
200cc
NaCl 500cc,
RL 500cc,
6. BT 71 147 135 5,8 5,8 65 - -
Widahes
500cc
RL 1000cc,
7. AA 58 141 128 5,2 3,8 60 149 Widahes -
500cc
NaCl 500cc,
RL 1000cc, Perdarahan
8. BO 79 130 119 4,4 3,6 157 40,9
Widahes 500cc
500cc
PEMBAHASAN PENELITIAN
11
dilakukan tindakan Transurethral Resection of Prostate di RSUD NTB yang termuda
adalah 51 tahun dan yang tertua yaitu 94 tahun. Hal ini sesuai dengan kajian yang
menyatakan bahwa Benign Prostate Hyperplasia secara umum terjadi pada pria yang
Data deskriptif yang penulis dapatkan mengenai usia pasien di atas 60 tahun
yaitu sebesar 88% sesuai dengan pernyataan Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI)
tahun 2015 bahwa 70% pasien yang mengalami BPH terjadi pada pria berusia lebih
dari 60 tahun dan akan meningkat menjadi 90% pada usia 80 tahun3.
Pada Tabel 5.2 didapatkan rata-rata perubahan kadar natrium pada pasien di
RSUD NTB yaitu -2,55, bisa dikatakan bahwa rata-rata pasien mengalami penurunan
kadar natrium 2,55. Dari 75 pasien BPH pasca tindakan operasi TURP yang telah
dilakukan pengecekan kadar natrium baik sebelum operasi dan setelah operasi terjadi
penurunan kadar natrium sebanyak 52 pasien (69,33%). Hal ini sesuai dengan
TURP pada bulan Juli 2008-Juli 2009 terdapat penurunan natrium sebanyak 1,27-
3,40% 9.
dalam jumlah besar selama operasi TURP sehingga dapat terjadi hiponatremi pada
pasien14. Secara fisiologis, perubahan yang terjadi selama fase akut pada respon
stress terhadap pembedahan adalah peningkatan ADH dari hipofisis posterior yang
mengakibatkan retensi air. Peningkatan aktivitas eferen simpatis dapat pula terjadi
12
sehingga terjadi peningkatkan sekresi renin lalu meningkatkan aldosterone yang
mengakibatkan penyerapan air dan natrium lebih lanjut. Perubahan tersebut dapat
menyebabkan orang dewasa yang lebih tua lebih rentan terhadap retensi garam dan
air11.
Pada Tabel 5.3 didapatkan rata-rata perubahan kadar kalium pada pasien di
RSUD NTB yaitu -0,32, bisa dikatakan bahwa rata-rata pasien mengalami penurunan
kadar kalium 0,32. Dari 75 pasien BPH pasca tindakan operasi TURP yang telah
dilakukan pengecekan kadar kalium baik sebelum operasi dan setelah operasi terjadi
penurunan kadar kalium yaitu 44 pasien (58,67%). Hal ini tidak sesuai dengan hasil
dari 3 (tiga) penelitian berbeda di India yang justru menyatakan bahwa terdapat
peningkatan kadar kalium pada objek penelitian mereka9,10,12. Hanya sebagian kecil
pasien di RSUD NTB yang mengalami peningkatan kadar kalium sesuai tinjauan
Penyebab yang tepat dari perubahan kadar serum kalium tidak diketahui10.
Penurunan kadar serum kalium pada pasien di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat
tersebut masih dalam rentang nilai normal, namun terdapat beberapa pasien yang
mengalami penurunan. Terdapat pasien yang pada saat sebelum operasi sudah
mempunyai kadar kalium yang rendah sehingga setelah operasi pun kadar kalium
tidak jauh dari awal sebelum operasi, hal tersebut dikarenakan faktor usia pasien,
yaitu 77 tahun. Pada pasien dengan usia lebih tua memiliki pembuluh darah yang
lebih kaku sehingga memungkinkan untuk pembukaan saluran vena secara terus-
13
menerus lalu dapat terjadi penyerapan cairan dan gangguan elektrolit pada pasien 6.
Pasien dengan kadar kalium sebelum operasi normal, namun setelah operasi
jaringan yang direseksi, durasi operasi, dan volume cairan irigasi, dan jenis cairan
sebagai respon terhadap penyerapan 1,5% cairan irigasi glisin, dan mungkin terkait
dengan penyerapan intrasel dari zat terlarut irigan dan dapat terjadi penyerapan ke
dalam sirkulasi6,13. Hal lain yang menyebabkan peningkatan kadar kalium yaitu
adanya penurunan ekskresi ginjal yang terkait dengan perubahan hormon. Kadar
serum renin dan aldosterone dapat mengakibatkan penurunan sekresi kalium oleh
tubulus collectivus di ginjal dan dapat menyebabkan penurunan ekskresi kalium pada
orang tua14.
Menurut penelitian Patel (2014) dan Alter dan Aziz (2015), perubahan kadar
elektrolit setelah operasi TURP dipengaruhi oleh durasi operasi dan volume cairan
irigasi yang digunakan6,10. Hal tersebut sesuai dengan Tabel 5.4 dalam penelitian ini,
ketidaksesuaian antara angka perubahan kadar elektrolit pada beberapa pasien dalam
penelitian ini dengan data durasi operasi, volume cairan irigasi yang dilakukan
selama operasi maupun penyakit komorbiditas pada pasien, seperti penyakit gagal
ginjal kronik dan hipertensi, hal ini memiliki latar belakang multifactorial, yaitu
berat jaringan yang direseksi, usia, dan jenis cairan irigasi yang digunakan6,10.
14
Pada pasien dengan perubahan kadar elektrolit pasca operasi TURP, terdapat
penambahan data volume irigasi, perbedaan durasi operasi, dan penyakit komorbid
pada pasien. Dalam penelitian ini ditemukan pasien yang mengalami penurunan
kadar natrium yang berkaitan dengan durasi operasi dan volume cairan infus yang
diberikan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian di Padang, dimana durasi operasi
dan jumlah cairan infus yang digunakan dapat menyebabkan penurunan serum
natrium7. Hal tersebut juga terjadi pada penelitian di Gujarat, dimana peningkatan
(+1,4) setelah dilakukan operasi TURP, hal tersebut dikarenakan terdapat penyakit
yang menyertai pasien tersebut, yaitu gagal ginjal kronik (CKD). Hal tersebut
ditemukan pada sebuah penelitian di Kachipuram, India, dimana dari 350 pasien
BPH yang dilakukan operasi terdapat 20 pasien yang mempunyai riwayat gagal
ginjal yang menjalani operasi TURP15. Jika terdapat penyakit ginjal maka dapat
hydrogen dan kalium. Penyebab lain yang dapat terjadi yaitu hilangnya nefron akibat
dapat mempengaruhi kadar elektrolit karena terdapat elektrolit dalam darah. Pasien
pertama mengalami penurunan kadar natrium (-18) paling signifikan terjadi pada
15
pasien dengan usia paling tua (94 tahun) dibandingkan sampel penelitian yang lain
dengan perdarahan 100cc dan penyakit penyerta paling berat, yaitu CAD (Coronary
kadar kalium (-1,5) paling signifikan terjadi pada pasien dengan usia 55 tahun
dengan perdarahan sebanyak 200cc dan hanya mendapatkan RL saja sebagai cairan
pasien ini mengalami perubahan kedua variable secara bersamaan, baik kadar
natrium (-11) dan kadar kalium (-1), dan juga pasien tersebut memiliki durasi operasi
terlama (157 menit) dan volume cairan infus terbanyak. Penyebab terjadinya
pasien, terjadi perdarahan pada 41 pasien17. Terdapat pula pasien yang mengalami
perubahan kedua variable secara bersamaan, baik kadar natrium (-13) dan kadar
kalium (-1,4) paling signifikan terjadi pada pasien dengan volume prostat paling
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang didapatkan dari rekam medis pada Benign Prostatic
16
(TURP) di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat didapatkan usia pasien yang
Resection of Prostate yang termuda adalah 51 tahun dan yang tertua yaitu 94 tahun.
Pasien terbanyak yaitu terjadi dengan rentang usia 63-68 tahun (25,33%) dan
jumlah terendah terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 80 tahun (4%).
Perubahan kadar elektolit yang terjadi terbanyak adalah penurunan kadar natrium
DAFTAR PUSTAKA
17
https://books.google.co.id/books?
id=EbDWDgAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=true
2. Altaf, Javed., dkk. Serum Electrolyte Distrubances in Benign Prostate
di: http://dx.doi.org/10.4172/2161-0959.1000238
3. Ikatan Ahli Urologi Indonesia. Pedoman Penatalaksanaan BPH di Indonesia.
pembesaran-prostat-jinak-benign-prostatic-hyperplasiabph/download.pdf
6. Ather, H., Aziz, W. Frequency of Electrolyte Derangement after Transurethral
article=299941&val=7288&title=Hubungan%20Penurunan%20Kadar
%20Natrium%20Terhadap%20Gangguan%20Pola%20Tidur%20Pasca
%20TURP%20(Transurethral%20Resection%20of%20The%20Prostate)
8. Ashraf.H., dkk,. Postoperative complications with glycine and sterile distilled
https://pdfs.semanticscholar.org/a296/e3e8be202a2050d58aee051b7560ea17db4
4.pdf
18
9. Gupta.K., dkk.,Electrolyte changes: An indirect method to assess irrigation fluid
http://www.saudija.org/temp/SaudiJAnaesh43142-265771_072257.pdf
10. Patel. S.N, Patel. N.D. Serum Sodium and Serum Potassium Changes during
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24308897
12. Tambey. R., dkk. A Comparative Study of ‘Sterile Water’ Versus ‘Glycine
http://igmpublication.org/jmscr/v5-i5/40%20jmscr.pdf
13. Desai. A., dkk. Electrolyte Changesin Monopolar and Bipolar Transurethral
di: http://www.rjms.in/index.php/rjms/article/viewFile/118618/82618
14. Schlanger, Lynn. E., Bailey. J.L., Sands. J.M. Electrolytes in the Aging [pdf].
4/V01454105122.pdf
16. Queensland Government. Transurethral Prostatectomy and Open [pdf]. The
https://www.health.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0029/146927/urology_17.p
df
19
17. Kusljic, S., Aneja, J., Manias, E. Incidence of Complications in Men
https://www.collegianjournal.com/article/S1322-7696(15)00054-2/pdf
20