You are on page 1of 8

BAB 1

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Suspensi adalah suatu dispersi kasar ketika partikel zat padat yang tidak larut,
tersidispersi dalam dalam suatu medium cair. Terdiri dari 2fase yang tidak saling bercampur
yaitu fase terdispersi (zat padat) dan fase pendispersi (pelarut-air)

Suspensi yang baik meliputi sifat-sifat zat yangtersuspensi tidak boleh


cepatmengendap, bila mengendap maka bila dikocok harus segera terdispersi,mudah
dituang dari botol mudah mengalir melewati jarum suntik, tidak bleh terlalu kental, apat
tersebar dengan baik dipermukaan kulit, tidak boleh sedemikian mudahbergerak sehingga
gampang hilang, dapat kering dengan cepat dan membentuklapisan pelindung yang elastis.

RUMUSAN MASALAH:

 apa yang dimaksud dengan suspensi?


 Eksipien apa saja yang dapat digunakan dalam sediaan parenteral suspensi?
 Proses manufaktur dari sediaan parenteral suspensi?

TUJUAN MAKALAH:

 Mengetahui apa yang dimaksud dengan suspensi.


 Mengetahui eksipien yang dapat digunakan dalam sediaan parenteral suspensi.
 Mengetahui proses atau mekanisme manufaktur sedian parenteral suspensi.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

MANUFACTUR SEDIAAN PARENTERAL DENGAN SISTEM DISPERSI


(SUSPENSI)
PENGERTIAN
Suspensi adalah suatu dispersi kasar yang mana partikel zat padat yang tidak larut,
terdispersi dalam suatu medium cair . terdiri dari 2 fase yang tidak saling bercampur yaitu
fase terdispersi (zat padat) dan fase pendispersi (pelarut-air).

Suspensi Kering adalah suatu sistem dimana fase internalnya tersebar merata dalam
fase eksternal yang disebut dengan (pembawa)

Dispersi koloid adalah suspensi dimana ukuran partikel cukup kecil dan fase yang
tersuspensi tidak menetap dibawah gaya gravitasi sehingga partikel tetap disuspensikan
oleh gerak brown.

Suspensi parenteral ini adalah suspensi injeksi yg termasuk kedalam kelompok 3 dan
4 dalam FI ed 3 yaitu sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai ditandai
dengan nama.... Steril untuk suspensi dan sediaan berupa suspensi serbuk dalam media cair
yang sesuai dan tidak disuntikan secara iv ditandai dengan Suspensi........Steril

Suspensi parenteral biasanya digunakan ketika:

- Obat memiliki keterbatasan kelarutan dalam air, dan upaya untuk melarutkan obat
tersebut akan membahayakan keselamatan

- Pelepasan obat yang dibutuhkan

- Yang digunakan adalah efek lokal

Suspensi parenteral biasanya diberikan secara Intramuskular (IM), subcutan,


intraticulary dan intradermal

KRITERIA SUSPENSI YANG BAIK


1. Zat yang tersuspensi tidak boleh cepat mengendap, bila mengendap saat dikocok
harus segera terdispersi

2. Mudah dituang dari botol

3. Mudah mengalir melewati jarum suntik, sehingga tidak boleh terlalu kental

2
4. Dapat tersebar dengan baik dipermukaan kulit

Sifat Penting dari suspensi untuk pengembangan formulasi :


1. Kelarutan obat dalam cairan biologis di tempat suntikan.

2. Kelarutan lipid dan koefisien partisi air dari obat.

3. Pka obatnya.

4. Tingkat disolusi obat padat dari dosisnya

EKSIPIEN
Selain obat atau zat aktif suspensi kasar parenteral juga mengandung zat pendispersi
atau zat pensuspensi seperti: surfaktan, suspending agent, pelarut dan tonicity adjusting
agent.

• Suspending agent

zat tambahan yang digunakan untuk mengontrol viskositas vehicle serta polimer
yang berinteraksi dengan permukaan padat untuk meningkatkan stabilitas stabilitas fisik .
Misalnya: polivinil, polietilenglikol, Na.karboksimetilselulosa.

• Tonicity adjusting agent

Berupa elektrolit atau non elektrolit, digunakan tergantung pada pengaruh kekuatan
ion pada setting properties pada suspensi. Misalnya: NaCl.

• Surfaktan

Contoh : Lecithin, Polysorbate 20, Polysorbate 80, Pluronic F-68, Sorbitantrioleat


(rentang 85) penambahan polisorbat 80

• Pelarut

Sistem pelarut yang digunakan dalam suspensi parenteral diklasifikasikan sebagai


salah satu pembawa berair .

Pilihan sistem pelarut yang khas tergantung pada kelarutan, stabilitas & karakteristik
pelepasan yang diinginkan dari obat. Pelarut untuk injeksi meningkatkan kelarutan &
stabilitas dalam persiapan parenteral. Contoh : etanol, gliserin, propilen glikol & n-
laktamida.

METODE UNTUK PREPAPARASI


Dua metode dasar yang digunakan untuk mempersiapkan suspensi parenteral:

3
1). secara aseptik menggabungkan bubuk steril dan pembawa. Metode ini dilakukan
secara aseptis dari bahan aktif giling yang steril (s) ke dalam sistem pembawa yang steril
(pelarut ditambah tambahan yang diperlukan) secara aseptik mengolah suspensi yang
dihasilkan sesuai kebutuhan, dan aseptik mengisi suspensi giling ke dalam wadah yang
sesuai. Untuk Contoh, proses ini digunakan pada persiapan procaine parenteral Penisilin G
suspensi. Skema diagram ditunjukkan pada Gambar

CONTOH FORMULA

R/ Tiap 15 ml mengandung :

Benzil Penisilin 500 mg

Polisorbat 80 0.1%

Asam benzoat 0.1%

Oleum citri 0,2%

Aquadest ad 15 ml

4
2) In situ pembentukan kristal dengan menggabungkan larutan steril. Sebuah skematik
ditunjukkan pada Gambar

Dalam metode ini bahan aktif yang dilarutkan dalam sistem pelarut yang sesuai,
sistem pembawa steril atau pelarut ditambahkan yang menyebabkan bahan aktif
mengkristal, pelarut organik dihilangkan secara aseptik, hasil yang dihasilkan secara aseptik
digiling seperlunya, dan kemudian diisi wadah yang tidak dapat diejar.

Pembuatan suspensi sediaan parenteral


Penggilingan kristal secara aseptik dan dikeringkan lakukan sterilisasi permukaan
dengan etilen oksida atau radiasi jika sterilisasi panas dari wadah tidak layak serbuk diisi
kedalam botol secara aseptis periksa kelayakan sterilisasi dengan metode panas (autoklaf)
atau radiasi pengion.

Radiasi pengion untuk sterilisasi berada dengan kerusakan ikatan kovalen DNA yang
sangat rentan terhadap depolimerisasi oleh proses ini.

5
Selain itu, beberapa metode lain dijelaskan untuk persiapan suspensi parenteral
spesifik. Lyophilization produk atau suspensi langsung pakai bisa digunakan suspensi
parenteral.

Pendekatan lain dideskripsikan untuk persiapan suspensi injeksi pada senyawa yang
mudah meleleh seperti butil-p-amino benzoat yang membentuk benjolan padat pada
pendinginan setelah panas kering sterilisasi.

Partikel obat terdispersi dalam pelarut yang mengandung polisorbat 80 dan garam
normal. Suspensi tersebut kemudian disterilkan selama 20 menit pada suhu 120 ° C tanpa
pendinginan. Suspensi didinginkan saat terguncang keras dan beku ke-18° C. Penggilingan
khusus Prosedur yang sering melibatkan pencairan / pengocokan beku Suspensi digunakan
untuk mendapatkan ukuran partikel yang dapat diterima.

Dalam contoh lain, suspensi insulin monodisperse disiapkan dengan menyemai


larutan insulin babi dengan kristal insulin 3 sampai 5um dan membiarkannya mengkristal
sampai 70:30 rasio kristal / amorf diperoleh. Pada titik ini larutan berair yang mengandung
Zink klorida dan methylparaben ditambahkan dan pH disesuaikan sampai 7,1 sampai 7,3.

EVALUASI KUALITAS PRODUK


Stabilitas distribusi ukuran partikel merupakan aspek penting dalam mengevaluasi
kualitas suspensi parenteral karena perubahan dalam distribusi ukuran partikel dapat
mempengaruhi profil pelepasan dari tempat suntikan.

Suspensi terkontaminasi cenderung lebih besar untuk menyumbat jarum daripada


suspensi yang lebih encer.

6
BAB 3

PENUTUP
KESIMPULAN
Suspensi adalah suatu dispersi kasar yang mana partikel zat padat yang tidak larut,
terdispersi dalam suatu medium cair . terdiri dari 2 fase yang tidak saling bercampur yaitu
fase terdispersi (zat padat) dan fase pendispersi (pelarut-air).

Selain obat atau zat aktif suspensi kasar parenteral juga mengandung zat pendispersi
atau zat pensuspensi seperti: surfaktan, suspending agent, pelarut dan tonicity adjusting
agent.

Metode pembuatan sedian parenteral dapat dilakukan dengan cara : Penggilingan


kristal secara aseptik dan dikeringkan lakukan sterilisasi permukaan dengan etilen oksida
atau radiasi jika sterilisasi panas dari wadah tidak layak serbuk diisi kedalam botol secara
aseptis periksa kelayakan sterilisasi dengan metode panas (autoklaf) atau radiasi pengion.

7
DAFTAR PUSTAKA

You might also like