You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIK SISTEM KONTROL SASIS DAN PEMINDAH

TENAGA

System kontrol sasis dan pemindah tenaga dibagi menjadi beberapa kelompok,
yaitu kelompok system pengereman (ABS), system kemudi (EPS), system
transmisi otomatis (automatic transmission atau A/T).

A. System Pengereman (ABS)

1. Pengertian dan Cara Kerja

ABS merupakan singkatan dari antilock break system, yaitu suatu


system pengereman pada mobil agar tidak terjadi penguncian roda ketika
terjadi pengereman mendadak/keras. Berbeda dengan pengereman tanpa
system ABS, ketika kita melakukan pengereman secara mendadak, maka
roda akan terkunci sehingga dapat mengakibatkan ban kita selip.Cara
kerjanya adalah pada kendaraan terdapat electronic unit, speed sensor dan
hydraulic valve pada brake circuit. Electronic unit memonitor kecepatan dari
roda pada saat pengereman, jika berbeda maka rem akan me’release’, dan
selanjutnya mengerem lagi. Hampir sama dengan apabila kita melakukan
pengereman sedikit-sedikit atau dalam artian tekan-lepas-tekan lepas. ABS
tersebut bisa melakukan pengereman dalam artian ‘tekan-lepas’ sebanyak 20
kali per detik. Jadi dengan teknologi ini berguna untuk mencegah ban
terkunci. Anti-lock Brake System dirancang untuk mencegah terjadinya
penguncian roda (wheel lockup) saat pengeman mendadak di segala medan
jalan.

2. Diagnosa dan Pemeriksaan System ABS

Untuk melakukan diagnosa dan pemeriksaan kerusakan pada system


ABS ini, maka kita harus menggunakan alat diagnosa berupa scantool. Alat
ini digunakan untuk mendiagnosa kerusakan kendaraan. Selahin untuk
memeriksa kerusakan, scantool juga dapat digunakan untuk melihat
performa dari kendaraan itu sendiri. Bahkan pada race, scantool ini dapat
membantu untuk melihat peningkatan kinerja mesin.

1
Langkah-langkah untuk menggunakan scantool adalah sebagai
berikut:

a. hubungkan soket penghubung antara scanner dan soket diagnosis


pada mobil (dibagian bawah dashboard) menggunakan kabel DLC

Gambar socket pada dashboard mobil

b. putar kunci kontak pada posisi ON

c. hidupkan scanner dengan menekan tombol power pada scanner

Gambar menghidupkan scanner

d. setelah hidup, nanti akan terdapat beberapa pilihan, dan kita


memilih “vehicle diagnosis”

Gambar pengoperasian scantool

2
e. selanjutnya kita akan bertemu dengan pilihan lagi, maka kita
memilih “vehicle diagnosis” lagi

Gambar pengoperasian scantool

f. setelah itu kita pilih “Asian pack #1”

Gambar pengoperasian scantool

g. kemudian kita pilih jenis kendaraan apa yang akan kita diagnosis

Gambar pengoperasian scantool

h. kemudian kita pilih komponen apa yang akan kita periksa


(diagnosis)

3
Gambar pengoperasian scantool

i. jika terdapat kerusakan pada komponen mobil, maka akan muncul


kode pada gambar dibawah ini

Gambar pengoperasian scantool

Setelah kita memahami cara-cara menggunakan scantool, maka kita akan


langsung mempraktikkannya pada kendaran NISSAN JUKE.

Ketika kendaraan NISSAN JUKE ini di diagnosis menggunakan


scantool, tidak terdapat kode kerusakan yang muncul pada scantool. Ini
berarti kendaraan yang kita gunakan sebagai uji coba tidak terjadi kerusakan
pada komponen ABSnya. Berbeda halnya jika mobil mengalami kerusakan,
maka akan muncul kode pada scantool. Seperti halnya mobil NISSAN
JUKE yang telah kami trouble ini. Sesuai dengan temanya, jadi kami
melakukan trouble pada system ABS, yaitu dengan memutus salah satu
sensor/kabel yang ada pada komponen ABS dan kemudian kita lakukan
diagnosis dan dilanjutkan dengan proses pemeriksaan. Langkah utnuk
mendiagnosis system ABS ini sama halnya dengan langkah-langkah untuk
mengoperasikan scantool. Kita ikuti semua langkah-langkahnya sampai

4
pada pembacaan kode. Jika terjadi kerusakan, maka akan muncul kode
seperti dibawah ini.

Gambar trouble pada system ABS

Kode yang muncul adalah C1104, yaitu adanya kerusakan/eror sensor pada
roda kiri bagian depan.

Setelah mengetahui bahwa ada kerusakan pada sensor roda depan


bagian kiri, maka kita lakukan pemeriksaan dengan langsung menuju pada
komponen yang ditunjukkan oleh scantool tadi. Jika yang rusak adalah
sensornya, maka kita harus mengganti sensornya dengan yang baru. Jika
tidak terjadi masalah pada sensornya, maka kita harus mencari kerusakan
pada bagian jalur yang menuju ECU sampai sensor tadi.

B. System Elektronik power Steering (EPS)

1. Pengertian dan Cara Kerja

EPS merupakan singkatan dari Elektronik power stering. Power


steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk meringankan
memutar sistem kemudi kendaraan sehingga menghasilkan putaran kemudi
yang ringan tanpa membutuhkan tenaga yang berarti untuk mengendalikan
kemudi, terutama pada kecepatan rendah dan menyesuaikannya pada
kecepatan menengah serta tinggi. Power steering dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu full electronic, semi electronic dan hidrolic power steering.

5
Setelah menjelasakan mengenai jenis dan fungsi power steering,
selanjutnya yang akan kami bahas yaitu cara kerja power steering tersebut.
Pada dasarnya cara kerjanya sangat sederhan dan simple, dimana fluida
berpindah dari satu sisi ke sisi lain yang akan menyebabkan pergeseran
kedudukan gigi pada sistem roda gigi atau transmisi kemudi. Dan karena
pergeseran inilah yang akan menggerakan roda ke arah kanan atau kiri
sesuai keinginan pengemudi.

2. Diagnosis dan Pemeriksaan

Pendiagnosisan pada komponen EPS sama halnya dengan pendiagnosisan


pada system ABS. yaitu

a. hubungkan soket penghubung antara scanner dan soket diagnosis pada


mobil (dibagian bawah dashboard) menggunakan kabel DLC

Gambar socket pada dashboard mobil

b. putar kunci kontak pada posisi ON

c. hidupkan scanner dengan menekan tombol power pada scanner

Gambar menghidupkan scanner

6
d. setelah hidup, nanti akan terdapat beberapa pilihan, dan kita memilih
“vehicle diagnosis”

Gambar pengoperasian scantool

e. selanjutnya kita akan bertemu dengan pilihan lagi, maka kita memilih
“vehicle diagnosis” lagi

Gambar pengoperasian scantool

f. setelah itu kita pilih “Asian pack #1”

Gambar pengoperasian scantool

g. kemudian kita pilih jenis kendaraan apa yang akan kita diagnosis

7
Gambar pengoperasian scantool

h. kemudian kita pilih komponen apa yang akan kita periksa (diagnosis)

Gambar pengoperasian scantool

i. pembacaan kode pada scantool

Gambar pengoperasian scantool

8
Setelah melakukan pendiagnosaan, maka langkah selanjutnya yaitu
melakukan pemeriksaan komponen yang rusak. Kode yang muncul pada
scantool adalah C1606 yaitu terletak pada motor penggerak EPS atau biasa
disebut dengan motor DC. Jika terdapat tulisan no trouble codes berarti
system eps tidak mengalami kerusakan. Ketika kita sudah mengetahui
bahwa terdapat komponen yang rusak pada motor DC, maka langkah
selanjutnya adalah memeriksa keadaan sensor motor EPS yang terdeteksi
mengalami kerusakan. Jika sensor tersebut tidak rusak, maka kita telusuri
lagi jalur kabel dari ECU menuju kesensor motor tadi.

C. System Transmisi Otomatis (A/T)

1. Pengertian dan Cara Kerja

System transmisi otomatis adalah transmisi yang perpindahan giginya


terjadi secara otomatis berdasarkan beban mesin (besarnya penekanan pedal
gas) dan kecepatan kendaraan.Perubahan kecepatan pada transmisi otomatis
bergantung kepada injakan pedal gas dan kecepatan poros kopel(profeller
shaft). Dengan demikian jika tuas pengatur terpasang pada posisi Low
range, kendaraan akan mulai berjalan dari low gear dan secara otomatis
berpindak ke hight gear (kecepatan tinggi). Kemudian apabila diperlukan
momen yang besar, dengan menekan pedal akselerasi transmisi akan segera
berpindah dari hight gear ke low gear. Perpindahan secara otomatis ini dapat
dicapai sampai kecepatan 60 Km/jam. Diatas kecepatan 60 tidak akan
terjadi pemindahan walaupun pedal akselerasi ditekan dalam-dalam. Hal
tersebut dimaksudkan agar pada mesin tidak terjadi kecepatan putar yang
berlebihan. transmisi otomatis dapat dibadakan menjadi dua, yaitu
automatic transaxle dan automatic transmission (CVT). Padakedaraan
NISSAN JUKE ini berupa transmisi tipe CVT.

System kerja dari transmisi otomatis ini sendiri adalah

a. Kendaraan berhenti, mesin idling


Pada saat mesin idle moment yang dihasilkan oleh mesin adalah minimum.
Bila rem dioperasikan (parking / foot brake) beban pada turbine runner

9
menjadi besar karena tidak dapat berputar. Akibat kendaraan berhenti, maka
perbandingan kecepatan antara pompa impeller dan turbine runner nol
sedangkan torque rationya maksimum. Oleh karena itu, turbine runner akan
selalu siap untuk berputar dengan moment yang dihasilkan oleh mesin.

Gambar Prinsip kerja Torque converter


b. Kendaraan mulai bergerak
Pada saat rem dibebaskan, maka turbine runner dapat berputar dengan
poros input transmisi. Dengan menekan pedal Akselerator, maka turbine
runner akan berputar dengan moment yang lebih besar dari yang
dihasilkan oleh mesin, jadi kendaraan mulai bergerak.
c. Kendaraan berjalan dengan kecepatan rendah.
Bila kecepatan kendaraan bertambah, putaran turbine runner dengan
cepat mendekati pompa impeller. Torque rationya dengan cepat
mendekati 1,0. Pada saat perbandingan putaran turbine runner dan pompa
impeller mendekati angka tertentu (Clutch Point) , stator mulai berputar .
Dengan kata lain Torque Converter mulai bekerja sebagai kopling fluida.
Oleh karena itu kecepatan kendaraan naik hampir berbanding lurus
dengan putaran mesin.
2. Diagnosis dan Pemeriksaan
Diagnosis pada system AT yaitu
a. hubungkan soket penghubung antara scanner dan soket diagnosis pada
mobil (dibagian bawah dashboard) menggunakan kabel DLC

10
Gambar socket pada dashboard mobil

b. putar kunci kontak pada posisi ON

c. hidupkan scanner dengan menekan tombol power pada scanner

Gambar menghidupkan scanner

d. setelah hidup, nanti akan terdapat beberapa pilihan, dan kita memilih
“vehicle diagnosis”

Gambar pengoperasian scantool

e. selanjutnya kita akan bertemu dengan pilihan lagi, maka kita memilih
“vehicle diagnosis” lagi

11
Gambar pengoperasian scantool

f. setelah itu kita pilih “Asian pack #1”

Gambar pengoperasian scantool

g. kemudian kita pilih jenis kendaraan apa yang akan kita diagnosis

Gambar pengoperasian scantool

12
h. kemudian kita pilih komponen apa yang akan kita periksa (diagnosis)

Gambar pengoperasian scantool

i. pembacaan kode pada scantool

Gambar pengoperasian scantool

Setelah melakukan pendiagnosaan, maka langkah selanjutnya yaitu


melakukan pemeriksaan komponen yang rusak. Jika terdapat tulisan no
trouble codes berarti system AT tidak mengalami kerusakan.

13
Berikut beberapa foto penelusuran pada system A/T

TCM (Transmission Control Modul) yaitu letaknya dibagian ruang engine


sisi kiri bagian belakang tepatnya dibelakang ACCU kendaraan NISSAN
JUKE

14

You might also like