Professional Documents
Culture Documents
KAJIAN PUSTAKA
2. Rangaian baterai
Fungsi baterai pada mobil berfungsi untuk menyimpan dalam bentuk
energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai listrik ke system stater,
system pengapian, lampu-lampu dan komponen-komponen kelitrikan lainya.
6
Gambar 2.2 : Rangkain elektronik baterai
Throttle adalah bagian dari mesin injeksi yang mengatur masuknya udara
ke mesin pembakaran. Fungsi Throttle Position Sensor (TPS) atau Sensor Posisi
Throttle adalah sensor yang digunakan untuk memantau posisi throttle apakah
terbuka sebagian, terbukap penuh atau tertutup. Sensor ini biasanya terletak pada
poros kupu-kupu sehingga dapat langsung memantau posisi throttle. ECU (Engine
Control Unit) dapat mengontrol posisi throttle.
Keterangan:
a. E2 adalah untuk ground
b. VC adalah kabel voltase input
c. VTA adalah kabel voltase output
d. E1 adalah untuk ground ECU
e. B adalah untuk positif ECU
7
4. Rangkaian manifold sensor
MAP Sensor berfungsi mengukur jumlah udara yang masuk ke dalam
silinder berdasarkan tekanan udara pada intake manifold. MAP Sensor digunakan
pada EFI-D. Sensor ini sering disebut Pressure Intake Manifold sensor (PIM) atau
Vacuum sensor. Data dari MAP Sensor sebagai dasar untuk menentukan jumlah
injeksi dan saat pengapian. Kelebihan utama MAP Sensor dibandingkan air flow
meter dalam mengukur jumlah udara adalah komponen mekanis lebih sedikit,
tidak terpengaruh terhadap kebocoran pada manifold dan perubahan tekanan udara
luar.
8
6. Rangkaian sensor pendingin
Rangkaian ini adalah rangkaian sensor yang mendeteksi kondisi suhu pada
air pendingin. Tujuan dari sensor ini mengirim data tentang suhu ke ECM untuk
memerintahkan actuator pada sistem pendingin apabila sudah waktunya bekerja.
Pada rangkaian ini ada dua kode terminal yaitu THW dan E2 cara memeriksanya
dengan menhubungkan terminal THW dan E2 lalu tegangan standartnya 0.2
sampai 1.0 volt
Pada rangkaian sensor vacum ini ada tiga kabel penghubung dengan kode
E2, PIM dan VC. Sensor ini berfungsi untuk memeriksa kevakuman udara yang
melewati fiter pada manufoid agar udara yang masuk sesuai dengan tekakan yang
9
di anjurkan agar kinerja mesin bisa maksimal. Dalam pemeriksaan ada dua
pembacaan diantaranya E1 dengan PIM tegangan yang masuk harus diantara 3.3
sampai 3.9 Volt. Sedangkan yang VC dengan E2 tegangan standart nya 4.5
sampai 5.5 Volt
10
kelebihan dari ECM adalah dapat menerima dan mengolah data yang sedemikian
banyak secara cepat dan akurat sehingga membuat ECM dapat mengontrol banyak
fungsi dan kerja, termasuk mengontrol banyak system yang terdapat pada
kendaraan.
A. CPU
CPU (Central Possesing Unit). CPU bekerja dengan ratusan operasi
sedehana dengan kecepatan yang luar biasa. Untuk menjaga agar semua operasi
kerja CPU tidak kacau, CPU menjalankan kerja operasi sesuai perintah yang
dijalankan oleh clock.
CPU (Central Prossesing Unit) unit dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu ;
control section, arithmetic and logic section, dan regrister section.
Arichmatic and logic section mengeluarkan data actual yang telah diproses
dan yang berisi operasi arichmatic dan bilangan logika. Sementara regristasi
section menyimpan data sementara samapai data diterkirim kebagian aritmatik
dan logika ataupun kebagian control.
11
B. Memori Computer
D. Paratic Load
12
Diagnosis Throuble Code (DTC) dan mengecek status sistem berbagi komponen
yang digunakan pada sistem kontrol elektronik.
ECM juga membutuhkan tegangan meskipun kunci kontak dalam posisi OFF,
untuk menahan memori tentang parameter kendaraan yang tepat dan kode
diagnosis. Dengan demikian tegangan baterai terus menerus akan dialirkan.
Memutuskan aliran ini akan menyebabkan terhapusnya memori pada ECM
tentang pembacaan idle kontrol parameter,
13
2. Spesifikasi Trottel Position Sensor
14
saat throttle valve pada posisi 0 o – 5o sebagai posisi idle dan terminal kabel
pada sensor TPS yang terhubung adalah terminal IDL dengan terminal E1
sebagai posisi putaran idle dan saat kendaraan melakukan deselerasi. Ketika
posisi throttle valve antara 6 o – 49o , maka kontak point pada sensor TPS ini
tidak terhubung, sehingga ECU akan mendeteksi posisi ini sebagai putaran
menengah. Sedangkan ketika throttle valve membuka dari 50 o sampai throttle
valve terbuka penuh, maka terminal pada sensor TPS yang terhubung adalah
terminal PSW dan terminal E1. Pada posisi ini ECU akan mendeteksi posisi
dari TPS ini sebagai putaran tinggi atau full load. Dibawah ini ditunjukkan
diagram kelistrikan sensor TPS tipe kontak point.
MAP Sensor mengukur perubahan tekanan udara yang terjadi pada saluran
masuk disebabkan oleh putaran dan beban motor. Perubahan tekanan udara masuk
yang terjadi akan menyebabkan perubahan tegangan antara 0 – 5 Volt tegangan
ini berasal dari tegangan referensi ECU/Unit Kontrol Elektronis.
15
dikirim oleh MAP sensor berbanding lurus dengan tekanan pada intake manifold,
dan berbanding terbalik dengan kevakuman pada intake manifold.
MAP Sensor mengukur perubahan tekanan udara yang terjadi pada saluran
masuk disebabkan oleh putaran dan beban motor. Perubahan tekanan udara masuk
yang terjadi akan menyebabkan perubahan tegangan antara 0 – 5 Volt tegangan
ini berasal dari tegangan referensi ECU/Unit Kontrol Elektronis. Kontrol Unit
Elektronis/ECU memanfaatkan perubahan tegangan sinyal ini untuk menghitung
perubahan tekanan udara pada saluran masuk atau untuk
menentukan/menyesuaikan penyemprotan bensin oleh injector.
16
yang masuk ke dalam intake manifold maka tahanan pada thermistornya akan
semakin rendah pula, dan sebaliknya jika temperatur atau suhu udara yang
masuk ke dalam intake manifold semakin rendah maka tahanan pada
thermistornya akan semakin tinggi.
Secara garis besar elektrik fan akan bekerja saat suhu mesin mulai diatas
suhu kerja. Tapi kipas ini juga berfungsi untuk mendinginkan refrigerant AC.
Artinya ada dua input yang mempengaruhi cara kerja kipas pendingin elektrik.
a . Saat AC belum dinyalakan
Saat AC masih dalam keadaan OFF maka input engine fan cooling hanya
diberikan satu arah, yaitu sensor ECT. Saat kunci kontak berada pada posisi ON,
sensor ECT akan mengirimkan data berupa tegangan dengan nilai tertentu yang
menyatakan suhu air pendingin. Tegangan ini akan diterjemahkan oleh ECU
untuk mengetahui berapa suhu air pendingin.
17
Ketika mesin hidup, suhu air pendingin berangsung naik. Kenaikan suhu
air pendingin dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya waktu penyalaan
mesin. Jika mesin dinyalakan pada pagi hari tanpa AC perlu 15 hingga 20 menit
untuk membuat suhu kerja mesin tercapai.
Saat suhu mesin telah tercapai, kipas masih belum menyala. Suhu kerja
mesin tiap mobil berbeda. Umumnya 80 hingga 100° celcius. Saat suhu mesin
melebihi 100° C maka ECM akan mengaktifkan relay pertama yang memiliki
kecepatan rendah. Jika suhu mesin terus bertambah, maka ECM akan
mengaktifkan relay kedua yang memiliki kecepatan lebih tinggi. Intinya semakin
tinggi suhu mesin, semakin kencang pula kipas berputar.
Kipas ini akan berhenti berputar ketika suhu mesin turun ke angka 80
hingga 90° C. Dan akan kembali berputar bila suhu mesin telah melebihi suhu
kerja.
b. Saat AC dinyalakan
Ketika AC dihidupkan, maka ada dua input yang akan mempengaruhi cara
kerja elektrik fan ini. Prosesnya, ketika mesin hidup baik sensor ECT dan
refrigerant pressure akan mengirimkan data masing ke ECU.
ECU akan tetap menghidupkan kipas listrik ini walaupun suhu air
pendingin masih dibawah 50°C. Artinya kipas akan tetap menyala saat kedua
input menunjukan posisi ON. ECU akan menghentikan putaran fan saat tekanan
refrigerant turun dan kembali menyala saat tekanan refrigerant bangkit.
18
2.5 Cara mendiagnosis jika terdapat problem pada Mesin EFI
1. Kondisi Awal
a) Tegangan baterai harus 11 volt atau lebih
b) Throttle valve harus tertutup penuh
c) Transmission pada posisi netral
d) Aksesoris pada posisi OFF
e) Mesin telah mencapai temperature kerja normal
2. Putar ignition switch ke posisi ON tetapi tidak menyalakan mesin
3. Menggunakan SST, hubungkan terminal TE1 dan E1 pada check
connector.
19
4. Bacalah diagnostic code,sebagaimana yang ditunjukan oleh jumlah
kedipan dari lampu peringatan “CHECK” engine.
20
Gambar 2.12 : Operasi system yang terdapat trouble
1. Kondisi Awal
a) Tegangan baterai harus 11 volt atau lebih.
b) Transmission pada posisi netral.
c) Aksesoris pada posisi OFF.
d) Mesin telah mencapai temperature kerja normal.
21
2. Menggunakan SST, hubungkan terminal TE2 dan E1 pada check
connector
22
Gambar 2.15 : letak EFI Fuse
PETUNJUK
DIAGNOSIS INDICATION
1. Bila ada dua atau lebih code yang ditunjukan, maka code dengan nomor
yang paling kecil akan lebih dalam ditampilkan.
2. Semua diagnostic code yang telah terdeteksi, kecuali code No. 16, 43, 51
dan 42 dari test moda, akan tetap tersimpan oleh memori ECU dari waktu
kewaktu, sejak terdeteksi hingga penghapusan dilakukan.
23
3. Bila malafungsi telah teratasi, lampu peringatan CHECK engine pada
combination meter akan padam. tetapi diagnostic code tetap tersimpan
didalam memori ECU (kecuali code No. 16, 43, 51 dan 42 dari test mode)
1. Persiapan
a) Lepas konektor dari ECU
b) Lepas pengunci, sehingga tester probe dapat masuk dengan mudah. Dalam
melepas pengunci dianjurkan untuk berhati hati karena komponen mudah
patah.
c) Lakukanlah semua pengukuran tegangan dengan konektor terpasang.
Perhatikan bahwa tegangan baterai adalah 11 volt atau lebih, pada saat
ignition switch pada posisi ON menggunakan sebuah volt meter dengan
impedansi tinggi (minimum 10k Ohm/V), ukurlah tegangan pada setiap
terminal di konektor rangkaian kabel.
d) Hubungkan kembali konektor pada ECU.
24
Heater
- TE1 Check -
Connector
- TE2 Check -
Connector
Deffoger Relay
25
Switch *3 Kemudi kiri dengan TWC
*4Tanpa TWC
Gambar 2.16 : Tabel terminal ECU dengan ECT
Tegangan Konektor Rangkaian Kabel Engine dan ECT ECU (dengan ECT)
1 +B – E1 IG Switch ON 9 - 14
+B1
2 BATT - E1 - 9 – 14
VC – E2 - 4,5 – 5,5
VC – E2 4,5 – 5,5
#20 – E02
26
engine padam) dan Mesin Hidup
Gambar 2.17: Tegangan Kabel Engine dan ECT ECU (dengan ECT)
Gambar 2.17 : rangkaian elektronik EFI pada EFI Main Relay (dengan ECT)
Tidak Baik
Baik
Baik Buruk
27
Baik
Baik
Buruk
Cek rangkaian kabel diantara Perbaiki atau Ganti
EFI main relay dan baterai
Gambar 2.18 Rangkaian elektronik EFI pada Baterai dan EFI Main Relay
Tidak Baik
Baik
Baik Buruk
28
Baik
Tidak Baik
Baik
29
Baik Buruk
Baik Tidak
Baik
30
Cek Throttle position sensor Perbaiki atau Ganti
Buruk Baik
Perbaiki atau Ganti Cek rangkaian kabel diantara ECU dan
Perbaiki atau Ganti
throttle position sensor
Baik Buruk
Baik
Cek throttle position sensor Buruk Perbaiki atau Ganti
31
Baik
Cek rangkaian kabel diantara ECU
Baik dan Buruk Perbaiki atau
throttle position sensor Ganti
Baik
Coba ECU lain
32
Cek rangkaian kabel diantara Terminal E1 ECU dan masa bodi
Baik Buruk
Baik Buruk
Cobalah ECU lain Perbaiki atau ganti
5. Terminal THA (Air temperatur Sensor) dan terminal E02 (masa sumber
tenaga) Mengalami gangguan berupa tidak adanya tegangan pada saat IG
Switch ON dan temperature/suhu udara masuk 20°C (68℉). Untuk tegangan
standartnya yaitu 0,5-3,4V. Berikut merupakan langkah- langkah untuk
melakukan diagnosis.
Cek adanya tegangan diantara terminal +B atau +B1 ECU dan masa
bodi
33
Baik Buruk
Baik Buruk
Buruk Baik
Ganti intake air Cek rangkaian kabel diantara ECU
temperature sensor dan air temperatur sensor
Baik Buruk
34
Tidak adanya tegangan diantara terminal THW dan E2 ECU pada
kondisi ignition switch on
Cek adanya tegangan diantara terminal +B atau +B1 ECU dan masa
bodi
Baik Buruk
Baik Buruk
35
Buruk Baik
Ganti water temperature Cek rangkaian kabel diantara ECU
sensor dan water temperatur sensor
Baik Buruk
Cek adanya tegangan diantara terminal W ECU dan masa bodi pada
Baik Buruk
Perbaiki atau ganti
Cek adanya tegangan spesifikasi diantara terminal VF ECU dan masa bodi
Tidak Baik
Baik
Cek rangkaian kabel diantara terminal E1 ECU dan masa bodi
37
Baik Buruk
Cobalah ECU lain Perbaiki atau ganti
Cek adanya hisapan udara kedalam exhaust Buruk Perbaiki hisapan udara
sistem
Baik
Cek adanya kebocoran udara dari sistem masuk Buruk Perbaiki kebocoran
udara udara
Baik
Cek Busi Buruk Perbaiki atau ganti
Baik
Cek sistem Pengapian Buruk Perbaiki atau ganti
Baik
Baik
Cek Injector
Buruk Perbaiki atau ganti
Baik
Buruk
Cek Vacuum sensor Perbaiki atau ganti
Baik
Buruk
Cek kerja dari oxygen sensor Sistem normal
Baik
Buruk
Cek rangkaian kabel diantara konektor oxygen Perbaiki rangkaian kabel
sensor dan ECU
Baik
38
BERIKUT INI ADALAH LIST TROUBLE CODE DIAGNOSTIC ON
BOARD (OBD I) UNTUK MOBIL TOYOTA :
39
Mobil
40