You are on page 1of 5

Leukemia, atau biasa dikenal sebagai kanker darah, merupakan salah satu jenis keganasan sel da

rah yang berasal dari sumsum tulang dan dapat terjadi pada anak maupun dewasa. Tahukah Ay
ah dan Bunda jika leukemia pada anak merupakan suatu jenis penyakit keganasan tersering? An
gka kejadian leukemia di Indonesia adalah ¾ kasus dari seluruh kasus keganasan pada anak.

Gambaran Sel Darah Normal dan Sel Darah Leukemia (Sumber: https://www.cdc.gov/cancer/leuke
mia/images/nci-leukemia.jpg)

Gambaran Sel Darah Normal dan Sel Darah Leukemia (Sumber: https://www.cdc.gov/cancer/leuke
mia/images/nci-leukemia.jpg)

Leukemia adalah kanker sel darah putih atau leukosit. Kanker ini menyerang sumsum tulang kare
na disanalah leukosit diproduksi. Akibat kanker ini, maka sumsum tulang didominasi oleh sel-sel
kanker tersebut, akibatnya fungsi sumsum tulang terganggu. Sumsum tulang terletak di rongga t
ulang yang berfungsi sebagai tempat produksi komponen-komponen darah, seperti sel darah me
rah, trombosit dan sel darah putih. Penyakit leukemia menyebabkan fungsi sumsum tulang terga
nggu, sehingga seluruh kegiatan produksi darah (hematopoesis), yaitu : pembetukan sel darah m
erah (eritropoesis), pembentukan sel limfosit (limfopoesis), pembentukan trombosit (trombopoesis)
dan granulopoesis mengalami gangguan. Anak yang menderita sakit ini akan mengalami anemi
a, mudah mengalami perdarahan dan mudah terkena infeksi.

(Baca juga: Antibiotika pada Diare)

Akibat adanya gangguan sistem pembentukan darah, maka dapat muncul bermacam – macam g
ejala, seperti :

1. Pucat (anemia)

Pucat pada anak disebabkan oleh kurangnya sel darah merah. Gejala ini dapat diwaspadai oleh
orangtua dengan melihat apakah bibir anak pucat atau tidak.

2. Perdarahan
Perdarahan pada anak dapat berupa lebam di kulit, mimisan ataupun berupa bercak merah seba
gai tanda adanya perdarahan. Perdarahan ini disebabkan oleh trombositopenia atau trombosit ku
rang dari jumlah normal (<150.000/µL). Semakin rendah trombosit msemakin tinggi risiko perdara
han.

3. Mudah terinfeksi

Sel leukosit yang diproduksi sumsum tulang bukanlah leukosit yang normal, sehingga tidak dapat
berfungsi dengan baik. Hal ini menyebabkan anak mudah terinfeksi kuman maupun virus.

4. Demam

Sel kanker dapat menyebabkan demam karena ada pelepasan zat-zat peradangan (sitokin inflam
asi) sehingga menyebabkan demam. Selain itu, demam juga sering disebabkan karena adanya inf
eksi akibat kekebalan yang menurun.

5. Nyeri tulang/sendi

Nyeri yang dirasakan pada anak merupakan manifestasi dari adanya infiltrasi (penyebaran) sel-sel
kanker yang masuk kedalam permukaan tulang maupun sendi. Selain nyeri, leukemia pada anak
juga menyebabkan bengkak di daerah persendian.

6. Pembesaran organ (organomegali)

Pembesaran organ atau organomegali disebabkan oleh sel kanker yang menyebar ke hati, limfa,
kelenjar getah bening ataupun organ lain. Pembesaran ini sering ditemukan secara tidak sengaja
ketika dokter sedang melakukan pemeriksaan fisik.
7. Kloroma

Kloroma adalah salah satu tanda khas dari leukemia yang berupa bercak kehitaman pada kulit.
Gejala ini merupakan salah satu tanda adanya infiltasi sel kanker ke dermis, subdermis atau epid
ermis pada kulit.

8. Hiperleukositosis

Pada keadaan tertentu anak dapat mengalami kenaikan jumlah sel leukosit yang sangat tinggi, y
aitu lebih dari 100.000/µL. Hiperleukositosis ini dapat menyebabkan komplikasi atau penyakit pen
yerta berupa kejang, sesak, perdarahan pada paru, otak maupun ginjal. Anak – anak yang memil
iki gejala di atas, perlu segera diperiksa oleh dokter spesialis anak untuk pemeriksaan dan konfir
masi diagnosis lebih lanjut.

Pada anak, adanya leukemia sering kali terdeteksi secara tidak sengaja, yaitu baru diketahui ketik
a anaknya berobat untuk keluhan lain seperti demam, atau batuk dan pilek. Namun, setelah dila
kukan pemeriksaan oleh dokter ternyata ditemukan gejala lain, seperti anak tampak pucat, atau
adanya pembesaran organ yang tidak diketahui oleh orangtua sebelumnya. Hal ini membuat keb
anyakan pasien leukemia datang terlambat untuk berobat.

(Baca juga: Serangga Tomcat Penyebab Dermatitis Paederus pada Anak)

Apa yang harus dilakukan oleh orangtua di rumah?

Selalu memperhatikan kondisi anak, apakar terdapat gejala-gejala seperti diatas atau tidak.

Apabila ada keluhan tersebut maka segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaa
n lebih lanjut. Dokter umum atau dokter anak yang memeriksa akan melakukan pemeriksaan ses
uai dengan kompetensi mereka. Salah satu yang akan dilakukan adalah pemeriksaan darah (dara
h tepi lengkap). Pemeriksaan tersebut merupakan salah satu skrining awal adanya kelainan pada
darah. Tentunya dokter yang memeriksa yang akan menyampaikan hasilnya kepada orangtua.
Faktor risiko pada anak

Berbeda dengan dewasa yang lebih banyak dipengaruhi oleh gaya hidup, pada anak faktor gene
tik menjadi faktor menderita leukemia. Berikut ini beberapa faktor yang meningkatkan risiko seor
ang anak menderita penyakit leukemia:

Faktor genetik.

Adanya kelainan genetik yang diketahui merupakan salah satu keadaan yang ditemukan pada le
ukemia. Hal tersebut diturunkan oleh orangtua, baik secara langsung maupun tidak. Pada anak d
engan riwayat penyakit kanker pada keluarga memiliki risiko keganasan apapun jenisnya, termasu
k leukemia.

Faktor lingkungan.

Faktor lingkungan diduga berperan dalam terjadinya kanker, seperti radiasi, paparan zat kimia, d
an polusi udara, dsb.

Jenis–jenis leukemia

Secara garis besar leukemia dibagi menjadi leukemia akut dan kronis. Leukemia juga dapat digol
ongkan berdasrakan jenis sel leukosit yang terlibat, yaitu leukemia limfoblastik dan mieloblastik. P
ada anak leukemia yang paling banyak ditemukan adalah jenis leukemia limfoblastik akut (LLA).

Selain leukemia akut, terdapat juga jenis leukemia kronik. Leukemia kronik dibagi menjadi dua, y
aitu leukemia mieloblastik kronik (LMK) dan leukemia limfositik kronik (LLK). Pada anak leukemia
mieloblastik kronik (LMK) yang banyak ditemukan, sedangkan jenis leukemia limfositik kronik (LLK
) pada anak jarang sekali.

(Baca juga: Kapan Anak Siap untuk Sekolah?)


Prognosis leukemia pada Anak

Keberhasilan pengobatan leukemia tergantung dari jenis leukemia dan stratifikasi risikonya. Pende
rita leukemia yang memiliki risiko tinggi, semakin kurang baik pula prognosisnya. Di Indonesia dil
aporkan angka sintasan atau tingkat kelangsungan hidup anak yang menderita leukemia limfositi
k akut (LLA) sebesar 70 – 80 %. Namun, harus diingat bahwa selalu ada risiko kambuh, yaitu ke
mbalinya tanda dan gejala penyakit setelah mengalami remisi (sembuh).

Diagnosis dini melalui pl

You might also like