Professional Documents
Culture Documents
Alkana memiliki deret hmolog (sepancaran) yaitu deret senyawa yang mempunyai
rumus umum sama, gugus sama, sifat kimia yang sama, sifat fisika memingkata dan
setiap suku berselisish CH₂. (Hasibuan,2010)
C₉H₂₀ Nonana
C₁₀H₂₂ Dekana
Alkil (Cn H2n+1= R) cabang adalah gugus yang terjadi jika alkana kehilangan satu atom H.
Nama alkil sama dengan nama alkana dengan mengganti akhiran – ana dengan – il.
(Hasibuan,2010).
n- pentana
2- metil- butana
2,2- dimetil-propana
ALKENA
Alkena merupakan hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang berikatan rangkap dua ( -C = C-).
Senyawa dengan dua ikatan rangkap disebut alkadiena, sedangkan senyawa dengan ikatan
rangkap disebut alkatriena dan seterusnya, rumus umum alkena yaitu CnH2n.
Alkena mengikat lebih sedikit atom H jika dibandingkan dengan alkana. Kekurangan atom
H ini disebabkan pembentuan ikatan rangkap atom karbon memerlukan dua elektron yang lebih
banyak dari pada pembentukan ikatan tunggal.
Suku ke - Rumus molekul Nama alkena
1 C2H4 ETENA
2 C3H6 PROPENA
3 C4H8 BUTENA
4 C5H10 PENTENA
5 C6H12 HEKSENA
6 C7H14 HEPTANA
7 C8H16 OKTENA
8 C9H18 NONENA
9 C10H20 DEKENA
Selain isomer kerangka alkena juga dapat membentuk isomer posisi dan isomer geomtri.
Isomer posisi adalah kelompok senyawa yang disebabkan oleh perbedaan posisi ikatan rangkap
pada rantai karbon.
Contoh :
Isomer geometri pada alkena adalah kelompok senyawa isomer yang disebabkan oleh
perbedaan letak geografis dari yang terikat atom C yang berikatan rangkap .
Contoh :
ALKUNA
alkuna merupakan senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan
rangkap tiga. Alkuna lebih tidak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap tiga. Alkuna lenih
tidak jenuh dibandingkan dengan alkena. Kekurangan pada alkuna disebebkan adanya empat
elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan rangkap tiga. Alkuna mempunyai rumus
CnH2n-2. (Hasibuan, 2010).
b) Keisomeran alkuna
Keismorean pada alkuna tergolong keisomeran kerangka dan keismoeran posisi. Pada
lkuna tidak terdapat geometris.
ALDEHIT DAN KETON
Aldehit dan keton memiliki rumus molekul yang sama yaitu CnH2nO, tetapi gugus fungsi
pada aldehit berbeda dengan gugus fungsi keton. Jadi aldehit bersisomer fungsional dengan
keton. Aldehit dan keton, keduanya mengandung gugus karbonil. (sutresna,2007).
1. Aldehit
Adehid merupakan turuna alkana sehingga disebut juga alkanal. Aldehid memiliki
Yang selalu terletak diujung karbon. Poisis gugus karboksil yang selalu terletak di
ujung karbon ini merupakan ciri khas golongan aldehid.
Aldehid memiliki
Gugus fungsi :
KETON
Keton memiliki gugus fungsi – CO –, yaitu gugus karboknil yang terletak diantara dua
gugus alkil. Dengan demikian, keton yang paling sederhana memiliki tiga atom C, yaitu
propanon. Keton merupakan turuanan alkana sehingga dikenal pula dengan nama alakanon.
Penamaannya dengan mengganti akhiran a pada alkana menjadi on. (sutresna,2007).
2) Sifat kimia
Senyawa keton tidak dapat dioksidasi menjdai asam karboksilat seperti halnya
aldehid. Hal inilah yang membedakan sifat kimia aldehid dan keton. Adapun adisi
keton dengan hidrogen akan membentuk alkohol sekunder. (sutresna,2007).
Keton juga dapat diadisi oleh pereaksi polar seperti HCN dan NaHSO3-.
ASAM KARBOKSILAT
Asam karboksilat memiliki gugus fungsi atau bisa juga ditulis -COOH, yang
disebut gugus karboksil . . (sutresna,2007).
TATA NAMA ASAM KARBOKSILAT
1) Tata nama asam karboksilat berdasarkan IUPAC
Berdasakrakn aturan IUPAC, asam karboksilat yang merupakan trurunan
alkana diberi nama sesuai dengan nama alkana asalnya. Akhiran a pada
alkana diganti dengan oat. Rantai utama adalah rantai karbon terpanjang
yang mengandung gugus fungsi karboksil. Penomoran dimulai dari atom
karbon pada gugus karboksil. Nomor posisi gugus karboksil tidak
disebutkan karena selalu bernomor satu. (sutresna,2007).
Contoh :
Keisomeran pada asam karboksilat dimulai dari asam karboksilat yang memilik empat
atom karbon, yaitu ssenyawa C4H8O2. (sutresna,2007).
Penentuan jumlah isomer dilakukan sengan cara mengurangi panjang rantai karbon
dengan pembentukan cabang alkil secara sitematis. Gugus fungsi (gugus karboksil) tetap
berada pada ujung rantai karbon .
Titik didih asam karboksilat lebih tinggi dari pada titik didih alkohol dengan
nilai M, yang hampir sama (CH2O2 t.d. = 100,50C dan C2H6O t.d. = 78,30C).
Hal ini terjadi karena ikatan hidrogen antaramolekul asam alkohol. Pada
antaramolekul asam karboksilat terdapat dua ikatan hidrogen, sedangkan pada
anataramolekul alkohol hanya satu ikatan hidrogen. (sutresna,2007).
Berdasrkan jenis gugus alkil yang terikat pada atom oksigen, eter dibedakan menjadi :
a) Eter tunggal ialah eter dengan kedua gugus alkil yang terikat pada atom oksigen sama
(R-O-R).
b) Eter majemuk ialah dengan kedua gugus alkil yang terikat pada atom oksigen idak sama.
2) Nama IUPAC
Struktur molekul eter yang lebih kompleks, yaitu dengan nama alkoksialkana . penamaan
secara IUPAC adalah dengan memberi nama alkoksi pada gugus alkil terkecil (yang
terikat pada atom oksigen (- OR) dana nama alkana pada gugus alkil yang lebih besar (R)
selaku rantai induk.
Contoh :
ISOMER
Isomer rantai dan posisi pada eter dimulai dari suku keempat, yaitu yang memiliki empat
karbon (C4H10O). (Parning,2010)
Jumlah isomer erter dengan jumlah atom karbon 5 menpunyai 6 buah isomer, yaitu 4 isomer
metil butil eter ( CH3 – O – C4H9) dan 2 isomer etil propil eter ( C2H5 – O – C3H7). Keenam
isomer tersebut adalah sebagai berikut :
SIFAT SIFAT ETER
1) Sifat fisika
a) Wujud
Pada suhu kamar dimetil eter berbentuk gas, sedangkan eter sederhana lainya berbentuk
cairan yang mudah menguap. (Parning,2010)
b) Titik didih dan titik leleh
Eter mempunyai titik didih dan titik leleh yang lebih rendah dari pada alkohol yang
bersesuain. Hal itu disebabkan tidak adanya ikatan hidrogen pada eter, sedangkan pada
alkohol ada ikatan hidrogen.
2) Sifat kimia
a) Ikatan hidrogen
Antaramolekul eter tidak ada ikatan hidrogen, tetapi eter dapat membentuk ikatan
hidrogn dengan senyawa lain yang mengandung gugus OH seperti air, alkohol, dan
fenol atau senyawa yang mengandung gugus amina (-NH2).(Parning,2010)
b) Kepolaran
Molekul eter tidak begitu polar sehingga kelarutannya dalam air sedikit.
LITERATUR