You are on page 1of 21

Asuhan Keperawatan Pasien Terminal Kanker Payudara Stadium 4

1. Pengkajian
Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang:
1) Identitas pasien

Identitas yang kita kaji disini ialah identitas pasien dan identitas penanggung
jawab. Identitas pasien berisi tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama,
pendidikan, pekerjaan, status, suku bangsa, nomor rekam medis, tanggal masuk rumah
sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis.
Selain identitas pasien hal yang perlu dikaji ialah identitas penanggung jawab
pasien. Identitas penanggung jawab setidaknya berisi tentang nama, umur, jenis
kelamin, alamat, pekerjaan, dan hubungan dengan pasien. Identitas penanggung jawab
perlu untuk dikaji untuk mendapatkan kemudahan baik terhadap perawat maupun
pasien.
2) Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Saat ini klien menderita kanker payudara stadium IV dan hampir tidak
memiliki harapan untuk hidup. Pada saat ini tumor sudah meluas dalam payudara
dan melekat pada kulit atau dinding dada dan juga sudah disertai dengan kelenjar
getah bening aksila supra-klavikula. Selain itu pada kondisi ini metastasis kanker
sudah sangat jauh dan sel-sel kanker sudah sangat menyebar ke bagian tubuh yang
lain. Sel-sel kanker tersebut menyerang bagian tubuh lainnya yaitu tulang, paru-
paru, hati, otak, kulit, dan kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher.
b. Riwayat penyakit dahulu
Hal yang perlu dikaji ialah apakah klien memiliki penyakit payudara lainnya
sebelum ia menderita kanker payudara ataupun penyakit lain pada payudara yang
dapat mengakibatkan resiko kanker payudara. dikarenakan dengan adanya penyakit
pada payudara, berarti payudara tersebut telah terganggu. Komplikasi yang terburuk
dari hal ini adalah kanker payudara. Selain itu seseorang yang payudaranya pernah
ditangani mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker payudara.
Selain penyakit payudara terdahulu hal lain yang perlu dikaji ialah siklus
menstruasi klien dan kapan kehamilan atau melahirkan anak pertama. Pada siklus
menstruasi yang perlu dikaji disini ialah kapan menstruasi pertama dialami oleh
klien dan kapan klien mengalami menopause (pada klien yang berusia lanjut).
Selain tu perlu juga dikaji kapankah klien mengalami kehamilan atau melahirkan
anak pertama.
c. Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah klien memiliki keluarga yang menderita kanker payudara
sebelumnya. Hal ini perlu dilakukan karena salah satu faktor resiko kanker
payudara adalah faktor genetik. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga yang
menderita kanker payudara memiliki risiko 2-3 kali lebih besar untuk menderita
kanker payudara. Kemungkinan ini lebih besar apabila keluarga tersebut menderita
kanker bilateral atau pramenopause.
3) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan Head to Toe dan hasil yang
didapat pada pemeriksaan ini adalah:
a. Pasien kurang rensponsif
b. Fungsi tubuh melambat
c. Pasien berkemih dan defekasi secara tidak sengaja
d. Rahang cendrung jatuh
e. Pernafasan tidak teratur dan dangkal
f. Sirkulasi melambat dan ektremitas dingin, nadi cepat dan melemah
g. Kulit pucat
h. Mata memelalak dan tidak ada respon terhadap cahaya
4) Kaji masalah kebutuhan fisiologis yang dihadapi pasien.
Masalah fisiologis yang mungkin dihadapi adalah:
 Problem Oksigenisasi: respirasi irregular, cepat atau lambat, pernafasan cheyne
stokes, sirkulasi perifer menurun, perubahan mental; agitasi-gelisah, tekanan darah
menurun, hypoksia, akumulasi secret, nadi ireguler.
 Problem Nutrisi dan Cairan: asupan makanan dan cairan menurun, peristaltic
menurun, distensi abdomen, kehilangan BB, bibir kering dan pecah-pecah, lidah
kering dan membengkak, mual, muntah, cegukan, dehidrasi terjadi karena asupan
cairan menurun.
 Problem suhu: terjadi penurunan suhu tubuh terutama pada bagian ekstremitas
yang terasa dingin.
 Problem Sensori: Penglihatan menjadi kabur, refleks berkedip hilang saat
mendekati kematian, menyebabkan kekeringan pada kornea, Pendengaran menurun,
kemampuan berkonsentrasi menjadi menurun penglihatan kabur, pendengaran
berkurang, sensasi menurun.
 Problem nyeri ; ambang nyeri menurun, pengobatan nyeri dilakukan secara intra
vena, klien harus selalu didampingi untuk menurunkan kecemasan dan
meningkatkan kenyamanan.
 Problem Kulit dan Mobilitas ; seringkali tirah baring lama menimbulkan masalah
pada kulit sehingga pasien terminal memerlukan perubahan posisi yang sering.
5) Faktor-faktor lain yang perlu dikaji
a. Faktor fisik
Pada kondisi terminal atau menjelang ajal klien dihadapkan pada berbagai
masalah pada fisik. Gejala fisik yang ditunjukan antara lain perubahan pada
penglihatan, pendengaran, nutrisi, cairan, eliminasi, kulit, tanda-tanda vital,
mobilisasi, nyeri.
b. Faktor psikologi
Perubahan psikologi tentunya akan dihadapi oleh klien terminal. Perawat
harus peka dan mengenali kecemasan yang terjadi pada pasien terminal, harus bisa
mengenali ekspresi wajah yang ditunjukan apakah sedih, depresi, atau marah.
Problem psikologis lain yang muncul pada pasien terminal antara lain
ketergantungan, kehilangan harga diri dan harapan. Disini peran perawat sangat
diperlukan sebagai pendamping bagi klien
c. Faktor Sosial
Perawat harus mengkaji bagaimana interaksi pasien selama kondisi terminal,
karena pada kondisi ini pasien cenderung menarik diri, mudah tersinggung, tidak
ingin berkomunikasi, dan sering bertanya tentang kondisi penyakitnya.
Ketidakyakinan dan keputusasaan sering membawa pada perilaku isolasi. Perawat
harus bisa mengenali tanda klien mengisolasi diri, sehingga klien dapat
memberikan dukungan sosial bisa dari teman dekat, kerabat/keluarga terdekat untuk
selalu menemani klien.
d. Faktor Spiritual
Perawat harus mengkaji bagaimana keyakinan klien akan proses kematian,
bagaimana sikap pasien menghadapi saat-saat terakhirnya. Apakah semakin
mendekatkan diri pada Tuhan ataukah semakin menolak dan tidak menerima
keadaannya. Perawat juga harus mengetahui apakah pasien memerlukan bantuan
dari pemuka agama untuk membimbing klien
6) Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Pasien mengatakan khawatir dengan
penyakitnya dan cemas menghadapi kematian.
Ancaman
Ansietas
kematian
DO: pasien terlihat bingung, terlihat pucat, dan
terkadang menunduk sambil menangis.
2 DS: Pasien mengatakan dirinya merasa lelah
dengan penyakit yang ia hadapi.
Penyakit yang
Keputusasaan
diderita
DO: pasien nampak murung, sulit mengungkapkan
perasaan, dan berdiam diri
3 DS: pasien mengatakan dirinya sedih dikarenakan
ia tidak memiliki harapan untuk hidup.
Kematian yang
Berduka
akan dihadapi
DO: pasien mengalami kesedihan, menutup diri,
dan bingung
4 DS: pasien hanya sesekali bicara dan mengatakan
dia takut dan merasa sedih dengan penyakit yang Kesedihan
dideritanya dan akan berpisah dengan keluarganya. tentang diri Depresi
sendiri
DO: pasien menjadi tertutup, hanya berdiam diri,
dan terkadang menunjukkan kesedihan

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang dapat muncul pada pasien terminal kanker payudara stadium IV adalah:
1. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian
2. Keputusasaan berhubungan dengan penyakit yang diderita
3. Berduka berhubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang akan dihadapi
4. Depresi berhubungan dengan kesedihan tentang dirinya dalam keadaan terminal
Selain pada pasien, diagnosa pada asuhan keperawatan pasien terminal kanker payudara
stadium IV juga ditujukan pada keluarga pasien. Diagnosa yang dapat diangkat ialah:
1. Ansietas berhubungan dengan semakin dekatnya kematian anggota keluarga
2. Berduka berhubungan dengan kondisi anggota keluarga
3. Kurangnya pengetahuan mengenai keadaan anggota keluarga dan kemungkinan yang
akan terjadi berhubungan dengan kurangnya informasi.

3. Intervensi
Intervensi keperawatan pada pasien:
Intervensi keperawatan pada diagnosa keperawatan 1
“Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian”
Tujuan: ansietas klien dapat berkurang dan klien merasa lebih tenang
Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Klien mampu 1. Kaji tingkat ansietas klien 1. Mengetahui tingkat


mengungkapkan ansietas klien yang
kecemasannya digunakan sebagai
2. Terjadi perubahan pertimbangan tindakan
psikologis ke arah selanjutnya
yang lebih baik
3. Klien menunjukkan
sikap tenang 2. Dorong klien 2. Membuat klien lebih
terhadap mengungkapkan nyaman dan untuk
penyakitnya ketakutannya mengetahui apa yang
ditakutkan klien

3. Berikan kepastian dan 3. Kepastian dan kenyamanan


kenyamanan membuat klien percaya
untuk mengungkapkan
perasaan

4. Identifikasi dan dukung 4. klien yang cemas


mekanisme koping efektif mempunyai penyempitan
lapang persepsi dengan
penurunan kemampuan
untuk belajar

5. Dorong keluarga dan teman 5. Memaksimalkan peran


untuk mengungkapkan keluarga dan
ketakutan-ketakutan mereka memungkinkan adanya
kesempatan saling berbagi

Intervensi keperawatan pada diagnosa keperawatan 2


“Keputusasaan berhubungan dengan penyakit yang diderita”
Tujuan: klien tidak lagi merasa putus asa dan mempertahankan harapan yang ia miliki
Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Keputusasaan klien 1. Tetap memberikan harapan 1. Klien harus diberikan
berkurang yang terbaik bagi si pasien harapan sebaik mungkin
2. Klien kembali ke sampai akhir hayatnya
kondisi psikologis
normal
3. Klien tetpap 2. Sampaikan hal yang 2. Tidak menambah beban
menjaga keyakinan bersifat positif yang pasien dan tidak membuat
yang dimilikinya bertujuan untuk tidak pasien berada pada keadaan
mengenai membuat pasien menjadi yang lebih buruk
penyakitnya cemas dan berkecil hati

3. Berikan motivasi kepada 3. Dapat meningkatkan


pasien yang bersifat semangat pasien dalam
membangun mempertahankan hidupnya

4. Maksimalkan peran 4. Adanya orang terdekat


keluarga pasien dalam pasien dapat membuat
memberikan dorongan psikologi pasien menjadi
kepada pasien lebih baik

5. Selalu dampingi pasien 5. Akan memberikan pasien


dalam menghadapi ketenangan dan
kondisinya kenyamanan

Intervensi keperawatan pada diagnosa keperawatan 3


“Berduka berhubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang akan dihadapi”
Tujuan: mengurangi perasaan berduka klien dan membuat klien mulai menerima
keadaannya
Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Klien mampu 1. Berikan kesempatan pada 1. Diskusi terbuka dan jujur


mengungkapkan pasien dan keluarga untuk dapat membantu klien dan
perasaannya mengungkapkan perasaan keluargamenerima dan
2. Kesedihan klien dan diskusikan secara mengatasi situasi dan
yang berhubungan terbuka menetukan respon mereka
dengan penyakitnya terhadap situasi tersebut
dapat berkurang
3. Klien mampu
menerima keadaan 2. Berikan dorongan 2. Strategi koping positif
yang terjadi penggunaan strategi koping membantu penerimaan dan
npadanya dan masih positif pemecahan masalah
mempertahankan
harapan yang ia
miliki 3. Berikan dorongan pada 3. Memfokuskan hal yang
klien untuk positif meningkatkan
mengekspresikan hal yang penerimaan diridan
positif penerimaan kematian yang
terjadi

4. Bantu klien mengatakan 4. Proses berduka dan


dan menerima kematian berkabung yang adaptif
yang akan terjadi tidak dapat dimulai samapi
kematian yang akan terjadi
dapat diterima

5. Tingkatkan harapan dengan 5. Perhatian dapat membuat


perawatan penuh perhatian, klien lebih nyaman dan
menghilangkan dukungan dapat membuat
ketidaknyamanan dan klien memiliki rasa percaya
memberikan dukungan diri dalam
memepertahankan
harapannya.

Intervensi keperawatan pada diagnosa keperawatan 4


“Depresi berhubungan dengan kesedihan tentang dirinya dalam keadaan terminal”
Tujuan: klien tidak lagi merasa depresi, takut, dan kesepian
Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Klien mampu 1. Bantu klien 1. Mengetahui hal yang


mengungkapkan mengungkapkan perasaan membuat klien sedih dan
perasaan yang sedih, marah yang membuat mengurangi beban perasaan
membuatnya depresi ia depresi pada klien
2. Depresi klien
berkurang
3. Terjadi perubahan 2. Berikan simpati pada klien 2. Klien akan merasa lebih
sikap pada klien dari nyaman denan perhatian
menutup diri yang diberikan
menjadi terbuka

3. Bantu klien 3. Mekanisme koping yang


mengidentifikasi sumber tepat dapat membantu klien
koping menyelaesaikan masalahnya

4. Gunakan sentuhan ketika 4. Sentuhan merupakan salah


klien menunjukkan sikap satu cara menunjukkan
depresi perhatian pada klien
5. Lakukan hubungan 5. Memungkinkan adanya
interpersonal yang baik hubungan saling percaya
yang membuat klien lebih
mudah mengungkapkan
perasaannya

6. Maksimalkan peran 6. Hadirnya keluarga dapat


keluarga dalam mengurangi membuat klien lebih tenang
depresi klien dan nyaman

Intervensi keperawatan pada keluarga pasien


Intervensi keperawatan pada diagnosa keperawatan 1
“Ansietas berhubungan dengan semakin dekatnya kematian anggota keluarga”
Tujuan: Keluarga akan mendapat dukungan yang adekuat
Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Keluarga 1. Ada untuk keluarga 1. Memberikan keluarga


mengungkapkan tempat untuk berbagi
ketakutan,
kekhawatiran, dan
setiap keinginannya 2. Diskusikan proses berduka 2. Keluarga dapat berbagi dan
yang berhubungan dengan keluarga menjelaskan perasaan
dengan pasien. sehingga perasaannya
2. Anggota keluarga menjadi lebih baik
mendiskusikan
perasaannya
3. Berikan kesempatan pada 3. Memberikan kesempatan
keluarga untuk kepada untuk
mengungkapkan emosi mengekspresikan
. perasaannya

4. Bantu keluarga mengatasi 4. Perasaan sedih diatasi dan


perasaan mereka membuat keluarga lebih
fokus kepada pasien

5. Pertahankan sikap tidak 5. Setiap keluarga mempunyai


menghakimi terhadap ekspresi yang berbeda-beda
prilaku keluarga terhadap kematian dan
merupakan suatu hal yang
wajar

Intervensi keperawatan pada diagnosa keperawatan 2


“Berduka berhubungan dengan kondisi anggota keluarga”
Tujuan: Kesedihan keluarga berkurang dan keluarga mampu merawat anggota
keluarganya
Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Keluarga mampu 1. Dorong keluarga untuk 1. Memberikan keluarga dan


mengungkapkan membagi perasaannya pasien kesempatan untuk
perasaannya dengan pasien saling berbagi
2. Kesedihan keluarga
berkurang
3. Keluarga berperan 2. Dorong keluarga untuk 2. Kehadiran keluarga
aktif dalam merawat berada sedekat mungkin memberikan dampak
pasien dengan pasien psikologis yang baik
terhadap pasien

3. Berikan dukungan 3. Dukungan yang tepat dan


emosional dan kenyamanan kenyamanan yang baik
pada keluarga dapat membuat perasaan
keluarga menjadi lebih baik

4. Fasilitasi bantuan keluarga 4. Mempermudah keluarga


saat akan melakukan merawat pasien
perawatan terhadap pasien

5. Berikan privasi kepada 5. Untuk menjaga kerahasiaan


keluarga pasien dan keluarga

Intervensi keperawatan pada diagnosa keperawatan 3


“Kurangnya pengetahuan mengenai keadaan anggota keluarga dan kemungkinan yang
akan terjadi berhubungan dengan kurangnya informasi”
Tujuan: memberi informasi mengenai kondisi pasien dan kemungkinan yang akan
terjadi
Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Keluarga 1. Informasikan pada keluarga 1. Membuat keluarga siap


memahami kondisi tentang apa yang mungkin dengan kondisi yang akan
pasien terjadi pada saat proses terjadi
2. Kelurga mengetahui kematian
keadaan yang akan
terjadi dan mampu
menindaklanjutinya 2. Berikan informasi 2. Mengurangi kecemasan
mengenai keadaan pasien keluarga

3. Dukung dan bantu keluarga 3. Memberikan informasi


dalam memberikan kepada semua anggota
informasi kepada anggota keluarga mengenai kondisi
keluarga yang lain pasien

4. Implementasi
Implementasi yang dilakukan disesuaikan dengan intervensi
5. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil, termasuk di dalamnya
evaluasi proses. Evaluasi dilakukan melalui catatan perkembangan.

Catatan perkembangan hari pertama


Hari/ Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Tanggal/Jam Keperawatan

1 Rabu,31 Ansietas 08.30 WIB S: Pasien mengatakan cemas


Oktober berhubungan Kaji tingkat dan takut keadaannya
2012, 08.00 dengan ancaman ansietas klien memburuk
WIB kematian 09.00 WIB O: KU sedang, pasien
Dorong klien tampak gelisah, bingung,
mengungkapkan kurang konsentrasi
ketakutannya A: Masalah belum teratasi
11.00 WIB P: Lanjutkan intervensi
Berikan kepastian Identifikasi dan dukung
dan kenyamanan mekanisme koping efektif
Kolaborasi dengan
keluarga

2 Keputusasaan 08.45 WIB S: Pasien mengatakan sedih


berhubungan Memberikan karena ia tidak memiliki
dengan penyakit harapan yang harapan untuk hidup
yang diderita terbaik bagi si O: KU sedang, pasien
pasien mengalami kesedihan,
10.00 WIB menutup diri, dan bingung
Sampaikan hal A: Masalah belum teratasi
yang bersifat P: Lanjutkan intervensi
positif Berikan motivasi
11.00 WIB Kolaborasi dengan
Berikan motivasi keluarga
kepada pasien
yang bersifat
membangun
3 Berduka 09.00 WIB S: pasien mengatakan dirinya
berhubungan Berikan lelah dan takut dengan
dengan penyakit kesempatan pada kematian dan akan
terminal dan pasien untuk berpisah dengan
kematian yang mengungkapkan keluarganya
akan dihadapi perasaan O: KU sedang, pasien
11.00 WIB Bantu nampak murung, bingung,
pasien dan sedih dengan
mengatakan dan keadaannya
menerima A: Masalah belum teratasi
kematian yang P: Lanjutkan intervensi
akan terjadi Bantu klien
12.00 WIB mengungkapkan
Tingkatkan perasaannya
harapan dengan Lakukan perawatan penuh
perawatan penuh perhatian
perhatian Kolaborasi dengan
keluarga

4 Depresi 09.00 WIB S: Pasien sering mengatakan


berhubungan Bantu klien khawatir dan cemas
dengan kesedihan mengungkapkan dengan penyakitnya
tentang dirinya perasaan O: KU sedang, pasien terlihat
dalam keadaan 10.00 WIB bingung, pucat, dan
terminal Berikan simpati terkadang menunduk
pada klien sambil menangis
11.00 WIB A: masalah belum teratasi
Hibur dan P: Lanjutkan intervensi
motivasi pasien Lakukan hubungan
interpersonal yang baik
Identifikasi sumber
koping
Kolaborasi dengan
keluarga

Catatan perkembangan hari kedua


Hari/ Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Tanggal/Jam Keperawatan

08.00 WIB
1 Kamis, 1 Ansietas S: Pasien mengatakan cemas
Dorong klien
November berhubungan mengungkapkan dan ketakutannya mulai
ketakutannya
2012, 08.00 dengan ancaman berkurang
09.00 WIB
WIB kematian Dukung O: KU memburuk
mekanisme
Kegelisahan pasien berkurang,
koping efektif
pasien mulai tenang
10.00 WIB
A: Masalah teratasi sebagian
Berikan kepastian
dan kenyamanan P: Lanjutkan intervensi
Berikan kenyamanan
Kolaborasi dengan keluarga

Keputusasaan 08.45 WIB S: pasien mengatakan dirinya


Memberikan
berhubungan mulai bisa menerima keadaan
harapan yang
dengan penyakit terbaik bagi si O:KU memburuk, pasien
pasien
yang diderita masih tertutup, putus asa
10.00 WIB
Sampaikan hal mulai berkurang
yang bersifat
A: Masalah teratasi sebagian
positif
11.00 WIB P: Lanjutkan intervensi
Berikan motivasi
Berikan motivasi
kepada pasien
yang bersifat Kolaborasi dengan keluarga
membangun

1. Berduka 08.00 WIB S: Pasien mengatakan ia sudah


Berikan
berhubungan kesempatan pada bisa menerima dan mengerti
pasien untuk
dengan tentang keadaannya
mengungkapkan
penyakit perasaan O: KU memburuk, kesedihan,
10.00 WIB Bantu
terminal dan kebingungan dan sikap
pasien
kematian yang mengatakan dan murung pasien mulai
menerima
akan dihadapi berkurang
kematian yang
akan terjadi A: Masalah teratasi sebagian
11.00 WIB
P: Lanjutkan intervensi
Tingkatkan
harapan dengan Bantu klien mengungkapkan
perawatan penuh
perasaannya
perhatian
Lakukan perawatan penuh
perhatian
Kolaborasi dengan keluarga
2. Depresi 09.00 WIB S: Pasien sering mengatakan
Lakukan
berhubungan kesedihan, keputusasaan, dan
hubungan
dengan interpersonal yang kemurungannya mulai
baik
kesedihn berkurang
10.00 WIB
tentang dirinya Berikan simpati O:KU memburuk, pasien
pada klien
dalam keadaan masih bingung dan cenderung
10.30 WIB
terminal Identifikasi menutup diri
sumber koping
A: Masalah teratasi sebagian
11.00 WIB
Hibur dan P: Lanjutkan intervensi
motivasi pasien
Berikan simpati pada pasien
Hibur dan motivasi pasien
Kolaborasi dengan keluarga

Catatan perkembangan hari ketiga


No Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi
Tanggal/Jam Keperawata
n
1 Jumat, 1 1. Ansietas 08.20 WIB S: pasien mengatakan dirinya takut dan
Dorong klien
November berhubu mengungkap cemas dengan kematian yang semakin
kan
2012, 08.00 ngan mendekat.
ketakutannya
WIB dengan 08.45 WIB O: KU buruk, wajah pucat, turgor kulit
Dukung
ancaman menurun .
mekanisme
kematian koping A: Masalah teratasi sebagian
efektif pasien
P: lanjutkan intervensi.
09.30 WIB
Berikan Kolaborasi dengan keluarga
kepastian dan
beri kenyamanan dan kepastian .
kenyamanan

2. 08.45 WIB S: pasien mengatakan dirinya ikhlas


Memberikan
Keputus dengan apa yang akan terjadi pada
harapan yang
asaan terbaik bagi dirinya.
si pasien
berhubu O:KU memburuk, gerakan tubuh mulai
10.00 WIB
ngan Sampaikan terbatas, tanda-tanda vital mulai
hal yang
dengan menurun
bersifat
penyakit positif A: Masalah teratasi sebagian
11.00 WIB
yang P: Lanjutkan intervensi
Berikan
diderita motivasi Berikan motivasi
kepada
Kolaborasi dengan keluarga
pasien yang
bersifat
membangun

3. Berduka 08.00 WIB S: Pasien mengatakan siap menerima


Berikan
berhubu semua keadaan yang akan terjadi pada
kesempatan
ngan pada pasien dirinya.
untuk
dengan O: KU memburuk, kesedihan berkurang,
mengungkap
penyakit kan perasaan mampu mengungkapkan perasaannya
10.00 WIB
terminal dan berbagi pada keluarga dan perawat.
Bantu pasien
dan mengatakan A: Masalah teratasi sebagian
dan
kematian P: Lanjutkan intervensi
menerima
yang kematian Bantu klien mengungkapkan
yang akan
akan terjadi perasaannya
11.00 WIB
dihadapi Lakukan perawatan penuh perhatian
Tingkatkan
harapan Kolaborasi dengan keluarga
dengan
perawatan
penuh
perhatian

4. Depresi 09.00 WIB S:Pasien mengatakan kesedihan yang


Lakukan
berhubu dialaminya berkurang.
hubungan
ngan interpersonal O:KU memburuk, pasien masih sulit
yang baik
dengan mengungkapkan perasaannya dan
10.00 WIB
kesedihn Berikan cenderung menutup diri.
simpati pada
tentang A: Masalah teratasi sebagian
klien
dirinya 10.30 WIB P: Lanjutkan intervensi
Identifikasi
dalam Berikan simpati pada pasien
sumber
Hibur dan motivasi pasien
keadaan koping
Kolaborasi dengan keluarga
11.00 WIB
terminal
Hibur dan
motivasi
pasien
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh dan
berubah menjadi ganas. Kanker payudara terdiri dari beberapa stadium dan stadium yang
paling berbahaya adalah kanker payudara stadium IV.
Pada kanker payudara stadium IV sel-sel kanker sudah sangat parah dan sel kanker
telah menyerang anggota tubuh lain. Pada kondisi ini pasien sudah tidak mungkin
disembuhkan lagi atau tidak memiliki harapan untuk hidup (terminal). dalam kondisi
terminal pasien kondisi psikolgis pasien akan sangat menurun. Pada kondisi ini tiap orang
mempunyai respon yang berbeda dalam menghadapi situasi dan kondisi penyakitnya.
Perbedaaan tersebut didasari dan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pasien yang sedang dalam kondisi terminal membutuhkan perawatan yang lebih
bersifat memperbaiki dan membangun psikologis pasien, hal ini dikarenakan pasien yang
sedang dalam kondisi terminal cenderung memiliki perasaan maupun prilaku yang berubah
dari biasanya. Disini peran seorang perawat sangat dibutuhkan dalam membangun psikologi
pasien dan membimbing pasien menuju sikap dan penerimaan yang lebih baik.

3.2 Saran
Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang sering terjadi dan sering
menyebabkan kematian untuk itulah diperlukan pemahaman terhadap penyakit kanker baik
itu pengobatan maupun pencegahan terhadap penyakit kanker. Selain pemahaman terhadap
kanker payudara diperlukan juga pemahaman terhadap perawatan pasien terminal. Hal ini
diperlukan karena pada kanker payudara stadium akhir kemungkinan untuk bertahan hidup
sangat kecil. Jadi, perawat diharapkan mampu memahami dan menguasai konsep dan asuhan
keperawatan terhadap kanker payudara, serta tidak lupa pula asuhan keperawatan pasien
terminal terhadap kanker payudara stadium IV.

DAFTAR PUSTAKA

De jong, Syamsuhadi. Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. 2005


Hidayat, Azis Alimul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
http://bared18.wordpress.com/2011/10/14/kanker-payudara-ca-mamae/
http://www.lenterabiru.com/2008/12/kanker-payudara.htm
Kozier, B. (1995). Fundamentals of nursing : Concept Procees and Practice, Ethics and Values.
California : Addison Wesley
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3, cet.1 Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius
Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Wahyuningsih dan Subekti. 2005. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

You might also like