You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASETIKA I

TABLET
ZETAMOL

Disusun oleh :
Nama : Linus Seta Adi Nugraha
No. Mahasiswa : 09.0064
Hari : Jumat
Tanggal Praktikum : 19 Maret 2010
Dosen Pengampu : Anasthasia Pujiastuti, S.Farm., Apt

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


AKADEMI FARMASI THERESIANA
SEMARANG
2010
PEMBUATAN TABLET METODE GRANULASI BASAH

1. TUJUAN

Mahasiswa dapat membuat tablet dengan metode granulasi basah.

2. DASAR TEORI

Tablet (compressi) merupakan sediaan padat kompak dibuat secara


kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaan
rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa bahan tambahan. (Anonim, 1995)
Tablet digunakan baik untuk tujuan pengobatan lokal atau
sistemik. Pengobatan lokal misalnya:
1. Tablet untuk vagina, berbentuk seperti amandel, oval, digunakan sebagai
antiinfeksi, antifungi, penggunaan hormon secara lokal.
2. Lozenges, trochisci digunakan untuk efek lokal di mulut dan tengorokan,
umumnya digunakan sebagai antiinfeksi. (Anief, M., 2005)
Pengobatan untuk mendapatkan efek sistemik, selain tablet biasa
yang ditelan masuk perut terdapat pula yang lain seperti:
1. Tablet bukal digunakan dengan cara dimasukkan di antara pipi dan gusi
dalam rongga mulut, biasanya berisi hormon steroid, absorpsi terjadi
melalui mukosa mulut masuk peredaran darah.
2. Tablet sublingual digunakan dengan jalan dimasukkan di bawah lidah,
biasanya berisi hormon steroid. Absorpsi terjadi melalui mukosa masuk
peredaran darah.
3. Tablet implantasi berupa pellet, bulat atau oval pipih, steril dimasukkan
secara implantasi dalam kulit badan.
4. Tablet hipodermik dilarutkan dalam air steril untuk injeksi untuk
disuntikkan di bawah kulit. (Anief, M., 2005)
Untuk membuat tablet diperlukan zat tambahan berupa:
1. Zat pengisi (diluents) dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet.
Biasanya digunakan Saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii
Phosphas, Calcii Carbonas dan zat lai yang cocok.
2. Zat pengikat (binder) dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak,
dapat merekat. Biasanya yang digunakan adalah mucilago gummi arabici
10 -20% (solution Methylcellulosum 5%)
3. Zat penghancur (disintegrant) dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam
perut. Biasanya yang digunakan adalah Amylum Manihot kering,
gelatinum, agar-agar, natrium alginate.
4. Zat pelican (lubricant) dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan
(matrys). Biasanya digunakan talcum 5%, Magnesii Stearas, Acidum
Stearicum. (Anief, M., 2005)
Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat
penyalut yang cocok, biasanya berwarna atau tidak :
 Tablet bersalut gula (sugar coating)
 Tablet bersalut kempa (press coating)
 Tablet bersalut selaput (film coating)
 Tablet bersalut enterik (enteric coating) (Anief, M., 2005).
Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat-zat lain, kecuali zat
pelican dibuat granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak
mengisi cetakan tablet dengan baik, maka dibuat granul agar mudah
mengalir (free flowing) mengisi cetakan serta menjaga agar tablet tidak
retak (capping) (Anief, M., 2005).

Dalam membuat granul ada 2 macam :


1. cara basah
2. cara kering atau disebut slugging atau pre compression (Anief, M., 2005).

Metode granuasi basah :


Langkah – langkah dalam metode granulasi basah :
 Menimbang dan mencampur bahan-bahan
Bahan aktif, pengisi, penghancur ditimbang sesuai yang dibutuhkan.
Untuk pencampuran biasanya menggunakan mixer atau blender, bahan
pengisi biasanya laktosa, kaolin, manitoll, amylum, gula bubuk.

 Pembuatan granuasi basah


Agar campuran serbuk mengalir bebas dan merata dari hopper kedalam
cetakan mengisinya dengan tepat dan merata, biasanya perlu mengubah
campuran serbuk menjadi granula yang bebas mengalir kedalam cetakan
disebut granulasi.

 Pengayakan adonan lembab menjadi pellet atau granul


Umumnya granuasi basah ditekan melaui ayakan no 6 atau 8, lalu
disalurkan kedalam fluidbeddriers dibuat granul dengan menekankan pada
alat yang dibuat berlubang – lubang.

 Pengeringan
Kebanyakan granul dikeringkan dalam cabinet pengering dengan system
sirkulasi udara dan pengendalian temperatur, pada metode ini granul
dikeringkan pada keadaan tertutup dan diputar – putar sambi1 dialirkan
udara yang hangat, pada proses ini campuran serbuk yang akan dibuat
granul diubah menjadi larutan atau suspensis dan disemprotkan,
dikeringkan dalam fluidizedbed untuk menghasilkan granul yang seragam
dan mudah mengalir.

 Pengayakan kering
Setelah dikeringkan granul dilewatkan melalui ayakan dengan lubang
lebih kecil dari yang biasa dipakai untuk pengayakan granulasi asli.

 Pencampuran bahan pelicin


Setelah pengayakan kering, biasanya bahan pelincir kering ditambahkan
kedalam granul.
 Pembuatan tablet dengan kompresi
Cara kerjanya memasukan granul kedalam ruang cetakan dan dikempa
oleh kedua gerakan punch atas dan bawah. (Ansel, 1982)

Syarat – syarat tablet :


1. memenuhi keseragaman ukuran
2. memenuhi keseragaman bobot
3. memenuhi waktu hancur
4. memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat
5. memenuhi waktu larut (dissolution test)
(Anief, M., 2005)

3. FORMULA

Formulasi tiap tablet: 1 batch 700 tablet


Paracetamol 250 mg
Laktosa 22 mg
Gelatin 10 mg
Explotab ® 15 mg
Mg stearas 3 mg
Aquadest secukupnya
Bobot tiap tablet 300mg

4. PEMERIAN

 Acetaminophenum (paracetamol)
Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit. Larut dalam air
mendidih, dan natrium hidroksida 1N, mudah larut dalam etanol.
Khasiat : analgetik antipiretik (Anonim,1995).
 Lactosum
Serbuk atau massa hablur keras putih atau putih krem, tidak berbau dan
rasa sedikit manis, stabil di udara tapi mudah menyerap bau. Mudah dan
pelan-pelan larut dalam air, dan lebih mudah larut dalam air mendidih,
sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam chloroform dan dalam
eter.
Khasiat : bahan pengisi (Anonim,1995).

 Gelatin
Lembaran, kepingan serbuk / butiran, tidak berwarna / kekuningan pucat,
baud an rasa lemah. Jika direndam dalam air mengembang dan menjadi
lunak, berangsur-angsur menyerap air 5 – 10 bobotnya. Larut dalam air
panas dan jika didinginkan terbentuk gudir, praktis tidak larut dalam
etanol (95%)P, dalam chloroform P dan dalam eter P, larut dalam
campuran gliserol P, dan air, jika dipanaskan lebih mudah larut, larut
dalam asam asetat P.
Khasiat : bahan pengikat (Anonim,1979).

 Explotab ®
Serbuk putih sampai putih pudar, tidak berbau, tidak berasa, serbuk yang
ringan, sangat higrokskopik. Tidak larut dalam air, praktis tidak larut
dalam diklorometana, simpan di tempat terlindung dari cahaya
Khasiat : bahan penghancur (Wade,Weller).

 Magnesii Stearas
Serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah khas, mudah melekat di
kulit, bebas dari butiran. Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam
eter.
Khasiat : bahan pelican (Anonim,1995).
5. PERHITUNGAN BAHAN

1 batch 700 tablet:


Paracetamol = 250 mg x 700 = 175 gr
Laktosa = 22 mg x 700 = 15,4 gr
Gelatin = 10 mg x 700 = 7 gr
Explotab ® = 15 mg x 700 = 10,5 gr
Mg stearas = 3 mg x 700 = 2,1 gr
Aquadest = secukupnya

6. CARA KERJA

Paracetamol + lactosum + explotab®, masukan mortir, aduk hingga


homogen

Gelatin + aquades ± 50ml, masukan cawan porselen, larutkan. Kemudian
dipanaskan diatas water bath, biarkan ± 5menit

Larutan gelatin, masukan campuran ke dalam mortir, aduk sampai
terbentuk massa yang siap digranulasikan (tambahkan aquades jika perlu)

Ayak adonan dengan ayakan no.16

Keringkan di dalam oven suhu 50 – 60o

Setelah kering, ayak dengan ayakan no.18

Timbang hasil granul yang diperoleh

Granul + Mg Stearas dalam botol kosong (secara tumbling) selama 5
menit

Kempa menjadi tablet dengan bobot 300mg ± 5% (285mg – 315mg)
7. EVALUASI TABLET

1. Pengamatan waktu alir dan sudut diam dari granul


2. Pengukuran diameter dan tebal tablet dengan alat mikrometer
untuk menguji keseragaman bentuk tablet
3. Uji kerapuhan tablet dengan alat Friability tester
4. Uji kekerasan tablet dengan alat Hardness tester
5. Uji keseragaman bobot tablet

8. PEMBAHASAN

Problema dan Penyelesaiannya

Sifat alir granul


Sifat alir granul memegang peranan penting dalam pembuatan
tablet. Apabila granul mudah mengalir, tablet yang dihasilkan mempunyai
keseragaman bobot yang baik. Faktor-faktor yang menentukan sifat alir
serbuk/granul adalah : kerapatan jenis, porositas, bentuk partikel, ukuran
partikel, kondisi percobaan dan kandungan lembab. Sifat alir serbuk dapat
ditetapkan dengan dua macam cara :
a. Metode langsung
Dengan mengukur secara langsung kecepatan alir sejumlah serbuk.
b. Metode tidak langsung
Dengan mengukur parameter sudut diam, atau dengan metode
pengetapan.
Pengukuran sifat alir granul dengan metode corong dipengaruhi oleh
beberapa kondisi pengamatan berikut :
a. Berat granul
b. Ukuran partikel granul
c. Diameter corong (atas dan bawah)
d. Panjang tangkai corong
e. Cara penuangan sampel
f. Pengaruh getaran luar
Penentuan sifat alir bahan serbuk atau granul diantaranya dapat
dilakukan dengan cara melakukan pengukuran sudut diam dan waktu alir.
Sudut diam adalah sudut yang dibentuk oleh tumpukan serbuk terhadap
bidang datar setelah serbuk tersebut mengalir secara bebas melalui suatu
celah sempit. Alat yang biasa digunakan adalah corong. Semakin kecil
sudut diam maka semakin mudah serbuk tersebut mengalir.
Selain sudut diam, waktu alir dapat digunakan untuk menentukan
sifat alir serbk atau granul. Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan
untuk mengalir dari sejumlah granul melalui lubang corong yang diukur
adalah sejumlah zat yang mengalir dalam suatu tertentu. Semakin baik
sifat alirnya maka akan semakin cepat waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan sejumlah berat tertentu serbuk atau granul. Sudut diam dapat
diukur dengan mengamati tinggi kerucut yang terbentuk (h cm) di atas alas
dengan diameter tertentu (d cm). Besar sudut diam dapat dihitung sebagai
berikut :

h
Tgα= 1
/2 D

α = sudut diam
h = tinggi kerucut tumpukan serbuk
D = diameter tumpukan serbuk
Umumnya granul dikatakan mengalir baik (free flowing) apabila
sudut diamnya labih kecil dari 50o. Jika sudut diam lebih besar dari 50o,
pada saat pentabletan akan detemui kesulitan.

Keseragaman bentuk tablet


Pengujian keseragaman tablet dilakukan dengan mengukur
diameter dan tebal tablet. Diameter dan tebal tablet diukur masing-masing
(pada pengujian kali ini dilakukan terhadap 20 tablet) dengan
menggunakan alat mikrometer. Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet
tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari empat per tiga tebal tablet.
(Anonim, 1995)
Kerapuhan
Kerapuhan tablet adalah persen bobot yang hilang setelah tablet
diguncang. Uji kerapuhan dilakukan dengan alat uji bernama Friability
tester. Uji kerapuhan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. 20 tablet dibersihkan dari debu
2. 20 tablet tersebut kemudian ditimbang
3. Kemudian dimasukan ke dalam alat uji
4. Alat diputar dengan kecepatan 50 Rpm, selama 100 kali putaran
5. Setelah selesai, tablet dikeluarkan dan dibersihkan dari debu
6. Kemudian tablet ditimbang lagi
7. Dihitung kehilangan bobot dalam presentase (Syarat : lebih kecil
dari 1%)

Kekerasan
Dihitung kekerasan tablet satu per satu dengan menggunakan alat
penguji kekerasan (Hardness tester), kemudian dihitung rata-ratanya.

Bentuk Tablet
Digunakan alat bernama mikrometer untuk mengukur diameter dan
tebal tablet satu per satu sebanyak 20 tablet. Setelah itu diteliti apakah
bentuk tablet memenuhi persayaratan keseragaman bentuk tablet, yaitu
diameter tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari empat per tiga kali
tebal tablet (Anonim, 1995)

Keseragaman bobot
Uji keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui apakah bobot
tablet yang dibuat sudah memenuhi syarat keseragaman bobot atau belum.
Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut (Anonim, 1979) :
1. Ditimbang 20 tablet dan dihitung bobot rata-ratanya.
2. Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang
ditetapkan pada kolom “A” dan tidak boleh ada satu tabletpun yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam
kolom “B”.
3. Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satu
tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-
rata yang ditetapkan dalam kolom “A” maupun kolom “B”.

Bobot rata-rata tablet Penyimpangan bobot rata-rata dalam %


A B
<25 mg 15 30
26-150 mg 10 20
151-300 mg 7,5 15
>300 mg 5 10

Data Hasil Praktikum

Data Sudut Diam


Granul sebelum ditambah Mg Stearat
Tinggi (h) Diameter (D) Sudut diam (α)
1 4,4 cm 14 cm 32,15o
2 4,4 cm 14 cm 32,15o
3 4,5 cm 13 cm 34,7o
Rata-rata sudut diam 33o

Granul setelah ditambah Mg Stearat


Tinggi (h) Diameter (D) Sudut diam (α)
1 4,3 cm 13 cm 33,49o
2 4 cm 13,5 cm 32,5o
3 3,6 cm 13,5 cm 28o
Rata-rata sudut diam 31,33o
Data waktu alir
Granul sebelum ditambah Mg Granul setelah ditambah Mg
Stearat Stearat
1 27 detik 24 detik
2 27 detik 24 detik
3 28 detik 23,5 detik
Rata-rata 27,3 detik Rata-rata 23,83 detik

Data Bentuk Tablet


Data dari 20 sampel tablet setelah dilakukan pengukuran dengan
mikrometer :
No. Diameter tebal No. Diameter tebal
1 11 mm 3 mm 11 11 mm 3 mm
2 11 mm 3 mm 12 11 mm 3 mm
3 11 mm 3 mm 13 11 mm 3 mm
4 11 mm 3 mm 14 11 mm 3 mm
5 11 mm 3 mm 15 11 mm 3 mm
6 11 mm 3 mm 16 11 mm 3 mm
7 11 mm 3 mm 17 11 mm 3 mm
8 11 mm 3 mm 18 11 mm 3 mm
9 11 mm 3 mm 19 11 mm 3 mm
10 11 mm 3 mm 20 11 mm 3 mm

Dari hasil di atas diketahui bahwa tablet yang dibuat telah memenuhi
persyaratan keseragaman bentuk tablet.

Data Kerapuhan Tablet


Berat 20 tablet sebelum di uji = 7,06 gram
Berat 20 tablet sesudah di uji = 7,02 gram
Kerapuhan tablet dihitung dengan rumus :

W1 – W2 x 100%
W1
Ket :
W1 = Berat sebelum di uji
W2 = Berat sesudah di uji
Maka data di atas dapat dihitung sebagai berikut :
7,06 – 7,02 x 100% = 0,56%
7,06

0,56% < 1%, hal ini menunjukan bahwa tablet memenuhi persyaratan
kerapuhan tablet.

Data Kekerasan Tablet


Uji kekerasan tablet melibatkan 5 buah tablet yang diambil secara acak
dan kemudian di uji dengan alat Hardness tester.
Tingkat kekerasan tablet setelah diuji adalah 3

Data Keseragaman Bobot


Berikut adalah data bobot dari 20 tablet
350 mg 360 mg 350 mg 350 mg 350 mg
350 mg 360 mg 360 mg 350 mg 350 mg
350 mg 350 mg 360 mg 360 mg 360 mg
350 mg 350 mg 350 mg 350 mg 350 mg

Berat seluruh 20 tablet = 7,06 gram


Berat rata-rata 1 tablet = 353 mg
Range A = 353 + (353 x 5%) = 370,65 mg
353 – (353 x 5%) = 335,35 mg
 335,35 – 370,65 mg
Range B = 353 + (353 x 10 %) = 388,3 mg
353 – (353 x 10 %) = 317,7 mg
 317,7 – 388,3 mg
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa tablet yang di uji telah
memenuhi keseragaman bobot.
9. KESIMPULAN
1. Pembuatan tablet dengan metode granulasi basah memerlukan
pengawet karena salah satu bahannya adalah air.
2. Pada saat pengeringan menggunakan oven harus secara merata
untuk menghindari tidak sempurnanya pengeringan.
3. Pada saat pengayakan, ukuran granul harus sesuai agar sifat alir
granul baik pada saat pencetakan.
10. DAFTAR PUSTAKA

Anief M., 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta.
Anief M., 1987, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta.
Anonim, 1995 Farmakope Indonesia, IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Semarang, 19 Maret 2010

Linus Seta Adi Nugraha

You might also like