Professional Documents
Culture Documents
PENDIDIKAN NASIONAL
Adi Kasman
Program Doktoral, Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Email: adi_payalumpat@yahoo.co.id
Abstrak
Secara historis pendidikan dalam bentuk madrasah tidak bisa diisolasikan dalam
sirah perjalanan bangsa Indonesia, pendidikan di madrasah merupakan kunci inti, satu-
satunya lembaga pendidikan yang telah lama tumbuh dan berkembang di Indonesia
sebelum pemerintah kolonial Belanda datang dan memperkenalkan sistem sekolah pada
abd ke-19. Kehadiran kolonial penjajah membuat sistem pendidikan menjadi dualisme
coraknya, dimana pendidikan Islam di madrasah pada saat itu terus berjalan dalam
rangka memperluas dan memperdalam ilmu pendidikan tentang ke-Islaman bagi warga
negara bangsa Indonesia yang beragama Islam dan dilain sisi sekolah yang dibangun
pemerintah kolonial juga terus berjalan. Keduanya berjalan dalam kondisi yang sangat
berbeda baik dalam pemberian materi pembelajaran maupun dalam segi performencenya.
Abstract
Historically education in the form of madrasah can not be isolated in the history
of the nation of Indonesia, education in madrasah is the core key, the only educational
institution that has long been growing and developing in Indonesia before the Dutch
colonial government came and introduced the school system on the 19th abd. The colonial
presence of the colonials made the education system into a duality of its style, where
Islamic education at the madrasah at that time continues to run in order to expand and
deepen the science of education about the Islamization for Indonesian nationals who
are Muslims and on the other side of the school built by the colonial government also
continues to run . Both run in very different conditions both in the provision of learning
materials and in terms of performance.
48 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, utuh kepada manusia, masyarakat dan
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara dunia pada umumnya. Dengan cara
yang demokratis serta bertanggung jawab. demikian maka seluruh aspek kehidupan
(http://makalah28.blogspot.co.id/2015/11/ manusia akan mendapatkan sentuhan-
makalah-pendidik an-islam-sebagai.html) sentuhan ilahiyah yang transendental.
Pasal ini menurut Tafsir masih Sebagai lembaga Pendidikan Islam
belum secara konkrit menyatakan dalam bentuk madrasah, ada berbagai
keimanan menjadi inti pendidikan upaya peningkatan kualitas madrasah,
nasional. Sehingga inilah yang menjadi baik dari segi kelembagaan, sumber
pokok permasalahan dan akibatnya parah daya manusia, maupun kurikulum, pada
sekali dimana keimanan tidak menjadi dasawarsa terakhir ini, mulai menemukan
inti kurikulum sekolah, selanjutnya momentum ketika UU No.2/1989
pelaksanaan pendidikan disekolah tidak kemudian diperkuat oleh UU No. 20/2003
menjadikan pendidikan keimanan sebagai tentang Sistem Pendidikan Nasional
inti semua kegiatan pendidikan dan lebih (Sisdiknas) ditetapkan. Pada perkembangan
jauh lulusan sekolah kita tidak memiliki berikutnya, konsep kesederajatan madrasah
keimanan yang kuat. melalui peningkatan kualitas madrasah
Tetapi setidak-tidaknya telah ditetapkan dalam UU no, 20/2003 tersebut.
nampak bahwa UU Sisdiknas menjadi Merujuk pada UU tersebut, madrasah
penengah sehingga, ada integrasi menjadi subsistem, bahkan bagian yang
interkoneksi antara pendidikan di madrasah integral dari sistem Pendidikan Nasional.
dengan pendidikan nasional. Oleh karena itu status madrasah sebagai
Dengan adanya peraturan lembaga Pendidikan “kelas dua” tidak lagi
pemerintah tersebut diharapkan pendidikan menemukan justifikasinya, paling tidak
di madrasah menjadi pendidikan yang secara legal formalistis, karena berkat UU
mendasarkan konsepsinya pada ajaran itulah status madrasah sama dan sederajat
tauhid. Dengan dasar ini maka orientasi dengan sekolah-sekolah umum yang berada
pendidikan Islam di madrasah diarahkan di bawah naungan Kementrian Pendidikan
pada upaya mensucikan diri dan dan kebudayaan.
memberikan penerangan jiwa, sehingga Dengan demikian, penerapan UU
setiap manusia mampu meningkatkan No.20/2003 dan UU No. 2/1989 merupakan
dirinya dari tingkatan iman ke implementasi dari komitmen pemerintah
tingkat ihsan yang melandasi seluruh untuk mengintegrasikan madrasah ke
bentuk kerja kemanusiaannya (amal saleh). dalam Sistem Pendidikan Nasional.
Dengan demikian pendidikan Islami tidak Dalam UU No. 2/1989, misalnya sejumlah
lain adalah upaya mengefektifkan aplikasi peraturan yang mengiringinya, madrasah
nilai-nilai agama yang dapat menimbulkan diredifinisikan sebagai “Sekolah umum
tranformsi nilai dan pengetahuan secara berciri khas Islam”. Dengan demikian,
50 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
Jamhari (dalam J. Burhanudin, 2006:12), besar Departemen Agama, baik untuk
tantangan dan problem internal madrasah melanjutkan pelajaran maupun untuk
pasca modernisasi dan tantangan globalisasi lapangan pekerjaan (Haidar, 2013:47).
saat ini dan masa depan, secara umum Pada tahap ini madrasah belum dipandang
adalah terkait dengan tiga hal; (1) jenis sebagai bagian dari sistem pendidikan
pendidikan yang dipilih dan dilaksanakan; nasional, tetapi merupakan lembaga
(2) persoalan identitas kelembagaan; pendidikan di bawah Menteri Agama. Hal
dan (3) penguatan kelembagaan dan ini disebabkan sistem pendidikan madrasah
manajemen. menurut pemerintah (Departemen P&K)
Sejak diterapkannya sistem lebih didominasi “muatan-muatan agama,
pendidikan Islam di Indonesia pada awal menggunakan kurikulum yang belum
abad ke-20, madrasah telah menampilkan berstandar, memiliki struktur yang tidak
identitasnya sebagai lembaga pendidikan seragam, dan memberlakukan manajemen
Islam. Identitas itu tetap dipertahankan yang kurang dapat dikontrol oleh
kendatipun harus menghadapi berbagai pemerintah (Husni, 2005:17).
tantangan dan kendala yang tidak Fenomena dan anggapan yang
kecil, terutama pada masa penjajahan. miring terhadap pola pendidikan di
Sebagaimana diketahui, pada masa itu madrasah seperti itu tidak dapat diterima
banyak sekali peraturan-peraturan yang lagi dalam sub-sistem pendidikan nasional
ditarapkan oleh pemerintah Hindia di era reformasi, karena pada hakikatnya
Belanda, yang pada intinya tidak lain pendidikan Islam dalam konteks sistem
adalah untuk mengontrol atau mengawasi madrasah dijadikan sebagai bagian
madrasah karena pemerintah takut dari su-sistem pendidikan nasional yang
kebijakan tersebut akan muncul gerakan tujuannya untuk terwujud manusia-
atau ideologi perlawanan yang akan manusia yang cerdas dan trampil, insan
mengancam kelestarian penjajahan mereka kamil atau manusia yang memiliki nilai-
di bumi Indonesia ini. Ekses dari ketakutan nilai ritual shaleh di satu sisi dan juga
yang berlebihan itu mencapai puncaknya shaleh sosial di pihak lain, gambaran
ketika banyak madrasah yang ditutup yang dicita-citakan dan diidealkan ini
karena dianggap melanggar ketentuan yang secara implisit akan memberikan suatu
digariskan oleh pemerintah Hindia Belanda cerminan ciri kualitas masyarakat bangsa
saat itu (Maksum, 1999:76). Konsentrasi Indonesia seutuhnya sebagaimana yang
utama madrasah pada fase ini adalah digambarkan dalam Undang-Undang
pengembangan ilmu -ilmu agama, karena Sisdiknas (Malik, 1998:30). Dengan
itu ruang gerak madrasah lebih terbatas lahirnya Undang-Undang No. 2 Tahun
baik dari segi melanjutkan pelajaran 1989 dan disempurnakan dengan Undang-
maupun lapangan kerja. Tamatan madrasah Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
seperti halnya berada dan menjadi keluarga Pendidikan Nasional, ini memberikan
52 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
Islam dan kondisi bangsa Indonesia dalam Islam di madrasah sekarang ini belum
hal keturunan dan pluralisme. Untuk mampu untuk merespon terhadap semua
itu para pelaku pendidikan Islam harus harapan yang diinginkan oleh semua
mempersiapkan diri dan meningkatkan pihak, menghadapi tantangan yang begitu
kualitas keilmuan untuk menjadikan kompleks baik internal maupun eksternal.
Indonesia sebagai qiblat pendidikan Sebagai sub sistem pendidikan nasional,
Islam. Selama ini ada kesan qiblat dan agar tidak tereliminasi dari mainstream
pusat pendidikan Islam berada di negara- pendidikan nasional, lembaga pendidikan
negara Timur Tengah yang menggunakan Islam khususnya madrasah harus segera
bahasa Arab. (http:/news.metrotvnews. mereposisi diri sesuai dengan semangat
com/read/2014/12/17/ 332981/Indonesia- perubahan pada era globalisasi ini.
layak-jadi-kiblat-pendidikan-islam-dunia. Meskipun harus jujur diakui tantangan
diakses 10 Oktober 2016) yang dihadapi oleh madrasah lebih besar
Untuk mengantisipasi serta dan berat dibanding dengan sekolah umum,
merespon itu semua, maka pendidikan Islam terutama bila dikaitkan dengan realitas
di madrasah dibutuhkan sebuah sistem objektifnya, di mana secara umum lembaga
pendidikan yang universalis-komprehensif pendidikan Islam menghadapi problem
secara kelembagaan dan keilmuan, ada internal yang belum terselesaikan sampai
keseimbangan antara nilai dan sikap, sekarang. Oleh karena itu timbul pertanyaan
kecerdasan emosional, kecerdasan bagaimana menciptakan pendidikan Islam
spiritual, ketrampilan serta kemampuan di madrasah bermutu? Untuk merespon
komunikasi, dengan sendirinya dibutuhkan itu ada beberapa faktor yang sangat erat
manusia-manusia unggul yang kreatif, kaitannya dengan peningkatan mutu
inovatif, responsif, intergritis, dinamis, (kualitas), yaitu: raw input (bahan baku),
berakhlaq al-karimah, penuh percaya diri, pendidik, sarana dan fasilitas, metode,
sangat menghargai waktu, serta melihat kurikulum, manajemen, lingkungan
dan menjadikan orang lain sebagai mitra (environment), proses pembelajaran.
untuk memakmurkan dan memajukan Semua aspek tersebut menjadi landasan
kehidupan berlandaskan prinsip-prinsip pokok bagi pengembngan pendidikan
dan tujuan akhir pendidikan Islam di Islam yang bermutu di madrasah, yaitu:
madrasah, yaitu untuk menghasilkan out- 1. Membangun pendidikan integrated
put yang beriman, bertaqwa, berilmu, fisik nonfisik (akal, qalb, nafs)
beramal sesuai dengan cita-cita “Dinul dan ketrampilan sehingga muncul
Islam”, ةرخآلاو ايندلا ىف ةنسحyaitu kecerdasan intelektual, emosional,
untuk memperoleh kebahagiaan sementara dan spiritual.
di dunia dan kebahagiaan yang hakiki dan 2. Memanfaatkan pengajaran yang
abadi di akhirat kelak nanti. berbasis teknologi globalisasi,
Namun realitas pendidikan teknologi pembelajaran jarak jauh,
54 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
Untuk menghadapi berbagai macam dalam keadaan damai maupun perang,
problematika tantangan zaman tersebut dan juga menyiapkan untuk menghadapi
dan sekaligus mensikapi serta mencarikan masyarakat dengan segala kebaikan dan
untuk menemui solusi yang lebih baik kejahatannya, manis dan pahitnya.
sebagai upaya untuk mengembangkan Sebagai sub-sistem pendidikan
dan memberdayakan sistem pendidikan di nasional, visi dan misi pendidikan Islam
madrasah, maka sudah saatnya para tokoh di madrasah tentu harus sesuai dan sejalan
pemikir, pemerhati, dan juga pengamat dengan visi dan misi pendidikan nasional.
pendidikan bangkit semangat jihadnya Visi pendidikan nasional tersebut tidak lain
untuk merekonstruksi dan mengkonstruksi, adalah mewujudkan manusia Indonesia
menawarkan ide, gagasan, dan konsep yang taqwa dan produktif sebagai anggota
pemikiran upto-date tentang konsep sistem masyarakat Indonesia yang bhinneka
pendidikan di madrasah yang efektif, (Tilaar, 2000:149). Pendidikan di madrasah
efisien, tepat guna dan berhasil guna untuk yang telah diakui dan telah dimasukkan
menjadi mediator pelaksana pendidikan kedalam sub-sistem pendidikan nasional
kepada masyarakat dalam semua tentu harus memiliki ciri khas yang sejati
tingkatannya. Sehingga sistem pendidikan dari pendidikan Islam tersebut. Hal ini
di madrasah yang ditawarkan tersebut akan tepat sekali menurut penulis apa yang
berfungsi sebagai jembatan pembudayaan dikatakan oleh Sarkowi Suyuti (dalam
umat manusia yang berlandaskan nilai- Malik, 1998:1), bahwa pendidikan Islam
nilai kultural yang Islami. harus memiliki tiga ciri khasnya yaitu:
Dengan demikian, uot-put sistem 1. Suatu sistem pendidikan yang
pendidikan di madrasah akan mampu didirikan karena didorong oleh
memenuhi tugasnya sebagai insan ciptaan hasrat untuk mengejawantahkan
Allah menjadi hamba-Nya yang sempurna nilai-nilai Islam;
dan terpilih sebagai khalifah-Nya di muka 2. Suatu sistem yang mengajarkan
bumi sebagaimana dalam ajaran Islam ajaran Islam dan;
itu sendiri, dan menjadi warga negara 3. Suatu Sistem pendidikan Islam
yang multi-guna. Hal ini sebagaimana yang meliputi kedua hal tersebut.
pendapat Yusuf Al-Qardhawi yang Di samping memiliki tiga ciri khas
dikutip oleh Azyumardi Azra (2000:5), tersebut, pendidikan Islam di madrasah
bahwa pendidikan Islam itu, tentu yang dalam perjalanan sejarah yang sangat
dimaksudkan di sini adalah pendidikan panjang yang tidak jarang mendapat
di madrasah bertujuan mendidik manusia tekanan dan kurang mendapat perhatian
seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan dari pemerintah dalam dua era, yaitu era
jasmaninya, akhlak dan ketrampilannya. Orde Lama dan Era Orde Baru, namun
Untuk itulah, pendidikan di madrasah pendidikan Islam di madrasah telah
menyiapkan peserta didik untuk hidup baik berhasil dalam mengatasi situasi dan
56 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
lebih mendalam secara terus menerus di guna dan berhasil guna dalam upaya
alam otonomi dan desentralisasi pendidikan menyelenggarakan pemerintahan,
(Muhaimin, 2006:87). pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan
Pelaksanaan otonomi dan kepada masyarakat, pemerintah Orde Baru
desentralisasi daerah di Indonesia dapat membentuk peraturan no 45 Tahun 1992
dilacak dalam kerangka konstitusi NKRI. tentang penyelenggaraan Otonomi Daerah
Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh dengan titik berat pada Daerah Tingkat II.
Made Auwandi bahwa, dalam UUD 1945 Peraturan ini merupakan pelaksanaan Pasal
terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan 11 ayat (1) Undang-Undang No. 5 Tahun
yakni, nilai unitaris dan nilai desentralisasi 1974 yang mengatur titik berat Otonomi
teritorial. Nilai dasar unitaris diwujudkan Daerah diletakkan pada Daerah Tingkat
dalam pandangan bahwa Indonesia tidak II, dan ayat (2) yang mengamanatkan
akan mempunyai kesatuan pemerintah lain pelaksanaannya diatur dengan peratruran
di dalamnya yang bersifat negara. Artinya pemerintah (Hendratno, 2009:148).
kedaulatan yang melekat pada rakyat, Seiring berjalan waktu, pergeseran sistem
bangsa dan negara Republik Indonesia pemerintahan yang selama kurun waktu
tidak akan terbagi di antara kesatuan- sebelum terjadi peristiwa reformasi
kesatuan pemerintahan. Sementara itu nilai tahun 1998, pendidikan di Indonesia
dasar desentralisasi teritorial diwujudkan berjalan secara dualisme (Sekolah dan
dalam penyelenggaraan pemeritahan di Madrasah), pemerintah pada saat itu
daerah dalam bentuk otonomi daerah. lebih memperhatikan dan mengutamakan
Dikaitkan dengan dua nilai dasar konstitusi pendidikan umum, meskipun pendidikan di
tersebut, penyelenggaraan desentralisasi madrasah juga tidak dikesampingkan akan
di Indonesia terkait erat dengan pola tetapi dari segi fasilitas dan pendanaannya
pembagian kekuasaan antara pemerintah jauh berbeda.
pusat dan pemerintah daerah. Hal ini karena Memasuki era reformasi dan
dalam penyelenggaraan desentralisasi globalisasi, upaya pemerintah untuk
selalu terdapat dua elemen penting, memperbaiki pendidikan madrasah di
yakni pembentukan daerah otonom dan Indonesia dapat dilihat komitmennya dalam
penyerahan kekuasaan secara hukum dari penyusunan UU Sisdiknas 2003, walaupun
pemerintah pusat ke pemerintah daerah perbaikannya belum dilakukan secara
untuk mengatur dan mengurus bagian- mendasar, sehingga terkesan seadanya
bagian tertentu urusan pemerintahan. saja. Usaha pembaharuan dan peningkatan
(http://ejournal.narotama.ac.id/.../ pendidikan di madrasah sering bersifat
Konsepsi%20Dasar%20Otonomi%20Da sepotong-sepotong atau tidak komprehensif
(di akses 27 oktober 2016). dan menyeluruh serta sebagian besar
Untuk menyelenggarakan sistem dan lembaga pendidikan madrasah
otonomi daerah yang lebih berdaya belum dikelola secara professional (Hujair,
58 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
dan prinsip Negara Kesatuan Republik karena itu, negara berkewajiban untuk
Indonesia berdasarkan Undang-Undang mengembangkan sistem pendidikan
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun di madrasah sebagai salah satu jenis
1945, yang dipimpin oleh seorang gubernur. pendidikan keagamaan dalam sistem
Jika disandingkan, dapat disimak pendidikan nasional.
bahwa tidak terdapat perbedaan yang Paradigma dalam perspektif
mendasar antara konsep “otonomi” dan Pemerintah Pusat, di mana ada dua tujuan
“otonomi khusus” dalam regulasi di utama kebijakan otonomi daerah. Pertama,
atas. Keduanya bermakna sama, yaitu untuk mempercepat terealisasikan
kewenangan, yang melekat pula hak kemakmuran rakyat melalui peningkatan,
dan kewajiban, untuk mengatur dan pelayanan, pemberdayaan, dan peran
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan serta masyarakat, serta peningkatan daya
kepentingan masyarakat setempat. Hal ini saing daerah dengan memperhatikan
juga tidak berbeda dengan muatan pada prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,
pasal 2 ayat (3) UU No. 32 Tahun 2004 keistimewaan, dan kekhususan suatu
yang menyebutkan bahwa Pemerintah daerah dalam bingkai Negara Kesatuan
daerah menjalankan otonomi seluas- Republik Indonesia. Kedua, untuk
luasnya, kecuali urusan yang menjadi meningkatkan efektifitas dan efisiensi
urusan Pemerintah (pusat), dengan tujuan penyelenggaraan pemerintah daerah.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Penerapan otonomi daerah tersebut
pelayanan umum, dan daya saing daerah. untuk dapat mengembangkan kesetaraan
kebijakan guna meningkatkan partisipasi
C. Kesimpulan siyasah pemerintah daerah dalam rangka
demokratisasi dan penyelenggaraan
Pendidikan di madrasah merupakan
pembangunan sehingga daerah benar-
bagian yang integral dari Sistem
benar dapat mewujudkan visi dan misinya
Pendidikan Nasional. Sebagai bagian dari
dalam rangka mengisi dan menjalankan
sistem pendidikan nasional, pendidikan
undang-undang otonomi daerah tersebut,
di madrasah mendapat legitimasi untuk
sehingga tidak ada kesan bahwa pemerintah
eksis dan mendapatkan tempat untuk
pusat hanya sekedar memberi peluang
hidup dan berkembang di Indonesia untuk
untuk daerah mengurus lajunya sistem
memenuhi kebutuhan pendidikan bagi
pemerintahan di bawah otoritas pemerintah
masyarakat Islam sebagai warga mayoritas.
pusat.
Akomodasi negara terhadap sistem
pendidikan di madrasah menjadikan sistem
Daftar Pustaka
dan lembaga pendidikan Islam memiliki Agung Djojosoekarto, dkk, Kebijakan
landasan kuat untuk dikembangkan dengan Otonomi Khusus Di Indonesia,
support dana dan atensi dari negara. Oleh Cet. I, (Jakarta: Kemitraan Bagi
Pembaruan Tata Pemerintahan di
60 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018