You are on page 1of 7

Kanker Vulva

1.Definisi

Kanker primer vulva mewakili 3% sampai 5% dari semua malignansi ginekologi dan tampak
hampir selalu pada wanita pascamenopause meski angka kejadiannya pada wanita yang
lebih muda meningkat.

Karsinoma vulva adalah penyebab 3% sampai 4% dari semua kanker genetalia primer pada
perempuan.

2. Epidemiologi

Usia rata – rata perempuan dengan karsinoma in situ adalah 44 tahun; untuk
karsinoma mikroinvasif adalah 58 tahun dan untuk karsinoma invasive yang sebenarnya
adalah 61 tahun. Wanita kulit putih lebih banyak yang terserang disbanding wanita nonkulit
putih. Karsinoma sel skuamosa menyebabkan sebagian besar tumor vulva. Angka
kejadiannya lebih tinggi pada wanita hipertensi, obesitas dan diabetes.

3. Etiologi / Faktor Predisposisi

Etiologi terjadinya kanker vulva belum diketahui secara pasti, namun yang menjadi faktor
terjadinya kanker vulva adalah penyakit menular seksual, diantaranya :

 Penyakit menular seksual granulomatosa


 Sifilis
 Herpes hominis tipe II
 Kondiloma akuminata
 Infeksi dari HPV (virus yang menyebabkan kutil genetalia dan ditularkan melalui
hubungan seksual)
 Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina
 Diabetes
 Obesitas
 Hipertensi
 Usia
 Hubungan seksual pada usia dini
 Berganti-ganti pasangan seksual
 Merokok
 Virus HIV menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh sehingga lebih
mudah mengalami infeksi HPV menahun
 Golongan sosial-ekonomi rendah. Hal ini berhubungan dengan ketidakmampuan
dalam membiayai diri ke pelayanan kesehatan
 Neoplasia intraepitel vulva (NIV)
 Liken sklerosus. Penyakit ini menyebabkan kulit vulva menjadi tipis dan gatal.
 Peradangan vulva menahun
 Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain vulva.

4. Klasifikasi

Adapun klasifikasi dari kanker vulva adalah :

 Karsinoma in situ (karsinoma dengan lesi intraepitel vulva)


 Karsinoma vulva invasif

5. Gejala Klinis

Gejala klinis dari kanker vulva adalah :

 Pruritus lama (gejala utama kanker vulva)


 Perdarahan
 Rabas berbau busuk
 Nyeri juga terkadang dapat timbul
 Terdapat lesi awal yang tampak sebagai dermatitis kronis kemudian dapat
ditemukan pertumbuhan benjolan yang terus tumbuh dan menjadi keras,
mengalami ulserasi seperti bunga kol

Bagian yang paling sering terkena karsinoma adalah labia, dimana labia mayora tiga kali
lebih sering terkena daripada labia minora dan klitoris. Gambaran keseluruhan lesi kanker
vulva adalah datar atau timbul dan berbentuk makulopapular atau verukosa. Lesi dapat
hiperpigmentasi (coklat), merah atau putih.

6. Pemeriksaan Fisik (Fokus ke bagian genital)

Inspeksi

 Adanya lesi seperti bunga kol berwarna cokelat, merah atau putih
 Keluarnya cairan encer dari vagina dan berbau busuk
 Pendarahan yang terjadi, volume darah yang keluar
 Ekspresi wajah ibu menahan nyeri (meringis)
 Raut wajah pucat
 Pasien tampak menggaruk bagian genital

Palpasi

 Teraba benjolan yang terus tumbuh menjadi keras di bagian vulva

7. Pemeriksaan Penunjang

 Pulasan Pap pada serviks (Pap Smear)

Test ini mendeteksi adanya perubahan-perubahan sel leher rahim yang abnormal, yaitu
suatu pemeriksaan dengan mengambil cairan pada laher rahim dengan spatula kemudian
dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop.

 Pemeriksaan bimanual
 Sistoskopi
 Proktoskopi
 Pemeriksaan foto thorak
8. Diagnosis / Kriteria diagnosis

Hasil pemeriksaan positif :

Dari hasil biopsi terdapat sel – sel ganas pada sel skuamosa di daerah vulva. Biopsi harus
dilakukan pad semua lesi vulva yang menetap, yang mengalami ulserasi atau yang tidak
sembuh dengan cepat setelah terapi yang sesuai. Lesi mulai tumbuh pada permukaan kulit
dan dapat dengan mudah dikenali sebagai ulkus kecil yang menjadi iritasi atau gatal atau
meningkat ukurannya. (Smeltzer,2002;1565)

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil biopsi jaringan.
Staging (Menentukan stadium kanker)

Staging merupakan suatu proses yang menggunakan hasil-hasil pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan diagnostik tertentu untuk menentukan ukuran tumor, kedalaman tumor,
penyebaran ke organ di sekitarnya dan penyebaran ke kelenjar getah bening atau organ
yang jauh.

Dengan mengetahui stadium penyakitnya maka dapat ditentukan rencana pengobatan yang
akan dijalani oleh penderita.

Jika hasil biopsi menunjukkan bahwa telah terjadi kanker vulva, maka dilakukan beberapa
pemeriksaan untuk mengetahui penyebaran kanker ke daerah lain:

- Sistoskopi (pemeriksaan kandung kemih)

- Proktoskopi (pemeriksaan rektum)

- Pemeriksaan panggula dibawah pengaruh obat bius

- Rontgen dada

- CT scan dan MRI.

8. Komplikasi

 Infeksi luka dan sepsis


 Trombosis vena profunda
 Hemoragi
11. Penatalaksanaan Medis

Terdapat 3 jenis pengobatan untuk penderita kanker vulva:

1. Pembedahan

- Eksisi lokal radikal : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah besar jaringan normal di
sekitar kanker, mungkin juga disertai dengan pengangkatan kelenjar getah bening

- Bedah laser : menggunakan sinar laser untuk mengangkat sel-sel kanker

- Vulvektomi skinning : dilakukan pengangkatan kulit vulva yang mengandung kanker

- Vulvektomi simplek : dilakukan pengangkatan seluruh vulva

- Vulvektomi parsial : dilakukan pengangkatan sebagian vulva

- Vulvektomi radikal : dilakukan pengangkatan seluruh vulva dan kelenjar getah bening di
sekitarnya.

- Eksenterasi panggul : jika kanker telah menyebar keluar vulva dan organ wanita lainnya,
maka dilakukan pengangkatan organ yang terkena (misalnya kolon, rektum atau kandung
kemih) bersamaan dengan pengangkatan leher rahim, rahim dan vagina.

Untuk membuat vulva atau vagina buatan setelah pembedahan, dilakukan pencangkokan
kulit dari bagian tubuh lainnya dan bedah plastik.

2. Terapi penyinaran

Pada terapi penyinaran digunakan sinar X atau sinar berenergi tinggi lainnya utnuk
membunuh sel-sel kanker dan memperkecil ukuran tumor.

Pada radiasi eksternal digunakan suatu mesin sebagai sumber penyinaran; sedangkan pada
radiasi internal, ke dalam tubuh penderita dimasukkan suatu kapsul atau tabung plastik
yang mengandung bahan radioaktif.

3. Kemoterapi

Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat tersedia
dalam bentuk tablet/kapsul atau suntikan (melalui pembuluh darah atau otot). Kemoterapi
merupakan pengobatan sistemik karena obat masuk ke dalam aliran darah sehingga sampai
ke seluruh tubuh dan bisa membunuh sel-sel kanker di seluruh tubuh.
Penatalaksanaan menurut stadium kanker vulva yaitu :

Pengobatan kanker vulva tergantung kepada stadium dan jenis penyakit serta usia dan
keadaan umum penderita.

Kanker vulva stadium 0

1. Eksisi lokal luas atau bedah laser, atau kombinasi keduanya

2. Vulvektomi skinning

3. Salep yang mengandung obat kemoterapi

Kanker vulva stadium I

1. Eksisi lokal luas

2. Eksisi lokal radikal ditambah pengangkatan seluruh kelenjar getah bening selangkangan
dan paha bagian atas terdekat pada sisi yang sama dengan kanker

3. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan pada salah
satu atau kedua sisi tubuh

4. Terapi penyinaran saja.

Kanker vulva stadium II

1. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan kiri dan
kanan. Jika sel kanker ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka dilakukan setelah
pembedahan dilakukan penyinaran yang diarahkan ke panggul

2. Terapi penyinaran saja (pada penderita tertentu).

Kanker vulva stadium III

1. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan dan kelenjar
getah bening paha bagian atas kiri dan kanan.

Jika di dalam kelenjar getah bening ditemukan sel-sel kanker atau jika sel-sel kanker hanya
ditemukan di dalam vulva dan tumornya besar tetapi belum menyebar, setelah
pembedahan dilakukan terapi penyinaran pada panggul dan selangkangan

2. Terapi radiasi dan kemoterapi diikuti oleh vulvektomi radikal dan pengangkatan
kelenjar getah bening kiri dan kanan

3. Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa kemoterapi.


Kanker vulva stadium IV

1. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon bagian bawah, rektum atau kandung
kemih ( tergantung kepada lokasi penyebaran kanker) disertai pengangkatan rahim, leher
rahim dan vagina (eksenterasi panggul)

2. Vulvektomi radikal diikuti dengan terapi penyinaran

3. Terapi penyinaran diikuti dengan vulvektomi radikal

4. Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa kemoterapi dan
mungkin juga diikuti oleh pembedahan.

Kanker vulva yang berulang (kambuh kembali)

1. Eksisi lokal luas dengan atau tanpa terapi penyinaran

2. Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon, rektum atau kandung kemih (tergantung
kepada lokasi penyebaran kanker) disertai dengan pengangkatan rahim, leher rahim dan
vagina (eksenterasi panggul)

3. Terapi penyinaran ditambah dengan kemoterapi dengan atau tanpa pembedahn

4. Terapi penyinaran untuk kekambuhan lokal atau untuk mengurangi gejala nyeri, mual
atau kelainan fungsi tubuh.

12. Pencegahan

Adapun cara pencegahan terkena kanker vulva adalah :

 Menghindari faktor resiko yang bisa dikendalikan


 Mengobati keadaan prekanker sebelum terjadinya kanker invasif

You might also like