You are on page 1of 8

TUGAS PEMECAHAN MASALAH TEKNIK KIMIA

Proses Simulasi Reaktor Metanol dari CO2 dan H2

Oleh:

Intan Siti Hardianti NIM.151424015

Kelas:4A-TKPB

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
I. PERMASALAHAN
Metil alkohol atau yang lebih dikenal dengan sebutan metanol merupakan produk
industri hulu petrokimia yang mempunyai rumus molekul CH3OH. Kondisi operasi
proses pembuatan metanol dapat berpengaruh terhadap konversi reaksi. Sehingga
dibutuhkan adanya studi optimasi kondisi operasi menggunakan software ASPEN
HYSYS version 8.8 untuk memperoleh kondisi optimum.
II. DATA INPUT
2.1 Input Data Reaksi
Data yang harus dimasukan pada properties bukan hanya jenis komponen dan fluid
package yang digunakan. Untuk sistem reaksi, diperlukan input data reaksi berupa
koefisien reaksi yang diinput seperti pada Gambar 2.1 dan kondisi operasi seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.2. Kemudian diinput data energi aktivasi (E) dan nilai A
untuk reaksi forward dan reaksi reverse seperti pada Gambar 2.3.

Gambar 2.1 Koefisien Reaksi

Gambar 2.2 Kondisi Operasi Reaksi


Gambar 2.3 Kinetika Reaksi

2.2 Input Data Feed


Data komposisi feed dimasukan seperti pada Gambar 2.5. Setelah itu kondisi
operasi dimasukkan seperti pada Gambar 2.6.

Gambar 2.5 Komposisi Feed

Gambar 2.6 Kondisi Operasi


2.3 Input Data Case Study
Case study merupakan tool dalam HYSYS yang digunakan untuk mensimulasikan
pengaruh satu variabel terhadapvariabel lainnya. Dalam simulasi ini, dilakukan kajian
mengenai pengaruh temperatur dan tekanan terhadap konversi reaksi. Case study
pertama dapat dilihat pada Ganbar 2.7 dan 2.8. Sedangkan case study kedua dapat
dilihat pada Gambar 2.9 dan 2.10.

Gambar 2.7 Pengaturan Case study Temperatur terhadap Konversi Reaksi


Gambar 2.8 Pengaturan Iterasi Simulasi Case Study Temperatur

Gambar 2.9 Pengaturan Case study Tekanan terhadap Konversi Reaksi

Gambar 2.10 Pengaturan Iterasi Simulasi Case Study Tekanan

III. METODA PENYELESAIAN/SOLUSI

BAHAN BAKU MASALAH SOLUSI

Syn Gas Konversi Reaksi Simulasi Kondisi


rendah Operasi
CO2 7%
(12 – 15%) -temperatur
H2 93%
-tekanan

Model kinetika reaksi mengikuti model dari Vanden dan Froment (1996) yang
mengajukan model kinetika reaksi sintesis metanol sebagai berikut:
𝐶𝑂2 (𝑔) + 3𝐻2 (𝑔) ↔ 𝐶𝐻3𝑂𝐻 (𝑔) + 𝐻2𝑂(𝑔)
Reaksi diatas merupakan reaksi eksotermis dan terjadi penurunan jumlah mol atau
volum. Untuk mencapai konversi kesetimbangan yang tinggi berdasar prinsip
kesetimbangan, maka diinginkan proses yang memiliki tekanan tinggi dan bersuhu
rendah. Namun di sisi lain, reaksi ini berlangsung atas bantuan katalis padat sehingga
memerlukan suhu yang tinggi untuk mencapai kecepatan reaksi yang tinggi. Spesifikasi
katalis yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Komposisi Katalis


Komponen Komposisi (%)
CuO 52,1
ZnO 26,6
Al2O3 6,2
ZrO2 15,1
Dengan demikian, diperlukan sebuah proses optimasi suhu demi mendapatkan
konversi yang optimal. Hasil simulasi berupa komposisi produk dapat dilihat pada
Gambar 3.1. Sedangkan hasil simulasi pada case study pertama dan kedua dapat dilihat
pada Tabel 3.1 dan 3.2.

Gambar 3.1 Hasil Komposisi Produk

Tabel 3.1 Hasil Simulasi Case study Temperatur terhadap Konversi Reaksi
Temperatur (oC) Konversi (%)
200 9
210 13
220 21
230 46
240 80
250 87
260 91
270 94
280 95
290 97,3
300 97,9
310 98,4
320 98,7
330 98,7
340 99
350 99,2

Tabel 3.2 Hasil Simulasi Case study Tekanan terhadap Konversi Reaksi
Tekanan (kPa) Konversi (%)
5000 84.1
7000 92.5
9000 95.6
11000 97.1
13000 98.0
15000 98.5
17000 98.9
19000 99.1
21000 99.3
23000 99.4
25000 99.5

IV. PEMBAHASAN/KOMENTAR

Gambar 4.1 Grafik Hasil Simulasi Case study Temperatur terhadap Konversi Reaksi

Berdasarkan Gambar 3.3, dapat diketahui bahwa semakin tinggi temperatur,


maka konversi reaksi akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena suhu yang
semakin tinggi akan mempengaruhi kecepatan reaksi sesuai dengan persamaan
Arhennius dimana semakin tinggi suhu maka nilai dari kecepatan reaksi juga akan
semakin besar (Levenspiel, 1999). Selain nilai kecepatan reaksi kenaikan suhu juga
mempengaruhi viskositas suatu zat. Semakin tinggi suhu akan menghasilkan viskositas
yang semakin rendah. Viskositas akan mempengaruhi kekentalan suatu zat, semakin
kecil nilai dari viskositas akan mempermudah suatu zat untuk bereaksi sehingga
menyebabkan nilai dari konversi meningkat pada reaktan dengan viskositas lebih
rendah pada suhu yang lebih tinggi.
-ln (1-XA) = k. t
k = A e -Ea/RT
Pemilihan temperatur optimum dapat dilihat dari kenaikan konversi yang
signifikan yaitu pada suhu 240oC. Penambahan suhu setelah 240oC dapat
meningkatkan konversi reaksi namun peningkatan konversi tidak terlalu signifikan.
Kurva kenaikan konversi menjadi semakin landai. Kondisi operasi yang dipilih
tergantung dari keinginan konversi reaksi. Untuk mencapai konversi reaksi sebesaar
95%, diperlukan suhu 280 oC.

Gambar 4.2 Grafik Hasil Simulasi Case study Tekanan terhadap Konversi Reaksi

Berdasarkan Gambar 3.5, dapat diketahui bahwa semakin tinggi tekanan, maka
semakin tinggi pula konversi reaksi yang diperoleh. Pemilihan temperatur optimum
dapat dilihat dari kenaikan konversi yang signifikan yaitu pada suhu 7000 kPa.
Penambahan suhu setelah 7000 kPa dapat meningkatkan konversi reaksi namun
peningkatan konversi tidak terlalu signifikan. Kurva kenaikan konversi menjadi
semakin landai. Kondisi operasi yang dipilih tergantung dari keinginan konversi
reaksi. Untuk mencapai konversi reaksi sebesaar 95%, diperlukan suhu 9000 kPa.

V. GAMBAR/SKEMA

DAFTAR PUSTAKA

Levenspiel, O.1999.Chemical Reaction Engineering Ed. 3rd.John Wiley and Sons:


New York
Vanden, B.K.M., and Froment, G.F., 1996, “A steady-state kinetic model for methanol
synthesis and the water gas shift reaction on a commercial Cu/ZnO/Al2O3
catalyst”, J. Cat., vol. 161, p. 1-10.

You might also like