You are on page 1of 10

Materi Daurah Ta’rifiyah

 TUJUAN PENYAJIAN MATERI :


1. Agar peserta tarbiyah senantiasa bersemangat untuk menuntut ilmu agama.
2. Agar peserta tarbiyah mengetahui bahwa mempelajari agama hukumnya wajib.
3. Agar peserta tarbiyah mengetahui bahwa ilmu agama lebih utama dari ilmu-ilmu yang lain.
4. Agar peserta tarbiyah mengetahui jalan untuk mendapatkan ilmu agama.

 Definisi Ilmu
1. Mengetahui sesuatu sebagaimana adanya.
 2+2 = 4  ilmu, karena sesuai dengan kenyataan
2+2 = 5  bukan ilmu, karena tidak sesuai dengan kenyataan
 Perang badar terjadi pada tahun ke 2 hijriyah  ilmu
Akan tetapi kalau ada orang yang mengatakan Perang Badar terjadi pada tahun ke 5 hijriyah,
meskipun dengan yakin dan diucapkan dengan semangat berapi-api itu bukan ilmu, namanya jahlul
muraqqab (kebodohan yang bertingkat) karena dia tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu
 Seandainya dia mengatakan saya tidak tahu maka itu adalah setengah dari ilmu karena dia tahu
bahwa dia tidak tahu
 Tapi jika dia bersikeras maka disebut jahal muraqqab karena dia tidak tahu bahwa dia tidak tahu

2. Yang dimaksud dengan ilmu jika disebutkan secara mutlak dalam nash Qur’an dan Sunnah adalah ilmu
agama.
 Dalam hadits : ”Menuntut ilmu agama diwajibkan atas setiap muslim”.
 Dalam al qur’an : “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak
disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-orang yang
berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan dia
(yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Ulama = ilmu fisika, biologi, matematika?
Yang dimaksud adalah orang yang berilmu agama

 Berkata Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhu, ”Ilmu itu ada tiga: kitab yang berbicara (Al Qur’an),
sunnah yang berlaku, dan perkataan saya tidak tahu”.
 Jangan menjawab jika kita tidak tahu tentang suatu perkara (jangan sok tahu) karena bisa
menyesatkan.
 Ini defenisi ilmu menurut para sahabat, bahwa ilmu itu ada tiga saja.
 Apakah para sahabat Ibnu Umar menafikkan ilmu yang lain sehingga mengatakan ilmu tiga saja,
padahal ketika itu banyak ilmu lain (ilmu perdagangan, astronomi ). Beliau mengatakan tiga saja
menunjukkan yang paling utama.
1 | Keutamaan Ilmu dan Adab Penuntut Ilmu
Materi Daurah Ta’rifiyah

 Berkata Asy Syafi'I, “Semua ilmu selain Al Quran menyibukkan, ilmu itu yang terdapat di
dalamnya qala dan haddatsana”.

 Berkata Ibnul Qayyim, “Ilmu itu adalah : Allah berfirman, Rasul bersabda dan para sahabat
berkata”.

 Hukum Menuntut Ilmu Agama


Hukum menuntut ilmu agama adalah wajib menurut keadaan masing-masing.

‫سل ٍِم‬ َ ٌ‫ب ا ْل ِع ْل ِم فَ ِريضَة‬


ْ ‫علَى ك ُِل ُم‬ َ ‫سله َم‬
ُ َ‫طل‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ ع َْن أَنَ ِس ب ِْن َمالِكٍ قَا َل قَا َل َر‬- ‫سنن ابن ماجه‬
‫سو ُل ه‬

Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersaba “Menuntut ilmu agama wajib bagi setiap muslim” [H.R. Ibnu
Majah]

Menurut keadaannya masing-masing, artinya:


 Sholat, puasa, wajib bagi semua muslim selama dia sudah baligh dan berakal. Tetapi masalah zakat
hanya untuk orang kaya saja, orang miskin tidak terkena kewajiban untuk mempelajarinya tapi kalau
dipelajari itu lebih utama (termasuk haji).
 Orang yang sudah aqil & baligh disebut Mukallaf = orang yangg dibebani syariat
 Agar mengurangi beban maka agama ini datang dengan banyak tarhib (motivasi) seperti surga, pahala,
dll.

 Keutamaan Ilmu Agama

a. Termasuk amal jariyah


Jariyah = berjalan
‫ص َد َق ٍة‬
َ ‫ع َملُهُ إِ هَّل مِ ْن ث َ ََلث َ ٍة إِ هَّل مِ ْن‬
َ ُ‫ع ْنه‬ َ َ‫سانُ ا ْنق‬
َ ‫ط َع‬ ِ ْ َ‫سله َم قَا َل إِذَا َمات‬
َ ‫اْل ْن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬
‫سو َل ه‬ ُ ‫ ع َْن أَبِي ه َُري َْرةَ أَنه َر‬- ‫صحيح مسلم‬
ُ‫َاريَ ٍة أ َ ْو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه أ َ ْو َولَ ٍد صَالِحٍ يَ ْدعُو لَه‬
ِ ‫ج‬

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Jika seseorang meninggal maka terputus amalnya kecuali 3:
shadaqah jariyah, ilmu yang diajarkannya, atau anak shalih yang mendoakannya “ [H.R. Muslim]

b. Pondasi amal
Imam Bukhari menamakan satu bab dalam kitab shahihnya dengan bab ilmu sebelum amal
berdasarkan QS. 47:19
     
  
   
  
“Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan
mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan
Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.” [Qs.Muhammad ayat 19]

2 | Keutamaan Ilmu dan Adab Penuntut Ilmu


Materi Daurah Ta’rifiyah

o Agar amal kita tidak sia-sia kita harus berilmu.


Misalnya, masuk masjid dengan kaki kanan. Orang yang tahu ilmunya mendapat pahala karena
niatnya mengikuti sunnah. Tapi jika orang yang tidak tahu bahwa hal itu adalah sunnah ketika
masuk mesjid kadang kanan kadang kiri. Dan jika kebetulan kaki kanan maka dia tidak mendapat
pahala, karena tidak meniatkan untuk mengamalkan sunnah, kenapa tidak meniatkan karena tidak
tau ilmunya.
o Dengan ilmu, perkara-perkara kecil dapat mendatangkan pahala.

c. Setara dengan jihad


QS. 9:122
    
      
   
   
   

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” [Qs:At Taubah ayat 122]

Ilmu itu ada 3 jengkal; Jengkal pertama: sombong;


Jengkal kedua : tawadhu;
Jengkal ketiga : dia sadar bahwa ternyata masih ada yang tidak dia ketahui.

d. Makanan ruh
Sebagaimana jasad, ruh pun butuh makanan.
Ibnul Qayyim menukil dari Imam Ahmad,
“Manusia lebih membutuhkan ilmu daripada makanan dan minuman karena makan dan
minum dibutuhkan 2 atau 3 kali dalam sehari sedangkan ilmu dibutuhkan setiap saat”

e. Allah memerintahkan nabiNya untuk meminta tambahan ilmu


QS. 20:114
     
    
     
  

3 | Keutamaan Ilmu dan Adab Penuntut Ilmu


Materi Daurah Ta’rifiyah

“Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al
qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu[*], dan Katakanlah: "Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." [Thaahaa ayat 114]
[*] Maksudnya: nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam dilarang oleh Allah
menirukan bacaan Jibril ‘alaihissalaam kalimat demi kalimat, sebelum Jibril
‘alaihissalaam selesai membacakannya, agar dapat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam menghafal dan memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu.
 Diperintahkannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk meminta tambahan imu dan tidak
diperintahkan untuk meminta tambahan reski dll, menunjukkan keutamaan ilmu

f. Jalan menuju surga


‫ط ِريقالا إِلَلى ا ْل ََنهل ِة‬
َ ‫َّللاُ لَلهُ بِل ِه‬ َ ‫س فِيل ِه ِع ْل املا‬
‫سل هه َل ه‬ ُ ِ‫ط ِريقالا يَ ْللتَم‬
َ َ‫سللَك‬
َ ‫عن إبي هريرة إن رسول هللا صلى هللا عليه و سلم قال َ َم ْن‬
)‫(رواه مسلم‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Barang siapa
meniti jalan untuk mencari ilmu dimudahkan baginya jalannya menuju surga” [HR. Muslim]

 Dengan ilmu, seseorang dapat mengetahui yang wajib dan yang sunnah, yang halal dan yang
haram, dsb.

g. Satu dari dua perkara yang dibolehkan hasad di dalamnya


‫علَلى َهلَ ََتِل ِه‬
َ ُ‫طه‬ َ َ‫لاَّل ف‬
َ ‫سلله‬ ‫س َد إِ هَّل فِي اثْنَتَي ِْن َر ُج ٌل آت َاهُ ه‬
‫َّللاُ َم ا‬ َ ‫سله َم ََّل َح‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬
‫سو ُل ه‬ ُ ‫سعُو ٍد يَقُو ُل قَا َل َر‬
ْ ‫َّللاِ بْن َم‬‫عبْد ه‬َ ‫ع َْن‬
ْ َ ‫ا‬
)‫َّللاُ حِ َْ َمة ف ُه َو يَق ِضي بِهَا َويُعَ ِل ُمهَا (متفق عليه‬ ِ ‫فِي ا ْلح‬
‫َق َو َر ُج ٌل آت َاهُ ه‬
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Tidak
boleh hasad kecuali pada dua perkara: laki-laki yang diberikan kepadanya harta lalu Allah memberikan
kepadanya kemudahan untuk menginfakkannya dalam haq dan laki-laki yang diberikan hikmah / ilmu
kepadanya dan dengan ilmunya dia mengajarkannya” [HR. Bukhari dan Muslim]

 Al ghitthah = menginginkan sesuatu tanpa kita mengharapkan sesuatu itu hilang dari orang lain
 Ketika Allah membolehkan hasad kepada 2 hal tsb menunjukkan keutamaannya

h. Tidak berkurang dengan dibagikan bahkan bertambah


Atsar Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu .
Ilmu di atas harta karena ilmu menjaga kita, namun harta harus dijaga. Dan harta jika
dibagikan akan berkurang, namun ilmu bila dibagikan maka akan bertambah

4 | Keutamaan Ilmu dan Adab Penuntut Ilmu


Materi Daurah Ta’rifiyah

 Keutamaan Ulama dan Para Penuntut Ilmu


1) Allah menyebutkan persaksian para ulama atas tauhid bersama persaksian Allah dan persaksian
malaikat
QS. 3:18
      
  
      
  
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang
menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-orang yang berilmu[*] (juga menyatakan yang
demikian itu). tak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.” [Al Imran ayat 18]
[*] ayat Ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu.

2) Merekalah orang yang takut kepada Allah


QS. 35:28
  
  
     
    
  
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang
ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut
kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[*]. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun.” [Faathir ayat 28]
[*] yang dimaksud dengan ulama dalam ayat Ini ialah orang-
orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.

3) Pewaris para Nabi


‫عن أبي الدرداء أن رسول هللا صلى هللا عليه و سلم قال إِنه ا ْلعُلَ َما َء َو َرثَةُ ْاْل َ ْنبِيَاءِ إِنه ْاْل َ ْنبِيَا َء لَ ْم يُ َو ِرثُوا دِينَ ا‬
‫ارا َو ََّل ِد ْر َه اما إِنه َملا‬
)‫َو هرثُوا ا ْل ِع ْل َم فَ َم ْن أ َ َخذَ ِب ِه أ َ َخذَ ِبح ٍَظ َواف ٍِر (رواه الترمذي‬

Dari Abu Darda’ radhiyallahu’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda


“Sesungguhnya ulama pewaris para Nabi. Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar
dan dirham. Sesungguhnya para nabi mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya
maka ……..” [HR. Tirmidzi]

5 | Keutamaan Ilmu dan Adab Penuntut Ilmu


Materi Daurah Ta’rifiyah

4) Manusia terbaik
َ ‫سله َم قَا َل َخي ُْر ُك ْم َم ْن تَعَله َم ا ْلقُ ْرآنَ َو‬
ُ‫عله َمه‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫ع ْنهُ ع َْن النه ِبي‬ ‫عثْ َمانَ َر ِض َي ه‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ‫ ع َْن‬- ‫صحيح البخاري‬

Dari Utsman radhiyallahu’anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Sebaik-baik kalian
adalah yang mempelajari al Qur’an dan mangamalkannya “ [HR. Bukhari]

5) Termasuk dalam umara


  
   
    
     
    
    
  
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Ulil amri umaraa & ulamaa’; diperintahkan untuk ditaati
Dari segi maknawiyah ulama lebih tinggi daripada pemimpin, karena ulama melurskan langkah mereka.

6) Didoakan oleh penduduk langit dan bumi


‫سلله َم َر ُج َلَل ِن أَحَل ُد ُه َما عَا ِبل ٌد َو ْاآ َخ ُلر عَلا ِل ٌم فَقَلا َل‬
َ ‫علَيْل ِه َو‬ ‫َّللاِ صَللهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ ‫سلو ِل ه‬ َ ‫ع ْن أ َ ِبي أ ُ َما َمةَ ا ْل َبا ِهلِي ِ قَلا َل ذُك‬
ُ ‫ِلر ل َِر‬ َ - ‫سنن الترمذي‬
‫سلله َم إِنه ه‬
َ‫َّللا‬ َ ‫علَيْل ِه َو‬ ‫َّللاِ صَللهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ ‫سلو ُل ه‬ َ
ُ ‫علَلى أ ْدنَلا ُك ْم ثُل هم قَلا َل َر‬ ْ َ‫علَلى ا ْلعَابِل ِد َكف‬
َ ‫ضللِي‬ َ ‫ض ُل ا ْلعَال ِِم‬ َ
ْ ‫سله َم ف‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬
‫سو ُل ه‬ ُ ‫َر‬
َ ْ
‫اس الخي َْر‬ ‫ه‬
ِ ‫على ُمعَ ِل ِم الن‬ َ َ َ‫صلون‬ ُّ َ ْ َ َ ‫ه‬
َ ُ‫ت َواْل َر ِضينَ َحت هى الن ْملة فِي جُحْ ِرهَا َو َحت هى ال ُحوتَ لي‬ َ ْ ِ ‫س َم َوا‬ ْ َ َ
‫َو َمَلئِ ََتَهُ َوأه َل ال ه‬

Dari Abu Umamah al Bahiliy radhiyallahu’anhu berkata disebutkan kepada Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wasallam tentang 2 orang, yang pertama adalah ahli ibadah dan yang kedua
adalah orang berilmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “keutamaan orang
berilmu di atas orang ahli ibadah seperti diriku di atas orang yang paling rendah di antara
kalian”. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ”sesungguhnya Allah dan para
malaikat dan penduduk langit dan bumi sampai semut di dalam lubangnya dan ikan-ikan di
laut bershalawat kepada yang mengajarkan agama kepada manusia” [HR. Tirmidzi]

7) Malaikat merendahkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu


َ َ ‫ِي فَقَا َل َما جَا َء بِكَ قُ ْلتُ ا ْبتِغَا َء ا ْل ِع ْل ِم قَا َل بَلَغَنِي أَنه ا ْل َم ََلئََِةَ ت‬
‫ض ُع أَجْ نِ َحتَهَا‬ ‫سا ٍل ا ْل ُم َراد ه‬ َ ُ‫ع َْن ِز ِر ب ِْن ُحبَي ٍْش قَا َل أَتَيْت‬
َ َ‫ص ْف َوانَ ْبن‬
‫ع ه‬
)‫ب ا ْل ِع ْل ِم ِرضاا ِب َما يَ ْف َع ُل (رواه الترمذي‬ َ ‫ِل‬
ِ ‫طا ِل‬
Dari Zir ibnu Hubaisy radhiyallahu’anhu berkata saya datang kepada Sufyan bin Assal al
Muraddiyyah, dia berkata “Apa yang mendatangkanmu kemari”. Saya menjawab “Saya
mencari ilmu”. Beliau berkata “sampai kepadaku bahwa malaikat meletakkan sayapnya
kepada penuntut ilmu karena mereka ridha dengan yang mereka kerjakan” [HR. Tirmidzi]

8) Dijauhkan dari laknat dan murka Allah


6 | Keutamaan Ilmu dan Adab Penuntut Ilmu
Materi Daurah Ta’rifiyah

‫سلله َم يَقُلو ُل أ َ ََّل إِنه الل ُّد ْنيَا َم ْلعُونَلةٌ َم ْلعُلونٌ َملا فِيهَلا إِ هَّل‬
َ ‫علَيْل ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ عن أبي ه َُري َْرةَ يَقُو ُل سَمِ عْتُ َر‬- ‫سنن الترمذي‬
‫سو َل ه‬
‫َّللاِ َو َما َو َاَّلهُ َوعَا ِل ٌم أ َ ْو ُمتَعَ ِل ٌم‬
‫ِذك ُْر ه‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata Saya mendengar dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam berkata “ Ketahuilah sesungguhnya dunia itu terlaknat. Terlaknat apa saja
yang di dalamnya kecuali dzikrullah dan apa yang mengantarkannya kepada dzikrulah dan
orang yang menuntut ilmu dan orang yang mengajarkan ilmu”[HR. Tirmidzi]

Rasulullah bersabda “Sesungguhnya Allah membenci setiap orang yang lami tentang urusan
dunia tetapi jahil di dalam urusan akhirat” [hadits hasan]

 Sarana Mendapatkan Ilmu


 Menghadiri majelis ilmu
 Banyak membaca
 Mendengarkan kaset ceramah
 Bertanya kepada para ulama

 Bagaimana Bisa Menguasai Ilmu Agama


 Ikhlas
“Barangsiapa yang mempelajari ilmu diantara ilmu-ilmu yang dengannya diharapkan wajah Allah, tapi
dia tidak mencari/mempelajari ilmu tersebut kecuali agar dia mendapatkan keuntungan dunia, maka
dia tidak bisa mencium baunya surga.”
 Padahal baunya surga dapat tercium dari 70 tahun perjalanan.
Jika kita berjalan menuju surga, maka 70 tahun sebelum kita sampai maka baunya sudah bisa
tercium, tapi orang yang tidak ikhlas dalam mempelajari ilmu agama maka dia tidak bisa mencium
baunya surga
Mis : Belajar agama karena mau dibilang banyak ilmunya, banyak hapalannya, karena mau
berdebat dengan orang yang bodoh, mau populer, mau dibilang pintar, dll.
 Harusnya kita belajar agama karena kita faham ini kewajiban dalam agama, Allah mewajibkan. Kita
belajar agama karena kita ingin mengetahui agama supaya kita bisa amalkan, supaya kita bisa
mengajarkannya dan mendapatkan pahala yang besar.
 Mujahadah
 Ilmu itu tidak bisa didapatkan dengan bersantai-santai
Seorang ulama berkata : ”Ilmu itu kalau anda berikan semua potensi yang anda miliki untuk bisa
mempelajari ilmu agama, maka dia hanya akan memberikan kepada anda setengah saja.”
 Bagaimana kalau kita tidak mengeluarkan semua potensi kita, berapa yang kita dapat ?
 Berdoa

7 | Keutamaan Ilmu dan Adab Penuntut Ilmu


Materi Daurah Ta’rifiyah

      


       
    
”Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al
qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan Katakanlah: "Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."

 Kita harus banyak berdoa karena Allah lah yang memahamkan pikiran kita. Allah yang membuat
kita bisa menghapal, hapal qur’an, hadits, dan perkara-perkara agama.
 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, jika terbentur pada suatu masalah yang ia tidak bisa pahami, maka
dia sholat 2 rakaat. Meminta kepada Allah supaya dibukakan pemahaman baginya.
 Beliau berdo’a (sholat adalah doa) menunjukkan bahwa kita betul-betul merasa bahwa memang
hanya Allah yang membuat kita bisa paham, bukan kemampuan diri kita. Ini salah satu bentuk
tawarruk kita kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala

 Meninggalkan maksiat
 Syair Imam Syafi’i yang terkenal:
Saya mengadu kepada Waqi’i (gurunya)
Tentang buruknya hapalan saya
Maka dia beri petunjuk kepada saya supaya meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan
Dan diajarkan kepadaku bahwasanya ilmu itu adalah cahaya
Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat.
 Orang yang mendapatkan ilmu harus meninggalkan maksiat karena maksiat akan mengotori hati
 Orang yang berbuat dosa akan terbentuk titik hitam dihatinya, kalau dia minta ampun dan istigfar
maka akan dihapus. Tetapi kalau tidak, semakin banyak berbuat dosa maka semakin banyak titik
hitam dan semakin terhijab hati. Sementara hati adalah tempat ilmu. Kalau hati terhijab, ilmu
terpental tidak bisa masuk.
 Maka agar ilmu berberkah kita harus meninggalkan kemaksiatan.

 Meninggalkan sifat sombong dan malu


 Orang yang sombong tidak pernah mau belajar karena merasa hebat, orang yang pemalu tidak
mendapatkan ilmu karena selalu malu untuk bertanya

 Mulazamah para ulama


 Mulazamah = terus bersama, selalu bersama (lengket, nempel)
Dengan bermulazamah dengan para ulama, kita bisa melihat bagaimana sang alim itu
mengamalkan ilmunya
 Majelis Imam Ahmad dihadiri sampai ribuan orang. Tentu ribuan orang yang hadir tidak semua bisa
mendengar apa yang dikatakan Imam Ahmad dalam majelisnya (apalagi dulu tidak ada pengeras
suara seperti sekarang, paling yang terdekat saja yang bisa mendengar), yang jauh apa yang
mereka ambil ? Mereka mengambil akhlaqnya. Ini keuntungan orang yang dekat dengan para
ulama, dia bisa melihat sang alim mengamalkan ilmunya (ada realisasi).
8 | Keutamaan Ilmu dan Adab Penuntut Ilmu
Materi Daurah Ta’rifiyah

 Ibnul Qayyim mengatakan : ”Ketika kami sedang merasakan sempit, sulit, susah, gundah, gelisah
kami datang kepada Ibnu Taimiyah guru kami. Begitu kami melihat wajahnya saja, sudah
bersemangat lagi.” (begitulah kalau ’alim yang rabbani, ’alim yang dekat dengan Allah Subhaanahu
wa Ta’ala)
 Banyak yang bisa kita ambil dengan bermulazamah denga para ulama. Bukan cuma yang keluar dari
lisan saja tapi bagaimana ia mengamalkan ilmu.
 Para ulama diutus belajar, yang pertama-tama mereka disuruh untuk belajar adab dulu, belajar
adab ulama tempat mereka belajar, mereka mempelajari adab bertahun-tahun setelah itu baru
mrk belajar ilmunya.
 Karena itu tidak bisa orang menjadi ulama kalau hanya otodidak saja. Belajar pakai buku adalah
sarana tapi belajar lewat buku saja tidak bisa, mesti ada ulama yang mengajar kita. Karena orang
yang gurunya adalah buku, jika bukunya salah maka dia ikut salah juga.
 Ada kisah orang yang baca buku:
”Al Habbatussauda adalah obat segala penyakit.”
Al Hayyatussauda tertulis Al Habbatussauda
 
(Ular hitam Jintan Hitam
Karena semangat mengamalkan apa yang dia tau, dia cari ular hitam (ular hitam adalah ular yang
paling keras bisanya). Akhirnya dia dapat ular hitam, dipatuk ular hitam, dan meninggal. Itu karena
gurunya adalah bukunya. Begitu salah cetak, salah paham.
Kalau ada guru maka gurunya pasti luruskan bahwa itu salah cetak. Ulama akan meluruskan kita
agar ilmu yang kita dapatkan benar.

 Mengamalkan ilmu
 Jika kita mau ilmu kita tinggal, berberkah, bermanfaat kepada kita, maka ia harus diamalkan.
 Kita belajar tidak hanya sekedar menumpuk-numpuk pemahaman. Karena kita bukan komputer.
Komputer menyimpan tapi tidak mengamalkan karena dia benda mati. Jadi jika kita banyak
ilmunya tapi tidak diamalkan, kita seperti komputer saja, seperti benda mati, padahal kita makhluk
hidup
 Kenapa kita menuntut ilmu ? karena kita ingin melaksanakan perintah agama, Rasulullah
mewajibkan belajar agama, kita belajar karena mau tau ajaran kita, karena kita mau mengamalkan,
karena kita ingin menyampaikan kepada orang lain sehingga mengumpulkan pahala yang lebih
banyak. (itu tujuan kita belajar agama).

9 | Keutamaan Ilmu dan Adab Penuntut Ilmu


Materi Daurah Ta’rifiyah

 Imam Ahmad pernah kedatangan muridnya yang bermalam di rumahnya. Kemudian beliau
menyediakan air untuk muridnya jika bangun malam dia bisa menggunakan airnya. Pada saat
waktu subuh Imam Ahmad memeriksa air u/ muridnya. Ternyata airnya tidak berkurang (artinya
tidak dipakai) karena muridnya tidak bangun. Kemudian Imam Ahmad mengatakan :
”Saya heran ada seorang penuntut ilmu yang tidak ada ibadahnya diwaktu malam.”
 Sebagian besar para ulama adalah ahli ibadah juga. Sementara sebagian ahli ibadah tidak
menuntut ilmu
 Imam Ahmad ketika mendapatkan hadits berbekam langsung pergi berbekam, dan dia memberikan
upah kepada tukang bekam persis seperti upah yang disebutkan dalam hadits nabi, untuk sekedar
mengamalkan apa yang dia tau. Semangat mengamalkan ilmu, walaupun mungkin dia tidak terlalu
butuh u/ berbekam, tapi karena tau Nabi pernah melakukannya ia pun mengamalkannya bahkan
memberikan upah yg sama dgn upah yg diberikan oleh Nabi kepada tukang bekam dahulu.
 Seorang penyair mengatakan :
”Hubungkanlah ilmu itu dengan amal karena dengan demikian kita bisa menguasai ilmu tersebut
kalau tidak maka ia akan pergi (kalau tidak diamalkan).”

10 | Keutamaan Ilmu dan Adab Penuntut Ilmu

You might also like