You are on page 1of 36

MAKALAH

PENYAKIT TROPIS
“ASKEP MALARIA”

KELOMPOK I
1. SUPRIADI NURDIN ( C12116707 )
2. SURAEDA ( C12116711 )
3. DWI MAULIDTA ( C12116712 )
4. ARMIATY HASYYATI S ( C12116716 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK)


JALUR KERJASAMA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmatNya
makalah ini dapat diselesaikan. Terimakasih pula kepada Dosen pengajar mata
kuliah ini yang telah setia dan sabar membimbing kami dalam menyusun
makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam pembelajaran pada
mata kuliah Penyakit Tropis. Kami menyadari makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sebagai perbaikan dalam
pembelajaran selanjutnya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya dan dapat berguna bagi kami sendiri.Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan baik disengaja maupun
tidak.

Makassar, Februari 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PANGANTAR i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang.................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II KONSEP DASAR

A. Defenisi ............................................................................................ 3
B. Etiologi ............................................................................................ 3
C. Manifestasi Klinik ........................................................................... 4
D. Patofisiologi ..................................................................................... 6
E. Pathway ........................................................................................... 7
F. Pemeriksaan Penunjang ................................................................... 8
G. Pemeriksaan Laboratorium .............................................................. 8
H. Asuhan Keperawatan ....................................................................... 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 29
B. Saran ..................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Malaria adalah penyakit yang sangat tua dating kembali ke prasejarah kali,

yang berarti "udara buruk."Sangat umum di Roma sekitar daerah berawa dan

dikenal sebagai demam Romawi. Ada banyak perdebatan terkait

malaria, termasuk originasi. Malaria mungkin berasal di Afrika atau mungkin

berasal di Tenggara atau South Asia Tengah (Bruce-Chwatt, 1980; Coatney,

1971;Schlagenhauf, 2001b). Pada tahun 1880-an, para ilmuwan menemukan

malaria yang merupakan parasit satu sel dan transmisi yang dari nyamuk

Anopheles betina. Penemuan dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT)

menyebabkan waktu optimisme dan upaya pemberantasan malaria secara global.

Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di

Indonesia.Malaria merupakan penyebab penting kematian, penyakit pada anak-

anak dan orang dewasa terutama pada daerah-daerah tropis. Di daerah

transmigrasiyang terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah endemik

dan yang tidak endemik malaria, masih sering terjadi ledakan, kasus dan wabah

yang menimbulkan banyak kematian.

Pengendalian malaria memerlukan pengintegrasian, pendekatan, termasuk

pencegahan terutama pengendalian vektor dan pengobatan yang tepat dengan anti

malaria yang efektif.


Permasalahan resistensi terhadap obat malaria semakin lama semakin

bertambah. Plasmodium falciparum dilaporkan resistensi terhadap cloroquin dan

sulfadoxin pirimetamin dan plasmodium vivax yang resisten cloroquin.

Resistensi obat menyebabkan semakin kompleksnya pengobatan dan

penanggulangan malaria.

B. Tujuan
Setelah mempelajari askep malaria mahasiswa mampu :
1. Menggambarkan tentang patomekanisme malaria

2. Mampu mengkaji pasien dengan panyakit malaria

3. Merumuskan dan menegakkan diagnosa keperawatan malaria

4. Merumuskan tujuan dan intervensi keperawatan malaria


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi

Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh genus

plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk anophles yang hingga saat ini masih

menjadi masalah kesehatan yang utama di Indonesia (WHO, 2010)

Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang

disebabkan oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam,

anemia dan splenomegali (Mansjoer, 2002)

Menurut Sudoyo Aru 2009 dikutip dalam buku (Nurarif & Kusuma, 2015)

malaria adalah penyakit infeksi parasit yang menyerang sel darah merah

disebabkan oleh plasmodium.

Kesimpulan : malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan

oleh plasmodium (anopheles betina ).

PlasmodiumPlasmodium
B. Etiologi dan Penularan

Malaria disebabkan oleh infeksi sel darah merah dengan parasit protozoa

dari genus plasmodium melalui gigitan nyamuk anopheles betina infektif.

Sebagian besar nyamuk anophles akan menggigit pada waktu senja atau malam

hari, pada beberapa jenis nyamuk puncak gigitannya adalah tengah malam

sampai fajar. Spesies plasmodium yang meninfeksi manusia adalah plasmodium

falciparum, plasmodium vivax, plasmodium ovale dan plasmodium malariae.

Plasmodium akan mengalami dua siklus. Sikulus aseksual (skizogoni)

terjadi pada tubuh manusia, sedangkan siklus seksual (sporogoni) terjadi pada

nyamuk.

Manusia yang tergigit nyamuk infektif akan mengalami gejala sesuai dengan

jumlah sporozoit, kualitas plasmodium , dan daya tahan tubuhnya.

Selain ditularkan melalui gigitan nyamuk, malaria dapat menjangkiti orang

lain melaui bawaan lahir dari ibu keanak yang disebabkan karena kelainan pada

sawar placenta yang menghalangi penularan infeksi vertikal. Metode penularan

laiinnya adalah melalui jarum suntik, yang banyak terjadi pada pengguna narkoba

suntik yang sering bertukar jarum secara tidak steril. Model penularan infeksi

yang terakhir adalah melalui trnsfusi darah.

C. Manifestasi Klinis

1. Keluhan sebelum terjadi demam : kelesuan, malaise, sakit kepala, sakit

belakang, merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang, demam


ringan, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang

dingin.

2. Gejala klasik :

a. Periode dingin (15-60 menit) : menggigil, badan bergetar, gigi saling

terantuk, temperatur mulai naik, pada anak sering terjadi kejang.

b. Periode panas : muka merah, kulit kering, terasa sangat panas, sakit

kepala, nadi cepat, demam terus menrus 2-12 jam.

c. Peride berkeringat : berkeringat banyak dan suhu turun dan merasa

sehat.
Manifestasi klinik plasmodium

Plasmodium Masa Inkubasi Tipe Panas (Jam) Manifestasi Klinik

Falciparum 12 (19-14) 23,36,48 Hemolisis, anemia, ikterus, hemoglobinuria,

syok,algid maligna, gejala cerebral,edema paru,

gangguan kehamilan, kelainan retina,

hipoglikemia,kematian

Vivax 13 (12-17) 48 Anemia kronik, spelenomegali, ruptur limpa

Ovale 17(16-18) 48 Anemia kronik, spelenomegali, rupture,limpa

Malariae 28 (18-40) 72 Rekurdensi sampai 50 tahun, splenomegali

menetap, limpa jarang, rupture, sindrom

nefrotik.
Manifestasi malaria berat :

1. Malaria cerebral dengan gangguan kesadaran menurun (delirium,

stupor, koma)

2. Anemia berat, kadar hemoglobin < 5 gr/DL

3. Dehidrasi, gangguan asam basa (asidosis metabolik)

4. Hipoglikemia berat

5. Gagal ginjal

6. Edema paru akut

7. Kegagalan sirkulasi (Algid malaria)

8. Kecenderungan terjadi perdarahan

9. Hiperpireksia/hypertermia

10. Hemoglobinuria

11. Ikterus

12. Hiperparasitemia

Gejala Malaria mirip dengan penyakit lain seperti flu,demam

berdarah, dan demam tifoid. Pengobatan yang tepat adalah penting untuk

P. falciparum malaria karena dapat melanjutkan gagal ginjal, koma, dan

kematian (Bautcher, 2011)


Plasmodium falciparum

Plasmodium vivax
Plasmodium malariae

Plasmodium ovale
D. Patofisiologi

Plasmodium akan memulai stadium eksoeritrositer dengan masuk ke sel

hati. Di hati sporozoit matang menjadi skizon yang akan pecah dan melepaskan

merozoit jaringan. Merozoit akan memasuki aliran darah dan menginfeksi

eritrosit untuk memulai siklus eritrositer. Merozoit dalam eritrosit akan

mengalami perubahan morfologi yaitu : merozoit bentuk

cincintrofozoitmerozoit. Proses perubahan ini memerlukan waktu 2-3 hari.

Diantara merozoit-merozoit tersebut akan ada yang berkembang memebentuk

gametozit untuk kembali memulai siklus seksual menjadi mikrogamet (jantan)

dan makrogamet (betina). Eritrosit yang terinfeksi biasanya pecah yang

bermanifestasi pada gjala klinik. Jika ada nyamuk yang menggigit manusia yang

terinfeksi ini, maka gametosit yang ada pada darah manusia akan terisap oleh

nyamuk. Dengan demikian siklus seksual pada nyamuk dimulai, demikian

sterusnya penularan malaria.

Masa inkubasi malaria sekitar 7-30 hari tergantung spesiaesnya.

Plasmodium falciparum memerlukan waktu 7-14 hari, plasmodium vivax dan

plasmodium ovale 8-14 hari, plasmodium malariae memelukan waktu 7-30 hari.

Masa inkubasi ini

Dapat memanjng karena brbagai faktor seperti pengobatan dan pemberian

profilaksis dengan dosis yang tidak adekuat.


Siklus plasmodium :
E. Pathway
F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita,

meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah leukosit, eritrosit,

dan trombosit. Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia darah seperti GDS,

SGOT,SGPT, dan tes fungsi ginjal serta pemeriksaan foto toraks,EKG, dan

pemeriksaan lainnya sesuai indikasi.

G. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah yang menurut teknis

pembuatannya dibagi menjadi preparat darah (SDr, sediaan darah) tebal dan

preparat darah tipis, untuk menentukan ada tidaknya parasit malaria dalam darah.

Melalui pemeriksaan ini dapat dilihat jenis plasmodium dan stadiumnya

(P.falciparum, P. Vivax, P. Malariae, P.ovale, tropozoit, skizon dan gametosit)

serta kepadatan parasitnya.

Kepadatan parasit dapat dilihat melalui dua cara yaitu semi-kuantitatif dan

kuantitatif. Metode semi kuantitatif adalah menghitung parasit dalam LBP

(lapang pandang besar) dengan rincian sebagai berikut :

1. (-) : SDr negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)

2. (+) : SDr positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB)

3. (++) : SDr positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB)

4. (+++) : SDr positif 3 (ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB)

5. (++++) : SDr positif (ditemukan 11-100 parasit dalam 1 LPB)


H. Discharge Planning

1. Tidur dengan kelambu

2. Hindari bepergian kedaerah yang diketahui sedang mengalami wabah

malaria

3. Mengenakan pakaian tertutup jika terdapat didaerah endemic malaria

4. Gunakan obat anti nyamuk atau krim anti nyamuk

5. Vaksinasi malaria

I. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Dasar data pengkajian

a. Aktivitas/ istirahat

Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum

Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.

b. Sirkulasi

Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer

kuat dan cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis )

karena vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso kontriksi),

hipovolemia,penurunan aliran darah.

c. Eliminasi

Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine

Tanda : Distensi abdomen, Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine.

d. Makanan dan cairan

Gejala : Anoreksia mual dan muntah


Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan

penurunan massa otot

e. Neuro sensori

Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan

Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas delirium atau

koma

f. Pernapasan.

Tanda : Takipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan

Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas

g. Penyuluhan/ pembelajaran

Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan

alkohol, riwayat splenektomi, baru saja menjalani operasi/ prosedur

invasif, luka traumatik.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan respon inflamasi sistemik, myalgia, atralgia,

diaphoresis ( Domain 12 kelas 1 kode 00132 )

b. Hypertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme,

dehidrasi,efek langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus ( Domain 11

kelas 6 kode 00007 )

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual dan muntah, asupan makanan yang tidak adekuat,

anoreksia ( Domain 2 kelas 1 kode 00002 )


d. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelamahan umum (Domain 4

kelas 4 kode 00092 )

e. Resiko ketidak seimbangan elektrolit berhubungan dengan disfungsi

endokrin ( Domain 2 kelas 5 kode 00195 )

f. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan

penurunan sirkulasi jaringan ke otak ( Domain 4 kelas 4 kode 00204 )

g. Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan penurunan volume

darah ke jaringan tubuh ( Domain 11 kelas 2 kode 00205 )


3. Intervensi keperawatan

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan

Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Nyeri akut berhubungan dengan NOC : NIC :

respon inflamasi sistemik,  Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri secara

myalgia, atralagia, diaphoresis.  pain control, komprehensif termasuk lokasi,

Batasan karakteristik :  comfort level karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas

 Perubahan selera makan Setelah dilakukan tindakan dan faktor presipitasi

 Perubahan tekanan darah keperawatan selama …. Pasien  Observasi reaksi nonverbal dari

 Perubahan frekuensi tidak mengalami nyeri, dengan ketidaknyamanan

jantung kriteria hasil:  Gunakan tehnik komunikasiterapeutik

 Perubahan frekuensi  Mampu mengontrol untuk mengetahui pengalaman nyeri


pernapasan nyeri (tahu penyebab pasien

 Laporan isyarat nyeri, mampu  Bantu pasien dan keluarga untuk

 Diaforesis menggunakan tehnik mencari dan menemukan dukungan

 Perilaku distraksi nonfarmakologi untuk  Kontrol lingkungan yang dapat

 Mengekspresikan perilaku mengurangi nyeri, mempengaruhi nyeri seperti suhu

 Sikap melindungi area nyeri mencari bantuan) ruangan, pencahayaan dan kebisingan

 Fokus menyempit  Melaporkan bahwa  Kurangi faktor presipitasi nyeri

 Indikasi nyeri yang dapat nyeri berkurang  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

diamati dengan menggunakan menentukan intervensi

 Perubahan posisi untuk


manajemen nyeri  Ajarkan tentang teknik non farmakologi:

menghindar nyeri  Mampu mengenali napas dala, relaksasi, distraksi, kompres

nyeri (skala, intensitas,


 Sikap tubuh melindungi hangat/ dingin

 Dilatasi pupil
frekuensi dan tanda  Berikan analgetik untuk mengurangi

nyeri) nyeri: ……...


 Melaporkan nyeri secara
verbal  Menyatakan rasa  Tingkatkan istirahat

 Gangguan tidur nyaman setelah nyeri  Berikan informasi tentang nyeri seperti

berkurang penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan

 Tanda vital dalam berkurang dan antisipasi

rentang normal ketidaknyamanan dari prosedur

 Tidak mengalami  Monitor vital sign sebelum dan sesudah

gangguan tidur pemberian analgesik pertama kali


2. Hypertermi berhubungan dengan NOC: NIC :

peningkatan metabolisme, Thermoregulasi  Monitor suhu sesering mungkin

dehidrasi,efek langsung sirkulasi Setelah dilakukan tindakan  Monitor warna dan suhu kulit

kuman pada hipotalamus. keperawatan selama………..pasien  Monitor tekanan darah, nadi dan RR

Batasan karakteristik : menunjukkan :  Monitor penurunan tingkat kesadaran

 Konvulsi Suhu tubuh dalam batas normal  Monitor WBC, Hb, dan Hct
dengan kreiteria hasil:
 Kulit kemerahan  Monitor intake dan outputor suhu mimal tiap
 Suhu 36 – 37C
 Peningkatan suhu tubuh 2 jam
 Nadi dan RR dalam
diatas kisaran normal  Berikan anti piretik
rentang normal
 Kejang  Selimuti pasien
 Tidak ada perubahan warna
 Takikardi  Kolaborasi pemberian cairan intravena
kulit dan tidak ada pusing,
 Takipnea  Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
merasa nyaman
 Kulit teras hangat  Tingkatkan sirkulasi udara

 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR

 Catat adanya fluktuasi tekanan darah

 Monitor hidrasi seperti turgor kulit,

kelembaban membran mukosa)

3. Ketidakseimbangan nutrisi NOC:  Kaji adanya alergi makanan

kurang dari kebutuhan tubuh  Nutritional status:  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

berhubungan dengan mual dan Adequacy of nutrient menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang

muntah, asupan makanan yang  Nutritional Status : food and dibutuhkan pasien

tidak adekuat, anoreksia. Fluid Intake  Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan

Batasan karakteristik :  Weight Control makanan harian.

 Kram abdomen Setelah dilakukan tindakan  Monitor adanya penurunan BB dan gula

 Nyeri abdomen keperawatan selama….nutrisi darah


 Menghindari makanan kurang teratasi dengan indikator:  Monitor lingkungan selama makan

 Berat badan 20% atau  Adanya peningkatan berat  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

lebih dibawah berat badan sesuai dengan tujuan  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan

badan ideal  Berat badan ideal sesaui nutrisi yang dibutuhkan

 Kerapuhan kapiler dengan tinggi badan  Berat badan pasien dalam batas normal

 Diare  Mampu menidentifikasi  Monitor adanya penurunan berat badan

 Kehilangan rambut kebutuhan nutrisi  Monitor turgor kulit

berlebihan  Tidak ada tanda-tanda  Monitor kekeringan, rambut kusam, total

 Bising usus hiperaktif malnutrisi protein, Hb dan kadar Ht

 Kurang makanan  Menunjukkan peningkatan  Monitor mual dan muntah

 Kurang informasi fungsi pengecapan dari  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan

 Membran mukosa pucat menelan jaringan konjungtiva

 Ketidakmampuan  Tidak terjadi penurunan  Informasikan pada klien dan keluarga tentang

memakan makanan berat badan yang berarti manfaat nutrisi


 Tonus otot menurun  Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi

 Mengeluh gangguan selama makan

sensasi rasa  Kelola pemberan anti emetik:.....

 Mengeluh makanan  Anjurkan banyak minum

kurang dari asupan RDA  Pertahankan terapi IV line

 Cepat kenyang setelah

makan

 Sariawan rongga mulut

 Steatorea

 Kelemahan otot

penguyah

 Kelemahan otot untuk

menelan
4. Intoleran aktivitas berhubungan NOC: NIC :

dengan kelamahan umum.  Energy conservation  Observasi adanya pembatasan klien dalam

Batasan karakteristik :  Activity tolerance melakukan aktivitas

 Respon tekanan darah  Self care : ADL  Kaji adanya faktor yang menyebabkan

abnormal terhadap Setelah dilakukan tindakan kelelahan

aktivitas keperawatan selama….intoleran  Monitor nutrisi dan sumber energi yang

 Respon frekuensi jantung aktivitas teratasi dengan indikator: adekuat

abnormal terhadap  Berpartisipasi dalam  Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik

aktivitas aktivitas fisik tanpa disertai dan emosi secara berlebihan

 Perubahan EKG yang peningkatan tekanan darah,  Monitor respon kardivaskuler terhadap

mencerminkan aritmia nadi, dan RR aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas,

 Perubahan EKG yang  Mampu melakukan aktivitas diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)

mencerminkan iskemia sehari-hari secara mandiri  Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat

 Ketidaknyamanan setelah  Tanda vital normal pasien


beraktivitas  Energy psikomotor  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas

 Dispnea setelah  Level kelemahan yang mampu dilakukan

beraktivitas  Mampu berpindah dengan  Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang

 Menyatakan rasa letih atau tanpa bantuan alat sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi

 Menyatakan rasa lemah  Status kardiopulmonari dan sosial

adekuat  Bantu untuk mengidentifikasi dan

 Sirkulasi status baik mendapatkan sumber yang diperlukan untuk

 Status respirasi : pertukaran aktivitas yang diinginkan

gas dan ventilasi adekuat.  Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang

disukai

 Bantu pasien/keluarga untuk

mengidentifikasi kekurangan dalam

beraktivitas

 Sediakan penguatan positif bagi yang aktif


beraktivitas

 Bantu pasien untuk mengembangkan

motivasi diri dan penguatan

 Monitor respon fisik, emosi, sosial dan

spiritual

5. Resiko ketidak seimbangan Noc : NIC :

elektrolit berhubungan dengan  Fluid balance  Pertahankan catatan intake dan otput yang

disfungsi endokrin.  Hydration akurat

Faktor resiko :  Nutritional status : food and  Monitor status hidrasi (kelembapan, membran

 Defisiensi volume cairan fluid mukosa, nadi adekuat, tekanan darah)

 Diare  Intake  Monitor masukan makanan/cairan dan hitung

 Disfungsi endokrin Kriteria Hasil : intake kalori harian

 Kelebihan volume cairan  Mempertahankan urine  Kolaborasikan pemberian cairan Iv


 Gangguan mekanisme output sesuai dengan usia  Monitor status nutrisi

regulasi dan BB , Bj urine  Dorong masukan oral

 Disfungsi ginjal normal,HT normal  Dorong keluarga untuk membantu pasien

 Efek samping obat  Tekanan darah, nadi, suhu makan

 Muntah dalam batas normal  Tawarkan snack (jus buah, buah segar)

 Tidak ada tanda-tanda

dehidrasi

 Elastisitas turgor kulit baik,

membran mukosa lembap,

tidak ada rasa haus yang

berlebihan.

6. Resiko ketidak efektifan perfusi NOC : NIC :

jaringan otak berhubungan  Circulation status  Monitor daerah tertentu yang hanya peka
dengan penurunan sirkulasi  Tissue prefusion : cerbral terhadap panas/dingin/tajam/tumpul

jaringan ke otak .  Monitor adanya paretese

Batasan karakteristik : Kriteria Hasil :  Instruksikan keluarga untuk memonitor kulit

 Massa tromboplastin  Mendemonstrasikan status jika ada lesi atau laserasi

parsial abnormal sirkulasi yang ditandai  Gunakan sarung tangan untuk proteksi

 Massa protrombin dengan :  Batasi gerakan pada kepala, leher dan

abnormal  Tekanan sistol dan diastol punggung

 Sekmen ventrikel kiri dalam batas normal  Monitor kemampuan BAB

akinetik  Tidak ada ortotastik  Kolaborasi pemberian analgetik

 Aterosklerosis aerotik hipertensi

 Diseksi arteri  Tidak ada tanda-tanda

 Fibrilasi atrium peningkatan TIK

 Miksoma atrium  Mendemonstrasikan

 Tumor otak kemampuan kognitif


 Stenosis karotik yang sditandai dengan :

 Aneurisme serebri  Berkomunikasi jelas dan

 Koagulopati sesuai dengan kemampuan

 Kardiomiopati dilatasi  Menunjukkan perhatian,

 Koagulasi intravaskuler konsentrasi dan orientasi

diseminata  Memproses informasi

 Embolisme  Membuat keputusan dengan

 Trauma kepala benar

 Hierokolesterolemia  Menunjukkan fungsi

 Hipertensi sensorik dan motorik cranial

 Endokarditis infeksi yang utuh : tingkat

 Katup prosteteik mekanis kesadaran membaik, tidak

ada gerakan-gerakan
 Stenosis mitral
involunter
 Neoplasma otak

 Baru terjadi

infarkmiokardium

 Sindrom sick sinus

 Penyalahgunaan zat

 Terapi trombolitik

 Efek samping terkait

terapi

7. Resiko syok (hipovolemik) Noc : NIC :

berhubungan dengan penurunan  Syok prevention  Monitor status sirkulasi, warna kulit, suhu

volume darah ke jaringan tubuh.  Syok management kulit, denyut jantung, nadi

Faktor resiko : Kriteria Hasil :  Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan


 Hipotensi  Nadi dalam batas yang  Monitor suhu dan pernapasan

 Hipovolemia diharapkan  Monitor input dan output

 Hipoksemia  Irama jantung dalam batas  Panatau nilai laboratorium : HB,HT,AGD dan

 Hipoksia yang diharapkan elektrolit

 Infeksi  Frekuensi napas dalam  Monitor tanda dan gejala asites

 Sepsis batas yang diharapkan  Monitor tanda awal syok

 Sindrom inflamasi  Irama pernapasan dalam  Tempatkan pasien pada posisi supine, kaki

sistemik batas yang diharapkan elevasi untuk peningkatan preload dengan

 Natrium serum dalam batas tepat

normal  Lihat dan pelihara kepatenan jalan napas

 Kalium serum dalam batas  Pemberian cairan oral dan IV yang tepat

normal  Berikan vasodilator yang tepat

 Klorida serum dalam batas  Ajarkan keluarga dan pasien tanda dan gejala

normal datangnya syok


 kalsium serum dalam batas  Ajarkan pasien dan keluarga tentang langkah

normal mengatasi gejala syok

 Magnesium serum dalam  Monitor fungsi neurologis

batas normal  Monitor tanda-tanda vital

 PH serum dalam batas  Monitor EKG

normal  Memonitor gejala gagal napas

 Mata cekung tidak

ditemukan

 Tidak ada demam

 Tekanan darah dalam batas

normal

 Hematokrit dalam batas

normal

You might also like