You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vaksin Measles dan Rubella (MR) merupakan vaksin untuk

mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus measles (campak) dan

rubella (campak jerman). Sedangkan MMR, merupakan vaksin untuk

mencegah terjadinya penyakit infeksi measles, mumps (gondong), dan

rubella. Gejala campak dimulai dengan demam tinggi, anak tampak sakit

berat, batuk dan pilek, dapat dijumpai muntah dan mencret. Gejala lainnya

terjadinya ruam kemerahan dimulai dari wajah dan seluruh tubuh, mata

kemerahan dan berair, serta bibir pecah pecah. Pada anak tertentu saat

mengalami demam tinggi akan mencetuskan kejang. Setelah demam turun,

bercak berubah menjadi coklat kehitaman dan akan menghilang beberapa

hari sampai minggu sesudahnya. Penyakit ini dapat menimbulkan

komplikasi pada paru dan otak (Husna, 2016).

Data dalam 5 tahun terakhir menunjukkan 70% kasus rubella

terjadi pada kelompok usia <15 tahun. Virus ini sangat menular sehingga

menimbulkan wabah. Virus MR dapat menyerang wanita hamil. Apabila

virus menyerang pada trimester pertama (0-3 bulan kehamilan) dapat

mengakibatkan keguguran. Apabila virus menyerang ibu hamil pada

trimester kedua, akan meneyebabkan sebagai congenital rubella


syndrome yang ditandai dengan ukuran kepala yang kecil, buta, tuli, dan

cacat mental (Husna, 2016).

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015,

Indonesia termasuk 10 negara dengan jumlah kasus campak terbesar di

dunia. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus campak dan rubella

di Indonesia sangat banyak dan cenderung meningkat dalam kurun waktu

lima tahun terakhir. Adapun jumlah kasus suspek campak-rubella yang

dilaporkan antara 2014 sampai dengan Juli 2018 sebanyak 57.056 kasus,

di mana 8.964 di antaranya positif campak dan 5.737 positif rubella.

Tahun 2014 tercatat ada 12.943 kasus suspek, terdiri dari 2.241 positif

campak dan 906 rubella. Jumlah ini bertambah mencapai 15.104 kasus

suspek di 2017, di mana 2.949 di antaranya positif campak, dan 1.341

positif rubella. Hingga Juli 2018 ini sudah tercatat 2.389 kasus suspek,

terdiri dari 383 positif campak dan 732 positif rubella (Manafe, 2018).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan vaksinasi tersebut

terbukti mencegah penyebaran penyakit serta menyelamatkan nyawa

jutaan anak-anak di dunia. Vaksin MR telah digunakan pada 141 negara

dan tidak ada laporan efek samping yang berbahaya. Vaksin yang

digunakan di Indonesia terjamin keamanannya. Cakupan imunisasi yang

kurang bisa menyebabkan timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti

pada 2015 lalu, di Padang, Sumatera Barat dalam penularan difteri.

Sejumlah keberhasilan vaksinasi telah ditunjukkan antara lain, cacar pada


1974, tetanus neonatorum pada 2015 lalu, serta Indonesia bebas polio pada

2014. Untuk campak, Indonesia menargetkan bebas pada 2020 mendatang.

Menurut kantor regional Asia Tenggara dari Badan Kesehatan

Dunia (WHO SEARO), Indonesia merupakan salah satu negara yang

tertinggal dalam upaya menangani penyakit campak. Ini disebabkan

adanya kesalahpahaman terhadap upaya vaksinasi. Data WHO SEARO

menunjukkan 1,1 juta anak berusia satu tahun tidak mendapatkan

vaksinasi pada 2016 lalu. Indonesia bahkan berada di bawah Maladewa

dan Bhutan yang telah mendeklarasikan bebas campak.

Untuk mewujudkan Indonesia Sehat, Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Selatan menyerukan kampanye sosialisasi imunisasi Measles-

Rubella (MR) secara masal bagi anak usia 9 Bulan – 15 Tahun. Program

imunisasi tersebut termasuk dalam program prioritas nasional sehingga

vaksin nya sudah disediakan oleh pemerintah dan lebih terjamin

keamanannya (Dinkes, 2018).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

(2018), untuk kegiatan imunisasi MR serentak, pihaknya menargetkan

sekitar 2.239.582 anak untuk bisa mendapatkan imunisasi. Jumlah tersebut

terbagi ke 17 Kabupaten/Kota di Sumsel. Dengan rincian sebanyak

401.792 anak untuk di Palembang, lalu Prabumulih 50.540 anak, Pagar

Alam 35,156 anak, Lubuk Linggau 62.174 anak, Muratara 56,079 anak,

Pali 58.837 anak, OKU sebanyak 95.823 anak. Kemudian, OKI 223,687

anak, Muara Enim sebanyak 175.011 anak, Lahat 107.642 anak, Musi
Rawas 107.116 anak, Musi Banyuasin 180.713 anak, Banyuasin 233.213

anak, OKU Selatan 96.457 anak, OKU Tmur 171.788 anak, Ogan Ilir

114.976 anak dan Empat Lawang 68.578 anak (Dinkes, 2018).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palembang (2018),

menargetkan pelaksanaan imunisasi MR terhadap 11.763 anak-anak pada

tingkat PAUD hingga SMP, sedangkan tingkat pencapaian dari

pelaksanaan imunisasi MR pada tahap I tersebut hanya sebanyak 2.883

(34%) anak tingkat PAUD dan SMP yang telah dilakukan imunisasi MR

(Dinkes Kota Palembang, 2018).

Campak adalah penyakit yang sangat mudah menular melalui

batuk dan bersin. Ketika seorang terkena campak, 90 persen orang yang

berinteraksi erat denganya dapat tertular jika mereka belum memiliki

kekebalan terhadap campak. Karena itu imunisasi vaksin MR ini penting

untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit yang disebabkan oleh

virus ini. Campak menimbulkan komplikasi berat, seperti pneumonia atau

radang paru dan ensefalitis atau radang otak. Akibat fatalnya adalah

kematian. Sekitar 1 dari 20 penderita campak akan mengalami komplikasi

radang paru, dan 1 dari 1000 penderita akan mengalami radang otak.

Komplikasi lainnya adalah infeksi telinga yang berujung tuli.

Rubella adalah penyakit akut dan menular yang sering

menginfeksi anak dan dewasa muda yang rentan. Penyakit ini berbahaya

bila menyerang ibu hamil terutama pada kehamilan 3 bulan pertama yang

dapat menyebabkan abortus, kematian janin, bayi lahir cacat atau sindrom
rubella kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS). Ketika terinfeksi,

anak-anak ini akan menularkan ke ibu hamil di dekatnya. Virus ini

terutama menularkan pada masa awal kehamilan atau pada saat

pembentukan janin. Akibatnya, bisa terjadi keguguran atau kecacatan

permanen pada bayi yang dilahirkan atau dikenal dengan Congenital

Rubella Syndrome (CRS), berupa ketulian, gangguan penglihatan,

kebutaan hingga kelainan jantung (Budiman, 2017).

Penyakit campak dan rubella bisa menyerang siapa saja baik laki-

laki maupun perempuan. Hingga saat ini belum ada satu pun pengobatan

yang dapat mematikan virus rubella yang masuk ke dalam tubuh

seseorang. Imunisasi merupakan satu-satunya upaya yang bisa dilakukan

dan paling efektif untuk mencegah penyakit ini (Budiman, 2017).

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa haram

untuk vaksin campak dan rubella (Measles Rubella/MR) melalui Fatwa

Nomor 33/2018. Namun, MUI tetap membolehkan penggunaan vaksin

produksi Serum Institute of India (SII) ini karena alasan adanya kondisi

mendesak dan berbahaya. Jika tidak dilakukan imunisasi MR, maka

dampak dari kedua penyakit akan menjadi ancaman dan beban berat bagi

Indonesia (Manafe, 2018).

Beberapa orang tua aktif menolak vaksinasi imunisasi MR karena

mengandung zat yang mengandung babi. Mereka memiliki sejumlah

alasan untuk tidak memvaksinasi anak-anaknya. Karena yakin pola hidup

yang sehat dan seimbang dapat mencegah anak untuk tertular penyakit.
Selain itu, masalah kehalalan vaksin merupakan salah satu pertimbangan

dalam memutuskan untuk tidak memvaksinasi anak.

Jika merujuk pada ulama, fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor:

33 Tahun 2018 Tentang Pengunaan Vaksin MR (Measles Rubella) Produk

dari Serum Institute of Indonesia untuk Imunisasi. Secara ketentuan

hukum penggunaan vaksin yang memanfaatkan unsur babi dan turunannya

hukumnya haram. Lalu penggunaan Vaksin MR produk dari Serum

Institute of India (SII) hukumnya haram karena dalam proses produksinya

menggunakan bahan yang berasal dari babi. Namun penggunaan Vaksin

MR produk dari Serum Institute of India (SII), pada saat ini, dibolehkan

(mubah) karena beberapa pertimbangan seperti: ada kondisi

keterpaksanaan, belum ditemukan vaksin MR yang halal dan suci serta ada

keterangan dari ahli yang kompeten dan dipercaya tentang bahaya yang

ditimbulkan akibat tidak diimunisasi dan belum adanya vaksin yang halal

(Yusuf, 2018).

Tujuan diadakannya kegiatan kampanye sosialisasi imunisasi

Measles-Rubella (MR) Bagi Sekolah di Kota Palembang tahun 2018 agar

terlaksananya imunisasi Measles-Rubella berjalan sesuai target dan

capaian nasional. Campak dan Rubella merupakan penyakit menular yang

menyebabkan cacat hingga kematian, oleh karena itu anak dan keluarga

perlu dilindungi dengan memastikan seluruh anak-anak (usia 9 bulan

sampai kurang dari 15 tahun) mendapatkan imunisasi Measles – Rubella

(MR) di sekolah atau di Pos Imunisasi terdekat. Pada bulan Agustus 2018
pelaksanaan imunisasi di sekolah (SD, PAUD, TK, dan SMP) sedangkan

bulan September 2018 di Posyandu, Polindes, dan Puskesmas. Imunisasi

membangun sistem kekebalan tubuh agar anak tidak mudah terserang

penyakit sehingga anak dapat sekolah, belajar dan bermain dengan riang

gembira.

1.2 Tujuan Residensi

1.3 Manfaat Residensi

1.3.1 Bagi Mahasiswa

1. Dapat menerapkan teori yang diperoleh selama menjalani perkuliahan

khususnya tentang penyakit campak dan rubela serta pemberian

imunisasi MR.

2. Mendapat pengalaman nyata dengan terlibat dalam pelaksanaan

residensi dilapangan khususnya dalam pemberian imunisasi MR.

3. Mendapatkan ide untuk dijadikan topik penulisan tesis.

1.3.2 Bagi Puskesmas Kenten Palembang

1. Sebagai bahan referensi dan tambahan masukan terhadap pelaksanaan

kegiatan proses identifikasi dan pengendalian risiko penyakit campak

dan rubela melalui imunisasi MR.

2. Sebagai bahan evaluasi bagi pelaksanaan proses identifikasi dan

pengendalian risiko penyakit campak dan rubela melalui imunisasi

MR.
1.3.3 Bagi Program Studi Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat Bina

Husada Palembang

1. Terbinanya suatu jejaring kerjasama antara institusi tempat residensi

dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan (link and

match) antara substansi akademik dengan kompetensi yang dibutuhkan

di tempat kerja.

2. Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan nyata di

lapangan.

3. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan menghasilkan

peserta didik yang terampil.

You might also like