You are on page 1of 13

Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015 ISSN : 1858-3695

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN TIGA LANTAI


MENGGUNAKAN BETON BERTULANG
JALAN BYPASS KOTA PADANG
Nofrizal*, Yurisman**, Apwiddhal**
*Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta; **Politeknik Negeri Padang
E-mail : nofrizal440@yahoo.com, yurisman_pdg@yaho.com, widdpoli@yahoo.com

Abstract

Reinforced concrete is concrete that is given with extensive reinforcement and amount of reinforcement
that is not less than the minimum value required, used for building structures that are able to withstand
the forces that work. Planning office building structure using three concrete floors Bypass road town of
Padang is intended to determine the dimensions of the floor plate, beams, columns, tie beam and
foundation, which is able to withstand earthquake loads work plan and reinforcement to the structural
elements of the building, in accordance with SNI 03-2847 -2002 and SNI 1726-2002. Structure which will
be planned is an office building located in the region of tree floors 6 Padang earthquake. By using ETABS
versi9 applications obtained in the amount of forces that occur. Of these forces gained size 30cm x 40cm
beam with a 4 diameter 16mm tensile reinforcement, 2 diameter 16mm rebar press on the pedestal and 3
diameter 16mm tensile reinforcement, 2 diameter 16mm rebar press in the field. Size 40cm x 40cm column
with 12 diameter 16mm principal reinforcement. Size 30cm x 40cm tie beam with 4 diameter 16mm tensile
reinforcement, 2 diameter 16mm rebar press on the pedestal and 3 diameter 16mm tensile reinforcement,
2 diameter 16mm reinforcement press on the field. The foundation used piles with a 2 diameter 40cm
depth of 15m. The foundation used are piles with a 2 pole diameter 40cm with a depth of 15m

keywords: reinforced concrete, structural, office, foundation.

PENDAHULUAN mengakibatkan tidak layaknya bagunan


Sumatera Barat merupakan daerah gedung tersebut digunakan lagi khususnya
yang dikategorikan daerah rawan gempa. daerah kota Padang. Hal ini disebabkan
Hal ini terbukti dengan adanya kejadian karena secara geografis Kota Padang terletak
gempa akhir – akhir ini. Seperti halnya pada di antara pertemuan dua lempeng benua
tahun 2009 terjadi gempa dengan kekuatan besar (lempeng Eurasia dan lempeng Indo-
7,6 SR, banyak bangunan gedung Australia) dan patahan (sesar) Semangko,
mengalami kerusakan parah, terutama pada serta dekat dengan patahan Mentawai.
bagian struktur bangunan yaitu pada pondasi, Dengan adanya kondisi geografis Kota
kolom, balok, dan dinding yang Padang yang demikian, maka saat ini
32
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015 ISSN : 1858-3695

pembangunan sangat berpedoman pada menggunakan analisis beban statik


kekuatan gedung atau yang lebih di kenal ekivalen berdasarkan SNI 03-1726-2002.
sebagai struktur gedung yang harus tahan 4 . Beban struktur, termasuk beban
pada gempa. Struktur adalah suatu benda dilakukan dengan bantuan program
yang di rancang untuk mendukung atau ETABS dimana analisa dilakukan secara
menahan muatan atau beban dalam bentuk tiga dimensi.
tertentu antara lain struktur bangunan Setelah dilakukan analisa kembali terhadap
gedung, menara, dermaga, jembatan, jalan penampang atau profil yang dipilih
dan bendungan. Struktur beton bertulang sebelumnya. Jika memenuhi syarat, maka
harus direncanakan sedemikian rupa perencanaan dianggap selesai, dan jika tidak
sehingga aman terhadap beban atau efek maka harus kembali lagi ke preliminary
beban yang bekerja selama masa design.
penggunaan bangunan. Beton bertulang
merupakan beton yang ditulangi dengan luas METODE PERHITUNGAN.
dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari Perlu dilakukan perencanaan awal terhadap
nilai minimum yang disyaratkan digunakan dimensi dari penampang kolom, balok, pelat
untuk struktur bangunan yang mampu dan sloof yang disebut dengan preliminary
menahan gaya-gaya yang bekerja. design yang disesuaikan dengan Standar
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
METODOLOGI PEMBAHASAN Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002).
Metodologi tulisan ini adalah : Perhitungan penulangan struktur
1 . Pengumpulan data dilakukan dengan berdasarkan SNI 03-2847-2002 dan SNI 03-
metode studi literatur dengan 2847-2003 meliputi penulangan kolom,
mengumpulkan informasi, data, dan penulangan balok, dan perhitungan
keterangan dari buku, standar peraturan penulangan berdasarkan hasil analisis
atau pedoman perencanaan yang relevan. ETABS v9.7.2 (Extended Three
2 . Tahap awal (preliminary design), Dimensional Analysis of Building Systems).
penentuan dimensi elemen – elemen
struktur dilakukan dengan cara coba –
coba (trial error).
3 . Beban gempa dihitung dengan

33
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015 ISSN : 1858-3695

PERHITUNGAN PENULANGAN Analisa Penulangan Balok


STRUKTUR
Flow Chart Disain Balok Persegi
Analisa Penulangan Pelat
Flow Chart Perhitungan Pelat Mulai

MULAI
fc’, fy, b, h, M, P,
d’, β, φ, Ø

Fc’. Fy . Wu . b . d . β . Φ . 1

 0.85. .0.85   600 


b     600  fy 
 fy  
 0,85. . fc'   600 
b     600  fy 
 fy  
ρmin = 1,4/fy
 min  1,4 / fy
ρmax = 0,75 ρ.b
Mn = Mu/b.d2
 max  0,75b
fy
m
0,85 . fc'
Mn =
1 Rn 
  1  1  2 m  Mu/φ
m  fy 

ρmin < ρ < ρmax


tida
atau
ρ < ρmin
 min     max
atau    min
As = ρ.b.d
atau
As = ρmin.b.d

As = ρ.b.d
SELESA

Selesai
34
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015 ISSN : 1858-3695

Qs = Kapasitas gesek ultimit (kN)


Flow Chart Disain Penampang Balok T Wp= Berat pile (kN)
b. Tahanan ujung tiang
Mulai Dari formula Meyerhof diperoleh :
Qb = Ab (Cb . Nc + Pb. Nq + 0,5 . γ . D.
Input : bef, d, dc, fc’, fy’, Mu Nγ)
Dimana :
Asumsi a = hf Qb = Tahanan ujung bawah ultimit (kN)
Ab = Luas penam. ujung bawah ultimit
Mu (kN)
As 
 . fy.(d  a / 2) Cb = Kohesi tanah disekitar ujung tiang
(kN/m2)
Flow Chart Perhitungan Kolom
  As (b.d )
Mulai
As. fy TIDAK
a
0,85. fc. 1 .b
Sebagai fc’, fy, Pu, Mux, Muy,
balok
YA biasa
a > hf Pu’ = Pu/φ
Muy
BALOK ex =
Pu '
Mux
As = Asf + (As – Asf) ey =
Pu '
e = ex 2  ey 2
Selesai

Pu '
 . Agr.0,85. fc'

Pu '
. Agr.0,85. fc'.h

Perencanaan Pondasi
Grafik 6.2.d
1. Menghitung kapasitas tiang tunggal :
(grafik dan perhitungan beton
a. Kapasitas ultimit netto bertulang)
Qu = Qb + Qs - Wp   r. 
Dimana :
Qu = Kapasitas ultimit netto (kN) As = ρ. b. d
Qb = Kpasitas Ujung ultimit (kN)

Selesai 35
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015 ISSN : 1858-3695

Pb = Tekanan overbuden ujung tiang Struktur Bawah


(kN/m2) Tahap-tahap perencanaan pondasi antara
γ = Berat volume tanah (kN/m3) lain :
d = Diameter tiang (m) 1. Menghitung pembebanan.
Nc,Nq,Nγ = faktor-faktor kapasitas
2. Menghitung daya dukung fondasi.
dukung (fungsi φ)
c. Tahanan gesek dinding tiang teori a. Menentukan Beban maksimum (q max
coulomb
τd = Cd + σn tg φd N 6 Mx 6 My
q max   
Dimana : A BL2 LB 2
τd = Tahanan gesek dinding tiang
Cd = Kohesi antara dinding tanah Dimana : N = Beban total pondasi (Kg)
σn = Tegangan normal pada dinding B = Panjang fondasi ( m )
tiang L = Lebar fondasi ( m )
φd = sudut gesek antara dinding tiang A = Luas fondasi (m2)
M = Momen Yang bekerja (Kgm)
2. Kapasitas ultimit tiang tunggal
b. Menentukan daya dukung tanah
a. Tahanan ujung ultimit
Lempung jenuh dimana : u = 0°, Nq = 3. Menghitung penulangan pondasi
1, Nγ = 0 Setelah kita lakukan cek kestabilan
Qp = Ap . (Cu. Nc. qo) terhadap fondasi, maka tahap selanjutnya
Dimana : adalah perencanaan tulangan dari fondasi.
Qp = Tahanan ujung bawah ultimit (kN) Langkah perencanaan adalah :
Ap = Luas penampang ujung bawah tiang
(m2) a. Menentukan nilai ρ min dan ρ max
Cu = Kohesi Undrained (kN/m2) 1,4
p min 
Nc = Faktor kapasitas dukung (Nc=9, fy
skempton)  . fc 600
p max  0,75 . .
Qo = Tekanan overbuden ujung bawah fy 600  fy
tiang (kN/m2) b. Menentukan Luas tulangan (As) yang
b. Tahanan gesek ultimit digunakan
Qs = Cd. As. → Cd = ad. Cu As = ρ . b . d
Dimana : Luas Tulangan Rencana
Qs = Tahanan gesek dinding ultimit (kN) Ast = ¼ x π x d2
Cd = Adhesi antara dinding tiang dan As
Jumlah tulangan (n) =
tanah sekitarnya (kN/m2) Ast
Cu = Kohesi tak terdrainase B
As = Luas selimut tiang (m2) Jarak antar tulangan =
n
Ad = Faktor adhesi
36
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015 ISSN : 1858-3695

c. Menentukan kemampuan tulangan


menehan gaya Geser
Vc  1 / 6 x fc ' xbxd
Gambar Portal arah x
Vu
Vn 

Dimana, Vn < Vc .

Jika Vn < Vc artinya gaya geser terjadi


lebih kecil dari gaya geser yang
direncanakan.

Gambar Perencanaan Gambar Portal arah y

1. Balok Induk L
h
a. Tinggi Balok : 16
Dimana L = bentang terpanjang antar
tumpuan
L = 5000 mm

Maka : h  312.5 mm, maka tinggi


balok induk yang digunakan 400 mm
Perencanaan Dimensi Balok 2
b. Lebar Balok : b h
Untuk keseragaman dimensi balok pada 3
keseluruhan konstruksi, maka perencanaan h  266.67 mm
,
didasarkan pada balok yang memberikan
maka diambil lebar balok = 300 mm
harga ketinggian terbesar, yaitu pada kondisi
Jadi ukuran balok induk yang
balok dua tumpuan sederhana. (SNI 03-
digunakan 300 x 400 mm
2847-2002)
2. Balok Anak L
Gambar denah lantai 1, 2 dan 3 h
c. Tinggi Balok : 16
Dimana L = bentang terpanjang antar
tumpuan
L = 5000 mm
Maka : h  312.5 mm, maka tinggi
balok anak yang digunakan 350 mm
37
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015 ISSN : 1858-3695

400
1 4700 (0,8  )
d. Lebar Balok : b  2 h hmax  1500  139,26 mm
36
h  175mm
400
4700 (0,8  )
maka diambil lebar balok = 200 mm hmin  1500  97,05 mm
Jadi ukuran balok anak yang digunakan 200 36  9.1,74
x 350 mm
Nilai h adalah 97,05 mm h 139,26
mm,Maka dicoba tebal pelat 120mm atau 12
Perencanaan Dimensi Pelat
cm.
1. Perencanaan Tebal Plat
Sesuai dengan SNI 03-2847-2002, pelat Perencanaan Dimensi Kolom
direncanakan monolit dengan balok yang Perhitungan dimensidirencanakan dengan
menghubungkan tumpuan pada semua asumsi sebagai beikut :
sisinya. fy
Ln (0,8  ) a. Pembebanan diambil dari setengah
hmax  1500 bentang yang bersebelahan dalam arah x
36
dan arah y
b. Ujung-ujung kolom diangap terjepit
fy c. Beban yang bekerja hanya beban grafitasi
Ln (0,8  )
hmin  1500 saja
36  9  Untuk perencanaan dimensi kolom menurut
Dimana : SNI 03-2847-2002:
dihitung dengan rumus :
Dimana : A = Luas penampang kolom (cm2)
Ln = bentang terpanjang dikurangi lebar P = Beban aksial kolom (Kg)
balok fc’ = Mutu beton yang digunakan
fc’ = 25 Mpa = 2500/9,81 Kg/cm2 =
Fy = tegangan leleh baja
254,84 Kg/cm2
ß = perbandingan antara bentang bersih
yang terpanjang dengan bentang Perencanaan Dimensi Sloof
bersih terpendek. Untuk perencanaan dimensi sloofmenurut
SNI 03-2847-2002dihitung dengan rumus :
Maka : P a. Tinggi Sloof :
A L
Ln = 5000 – 300 = 4700 0mm
,25 xfc ' h
16
5000  300
Fy = 240 Mpa   1,74
3000  300 Dimana L = bentang terpanjang antar
tumpuan
L = 5000 mm

38
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015 ISSN : 1858-3695

Maka : h  312.5 mm, maka tinggi sloof balok, kolom, dan plat lantai.
yang 4. Penempatan Elemen Pada Sistem Struktur
digunakan 400 mm 5. Mendefinisikan Jenis Tumpuan
2
b. Lebar Sloof : b h h  266.67 mm 6. Mendefinisikan Kasus Beban (Load Case)
3
7. Mendefinisikan Kombinasi Beban (Load
maka diambil lebar sloff = 300 mm. Combination)
Jadi ukuran sloof digunakan 300 x 400 mm. 8. Mendefinisikan Beban Pada Struktur
Pembebanan Struktur 9. Melakukan Analisis (Run Analisys).
Analisa Pembebanan Akibat Gaya
Gravitasi (Vertikal) Menentukan waktu getar alami
1. Pembebanan pada lantai atap
struktur(T)
a. Beban mati (DL)
qDL = (18 + 20 +28 ) = 66 kg/m2 Dari ETABS waktu getar alami dapat
b. Beban hidup (LL) diketahui secara otomatis dari hasil ragam
qDL = (100 + 50 ) = 150 kg/m2
getar atau model analisis.
2. Pembebanan pada lantai 3 =
Pembebanan pada lantai 2 T1 < ζ.n , T2 < ζ.n
a. Beban mati (DL) 0,4125 < 0,15 x 4 , 0,4400 < 0,15 x 4
qDL = (18 + 24 + 21 + 20) = 83 kg/m2
0,4125 < 0,4500 , 0,4400 < 0,4500 ...ok
b. Beban hidup (LL)
Beban hidup Lantai 3 dan 2 = 250 Kg/m2 Waktu getar struktur gedung memenuhi
persyaratan, gedung mempunyai kekakuan
Analisa Struktur Dengan ETABS v9. yang cukup.
Setelah dimensi balok, kolom, plat dan slof Keterangan :
serta beban – beban struktur diketahui, baik n = Jumlah tingkat gedung
beban mati, beban hidup serta beban gempa ζ= Koefisien yang membatasi waktu getar
pada struktur tersebut, selanjutnya dilakukan alami fundamental struktur gedung. (SNI 03-
analisa struktur dengan ETABS secara 3D . 1726-2002)
Adapun tahapan – tahapan nya adalah Faktor Keutamaan I
sebagai berikut : Berdasarkan kategori gedung yaitu sebagai
1. Pemilihan bentuk struktur sesuai yang gedung perkantoran diperoleh nilai I = 1,0
direncanakan nilai ini dilihat dalam Tabel Faktor
2. Mendefinisikan karakteristik material Keutamaan I untuk Berbagai Kategori
3. Mendefinisikan Dimensi Elemen seperti Gedung dan Bangunan SNI 03-1726-2002.

39
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015 ISSN : 1858-3695

Nilai Faktor Respon Gempa (C)


Nilai Faktor respon gempa rencana dihitung
sebagai berikut berikut : Perhitungan Berat Gedung (Wt)
1. Gempa statik arah X (Mode 1), T1= Berat total gedung (Wt) akibat berat sendiri
0,4125 detik → C1 = 0,95 (Dari Grafik secara otomatis dapat dihitung dengan
SNI Gempa 19 SNI 03-1726-2002). ETABS dengan cara menyeleksi luasan
2. Gempa statik arah Y (Mode 2), T2 = masing- masing lantai. Berat gedung
0,4400 detik → C2= 0,95 (Dari Grafik tambahan seperti plesteran, dinding, keramik,
SNI Gempa 19 SNI 03-1726-2002). dll harus dihitung secara manual ditambah
dengan 30% beban hidup.
Faktor Reduksi Gempa (R) Tabel perhitungan beban mati dan beban
Karena struktur gedung didesain dengan hidup tambahan
daktilitas penuh, maka R = µ x f = 5,3 x 1,6
= 8,5. Besarnya nilai faktor daktalitas (µ)
dan reduksi gempa (R), bisa dilihat pada
Tabel parameter daktilitas struktur gedung. Perhitungan Beban Gempa Nominal
Besarnya koefisien gaya geser gempa untuk Statik
arah X dan Y.
CxI
1. Koefisien gaya geser dasar gempa arah X Ekuivalen (V) V  xWt
R
= C1 x I / R = 0,95 x 1/ 8,5 = 0,1117
0,95 x1
2. Koefisien gaya geser dasar gempa arah Y Vx  x16635,524 = 1859,26 kN
8,5
= C2 x I / R = 0,95 x 1/ 8,5 = 0,1117.
0,95 x1
Vy  x16635,524 = 1859,26 kN
8,5
Eksentrisitas Rencana (ed)
Eksentrisitas (e) adalah pengurangan antara Distribusi gaya geser horizontal akibat
pusat massa dengan pusat rotasi. Nilai pusat gempa kesepanjang tinggi gedung(Fi)
massa dan rotasi bangunan dapat didapat Wi x Hi
Fx, y  x Vx, y
pada ETABS. Wi x Hi
Tabel perhitungan eksentrisitas rencana (ed)
tiap lantai Tabel perhitungan gaya lateral gempa statik
ekuivalen (Fi)

40
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015 ISSN : 1858-3695

PENULANGAN PORTAL
Penulangan Pelat Lantai
1. Pengolahan Data

Beban gempa untuk masing- masing arah


= mm
harus dianggap penuh (100%) untuk arah
yang ditinjau dan 30% untuk arah tegak
Mlx= 0,001 x 826 x 42 x 31 = 409,69 Kgm
lurusnya. Beban gempa yang diinput pada 2
MTx= 0,001 x 826 x 42 x 69 = 911,90 Kgm
arah tersebut sebagai antisipasi datangnya
MLy= 0.001 x 826 x 42 x 19 = 251,10 Kgm
gempa dari arah yang tidak terduga,
MTy= 0,001 x 826 x 42 x 57 = 753,31 Kgm
misalnya dari arah 15°, 30°, 45°, dll.
Penulangan
Beban gempa yang diinput ke pusat massa 1,4 1,4
 min    0,0058
tersebut ditunjukkan pada Tabel berikut. fy 240
Tabel perhitungan gaya lateral gempa statik  max
ekuivalen (Fi) untuk setiap arah 0.85.25 600
 0.75 .0,85  0,0403
240 600  240
a. Lapangan X
As= 0,0058 . 1000. 90 = 522 mm2(P10-150)
b. Tumpuan X
As= 0,0058 . 1000. 90 = 522 mm2(P10-150)
c. Lapangan Y
As= 0,0058 . 1000. 90 = 522 mm2(P10-150)
Pada SNI Gempa 2002 Pasal 5.4.1 d. Lapangan x
disebutkan bahwa titik tangkap beban As= 0,0058 . 1000. 90 = 522 mm2(P10-150)
gempa statik dan dinamik adalah pada pusat Penulangan Kolom

massa. Untuk mengetahui koordinat titik Pada Portal 5

pusat massa tersebut dapat dilakukan dengan 1. Kolom 40/40

cara mengurangi pusat rotasi dengan Pu’=253,287 kNm (Kolom C 15)

eksentrisitas rencana (e). Mu =46,348 kNm, Agr =160000 mm2

Tabel perhitungan gaya lateral gempa statik Vu = 99,972 KNm


ekuivalen (Fi) untuk setiap arah As total = Agr . ρ =160000 . 0,01 = 1600 mm2

41
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015 ISSN : 1858-3695

Digunakan tulangan 12D16, sengkang pada Sekang 2 P 10 -70


lapangan P10-140, sengkang pada Tumpuan Mulapangan = 14,158 kNm
2 P10-80. Vs2 =14608,54 Kg
Pada Portal D As = 0.0035 . 300 .400 = 420 mm2 (3D16)
2. Kolom 40/40 As’ = 0,5 x 420 = 210 mm2(2D16)
Pu’=248,015 kNm (Kolom C 35) Sengkang 2 P 10-150
Mu =41,218 kNm, Agr =160000 mm2 Penulangan Sloof
Vu = 99,758 KNm qu=1554,39 Kg/m=1554,39 x (9,81/1000)
As total = Agr . ρ =160000 . 0,01 = 1600 mm2 = 15,25 N/mm
Digunakan tulangan 12D16, sengkang pada Mu L = . 1554,39 . 52 = 1619,16Kgm
lapangan P10-140, sengkang pada Tumpuan Mu T = . 1554,39. 52 = 4857,47 Kgm
2 P10-80. Vu = . 1554,39. 52 = 19429,87 Kgm
Penulangan Balok Lapangan
Pada Portal 5 As = 0.0035 . 300 . 400 = 420 mm2(3D16)
1. Balok 30/40 As’ = 0.5 . 420 = 201 mm2(2D16)
Mutumpuan =48,480 kNm, Sengkang 2P10-140
Vs1 = 33539,025 Kg Tumpuan
As = 0,0055 x 300 x 400 = 660 mm2(4D16) As = 0.0051 . 300 . 400 = 612 mm2(4D16)
As’ = 0,5 x 660 = 330 mm2(2D16) As’ = 0.5 . 612 = 306 mm2 (2D16)
Sengkang 2P10-80 Sengkang 2P10-100
Mulapangan = 41,966 kNm Perencanaan Pondasi Tiang Pancang
Vs2 =12899,625 Kg 1. Data – data perencanaan
As = 0.0047 . 300 .400 = 564 mm2(3D16) Bangunan direncanakan berada di Jl. By
As’ = 0,5 x 564 = 282 mm2(2D16) Pass Air Pacah Kota Padang. Pengujian
Sengkang 2P10-180 sondir dilakukan sebanyak tiga titik, yang
Pada Portal D telah dilakukan oleh PT. Riska Engineering
2. Balok 30/40 Konsultan di lokasi tersebut. Pengujian
Mutumpuan =36,399 kNm dengan kesimpulan sebagai berikut :
Vs1 = 38956,125 Kg
Tabel ksimpulan hasil sondir di Jl. Pacah,
As = 0,0040 x 300 x 400 = 480 mm2(3D16)
Kota Padang
As’ = 0,5 x 240 = 120 mm2 (2D16)

42
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015 ISSN : 1858-3695

Jarak tiang ke sisi luar =1,25 .400= 500 mm


Ukuran pliecap dicoba dengan ukuran : 2000
x 2000 mm

Tabel rekapitulasi nilai konus dan jumlah


hambatan pelekat pada sondir 1 & 2

Gambar rencana susunan tiang pancang


Pondasi tiang pancang yang direncanakan
Perencanaan Pile Cap
dicoba dengan pondasi tiang pancang
Gaya aksial (Vu): 916.909,72 N
dengan penampang bulat, dengan data-data
sebagai berikut : Dimensi Pilecap: (2000 x 2000x 500) mm3
Diameter tiang (D) = 40 cm Tulangan arah x
Keliling Tiang (O)=π D=3,14 x40=125,6 cm As= q . b . d
Luas Tiang (Atiang)= ¼ π D2= ¼ x3,14x4002 = 0,00698. 2000.417 = 5.821,32 mm2
= 125600 mm2 Ast = ¼ . 3,14 . 222 = 379,94 mm2
Mutu beton (f’c) = 30 MPa Dicoba memakai jarak =100 mm
Berat jenis beton (σ)= 2400 Kg/cm3 n=(2000/100)-1= 19 buah
Gaya aksial (Vu) = 916.909,72 N As terpakai= 379,94 x 19= 7218,86 mm2
Momen (Mu) = 5.495.296,46 Nmm 7218,86 mm2 > 5.821,32 mm2….memenuhi
2. Daya dukung tanah dengan hasil sondir Tulangan arah y
Atiang  NK JHP  O As= q . b . d
Qa = 
3 5 = 0,00551. 1000.417 = 2.297,67 mm2
= 77.488,67 Kg/ Tiang Ast = ¼ . 3,14 . 222 = 379,94 mm2
Perkiraan jumlah tiang yang diperlukan : Dicoba memakai jarak =100 mm

(n)= V = 916909,72
= 2 tiang
n=(1000/100)-1= 9 buah
Qa 760155,43 As terpakai= 379,94 x 9= 3.419,46 mm2
3. Daya dukung tiang kelompok 3.419,46 mm2 > 2.297,67 mm2….memenuhi
Dicoba dengan memakai 2 tiang pancang.
Jarak antar tiang ≥ 2,5.400=1000 mm KESIMPULAN

43
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015 ISSN : 1858-3695

Kesimpulan tulisan ini adalah :


1. Tulangan arah x : memenuhi
2. Tulangan arah Y : memenuhi
1. 1

DAFTAR PUSTAKA
Cahya, Indra. 1999. BetonBertulang. Malang:
FakultasTeknikBrawijaya
Departemen Pekerjaan Umum.1991.
SNI 03-2847-2002. Bandung: Yayasan
LPMB.

Dipohusodo, Istimawan. 1996. Menajemen


Proyek dan Konstruksi.Yogyakarta:
Konasius.

Gideon, Kusuma. 1993. Dasar-dasar


Perencaan Beton Bertulang
Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03.
Erlangga.

Gunawan. 1996. Teori Soal dan


Penyelesaian Konstruksi Baja II Jilid I.
Jakarta: Delta Teknik Group.

Riza, Muhammad Miftakhur. 2010. Aplikasi


Perencanaan Struktur Gedung dengan
ETABS. Jakarta.

Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan


Struktur Baja dengan Metode LRFD.
Jakarta: Erlangga.

Silalahi, Juniman. 2008. Mekanika Struktur


Statis Tertentu. Padang.

Silalahi, Juniman. 2009. Struktur Beton


Bertulang Bangunan Gedung.
Padang: Sukabina Offset.

44

You might also like