Biological Drying System

Biological drying is the reduction of water content from a high-moisture organic material
through the internal heating of that material by biological oxidation.

From all outward appearances, ‘biological drying’ and ‘composting’ are identical processes and
the terms are sometimes used interchangeably. The fundamental difference is in the quality
control over the biological oxidation process and the intended use of the final material. In a
nutshell, ‘biological drying’ is the low-end composting process.

Like composting, the processing objective in biological drying is to create an environment in

which natural microbial activity feeds on biologically-available organic constituents within the
material. In biological drying, the goal is to produce adequate heat energy over a time period
sufficient to evaporate much of the bound and unbound moisture in the material.

Like composting, the biologically-available organic content is also reduced in the drying process
and, if continued for a sufficiently long time, the organic content can be reduced to a level of
biological stability making the material nearly inert. This material may then be stored for long
periods of time without appreciable heating or methane production.

Unlike composting, which usually has the goal of producing a high-quality product with nearly
complete pathogen and weed seed kill and a high level of biological stability, the objective of
biological drying or ‘biological stabilization’ is to produce a relatively inert material that may be
used as an industrial fuel, disposed in a landfill without significant contribution to greenhouse
gas production, or used as a soil amendment on lands not used for food production.

The decision to biologically dry, rather than compost, a high-moisture organic material is often
driven by the lack of a suitable bulking material required for either adequate porosity or carbon
addition necessary to produce a consistent, high-quality compost. In some cases, adequate
supplies of suitable bulking material is not available; in other cases, the delivered-cost of bulking
materials cannot be supported by the economics of the facility.

The biological drying process, most commonly applied to animal wastes or biosolids from
wastewater treatment plants, simply enables the high-moisture material to achieve elevated
temperatures at which escaping water vapor can be transported out of the material under forced
aeration. Additional raw material may be added to the process either intermittently or
continuously at a rate that allows the biological oxidation process to be sustained but not under
conditions that are considered most desirable to achieve a finished product that is uniformly
pathogen free or at the higher stability (maturity) levels required for the most beneficial impact
as a soil amendment in commercial agricultural operations.

While biological drying facilities require most of the same components as a compost facility, the
material throughput may be higher, the control system may be less sophisticated, and the
processing cost (on an equal weight basis) is generally lower for biologically dried material than
for a higher-value compost.

Sistem Pengeringan Biologis

Pengeringan secara biologis adalah pengurangan kadar air dari bahan organik dengan
kelembaban tinggi melalui pemanasan internal dari bahan tersebut dengan oksidasi biologis.

Dari semua penampilan luar, ‘pengeringan biologis’ dan ‘pengomposan’ adalah proses yang
identik dan istilah ini terkadang digunakan secara bergantian. Perbedaan mendasar adalah dalam
kontrol kualitas atas proses oksidasi biologis dan penggunaan bahan final yang dimaksudkan.
Singkatnya, 'pengeringan biologis' adalah proses pembuatan kompos kelas bawah

Seperti pengomposan, tujuan pemrosesan dalam pengeringan biologis adalah untuk menciptakan
lingkungan di mana aktivitas mikroba alami memberi makan pada konstituen organik yang
tersedia secara biologis dalam bahan. Dalam pengeringan biologis, tujuannya adalah untuk
menghasilkan energi panas yang cukup selama periode waktu yang cukup untuk menguapkan
banyak uap air yang terikat dan tidak terikat.

Seperti halnya pengomposan, kandungan organik yang tersedia secara biologis juga berkurang
dalam proses pengeringan dan, jika dilanjutkan untuk waktu yang cukup lama, kandungan
organik dapat dikurangi hingga tingkat stabilitas biologis yang membuat bahan tersebut hampir
lembam. Bahan ini kemudian dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama tanpa pemanasan
yang cukup atau produksi metana.
Tidak seperti pengomposan, yang biasanya memiliki tujuan menghasilkan produk berkualitas
tinggi dengan patogen yang hampir lengkap dan membunuh benih gulma dan tingkat stabilitas
biologis yang tinggi, tujuan pengeringan biologis atau 'stabilisasi biologis' adalah untuk
menghasilkan bahan yang relatif lembam yang mungkin digunakan sebagai bahan bakar industri,
dibuang di tempat pembuangan sampah tanpa kontribusi signifikan terhadap produksi gas rumah
kaca, atau digunakan sebagai perubahan tanah pada tanah yang tidak digunakan untuk produksi
pangan.

Keputusan untuk mengeringkan secara biologis, daripada kompos, bahan organik dengan
kelembaban tinggi sering didorong oleh kurangnya bahan bulking yang sesuai yang dibutuhkan
baik untuk porositas yang memadai atau penambahan karbon yang diperlukan untuk
menghasilkan kompos yang konsisten dan berkualitas tinggi. Dalam beberapa kasus, persediaan
bahan bulking yang memadai tidak tersedia; dalam kasus lain, biaya pengiriman bahan bulking
tidak dapat didukung oleh keekonomian fasilitas.

Proses pengeringan biologis, yang paling umum diterapkan pada limbah hewan atau biosolid dari
pabrik pengolahan air limbah, cukup memungkinkan bahan dengan kelembaban tinggi untuk
mencapai suhu tinggi di mana uap air yang keluar dapat diangkut keluar dari material dengan
aerasi paksa. Bahan baku tambahan dapat ditambahkan ke proses baik sebentar-sebentar atau
terus-menerus pada tingkat yang memungkinkan proses oksidasi biologis dipertahankan tetapi
tidak dalam kondisi yang dianggap paling diinginkan untuk mencapai produk jadi yang bebas
patogen seragam atau pada stabilitas yang lebih tinggi ( tingkat kematangan) yang diperlukan
untuk dampak yang paling menguntungkan sebagai amandemen tanah dalam operasi pertanian
komersial. Sementara fasilitas pengeringan biologis memerlukan sebagian besar komponen yang
sama dengan fasilitas kompos, throughput material mungkin lebih tinggi, sistem kontrol
mungkin kurang canggih, dan biaya pemrosesan (berdasarkan berat yang sama) umumnya lebih
rendah untuk bahan yang dikeringkan secara biologis daripada untuk kompos bernilai lebih
tinggi.