Professional Documents
Culture Documents
MEASURE OF DISEASE
OLEH
Persnaveena Ganesan
120100468
PEMBIMBING
dr. Yuki Yunanda, M.Kes
OLEH
Persnaveena Ganesan
12010048
PEMBIMBING
dr. Yuki Yunanda, M.Kes
DIAGNOSIS
Sumatera Utara.”
OLEH
Persnaveena Ganesan
120100468
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Measure Of Disease”. Tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk melengkapi persyaratan Kepanitraan Klinik Senior (KKS) di
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
dr. Yuki Yunanda, M.Kes atas kesediaan beliau meluangkan waktu dan pikiran
untuk membimbing, mendukung, dan memberikan masukan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang turut
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, baik dari
segi materi maupun tata cara penulisan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah ini
dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya ilmu kesehatan.
Atas bantuan dan segala dukungan dari berbagai pihak baik secara moral
maupun spiritual, penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR SINGKATAN
CI Cumulative Incidence
I Incidence
ID Incidence Density
IR Incidence Rate
PT Person Time
P Prevalence
PP Periode Prevalene
viii
DAFTAR GAMBAR
1
yang dialami, dan yang ketiga adalah durasi (waktu = jam, hari, minggu, bulan)
penyakit. Di dalam Epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka
insidensi & prevalensi dan berbagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut.
Setiap kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan
angka insidensi dan angka prevalensi.2
1.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis maupun
pembaca khususnya peserta KKS dan menjadi suatu tolak ukur bagi penelitian
selanjutnya.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Rasio
Merupakan suatu nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua
nilai kuantitatif yaitu pembilangnya yang tidak merupakan bagian dari penyebut.
Misalnya, sebuah nilai kuantitatif A dan nilai kuantitatif lain adalah B maka rasio
adalah A/B.1
2.1.2 Proporsi
Adalah perbandingan dianatar dua nilai kuantitatif yang pembilangnya
merupakan bagian dari penyebut. Pada proporsi, perbandingan menjadi A/(A+B).
2.1.3 Rate
Merupakan proporsi dalam bentuk khusus perbandingan antara
pembilang dan penyebut dinyatakan dalam batas waktu tertentu. Rate adalah
ukuran frekuensi penyakit yang menggambarkan seberapa cepat kejadian
diagnosis kasus baru atau kematian yang terjadi pada populasi yang.1
3
2.2.1 Insidensi
Insidensi dalam arti kata yang lain, adalah sesuatu fraksi or proporsi
dari kelompok dari seseorang yang awalnya bebas dari hasil yang berkembang
kondisi dari waktu ke waktu. Insidensi merupakan kasus baru suatu penyakit yang
terjadi dalam kurun waktu tertentu dan pembilang pada proporsi tersebut adalah
kasus baru.3 Insidensi bermanfaat untuk mengidentifikasi faktor risiko dan menilai
penyebab penyakit.
Insidensi ada dua jenis yaitu:
a. Mengukur risiko untuk sakit (Cumulative Incidence)
b. Mengukur kecepatan untuk sakit (Incidence rate/Incidence density)
a. Cumulative Incidence
Cara yang paling umum untuk memperkirakan risiko adalah membagi
jumlah kasus yang baru terdeteksi selama masa pengamatan dengan jumlah
subyek yang bebas penyakit yang tersedia di awal masa pengamatan. Perkiraan
seperti itu sering disebut kumulatif kejadian atau cumulative incidence.4
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑢
𝐼 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
𝐶𝐼 = =
𝑁 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑏𝑦𝑒𝑘 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑖𝑡
𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑑𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
4
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎
𝐼 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝐼𝑅 = =
𝑃𝑇 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 − 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑢𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛
𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑑𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎
𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
2.2.2 Prevalensi
Prevalensi mengukur seberapa penyakit yang ada pada suatu titik waktu
tertentu atau selama periode waktu tertentu. Prevalensi mengukur kondisi kasus
kesehatan yang ada dan merupakan desain utama pada penelitian cross-sectional.
Ada dua jenis prevalensi, point prevalence, yang paling umum digunakan, dan
periode prevalence. Dalam epidemiologi, prevalensi biasanya menyangkut
identifikasi kasus penyakit yang ada pada populasi dan merupakan ciri utama
5
desain penelitian cross-sectional. Prevalensi juga bisa lebih luas mengidentifikasi
orang dengan karakteristik apapun yang menarik, belum tentu merupakan
penyakit. Misalnya, prevalensi merokok, status kekebalan tubuh, atau kolesterol
tinggi dalam suatu populasi.4
a. Point Prevalence
Angka prevalensi yang paling umum adalah point prevalence, yaitu
didefinisikan sebagai probabilitas kasus seorang individu dalam suatu populasi
pada waktu tertentu.4
6
b. Periode Prevalence
Ukuran alternatif untuk prevalence point adalah periode prevalence (PP),
yang membutuhkan asumsi populasi dinamis yang stabil untuk estimasi. PP
diperkirakan sebagai rasio dari jumlah orang C* yang diamati memiliki kondisi
kesehatan (mis., penyakit), kapan saja selama periode pengamatan yang
ditentukan, katakan dari waktu T0 sampai T1, dengan jumlah N dari populasi
untuk periode yang sama, rumus untuk prevalensi periode adalah:
𝐶∗ 𝐶+𝐼
𝑃𝑃 = =
𝑁 𝑁
Misalnya,
Jika kita mengamati populasi 150 orang selama satu tahun, dan 25 memiliki
penyakit yang menarik pada saat dimulainya pengamatan dan 15 kasus baru
lainnya berkembang sepanjang tahun, prevalensi periode tahun ini menjadi:4
PP = (25+15) / 150 = 0,27, atau 27%
Sedangkan perkiraan point prevalence di awal periode
P = 25/150 = 0,17, atau 17%
dan perkiraan cumulative incidence untuk periode satu tahun adalah:
CI = 15/125 = .12, atau 12%
7
Gambar 2.2 Skema Ukuran Frekuensi Penyakit
Incidence: kasus 2, 3, 4, 8, 9
Point prevalence: 1 Jan: kasus 1, 5, 7
31 Des: kasus 2, 5
Periode prevalence: kasus 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8 dan 9
2.2.3 Hubungan antara insidensi dan prevalensi
Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya
penyakit. Lamanya sakit adalah periode mulai didiagnosanya penyakit sampai
berakhirnya penyakit tersebut, yaitu sembuh, mati, atau kronis. Hubungan antara
prevalensi, insidensi dan lamanya sakit dapat dinyatakan dalam rumus berikut:1,4
P=IxD
P = Prevalensi
I = Insidensi
D = Lamanya sakit
2.3. Mortalitas
Sama seperti angka insidensi pada ukuran frekuensi penyakit, angka
frekuensi kejadian mortalitas dapat mengambil bentuk risiko atau rate tergantung
pada desain penelitian dan tujuan penelitian. Angka risiko kematian (Mortality
8
Risk) ada beberapa jenis diantarannya yaitu, disease specific mortality risk, all
causes mortality risk, dan case fatality risk. Untuk setiap ukuran, rumus
cumulative incidence bisa digunakan, yaitu,
CI = I / N
Di sini, I menunjukkan jumlah kematian yang diamati selama periode studi
tertentu dan N adalah jumlah penduduk pada awal pengamatan kohort. Case
Fatality Risk adalah proporsi orang dengan penyakit yang meninggal akibat
penyakit itu selama masa penelitian.4
Dengan cara yang sama, tingkat kematian (Mortality Rate) dapat diukur
dengan menggunakan rumus umum, yaitu,
IR = I / PT.
Dimana , I menunjukkan jumlah kematian yang diamati selama periode studi
tetrtentu dan PT adalah total orang-waktu pengamatan. Pada perkiraan disease
specific mortality rate, I menunjukkan jumlah kematian akibat penyakit tertentu
selama periode waktu tertentu dan PT menunjukkan jumlah orang-waktu pada
awal pengamatan kohort terlepas dari penyakitnya. Sedangkan pada perkiraan all
causes mortality risk, I menunjukkan jumlah semua kematian selama periode
waktu tertentu dan PT menunjukkan jumlah orang-waktu pada awal pengamatan
kohort terlepas dari penyakitnya. Pada case fatality risk, I menunjukkan jumlah
kematian yang disebabkan oleh penyakit tertentu, selama periode waktu tertentu
dan PT menunjukkan jumlah orang-waktu pada awal pengamatan kohort dengan
penyakit tertentu.4
Contoh:
Diamati 1000 orang berusia 65 tahun atau lebih tua selama 3 tahun, 100 dari
1000 orang menderita kanker paru-paru pada awal follow-up dan 40 dari 100
orang ini meninggal dunia.karena kanker paru-paru. Selain itu 15 orang menderita
kanker paru-paru pada masa follow up dan 10 diantaranya meninggal dunia. Dari
885 yang tersisa tanpa kanker paru-paru, 150 juga meninggal dunia.
9
Maka:
- Specific mortality risk Kanker Paru-paru dalam studi ini adalah 50/1000
atau 5%
- All-cause mortality risk dalam studi ini adalah 200/1000 atau 20%
- Case-fatality risk untuk 100 pasien kanker paru-paru adalah 40/100 atau
10
BAB 3
KESIMPULAN
1. Frekuensi kejadian penyakit yang diamati dapat dilihat dengan
menggunakan ukuran epidemiologi.
2. Ukuran Frekuensi penyakit digunakan untuk merefleksikan besar kejadian
penyakit (morbiditas) atau kematian (mortalitas) karena penyakit dalam
suatu populasi. Dimana, untuk mengukur frekuensi penyakit dapat diukur
dengan menggunakan angka insidensi dan angka prevalensi.
3. Angka insidensi merupakan kasus baru suatu penyakit yang terjadi dalam
kurun waktu tertentu.
4. Insidensi bermanfaat untuk mengidentifikasi faktor risiko dan menilai
penyebab penyakit. Sedangkan, angka prevalensi mengukur kasus
penyakit yang ada pada suatu titik waktu tertentu atau selama periode
waktu.
5. Angka prevalensi tidak sesuai untuk mengidentifikasi faktor risiko.
Prevalensi biasanya menyangkut identifikasi kasus penyakit yang ada pada
populasi dan berguna untuk perencenanaan dan pelaksanaan program
kesehatan.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Kleinbaum, D., G., Sullivan, K., M., Barker, N., D. 2007. A Pocket Guide
to Epidemiology. USA: Springer, 44-67
2. Timmreck, Thomas. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi II. Jakarta:
EGC, 127-140
3. Fletcher RH, Fletcher SW, Wagner EH. Diagnostic Clinical Epidemiology
– the essentials. William & Wilkins, 2016; 76-81.
4. Budiarto, E., Anggraeni, D. 2001. Pengantar Epidemiologi Edisi 2.
Jakarta: EGC, 52-58
12