You are on page 1of 17

Pemanfaatan Limbah Air Leri Sebagai Pupuk Organik Cair Untuk Pertumbuhan

Tanaman Jagung (Zea mays)

Metode Penelitian
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian
yang dibina oleh Dr. Vivi Novianti, S.Si, M.Si.dan Bagus Priambodo, S.Si, M.Si, M.Sc

oleh:
Kelompok 4/ Offering H
1. M. Mauludi Zulkifli (170342615517)
2. Novi Sanita Putri (170342615585)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beras merupakan bahan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Sebelum
dimasak menjadi nasi, beras harus dicuci dengan bersih terlebih dahulu. Biasanya air bekas
cucian beras tersebut langsung dibuang, padahal dalam air cucian beras tersebut banyak
mengandung senyawa organik yang bisa dimanfaatkan untuk proses pertumbuhan berbagai
tanaman. Menurut Wardiah dkk (2014) mengatakan bahwa kandungan air beras antara lain
yaitu karbohidrat, nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, besi, vitamin B1. Salah satu
senyawa organik yang berperan dalam pertumbuhan dan pembentukan sistem perakaran
yang baik serta pemasakan buah dan biji yaitu fosfor (Hikmah, 2015).
Dalam penelitian sebelumnya air cucian beras telah digunakan sebagai pupuk
organik cair pada pertumbuhan tanaman pakchoy. Wardiah dkk (2014) menyatakan bahwa
berbagai konsentrasi air cucian beras berpengaruh dalam meningkatkan tinggi tanaman dan
berat kering, sedangkan G.M. dkk (2012) menyatakan bahwa limbah air beras ini dapat
meningkatkan pertumbuhan akar tanaman selada pada jenis dan kadar air cucian beras yang
berbeda dan menurut Ratnadi dkk (2014) pemberian air cucian beras juga meningkatakan
pertumbuhan dan berat kering tanaman pacar air.
Tanaman Zea Mays merupakan bahan makanan pokok pengganti beras. Menurut
Badan pusat Statistik (2016) produksi jagung pada tahun 2015 mengalami peningkatan
3,18% dibanding tahun 2014 sedangkan peningkatan konsumsi jagung lebih tinggi
daripada produksi jagung itu sendiri. Semakin rendahnya produksi jagung dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu lahan yang semakin tahun semakin berkurang dan penggunaan
pestisida secara berlebihan, padahal penggunaan pestisida yang berlebihan tersebut
menyebabkan timbulnya masalah baru yaitu terganggunya kesehatan tanah yang
berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Menurut (Sirappa & Razak, 2010) tanaman
jagung memerlukan sebanyak 13 jenis unsur hara yang beberapa diantaranya terdapat
dalam limbah air leri tersebut. Sehingga air leri dapat digunakan sebagai alternatif pupuk
organic cair bagi pertumbuhan tanaman Zea mays.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air leri terhadap pertumbuhan
dan jumlah helaian daun pada tanaman jagung (Zea mays).

1.3 Hipotesis
Terdapat pengaruh antara penambahan air leri dengan berbagai konsentrasi
terhadap pertumbuhan dan jumlah helaian daun tanaman jagung (Zea mays).
BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Air Cucian beras


Air cucian beras atau yang biasanya disebut leri merupakan air yang diperoleh
dari proses pencucian beras. Air cucian beras sangat mudah didapatkan dan jumlahnya
pun banyak, hal ini dikarenakan kebanyakan masyarakat Indonesia memakan nasi
(beras yang telah diolah). Air leri biasanya dibuang karena dianggap tidak berguna,
padahal kadungan didalam air cucian beras sangat banyak yang dapat dimanfaatkan
kembali dalam dunia pertanian. Air cucian beras masih mengandung senyawa organik
seperti karbohidrat dan vitamin seperti thamin yang masih bisa dimanfaatkan (Moeksin,
2015).
Pada saat ini telah berkembang pola pikir tentang memanfaatkan kembali air
leri yng dibuang, salah satunya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk pertumbuhan
tanaman, bahan baku bioetanol, media pertumbuhan jamur dan yang lainnya (Murti,
2015). Oleh karena itu air leri sudah mulai dimanfaatkan sebagai produk yang lebih
bermanfaat.

2.2 Kandungan Air Cucian Beras


Bekas air cucian beras banyak dtemukan di masyarakat Indonesia yang
memiliki kandungan senyawa organik yang berlimpah (Tabel I), diantaranya
karbohidrat berupa pati dengan kandungan sebanyak 85-90%, lemak, protein gluten,
selulosa, hemiselulosa, gula dan vitamin yang tinggi. Air cucian beras mengandung
banyak vitamin seperti niacin, riboflavin, piridoksin, dan thiamin, serta mineral seperti
Ca, Mg, dan Fe (Asngad, 2013).

Tabel 2.1: Kandungan Unsur Kimia Pada Air Leri

Komposisi Jumlah (%)


Karbohidrat 90
Protein 8,77
Lemak 1,09
Vitamin B1 70
Vitamin B3 90
Viamin B6 50
Mangan (Mn) 50
Fosfor 60
Zat besi 50
Nitrogen 0,015
Magnesium 14,525
Kalium 0,02
Kalsium 2,94
Sumber: Wardiah, 2014

Beberapa mineral yang terkadung dalam cucian beras memiliki manfaat bagi
tumbuhan sebagai berikut: pertama nitrogen, nitrogen adalah unsur mineral yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar hal ini berfungsi sebagai konstituen dari
banyak komponen sel tumbuhan, termasuk asam amino dan asam nukleat. Kedua fosfor
bermanfaat untuk proses metabolisme komponen nukleotida yang digunakan dalam
metabolisme energi tanaman (seperti ATP) dan DNA dan RNA. Manfaat dari kalium
sebagai pengaturan potensi osmotik sel tumbuhan. Ini juga mengaktifkan banyak enzim
yang terlibat dalam respirasi dan fotosintesis. Manfaat dari kalsium digunakan dalam
sintesis dinding sel yang baru, terutama pada lamella tengah yang memisahkan sel yang
baru terpecah. Kalsium juga digunakan dalam dalam pembelahan sel dalam bentuk
benang spindel. Manfaat dari magnesium dalam sel tumbuhan, berupa ion magnesium
(Mg2 +) memiliki peran spesifik dalam aktivasi enzim yang terlibat dalam respirasi,
fotosintesis, dan sintesis DNA dan RNA. Manfaat mangan yang paling baik adalah
dalam reaksi fotosintesis melalui oksigen yang dihasilkan dari air (Hopkins, 2009). Besi
memiliki peran penting sebagai komponen enzim yang terlibat dalam transfer elektron
(reaksi redoks), seperti sitokrom.

2.3 Tanaman Jagung (Zea mays)


Jagung merupakan tanaman pokok yang digunakan sebagai pengganti beras.
Jagung merupakan komoditas pertanian yang masuk kedalam produk unggulan karena
hasil dari tanaman ini dibutuhkan oleh manusia, baik untuk makanan, bahan baku
industri, bahkan sebagai bahan baku farmasi ( Bayu, 2010).
Akar tanaman berfungsi sebagai: (a) organ yang bertanggung jawab agar
tanaman dapat berdiri tegak; (b) organ yang melalukan absorbsi unsur hara dan air; (c)
melakukan metabolisme dan membentuk berbagai persenyawaan yang diperlukan
tanaman; (d) tempat menyimpan cadangan makanan (Subekti dkk., 2007)..
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris
dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang
berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang
produktif (Subekti dkk., 2007). Tanaman jagung memerlukan beberapa minggu untuk
berkembang dari benih hingga dewasa, rata-rata tingginya mencapai 2-3,5 m (Riahi
dkk., 2003). Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman jagung rata-rata 260C sampai
300C dan pH tanah 5,7 – 6,8 (Iriany dkk., 2007). Sinar matahari merupakan faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan jagung dengan baik dan faktor air merupakan salah satu
faktor pembatas untuk pertumbuhan jagung.
Tanaman jagung memerlukan minimal 13 jenis unsur hara yang diserap melalui
tanah. Unsur hara N, P, dan K diperlukan dalam jumlah yang lebih banyak dan sering
kekurangan yang biasa disebut unsur hara primer. Unsur hara Ca, Mg, dan S diperlukan
dalam jumlah sedang dan bisa disebut hara sekunder. Unsur hara primer dan unsur hara
sekunder digolongkan dalam makronurtient. Unsur hara Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl
diperlukan dalam jumlah sedikit yang digolongkan kedalam micronutrient. Sedangkan
unsur lainnya yaitu C, H, dan O diperoleh dari air dan udara (Sirappa & Razak, 2010).

2.4 Pengaruh Air Leri Terhadap Pertumbuhan Tanaman


Air leri sudah banyak digunakan untuk penelitian sebelumnya dan terbukti dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Menurut Putri (2016) dalam penelitiannya,
air leri memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan jumlah daun dan berat basah dari
tanaman bayam merah. Air leri jika ditambahkan dengan media kardus berpengaruh
terhadap berat tubuh buah dan jumlah tubuh buah jamur merang (Murti, 2015).
Sedangkan hasil penelitian dari Suprapto (2017) air leri juga berpengaruh terhadap lebar
tudung buah jamur dan berat total buah jamur.
Pemupupukan yang dilakukan dengan penambahan air leri bertujuan untuk
memberi ketersediaan unsur hara bagi tanaman dan meningkatkan hasil produksi serta
kualitas berbagai tanaman. Ketersediaan unsur hara yang lengkap akan diserap oleh
tanaman yang merupakn faktor dari penentu pertumbuhan serta produksi tanaman
(Nyanjang, 2003).
BAB III

Metode Penelitian

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian
eksperimen dengan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang diberi perlakuan
sebanyak lima dan dilakukan tiga kali pengulangan. Perlakuan yaitu P 0 = 0% air leri
(kontrol), P1 = 25% air leri, P2 = 50% air leri, P3 = 75% air leri, P4 = 100% air leri.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan Jl Terusan Ambarawa No. 41B, Kelurahan
Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian dilakukan selama 21
hari, dimulai dari Oktober – November 2018.

Sumber : Google Maps, 2018


3.3 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas plastik air mineral, botol
plastik 600 ml, gelas ukur 100 ml, kertas label, mistar/penggaris, alat tulis, buku, dan
handphone. Bahan yang digunakan yaitu biji tanaman jagung sebanyak 20 biji jagung,
air bekas cucian beras dari beras kiloan, polibag, air dan pasir.
3.4 Persiapan Media Penanaman dan Penyiraman Air Leri
Benih dipilih terlebih dahulu dengan cara merendam biji jagung dalam air
selama 12 jam (semalaman). Media tanam langsung pada polybag dan tanah. Kemudian
biji ditaman pada kedalaman 4 cm. Biji yang akan digunakan adalah biji yang
tenggelam. Kemudian di letakkan dalam media tanam.
Pada penelitian ini air cucian beras yang diambil yaitu air cucian beras pertama
sebanyak 600 ml. Penyiraman dilakukan dimulai dari dimulainya proses
perkecambahan biji jagung dan penyiraman selanjutnya dilakukan pada pagi hari atau
sore hari.

3.5 Pengamatan Parameter Pertumbuhan Tanaman Jagung

Pengukuran tinggi tanaman jagung dan jumlah helaian daun dilakukan pada saat
tanaman jagung berumur 7 hari, 14 hari, dan 21 hari.
3.6 Analisis Data
Data yang dihasilkan akan diuji dengan uji homogenitas, setelah diketahui
keseragamannya dilanjutkan dengan uji normalitas. Kemudian data dianalisis dengan
Analysis of Variance (ANOVA) menggunakan SPSS. Selanjutnya untuk mengetahui
perbedaan yang nyata dari data, dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji BNT.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada hasil penelitian yang dilakukan dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan diketahui
bahwa rerata tinggi batang dan banyak daun yang paling tinggi yaitu pada konsentrasi 50% ,
sedangkan rerata panjang (Tabel 1).
Tabel 4.1 Rerata jumlah daun, tinggi batang, dan panjang akar
No Konsentrasi Rerata
Jumlah Daun Tinggi Batang
1 0% 3,17 8,48
2 25% 3,25 8,47
3 50% 3,63 8,65
4 75% 3,58 7,89
5 100% 3,42 5,11

Setelah didapatkan hasil dilanjutkan dengan uji homogenitas jumlah daun dan tinggi
batang. Hasil menunjukkan bahwa nilai signifikasi lebih besar dari dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data yang didapatkan homogen dan dilanjutkan dengan uji ANOVA.

Tabel 4.2 Uji homogenitas tinggi batang dan banyak daun

Hasil dari uji anova menunjukkan nilai signifikasi dari tinggi batang dan jumlah daun
sebesar 0,745 dan 0,546, dari hasil ini nilai signifikasi lebih besar dari pada 0,05. Sehingga Ho
ditolak dan hipotesis penelitian diterima, yang berarti ada pengaruh pemberian air leri dengan
konsentrasi berbeda terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Untuk mengetahui perbedaan
nyata pemberian berbagai macam konsentrasi pada tinggi batang dan jumlah daun Zea mays
dilakukan uji lanjut BNT.
Tabel 4.3 Uji Anova tinggi batang dan jumlah daun

Dari hasil uji BNT (LSD) didapatkan perbedaan yang nyata pada masing-masing konsentrasi.
Nilai signifikasi yang didapatkan dari lebih dari 0,05 yang menunjukkan bahwa masing-
masing konsentrasi memiliki tingkat efektifitas yang berbeda terhadap tinggi batang dan
jumlah daun Zea mays.

Tabel 4.5 Uji BNT (LSD)


Pertumbuhan terjadi karena pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel
(Sinaga, A., & Ma’ruf, A. 2015). Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang
sering diamati sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter untuk
mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan (Sitompul dan Guritno,
1995). Pada tanaman jagung serapan unsur hara sangat cepat dan terjadi pada fase
vegetatif dan pengisian biji (Olson & Sander, 1988). Menurut Rosmarkam dan Nasih
(2001) menjelaskan bahwa penyerapan hara pada tanaman dapat memenuhi siklus
hidup suatu tanaman begitu juga sebaliknya, proses metabolisme terganggu jika
ketersediaan unsur hara kurang optimal.
Pemupukan sangat sangat penting bagi budidaya tanaman. Pemberian pupuk
bertujuan untuk mempertahankan kesuburan tanah yang bisa dinilai dari ketersediaan
unsur hara didalam tanah sehingga jumlah unsur hara yang tersedia didalam jaringan
tanaman memiliki hubungan dengan respon terhadap tumbuhan tersebut secara grafikal
dan dapat digunakan untuk mengetahui unsur hara yang tersedia didalam tanah
(Soepartini, 1990). Waktu pemberian pupuk dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan
suatu tanaman selain itu terdapat faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
yaitu pemberian dosis yang tepat. Unsur hara harus terpenuhi ketika proses
pertumbuhan tanaman tetapi jika unsur hara berlebihan maka akan mengakibatkan
terjadi palsmolisis sehingga tanaman akan mati (Warisno & Kres, 2010). Kesalahan
dapat terjadi apabila proses pemupukan tidak tepat, baik dari segi jumlah, cara
pemberian, dan waktu pemberian dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan suatu tanaman (Endah, 2001).

Gambar 1: Rata-rata tinggi batang dan jumlah daun pada


tanaman Zea mays dengan konsetrasi yang berbeda-beda
Pada grafik diatas menujukkan bahwa konsentrasi air leri yang memberikan
hasil paling optimal terhadap pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun yaitu pada
konsentrasi 50%, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardiah dkk (2014)
yang menjelaskan bahwa konsetrasi yang paling berpengaruh terhadap tinggi tanaman
dan jumlah daun tanaman pakchoy yaitu pada konsentrasi 100%. Pengaruh pemberian
air leri juga bernilai positif pada hasil penelitian Suprapto (2017) yang menyatakan
bahwa semakin tinggi pemberian konsentrasi air leri semakin meningkat pertumbuhan
serta hasil produksi dari jamur. Hal ini disebabkan karena faktor lain yang
mempengaruhi pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun pada tanaman jagung serta
diduga unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman jagung sudah terpenuhi pada
konsentrasi 50% yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman jagung mengalami
penurunan pada konsentrasi 75% dan 100%. Salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu intensitas cahaya yang diiringi dengan
ketersediaan air yang rendah mengakibatkan tanaman tersebut mengalami kekeringan
sehingga dapat mempengaruhi produktivitas tanaman (Edreira et al. 2012). Menurut
Lakitan (2004) menjelaskan bahwa unsur hara yang paling berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan daun adalah unsur nitrogen. pertumbuhan jumlah daun
pada tanaman bukan hanya berpengaruh terhadap kurangnya unsur nitrogen yang
diserap tetapi juga terdapat faktor genetik (Martoyo, 2001).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pemberian air leri dengan konsentrasi 50% memberikan hasil yang optimal
terhadap pertumbuhan tinggi batang tanaman jagung dibandingan dengan
konsetrasi 25%, 75% dan 100%.
2. Jumlah daun tanaman jagung mendapatkan hasil yang paling optimal pada
pemberian air leri dengan konsentrasi 50% dibandingkan dengan konsentrasi
yang lain.
5.2 Saran
Untuk memperoleh hasil serta konsentrasi air leri secara optimal, disarankan
penelitian lebih lanjut dengan mempertimbangkan faktor ekternal yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman jagung. Juga penanaman dilakukan ditempat yang terlindungi
dari hujan dan dapat terkena sinar matahari agar didapatkan hasil yang maksimal.
Daftar Pustaka

Asngad, A., Astuti, P., dan Rahmawati, I.N. 2013. Pemanfaatan Limbah Air Cucian Beras
IR-36 dan IR-64 (Air Leri) Untuk Pembuatan Sirup Melalui Fermentasi Dengan
Penambahan Bunga Rosella Sebagai Pewarna Alami. Jurnal FKIP UNS. 10(1).

Aqil, M., I.U. Firmansyah, dan M. Akil. 2007. Pengelolaan Air Tanaman Jagung.
http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/ind//bjagung/duatujuh.pdf

Badan Pusat Statistika. 2016. Produksi Jagung Menurut Provinsi (ton). www.bps.go.id
(diakses pada 7 Oktober 2018).

Bayu, Krisnamurthi. 2010. Manfaat Jagung dan Peran Produk Bioteknologi Serealia dalam
Menghadapi Krisis Pangan, Pakan dan Energi di Indonesia. Prosiding Pekan Serealia
Nasional. Badan Litbang Pertanian.

Edreira, J.I., & Otegui, M.E. 2012. Heat Stress In Temperate And Tropical Maize Hybrids :
Differences In Crop Growth Biomass Partitioning And Reserves Use. Field Crops
Research. 130 : 87-98.
Endah, J.H. 2001. Membuat Tanaman Hias Rajin Berbunga. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
G.M. Citra Wulandari, Muhartini, S., dan Trisnowati, S. 2012. Pengaruh Air Cucian Beras
Merah dan Beras Putih Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada (Lactuca sativa L.).
Jurnal Vegetalica, 1(2).

Hikmah, Novia. 2015. Pemanfaatan Ekstrak Kulit Singkong Dan Air Cucian Beras Pada
Pertumbuhan Tanaman Sirsak (Annona muricata L.). Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hopkins, William G & Norman P. A. Hiiner. 2009. Introduction of Plant Physiology.


Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

Iriany, Neni, dkk. 2007. Asal, Sejarah, Evolusi, dan Taksonomi Tanaman Jagung. Balai
Penelitian Tanaman Serealia. Maros.

Lakitan, B. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Murti, Pramita Restu. 2015. Pengaruh Penambahan Kardus dan Air Leri Terhadap
Produktivitas Jamur Merang (Volvariella volvaceae) yang Ditanam Pada Baglog.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Martoyo, K. 2001. Penanaman Beberapa Sifat Fisik Tanah Ultisol pada Penyebaran Akar
Tanaman Kelapa Sawit. PPKS. Medan

Nyanjang, R., A. A. Salim., Y. Rahmiati. 2003. Penggunaan Pupuk Majemuk NPK 25-7-7
Terhadap Peningkatan Produksi Mutu Pada Tanaman The Menghasilkan di Tanah
Andisols. PT. Perkebunan Nusantara XII. Prosiding Teh Nasional. Gambung. Hal
181-185.

Olson, R.A. and D.H. Sander. 1988. Corn Production. In Monograph Agronomy Corn and
Corn Improvement. Wisconsin. p.639-686.

R, Eni., W. Sari., Moeksin, Rosdiana. 2015. Pembuatan Bioetanol dari Air Limbah Cucian
Beras Menggunakan Metode Hidrolisis Enzimatik dan Fermentasi. Jurnal Teknik
Kimia. 1(21).

Riahi, E. and H.S. Ramaswamy. 2003. Structure And Composition Of Cereal Grains And
Legumes. Handbook of Postharvest Technology Cereals, Fruits, Vegetables, Tea, and
Spices. Marcel Dekker Inc. New York.

Sirappa, M.P & Razak, Nasruddin. 2010. Peningkatan Produktivitas Jagung Melalui
Pemberian Pupuk N, P, K dan pupuk Kandang pada Lahan Kering di Maluku.
Prosiding Pekan Serealia Nasional.

Subekti, N.A., dkk. 2007. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung dalam
Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan. Balai Penelitian Tanaman Serealia.
Maros.

Sinaga, A., & Ma’ruf, A. (2015). Tanggapan Hasil Pertumbuhan Tanaman Jagung Akibat
Pemberian Pupuk Urea, Sp-36 Dan Kcl. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua
Barat, 2(1), 51–58. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.22014.08009

Soepartini, M. 1990. Kimia Tanah. Materi Pelatihan Teknik Analisa Ta-nah, Tanaman, Air
dan Pupuk. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor
Suprapto, Rosmiah, Gusmiatun. 2017. Pengaruh Konsentrasi Air Leri Terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Beberapa Varietas Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus Jacq. Ex Fr).
Klorofil, 7(2), 63-67.

Putri, Suryani Zulfah Indana. 2016. Efektivitas Pemberian Pupuk Organik dan Interval
Penyiraman Leri Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah (Alternanthera
amoena Voss) dengan Sistem Vertikultur. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wardiah, Linda, Hafnati Rahmatan. 2014. Potensi Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk
Organik Cair Pada Pertumbuhan Pakchoy (Brassica rapa L.). Jurnal Biologi Edukasi
Edisi 12. 6(1), 34-38.

Warisno dan Kres, D. 2010. Buku Pintar Bertanam Buah Naga. Gramedia Pustaka utama,
Jakarta.
Lampiran
Hari Pertama Penanaman

Hari Ketujuh Penanaman

You might also like