Professional Documents
Culture Documents
“DELAY SPEECH”
Disusun Oleh:
Ni Putu Selly Octaviani Wahyudi
42170138
Pembimbing
dr. Margareta Yuliani, Sp.A
KASUS
C. ANAMNESIS
Alloanamnesis (yang dilakukan dengan Ibu Pasien) pada hari Senin, 14
Mei 2018 pukul 11.00 di poliklinik anak RSB.
1. Keluhan Utama
Belum bisa berbicara
2. Riwayat Penyakit Sekarang
2 tahun SMRS ( tahun 2016)
Orang tua pasien mulai menyadari pasien belum bisa
mengucapkan kata-kata sederhana seperti mama-papa secara
spesifik, tidak seperti anak-anak seusianya. Orang tua juga mulai
menyadari pasien tidak memberi respons ketika dipanggil
namanya, namun karena pasien baru berusia 1 tahun, maka orang
tua masih menganggap wajar hal tersebut.
1 tahun SMRS ( Tahun 2017)
Orang tua mengatakan pasien masih belum bisa berbicara
dan tidak respons ketika di panggil sama seperti satu tahun yang
lalu. Orang tua pasien memeriksakan pasien ke dokter spesialis
THT untuk memastikan gangguan pendengaran pasien. Oleh
dokter spesialis THT, anak disarankan untuk konsultasi dan
melakukan pemeriksaan lanjutan ke dokter spesialis anak di RSB.
HMRS (14 Mei 2018)
Orang tua pasien datang ke poliklinik anak RSB dengan
keluhan bahwa anaknya belum dapat berbicara seperti anak
seusianya. Pasien berusia 3 tahun 5 bulan tetapi hanya mampu
mengerang, menjerit dan tertawa tanpa mengeluarkan kata-kata
yang jelas. Pasien lebih sering mengoceh ma...ma...ma... yang tidak
spesifik.
Selain selain itu pasien juga tidak respons ketika dipanggil,
pasien menoleh hanya saat di sentuh. Menurut orang tua, pasien
tidak bisa memahami perintah sederhana secara verbal, namun
mengerti ketika diperintahkan menggunakan isyarat. Pasien tidak
pernah mengeluhkan nyeri telinga, keluar cairan dari telinga,
trauma pada telinga maupun riwayat benda asing pada telinga.
Demam (-), batuk (-), pilek (-), sesak (-), muntah (-), BAB & BAK
tidak ada keluhan. Nafsu makan baik.
Kesan: Titik berada pada garis antara -1 dan -2, menunjukkan IMT terhadap
usia adalah normal.
Tinggi Badan untuk Usia
Kesan: Titik berada diantara garis -2 sampai -3, menunjukkan berat badan
untuk usia adalah normal
Kesan: titik berada di antara garis -1 dan -2, menunjukkan bahwa berat
badan terhadap tinggi badan adalah normal
Perkembangan
l. Riwayat Imunisasi
Ibu pasien menyatakan sudah membawa anaknya ke posyandu untuk
imunisasi dasar. Namun ibu pasien lupa membawa detail jenis imunisasi,
lengkap atau tidaknya imunisasi & waktu imunisasi, KMS juga tertinggal
di rumah
Kesan: Imunisasi dasar tidak dapat dinilai kelengkapannya.
A. PEMERIKSAAN FISIK
Pasien diperiksa pada tanggal 14 mei 2018 di poliklinik anak RSB.
KeadaanUmum : Baik,
Kesadaran : Compos Mentis
Status Gizi :
BB : 11 kg
TB : 89 cm
Vital Sign
HR : 120x/mnt,
Suhu : 36oC
RR : 18x/mnt
Status Gizi:
Berdasarkan BMI :
BB / (TB)2 = 11 / (0,89)2
= 13,88
a. Leher
Pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid (-), nyeri tekan (-)
b. Kepala
Ukuran Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-
),
Mata cowong (+/+), pupil isokor, reflek
cahaya(+/+), gerakan bola mata baik ke
segala arah.
Hidung : Deformitas (-), discharge (-), nyeri tekan
(-), krepitasi (-), nafas cuping hidung (-)
Mulut : Sianosis (-), kering (+), faring hiperemis (-
), lidah kotor(-), palatoschisis (-)
Telinga : Edema (-/-), discharge (-/-), nyeri tekan
mastoid(-/-), kelainan anatomi (-/-), nyeri tekan auricular (-/-)
b. Thoraks
Paru
Inspeksi : gerakan dada simetris, retraksi interkosta (-
),jejas (-)
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan, nyeri tekan (-
), fremitus taktil D = S, ketinggalan gerak (-), krepitasi (-)
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+) , rhonki (-/-) , wheezing (-/-
)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di SIC 5 linea axillaris
anterior sinistra
Perkusi : Redup dengan kesan kontur jantung normal.
Batas atas jantung : SIC II linea
parasternalis sinistra
Batas jantung kanan : SIC II-IV linea
parasternalis dextra
Batas jantung kiri : SIC V linea axillaris
anterior
Auskultasi : Suarajantung S1/S2 normal (reguler), S3 (-) dan
S4 (-)
c. Abdomen
Inspeksi : perut tampak distensi
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : hipertimpani
Palpasi : supel, NT (+), hepatomegaly (+), splenomegaly (-
), turgor kulit kurang
c. Ekstremitas
Petechie - -
d. Pemeriksaan Danver II
B. RESUME
Seorang anak perempuan berusia 3 tahun 5 bulan dibawa orang tua ke
poliklinik anak RSB dengan keluhan belum bisa berbicara dan tidak respons
ketika di panggil. Pasien hanya mampu mengerang, menjerit dan tertawa
tanpa mengeluarkan kata-kata yang jelas. Pasien lebih sering mengoceh
ma..ma...ma.. yang tidak spesifik. Selain itu pasien juga tidak respons ketika
dipanggil, pasien menoleh hanya saat disentuh. Pasien tidak bisa memahami
perintah secara verbal. Pasien tidak pernah mengeluhkan nyeri telinga, keluar
cairan dari telinga, trauma pada telinga maupun riwayat benda asing pada
telinga. Demam (-), batuk (-), pilek (-), sesak (-), muntah (-), BAB & BAK
tidak ada keluhan. Nafsu makan baik. Riwayat sakit serupa (-),Riwayat
Kejang Demam (+)1x pada usia 2 tahun, sebanyak 1x. Riwayat trauma (+)
jatuh dari tempat tidur 2x pada usia 8 bulan. Riwayat penyakit serupa di
keluarga (+) saudara nenek dari ayah pasien. Riwayat pengobatan jangka
panjang (-), riwayat perkembangan anak terlambat khususnya pada domain
motorik kasar dan berbahasa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU baik,
compos mentis, HR: 120x/mnt, T: 36C, RR: 18x/mnt, status gizi kurang 79%,
dan status generalis head to toe tidak didapatkan kelainan.
D. DIAGNOSIS BANDING
Belum berbicara
Delay speech
Tuli sensorineural
Retardasi mental
E. DIAGNOSIS KERJA
Delay speech development
F. PLANNING
Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan CMV, TOXO, Rubella
Screening kepala
Konsultasi sp. A
Konsultasi sp. THT untuk pemeriksaan OAE dan Bera test
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Pemeriksaan Darah Lengkap
o Pemeriksaan CMV, TOXO, Rubella
H. TATALAKSANA
Konsultasi ke departemen rehabilitasi medik untuk terapi wicara
I. EDUKASI
a. Asupan cairan dan nutrisi harus cukup
b. Istirahat yang cukup
Perbaikan pola penyapihan
Hal ini disebabkan karena
(1) tercemarnya makanan dan minuman oleh bakteri,
(2) rendahnya kalori dan protein,
(3) tidak tepatnya pemberian makanan,
(4) kurang sabarnya ibu memberikan makanan secara sedikit-sedikit tetapi
sering
I. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad sanam : ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam
Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak
+ PENGERTIAN STIMULASI
+ TUJUAN
· Bidan
· Perawat
· Dokter
· Psikolog
· Psikiater
· Phyisioterapist
· Guru
· Keluarga
· Sosial worker
d. Motorik kasar
+ DDST II
o Bukan tes IQ
o Dapat diandalkan
o Validasi tinggi
· Kegunaan
- Berikan pujian
b. Kismis/ permen
e. Lonceng kecil
h. Cangkir plastik
i. Pensil warna
j. Kertas dll
Contoh kasus
Jawab
Umur anak 2 6 14
Ikuti petunjuk yang ada di lembar DDST II, apakah anak bisa melakukan
pada tiap sektor jika lulusmaka tulis P = passed, gagal ( F = fail ) atau jika
anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba tulis No
oportunity = NO, dan jika menolak untuk melakukan tulis R =
Refusal.Kemudian tarik garis berdasarkan umur yang memotong garis
horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST
· Penilaian
o 0 = F (fail / gagal)
o M = R ( refusal / menolak)
o V = P ( pass / lewat )
o No = no oportunity
1. Advance
2. Normal
3. Caustion
- Apabila anak gagal/menolak tugas pada item di mana garis umur berada
di antara 75%-90% (warna hijau)
4. Delay
- Apabila anak gagal/menolak tugas pada item yang berada di sebelah kiri
garis umur
5. No oportunity
1. Normal
2. Suspect
- bila di dapatkan 2 (dua) / lebih caution atau bila didapatkan 1 atau lebih
delay
- lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat
(takut, lelah, sakit dll)
3. Untestable
- bila ada score menolak satu atau lebih item disebelah kiri garis umur
- bila menolak lebih dari satu item pada area 75 % - 90 % (warna hijau)