You are on page 1of 7

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN KEPERAWATAN

RELAKASASI NAPAS DALAM PADA Ny. Y

DI RUANG AKAR WANGI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Stase Keperawatan Dasar Profesi

Disusun Oleh :
SURATMAN
NIM : SN181169

PROGRAM PROFESI NERS

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2018
ANALISIS SINTESIS TINDAKAN RELAKSASI NAPAS DALAM PADA NY
DI RUANG AKAR WANGI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Hari : Rabu
Tanggal : 24 Oktober 2018
Jam : 13.00 WIB

A. Keluhan utama : nyeri ulu hati


B. Diagnosis medis : kolik abdomen
C. Diagnosis keperawatan : Nyeri akut b.d agen cedera biologis
D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan
DS : pasien mengatakan nyeri ulu hati sehari sebelum masuk rumah sakit
Pasien mengatakan mual
P : nyeri terasa saat pasien bergerak
Q : nyeri seperti tersayat
R : nyeri dirasakan di ulu hati , perut bagian atas
S : skala nyeri 6
T : nyeri timbul tiap 3 jam dengan durasi 2 menit
DO : pasien tampak meringis menahan sakit jika nyeri timbul
E. Dasar pemikiran
Kolik abdomen atau abdominal pain merupakan gejala utama dari
acute abdoment yang terjadi secara tiba-tiba dan idak spesifik. kolik abdomen
akan direspon oleh tubuh dengan meningkatkan pelepasan substansi kimia
yang dapat merangsang reseptor-reseptor nyeri seperti histamine,
prostaglandin, badikinin dan substansi P yang bakan menimbulkan persepsi
nyeri.
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang
traktus intestinal. Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal. Kolik
abdomen sebagai sebuah kondisi yang ditandai dengan kram atau nyeri kolik
hebat yang mungkin disertai mual dan muntah.
Kolik abdomen bisa disebabkan oleh faktor mekanis ( karsinoma,
volvulus, intususepsi, obstipasi, polip, striktur ) dan fungsional ( illeus
paralitik, lesi medulla spinalis, enteritis regional, ketidakseimbangan
elektrolit, uremia ).
Manifestasi klinis dari kolik abdomen :
1. Mekanika sederhana – usus halus atas : kolik pada abdomen pertengahan
sampai atas, distensi, mual, munthpeningkatan bising usus, nyeri tekan
difus minimal
2. Mekanika sederhana – usus halus bawah : kolik midabdomen, distensi
berat, muntah, bising usus meningkat, nyeri tekan difus minimal
3. Mekanika sederhana – usus besar : kram (abdomen tengah sampai bawah),
distensi yang muncul terakhir, muntah, peningkatan bising usus, nyeri
tekan difus minimal.
4. Obstruksi mekaik parsial : kram, distensi ringan dan diare
5. Strangulasi : gejala berkembang denan cepat, nyeri parah, terusmenerus
dan terlokalisir, distensi sedang, muntah persisten, biasanya bising usus
menurun dan nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus berwana
gelap atau berdarah atau mengandung darah samar
Penatalaksanaan nyeri pada kolik abdomen dilaksanakan dengan dua
cara yaitu secarafarmakologis dan non farmakologis. Penatalaksaan nyeri
secara farmakologis dilakukan secara kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
dalam pemberian analgetik. Sedangkan tindakan non farmakologis salah
satunya dengan memberikan tehnik relaksasi. Tehnik relaksasi merupakan
intervensi keperawatan mandiri untuk menurunkan intensitas nyeri.

F. Prinsip tindakan keperawatan


No Prosedur Rasional
Tahap pra-interaksi
1 Mengkaji intervensi yang telah Untuk mengetahui perawatan apa
diberikan oleh dokter dan saja yang sudah diberikan
perawatan
Tahap Orientasi
2 Mengucapkan salam Menerapkan etika islami
3 Menyapa dan menyebut nama Menerapkan etika keperawatan
pasien
4 Menjelaskan tujuan dan prosedur Agar pasien dapat memahami
prosedur yang akan dilakukan
5 Menanyakan persetujuan kesiapan Informed concent
pasien
Tahap Interaksi
1 Cuci tangan
2 Mengatur posisi yang nyaman Meningkatkan rasa nyaman
sesuai kondisi pasien pasien
3 Mengatur lingkungan yang tenang Mengurangi kecemasan pasien
4 Meminta pasien meletakkan satu Membuat pasien rileks
tangan di dada dan satu tangan di
abdomen
5 Meminta pasien memfokuskan Membuat perasaan pasien lebih
pikiran terhadap hal-hal yang tenang dan damai
membuat pasien bahagia dan
meminta pasien tersenyum
6 Melatih pasien melakukan napas Mengoptimalkan pengembangan
perut ( menarik napas dalam paru
melalui hidung hingga 3 hitungan,
jaga mulut tetap tertutup )
7 Meminta pasien merasakan Mengoptimalkan pengembangan
mengembangnya abdomen ( cegah paru
lengkung pada punggung )
8 Meminta pasien menahan napas Merasakan hangatnya aliran darah
hingga 3 hitungan dan aliran udara
9 Meminta pasien menghembuskan Relaksasi
napas perlahan dalam 3 hitungan
( lewat mulut, bibir seperti meniup )
10 Meminta pasien merasakan Relaksasi dan distraksi
mengempisnya abdomen,
hangatnya aliran udara
11 Cuci tangan

G. Analisis tindakan
Manajemen nyeri meliputi terapi farmakologi ( pemberian analgesik ) dan
terapi non farmakologi berupa intervensi perilaku kognitif seperti tehnik
relaksasi, terapi musik, imaginary dan biofeedback. Intervensi perilaku
kognitif dalam mengontrol nyeri dimaksudkan untuk melengkapi atau
mendukung pemberian terapi analgesik.
Tindakan yang dilakukan terhadap Ny. Y adalah pengajaran teknik relaksasi
napas dalam. Teknik relaksasi merupakan intervensi mandiri untuk
menurunkan intensitas nyeri. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol
diri ketika terjadi rasa nyeri. Relaksasi otot skeletal dapat menurunkan nyeri
dengan merilekskan tegangan otot yang menunjang nyeri. Untuk mendukung
efektifitas teknik ini, pasien mendapat sugesti bahwa sebenarnya pasien bisa
mengontrol pikiran dan tubuhnya untuk meredakan atau mengurangi nyeri.
Teknik relaksasi untuk mengatasi nyeri ini relatif murah dan dapat dilakukan
secara mandiri oleh pasien. Perawat melakukannya dengan cara membimbing
pasien secara lisan. Pasien yang diterapi pada awalnya hanya mendengarkan
kemudian pasien bisa fokus pada kata-kata perawat dan mau melakukan hal
yang dicontohkan perawat. Pada tindakan relaksasi napas dalam dan sugesti
ini, perawat terlibat langsung dengan memberi contoh kepada pasien,
selanjutnya melatih pasien untuk melakukannya secara mandiri untuk
mengantisipasi nyeri yang sewaktu-waktu timbul.
Teknik relaksasi napas dalam dan sugesti dikenal dengan Teknik Relaksasi
Autogenik. Pemberian teknik relaksasi mempunyai pengaruh signifikan
terhadap penurunan persepsi nyeri ( Dewi, dkk 2009 ). Kombinasi teknik
relaksasi autogenik ( napas dalam dan sugesti ) lebih efektif menurunkan skala
nyeri pada pasien dengan abdominal pain dibanding penurunan persepsi nyeri
dengan pemberian analgetik saja ( Nita Syamsiah, Endang Muslihat dalam
“Pengaruh Terapi Autogenik Terhadap Tingkat Nyeri Akut Pada Pasien
Abdominal Pain di IGD RSUD Karawang 2014”, Jurnal Ilmu
Keperawatan.Volume III, No 1, April 2015 )

H. Bahaya dilakukannya tindakan


Persepsi pasien akan penyakitnya berpengaruh terhadap efektifitas teknik
relaksasi napas dalam. Pencegahannya adalah dengan melakukan komunikasi
terapeutik yang benar, memberikan penjelasan dan prosedur yang akan
dilakukan sampai pasien mengerti.

I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


1. Pantau nyeri pasien dengan PQRST
2. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik.
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S : pasien mengatakan
P : nyeri terasa saat bergerak
Q : nyeri seperti tersayat
R : nyeri perut bagian atas
S : skala nyeri 4
T : nyeri timbul tiap 3 jam, durasi 2 menit
O : pasien tampak lebih rileks
T : 120/70 mmHg, RR : 18 x/menit, N : 84 x/menit, S : 36,6° C
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi

K. Evaluasi diri
Secara umum langkah prosedur yang dilakukan sudah sesuai dengan SOP.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap pasien, dilakukan
modifikasi yaitu penggabungan relaksasi napas dalam dan pemberian sugesti
kepada pasien untuk rileks sehingga dapat mengendalikan pernapasan, tekana
darah, denyut jantung serta suhu tubuh. Dalam tahap kerja demonstrasi napas
dalam, ada beberapa langkah yang harus diulang untuk evaluasi kemampuan
pasien dalam melakukan teknik ini. Sehingga pasien dapat mengantisipasi
melakukan relaksasi mandiri apabila nyeri timbul.
L. Daftar Pustaka

Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C., ( 2013 ).
Nursing Interventions Classification ( NIC ), Sixth edition. Missouri :
Elsevier Mosby.

Bruner & Sudart. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta :
EGC

Dewi, dkk. 2009, Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam terhadap


Penurunan Persepsi Nyeri pada Lansia dengan Arthritis Reumatoid.
Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang

Kozier dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan ; Konsep, Proses,


dan Praktik, Ed. 7. Vol 2. Alih bahasa Pamilih Eko Karyuni. Jakarta :
EGC

Potter, P.A., & Perry, A.G., (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta : EGC

Mengetahui,
Mahasiswa / Praktikan Pembimbing Klinik / CI

( SURATMAN ) ( Ns.SRI ARIYANI, S.Kep )

You might also like