You are on page 1of 7

PENGARUH PEMBERIAN AMPAS KOPI (SENYAWA NITROGEN) TERHADAP

PERTUMBUHAN BIBIT KEDELAI (Glycine max (L.) Meriil)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kedelai adalah salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung yang
merupakan sumber protein utama bagi masyarakat. Kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun
terus meningkat. Penggunaan kedelai sebagai makanan sehari-hari misalnya tempe, tahu,
kecap dan susu nabati telah lama dilakukan di Indonesia, sehingga kebutuhan komoditi ini
sangat tinggi. Kedelai dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan protein murah bagi masyarakat
dalam upaya meningkatkan kualitas SDM Indonesia (Arifin, 2018).

Kebutuhan kedelai yang besar dan kendala-kendala produksi yang ada di Indonesia
akhir-akhir ini menyebabkan sebagian besar kebutuhan kedelai di dalam negeri masih
dipenuhi oleh impor yang dialokasikan untuk pemenuhan industri pengolahan kedelai. Hal ini
terjadi karena produksi kedelai dalam negeri tidak mampu mengimbangi kebutuhan industri
dalam negeri (Arifin, 2018).

Minuman yang juga sering dikonsumsi oleh masyarat adalah kopi. Sama halnya
dengan teh, kopi yang diminum biasanya juga menyisakan ampas yang hanya dibuang begitu
saja setelah digunakan. Ampas kopi mempunyai banyak manfaat, terutama bagi tumbuhan
yaitu dapat menambah asupan Nitrogen, Fosfor dan Kalium (NPK) yang dibutuhkan oleh
tanaman sehingga dapat menyuburkan tanah. Ampas kopi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
organik karena mengandung mineral, karbohidrat, membantu terlepasnya nitrogen sebagai
nutrisi tanaman, dan ampas kopi bersifat asam sehingga menurunkan pH tanah (Yunus,
2010).

Ampas kopi merupakan pupuk organik yang ekonomis dan ramah lingkungan. Ampas
kopi mengandung 2,28% nitrogen, fosfor 0,06% dan 0,6 kalium. pH ampas kopi sedikit asam,
berkisar 6,2 pada skala pH. Selain itu, ampas kopi mengandung magnesium, sulfur, dan
kalsium yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. (Losito, 2011). Sehingga, ampas kopi
memungkinkan untuk digunakan sebagai perangsang pertumbuhan tanaman kedelai. Dengan
semakin bertamba cepatnya pertumbuhan tanaman kedelai maka produksi kedelai tentu akan
meningkat dan kebutuhan kedelai dalam negeri dapat tercukupi.

1.2 Masalah Penelitian

Kebutuhan kedelai di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Tetapi, produksi
kedelai di Indonesia mengalami beberapa kendala sehingga produksi kedelai dalam negeri
belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai di Indonesia.

Terdapat beberapa solusi untuk merangsang pertumbuhan tanaman kedelai guna


meningkatkan produksinya. Salah satunya yaitu dengan ampas kopi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Losito (2011) yaitu terdapat kandungan 2,28% nitrogen, fosfor 0,06%, 0,6
kalium, magnesium, sulfur, dan kalsium dalam ampas kopi yang berguna bagi pertumbuhan
tanaman.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian ampas kopi pada
tanaman kedelai dapat merangsang pertumbuhan tanaman kedelai agar tumbuh dengan baik
dengan membandingkan pertumbuhan tanaman kedelai yang diberi ampas kopi dengan
tanaman kedelai yang tidak diberi ampas kopi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Morfologi tanaman kedelai


Tanaman kedelai termasuk bebatang semak yang dapat tumbuh dengan tingg antara
30-100 cm. Batangnya beruas-ruas dan memiliki percabangan 3-6 cabang. Daun
kedelai memiliki helai berbentuk oval dan tata letaknya pada tangkai. Daun ini
tegolong daun majemuk. Bunga pada tanaman kedelai merupakan bunga sempurna
(hermaphrodite) yakni pada setiap buga terdapat alat kelamin jantan dan alat kelamin
betina dan tergolong bunga majemuk. Penyerbukannya bersifat menyerbuk sendiri
(self pollinated). Kedelai dapat menghasilkan 100-200 buah pada tiap tanaman
dimana dalam tiap buah yan tersusun dalam rangkaian berisi 1-4 biji (Rukmana,
1996).

2.2 Produksi dan kebutuhan kedelai di Indonesia


Kedelai merupakan komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia , baik
sebagai bahan makanan manusia, pakan ternak, bahan baku industry maupun bahan
penyegar (Rukmana, 1996).
Kebutuhan kedelai di dalam negeri tiap tahun cenderung terus meningkat, sedangkan
persediaan produksi belum mampu mengimbangi permintaan. Produksi kedelai
Indonesia menunjukkan perkembangan yang meningkat pesat. Namun, laju
peningkatan produksi belum mampu menimbangi laju permintaan. Akibatnya, impor
kedelai tiap tahunnya terus meningkat (Rukmana, 1996).

2.3 Ampas kopi dan kandungan didalamnya sebagai pupuk organik

Ampas kopi merupakan pupuk organik yang ekonomis dan ramah lingkungan.
Ampas kopi mengandung 2,28% nitrogen, fosfor 0,06% dan 0,6% kalium. pH ampas
kopi sedikit asam, berkisar 6,2 pada skala pH. Selain itu, ampas 3 kopi mengandung
magnesium, sulfur dan kalsium yang berguna bagi pertumbuhan tanaman (Adikasari,
2012).

Menurut Cruzz, dkk. (2012) dalam penelitiannya mengenai pemberian sisa


ampas kopi, berpengaruh terhadap tanaman selada (Lactuca sativa L.). Menurut
Gomes, dkk. (2013) dalam penelitiannya mengenai efek pemberian kompos ampas
kopi, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap parameter pertumbuhan tanaman
selada (Lactuca sativa L.). Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Ampas Kopi Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum)”.
BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan pendekatan


kuantitatif. Dalam penelitian ini menggunakan alat berupa polybag, cetok, penggaris dan
bahan berupa bibit tomat, tanah dan ampas kopi.Cara kerjanya adalah dengan memberi
perlakuan berbeda pada bibit tomat dengan perlakuan perbedaan pemberian air saja dan
pemberian ampas kopi dengan kontrolnya adalah pemeberian air biasa. Lalu kami mengamati
pertumbuhan bibit tomat pada kedua perlakuan yang berbeda, memberikan nutrisi berupa air,
dan mengukur pertambahan ukuran panjang bibit tomat setiap harinya. Rincian dari
penelitian yang akan kami lakukan sebagai berikut.

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


3.1.1 Tempat
Kami melakukan pengamatan ini di kos putra di Jalan Terusan Ambarawa
Gang 5, No.3, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dan kos putri Jalan
Terusan Tidar Sakti No.20.

Sumber : https://www.google.com/maps/@-7.9606561,112.6154921,18z
Sumber : https://www.google.com/maps/@-7.9650284,112.6092962,18z
3.1.2 Waktu :
Kami melakukan pengamatan ini setiap 3 hari sekali dalam 2 minggu. Dimulai
tanggal . 8 november – 29 november 2018

3.2 Bahan dan Alat Penelitian


Beberapa alat yang akan digunakan dalam penelitian adalah polybag, alat tulis dan
cetok. Bahan yang akan digunakan dalam penelitian adalah tanah, bibit kedelai, ampas kopi,
dan air.

3.3 Prosedur Penelitian

Pertama, siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan. Kemudian, pindahkan tanah
secukupnya pada 24 polybag yang telah disiapkan. Tanamlah 1 bibit kedelai pada masing-
masing polybag kemudian siram bibit pada polybag dengan air biasa sebanyak 10 ml 2 kali
sehari dan beri ampas kopi 2 gram dan 4 gram pada beberapa kedelai di polybag . Amati
pertumbuhan tanaman kedelai serta bandingkan antara kedelai yang diberi ampas kopi
dengan yang tidak.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi : semua tanaman kedelai


Sampel : tanaman kedelai tanpa perlakuan ampas kopi dan tanaman kedelai
dengan perlakuan ampas kopi

You might also like