Ruang : SAKURA TUJUAN (KRITERIA DX KEP INTERVENSI RASIONAL HASIL) 1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Observasi TTV klien 1. Keadaan umum dan TTV merupakan awal berhubungan tindakan keperawatan 2. Observasi sakala nyeri klien untuk menentukan intervensi selanjutnya. dengan selama 1x7 jam 3. Lakukan manajemen nyeri dengan Pada gagal jantung biasanya didapatkan ateroskelorosis diharapkan nyeri pasien mengajarkan klien tehnik napas nadi terjadi takikardi. atau spasme berkuran dengan kriteia dalam, distraksi dada, dll 2. Skala nyeri untuk menentukan derajat koroner hasil 4. Kolaborasi dengan tim kesehatan keparahan klien dan memudahkan perawat 1. Nyeri berkrang dari lainnya dalam pemeriksaan EKG untuk menentukan rencan tindakan 0 (tidak ada nyeri) s/d 5. Kolaborasi dengan tim medis selanjutnya. 1-3 (nyeri ringan) lainnya dalam pemberian terapi 3. Untuk mengurangi nyeri dengan cara 2. Pasien tampak tenang analgesik. melakukan pengalihan nyeri. 3. Tanda tanda vital 4. Untuk memantau irama jantung. dalam batas normal 5. Agar digunakan untuk mengurangi rasa nyeri. IMPLEMENTASI Nama Pasien : Tn. M Ruang : SAKURA No Hari/tang Dx Kep Implementasi Evaluasi gal Jam 1 Selasa, 5 Nyeri akut 1. Mengobservasi sakala nyeri yang dirasakan dengan S : Klien mengatakan : “ masih merasakan Maret 2019 menanyakan seberapa nyeri yang dirasakan klien, berhubungan sakit kepala”. Jam 14.00 saat beraktivitas atau pada saat berbaring dengan P: klien merasa nyeri dada, Q: nyeri seperti O: ateroskelorosis ditusuk-tusuk, R: nyeri sebelak kiri, S: skala nyeri - pasien terlihat lemah 1, T: selama 30 menit atau spasme 2. Melakukan manajemen nyeri dengan mengajarkan - Ttv pasien TD : 120/85 mmHg, N: koroner klien tehnik napas dalam, distraksi dada, dll 89x/m, RR: 21x/m, S:35,90C, SPO2: 3. Menjelaskan tentang nyeri dada yang dirasakan klien, agar klien mengetahui penyebab nyeri dan 98% dapat dengan mudah klien mencoba tehnik-tehnik - Pasien tampak menahan rasa sakitnya menghilangkan nyeri yang telah diajarkan - Pasien tampak memejamkan matanya 4. Berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pemeriksaan EKG, dalam memantau iram jantung - Intake 500, output 500, IWL 168, total klien balance cairannya -168/6jam 5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pemberian terapi, inj ranitidin, inj. ketorolac dan A : Masalah belum teratasi PO paracetamol. P : Lanjutkan Intervensi No 1,2,3,4,5 RENCANA KEPERAWATAN Nama Pasien : Tn. M Ruang : SAKURA TUJUAN (KRITERIA No DX KEP INTERVENSI RASIONAL HASIL) 2. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi adanya pembatasan klien 1. Agar mengetahui penyebab keperawatan 1x7 jam, diharapkan dalam melakukan aktivitas pembatasan aktivitas pada klien aktivitas b.d 2. Monitor adanya faktor yang 2. Agar dapat mengetahui penyebab klien dapat beraktivitas secara ketidakseimbanga mandiri dengan kriteria hasil: menyebabkan kelelahan kelehannya klien 1. Klien tidak lemah 3. Ajarkan tehnik ROM pada klien 3. Agar badan dan otot-otot klien n antara suplai 4. Anjurkan melakukan ADLS yang tidak kaku, setelah lama berbaring 2. Berpartisipasi dalam darah ke jaringan peningkatan fisik tanpa disertai ringan secara mandiri di tempat tidur peningkatan tekanan darah, nadi 5. Kolaborasi dengan tim kesehatan 4. Untuk mengatasi masalah yang ditandai dengan dan RR lainnya dalam pemberian terapi menyebabkan terbatasnya aktivitas pasien tampak 3. Mampu melakukan aktivitas pengobatan. klien, terlebih dulu diberikan terapi lemah, ADLs sehari-hari (ADLs) secara pengobatan mandiri 5. Agar melatih klien melakukan dibantu keluarga. ADLs ringan secara mandiri. 4. Keseimbangan aktivitas dan istirahat. IMPLEMENTASI Nama Pasien : Tn. M Ruang : SAKURA No Hari/tanggal Dx Kep Implementasi Evaluasi Jam 2 Selasa, 5 Intoleransi aktivitas 1. Mengobservasi adanya pembatasan klien dalam S: Klien mengatakan “ badan saya lemah” Maret 2019 melakukan aktivitas O: b.d Jam 14.00 2. Memonitor adanya faktor yang menyebabkan - Klien tampak lemah ketidakseimbangan kelelahan, seperti nyeri dan sesak napas yang - Terlihat ADLs dibantu keluarga antara suplai darah menimbulkan rasa lelah pada klien - TTV: TD: 120/85 mmHg, N: 98 x/mnt, 3. Mengajarkan tehnik ROM pada klien, saat klien S: 36,2ºC, RR: 24 x/mnt, SPO2: 98% ke jaringan ditandai pulih otot-otot tidak akan kaku - Posisi pasien tampak semi fowler dengan pasien 4. Menganjurkan melakukan ADLS yang ringan A: Masalah belum teratasi secara mandiri, agar aktivitas kecil masih bisa P: Lanjutkan intervensi tampak lemah, dilakukan klien dan tidak tergantung selalu ADLs dibantu dengan keluarga 5. Berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya keluarga. dalam pemberian terapi pengobatan seperti obat oral, injeksi, O2. Agar mengobati masalah penyebab intoleransi aktivitas klien.