You are on page 1of 13

LAPORAN ANALISIS JURNAL NYERI

JUDUL JURNAL
“Efektifitas Terapi Aroma Lemon Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada
Pasien Post Laparatomi”

Judul asli : Lemon Aroma Therapy Effectiveness Against Decrease Pain


Scalein Patients Postlaparotomy
Penulis : Fadhla Purwandari, Siti Rahmalia, Febriana Sabrian
Dipublikasikan : 16 Februari 2014

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas aroma terapi
lemon untuk mengurangi skala nyeri pada pasien pasca laparatomi. Penelitian ini
menggunakan desain quasi eksperimen dengan menggunakan pre test dan post test.
Populasi untuk penelitian ini adalah pasien pasca laparatomi di Awal Bros dan
Syafira Hospital Pekanbaru. Sistematik purposive sampling digunakanuntuk memilih
30 sampel. Penelitian ini dilakukan selama 15-23 Januari 2014. Metode yang
digunakan yaitu dengan metode observasi dengan menggunakan skala numerik.
Intervensi yang diberikan kepada kelompok eksperimen selama 10 menit untuk
menghirup lemon aroma terapi. Pengumpulan data dianalisis dengan bergantung dan
independent. Demografis dari masing-masing kelompok adalah mayoritas SMA
sekolah (60%) dan perempuan (70%). hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hasil
yang sangat signifikan lemon aroma terapi untuk mengurangi skala nyeri pada pasien
pasca laparotomi (p =0,000). Menurut hasil penelitian, penelitian dianjurkan untuk
penyedia kesehatan untuk diterapkan. Sepertiterapialternatif mengurangi rasa sakit
dengan menggunakannonfarmakologi.

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Latar belakang jurnal
Laparatomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor,
dengan melakukan penyayatan pada lapisan-lapisan dinding abdomen untuk
mendapatkan bagian organ abdomen yang mengalami masalah (hemoragi,
perforasi, kanker, danobstruksi).Laparatomi dilakukan pada kasus-kasus
digestif dan kandungan (Sjamsuhidayat, 2005).Terdapat 20 juta orang di
Amerika yang terkena kolelitiasis dan hampir 475 kali dilakukan tindakan
pembedahan setiap tahunnya (Black & Hawks, 2005). Berdasarkan Data
Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009,
tindakan bedah menempati ururan ke-11 dari 50 pertama pola penyakit di
rumah sakit se Indonesia dengan persentase 12,8% yang diperkirakan 32%
diantaranya merupakan tindakan bedah laparatomi (DEPKES RI, 2009).
Berdasarkan data yg diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit Awal Bros
Pekanbaru, tindakan laparatomi dari bulan Januari 2013 sampai bulan
November 2013 adalah sebanyak 154 kasus.
Pasca pembedahan pasien merasakan nyeri hebat dan 75% penderita
mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan akibat pengelolaan nyeri
yang tidak adekuat (Sutanto, 2004). Adanya luka yang menyebabkan nyeri
tersebut membuat pasien merasa cemas untuk melakukan mobilisasi dini
sehingga pasien cenderung untuk berbaring.Nyeri akut setelah pembedahan
mayor setidak-tidaknya mempunyai fungsi fisiologis positif, berperan sebagai
peringatan bahwa perawatan khusus harus dilakukan untuk mencegah trauma
lebih lanjut pada daerah tersebut.Nyeri setelah pembedahan normalnya dapat
diramalkan hanya terjadi dalam durasi yang terbatas, lebih singkat dari waktu
yang diperlukan untuk perbaikan alamiah jaringan-jaringan yang rusak
(Morison, 2004).

2
Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan di bidang
kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien. Perawat memberi
asuhan keperawatan kepada klien di berbagai situasi dan keadaan yang
memberikan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan.Kenyamanan
merupakan kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan
keperawatan.
Penatalaksanaan nyeri yang tidak adekuat dapat menimbulkan
konsekuensi terhadap pasien dan anggota keluarga. Pasien dan keluarga akan
merasakan ketidaknyamanan yang meningkatkan 2 respon stress sehingga
mempengaruhi kondisi psikologi, emosi, dan kualitas hidup (Ignatavicus &
Workman, 2006). Menurut Black dan Hawks (2005), penatalaksanaan nyeri
akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan terapi nonfarmakologi. Salah
satu terapi nonfarmakologi yang dapat digunakan yaitu
aromaterapi.Aromaterapi merupakan penggunaan ekstrak minyak esensial
tumbuhan yang digunakan untuk memperbaiki mood dan kesehatan
(Primadiati, 2002).
Mekanisme kerja perawatan aromaterapi dalam tubuh manusia
berlangsung melalui dua sistem fisiologis, yaitu sirkulasi tubuh dan sistem
penciuman.Wewangian dapat mempengaruhi kondisi psikis, daya ingat, dan
emosi seseorang.Aromaterapi lemon merupakan jenis aroma terapi yang dapat
digunakan untuk mengatasi nyeri dan cemas.Zat yang terkandung dalam
lemon salah satunya adalah linalool yang berguna untuk menstabilkan sistem
saraf sehingga dapat menimbulkan efek tenang bagi siapapun yang
menghirupnya (Wong, 2010).
Bau berpengaruh langsung terhadap otak manusia, seperti
narkotika.Hidung memiliki kemampuan untuk membedakan lebih dari
100.000 bau yang berbeda yang mempengaruhi manusia tanpa
disadari.Baubauan tersebut masuk ke hidung dan berhubungan dengan silia.

3
Reseptor di silia mengubah bau tersebut menjadi impuls listrik yang
dipancarkan ke otak dan mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan
mood (suasana hati),emosi, ingatan, dan pembelajaran (Tara, 2005). Penelitian
yang dilakukan oleh Bakti (2010) membuktikan bahwa aroma lavender dapat
menurunkan intensitas nyeri dismenore primer (p=0,001). Simanjuntak dan
Maharani (2009) juga membuktikan bahwa aromaterapi lavender dengan
menggunakan tungku pemanas dapat menurunkan intensitas nyeri kala I
(p=0,001).Penelitian Sulistyowati (2009) membuktikan bahwa terapi aroma
lavender efektif untuk menurunkan nyeri dan kecemasan kala I pada
primipara (p=0,001). Penelitian Yuliadi (2011) membuktikan bahwa aroma
lemon dapat memberikan efek rileks pada pasien pre operasi sectio cessaria
(p<0,05).
2. Latar Belakang Kelompok
Ruang rawat inap Flamboyan merupakan unit pelayanan kesehatan di RSUD
Sukoharjo di kabupaten Sukoharjo. Selama pelaksanaan praktik klinik profesi
Ners Universitas Muhamadiyah Surakarta di ruang rawat inap Flamboyan
sejak 02-14 Februari 2014, banyak ditemukan pasien dengan gangguan rasa
nyaman : nyeri. Secara umun strategi penanganan nyeri yang di aplikasikan di
RSUDSukoharjo masih didominasi dengan penggunaan terapi farmakologi
analgesik. Sedangkan strategi penanganan nyeri lain seperti nonfarmakologi
belum teraplikasikan sepenuhnya ke pasien, oleh karena itu kelompok tertarik
untuk mengangkat jurnal ini sebagai bahan untuk di implementasikan kepada
pasien post op di ruangan flamboyan agar nanti bisa di ikuti oleh perawat
ruangn sebagai bahan masukan nantinya dalam penanganan nyeri.
B. TUJUAN
1. Tujuan jurnal
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan aroma
terapi terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post laparatomi.

4
2. Tujuan Kelompok
a) Sesuai dengan latar belakang di atas di mana penangana nyeri yang di
Aplikasikan di ruangan flamboyan penggunaan terapi non farmakologi
masih Sangat jarang di lakuan oleh karena itu kelompok tertarik
mengangkat jurnal Ini Untuk di implementasikan pada pasien post op
laparatomi di ruangan flamboyan RSUD Sukoharjo.
b) Untuk menambah wawasan pembaca maupun peneliti berikutnya tentang
kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam jurnal ini.
C. DESAIN PENELITIAN
1. Populasi Sampel penelitian
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 30 responden dengan post operasi
laparatomi
Populasi dalam penelitian kelompok berjumlah 5 responden dengan post
laparatomi
2. Tempat Penelitian
a. Tempat dilaksanakan penelitian dalam jurnal ini adalah rumah sakit Awal
Bros dan rumah sakit Syafira Pekanbaru.
b. Tempat di laksanakan penelitian kelompok ini adalah di Ruangan
Flamboyan Rumah Sakit umum daerah sukoharjo.
3. Waktu Penelitian
a. Penelitian dilakukan pada tanggal 15 – 23 Januari tahun 2014
b. Penelitian dilakanakan pada tanggal 23 – 28 Februari 2014
4. Desain Penelitian
Jenis desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy
eksperiment dengan rancangan penelitian pre test dan post test design with
control group. Cara pengambilan sampel dalam penelitina ini adalah dengan
teknik Purposive random sampling. Instrumen yang digunakan adalah
lembar observasi. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji t.

5
a. Kriteria Inklusi

1) Pasien post laparatomi hari pertama


2) Pasien dengan Skala nyeri 6 (sedang)
3) Pasien yang belum mendapatkan terapi analgetik
4) Pasien yang bersedia menjadi responden
5) Pasien yang tidak mengalami gangguan saraf penciuman
6) Pasien yang tidak memiliki alergi terhadap bau-bauan
7) Pasien yang tidak mengalami penyakit pernapasan

b. Kriteria Esklusi

1) Pasien dengan skala nyeri kurang dari 6


2) Pasien yang sudah mendapatkan terapi analgetik
3) Pasien yang tidak bersedia menjadi responden
4) Pasien yang mengalami gangguan saraf penciuman
5) Pasien yang memiliki arelgi terhadap bau-bauan

D. PROSEDUR PENELITIAN
1. Prosedur penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan akan dibahas tentang “Efektifitas
terapi aroma lemon terhadap penurunan skala nyeri pada pasien postlaparatomi.”
Penelitian ini melibatkan 30 responden, dimana 15 orang diberikan perlakuan
(kelompok eksperimen) dan 15 orang tidak diberikan diberikan perlakuan
(kelompokkontrol).Skala nyeri responden pada kedua kelompok dikaji sebelum dan
setelah intervensi. Pada kelompok eksperimen, responden diberikan perlakuan berupa
menghirup uap aroma lemon selama 10 menit.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata skala nyeri setelah mengirup aroma lemon lebih rendah dibandingkan
sebelum menghirup aroma lemon. Hal ini menunjukkan bahwa terapi aroma lemon
merupakan salah satu cara yang efektif dalam menurunkan nyeri seseorang.
2. Prosedur kelompok
Responden dalam implementasi ini melibatkan hanya 6 orang saja dan di
lakukan selama 3 hari yaiut dari tanggal 9 – 11 februari 2015 di mana setiap pasien di
lakukan terapi selama 10 menit.

6
3. Kriteria Inklusi

8) Pasien post laparatomi hari pertama


9) Pasien dengan Skala nyeri 6 (sedang)
10) Pasien yang belum mendapatkan terapi analgetik
11) Pasien yang bersedia menjadi responden
12) Pasien yang tidak mengalami gangguan saraf penciuman
13) Pasien yang tidak memiliki alergi terhadap bau-bauan
14) Pasien yang tidak mengalami penyakit pernapasan

4. Kriteria Esklusi

6) Pasien dengan skala nyeri kurang dari 6


7) Pasien yang sudah mendapatkan terapi analgetik
8) Pasien yang tidak bersedia menjadi responden
9) Pasien yang mengalami gangguan saraf penciuman
10) Pasien yang memiliki arelgi terhadap bau-bauan

Alat Kerja :
1. Kom
2. Lemon Segar
3. Tisu
4. Jam Tangan
5. Alat tulis
Prosedur Kerja :
 Melakukan ferivikasi Data Pasien
 Kaji P Q R S T
 Mencuci tangan
 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien dan keluarga
 Posisikan pasien dengan posisi senyaman mungkin
 Perawat berdiri di dekat pasien untuk membantu dalam
pengimplementasian
 Peras lemon di dalam kom

7
 Masukan lipatan 1-2 tisu ke dalam kom
 Alas bagian bawa dagu pasien dengan tissue
 Letakan kom di bawah hidung pasien Sambil Perawat Memeganggnya
 Ajarkan pasien cara menghirup lemon melalui hidung secara perlahan-
lahan
 Ulangi cara tersebut kurang lebih 10-12 menit
 Setelah selesai melakukan tindakan bersihkan alat-alat di dekat pasien
 Cuci tangan
 Evaluasi Kembali P Q R S T
E. ANALISIS DATA
a. Hasil Jurnal
Dari hasil uji statistik didapatkan nilai rata-rata intensitas nyeri post
laparatomi sebelum diberikan aroma lemon pada kelompok eksperimen adalah 5,07
dengan standar deviasi 0,704 dan 2,60 sesudah diberikan aroma lemon dengan
standar deviasi 0,737. Perbedaan nilai mean pretest dan postest pada kelompok
eksperimen adalah sebesar 2,47. Hasil analisa diperoleh p (0,000) < α (0,05), maka
dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara mean intensitas nyeri post
laparatomi sebelum dan sesudah diberikan aroma lemon pada kelompok eksperimen.
Didapatkan nilai rata-rata intensitas nyeri post laparatomi sebelum diberikan
intervensi pada kelompok kontrol adalah 4,73 dengan standar deviasi 1,033 dan 4,47
sesudah tanpa diberikan aroma lemon dengan standar deviasi 0,915. Perbedaan nilai
mean pretest dan postest pada kelompok kontrol adalah sebesar 0,26. Hasil analisa
diperoleh p (0,164) > α (0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara mean intensitas nyeri post laparatomi sebelum dan sesudah
diberikan aroma lemon pada kelompok kontrol.
Rata- rata intensitas nyeri post laparatomi sesudah menghirup aroma lemon pada
kelompok eksperimen adalah 2,6 dengan standar deviasi 0,737 dan 4,47 pada
kelompok kontrol tanpa menghirup aroma lemon dengan standar deviasi 0,915.
Melalui uji statistik diperoleh nilai p (0,000) < α (0,05), maka dapat disimpulkan

8
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skala nyeri sebelum
dengan rata-rata skala nyeri sesudah menghirup aroma lemon pada kelompok
eksperimen.
b. Hasil Analisis Kelompok
Hasil dari penelitian kelompok terhadap 6 pasien di dapatkan bahwa terapi non
farmakologi aroma lemon terhadap penurunan skala nyeri mendaptkan dari 6 pasien 5
mengatakan bahwa nyeri mereka mengalami penurunan dari sebelumnya kelompok
mengkaji skala nyeri pasien 6 (Sedang) mengalami penurunan sampai 4 (ringan) ini
embuktikan bahwa hasil implementasi yang di lakukan kelompok sesuai dengan hasil
jurnal, akan tetapi kelompok mendapatkan bahwa hasil dari terapi lemon ini hanya
bertahan selama 10-15 menit setelah terapi di hentikan, setelah itu pasien mengatakan
bahwa nyeri kembali terasa setelah mereka tidak mencium aroma lemon tersebut
dalam jangka waktu 10 – 15 menit.
c. Kelebihan Jurnal
o Judul jurnal penelitian sesuai dengan hasil dan pembahasan
o Latar belakang dalam penelitian ini sesuai dengan fenomena yang banyak
terjadi di ruang perawatan di Rumah Sakit pada pasien-pasien dengan
masalah nyeri.
o Tujuan penelitian ini jelas yaitu untuk menentukan bagaimana perawat
mengelola nyeri akut pada pasien post laparatomi dengan menggunakan
penanganan non farmakologi yaitu dengan aroma lemon.
o Penelitian ini merupakan satu-satunya penelitian yang menggunakan
ekstra sari lemon sebagai media non farmakologi penanganan skala nyeri
di mana sebelumnya cara ini sudah di gunakan oleh peneliti sebelumnya
tetapi dengan aroma yang lain seperti lavender.
o Desain penelitian yang digunakan Jenis desain penelitian yang
digunakandalam penelitian ini adalah quasy eksperimentdengan
rancangan penelitian pre test and posttest designs with control group.
Penelitian inidilakukan di Rumah Sakit Awal Bros dan RumaSakit

9
Syafira Pekanbaru. Cara pengambilansampel dalam penelitian adalah
dengan teknikPurposive Sampling.Instrument yang digunakanadalah
lembar observasi. Data dianalisis secaraunivariat dan bivariat
menggunakan uji t.
o Sampel yang diobservasi dalam penelitian ini jelas yaitu sebanyak
30sampel.
d. Kekurangan Jurnal
o Keterbatasan dalam jurnal ini tidak dicantumkan siapa saja yang
melakukan observasi.
o Kriteria sampel yang digunakan kurang jelas (tidak tercantum kriteria
inklusi dan eksklusi).
o Skala nyeri dalam penelitian ini tidak di cantumkan
F. IMPLIKASI KEPERAWATAN
Berdasarkan dari penelitian ini perawat menyimpulkan nyeri sebagai komponen
normal dari pengalaman pascaoperasi, meskipun manajemen nyeri yang efektif
diobservasi dan dirasakan oleh beberapa pasien, perawat cenderung menggunakan
farmakologi sebagai salah satu cara untuk mengatasi nyeri pada klien.
1. Perawat dituntut untuk mampu menjembatani kepentingan pasien terkait
dengan nyeri dan penanganannya sesuai dengan kebutuhan pasien.
2. Pengetahuan dan keterampilan mengenai penanganan nyeri baik pendekatan
non farmakologik maupun farmakologis serta tindakan yang lainnya mutlak
diperlukan dan dikuasai oleh perawat.
3. Nyeripost operasi mempunyai berbagai bentuk tindakan diantaranya dengan
tindakan non farmakologi dan farmakologi. Tindakan non farmakologi yaitu
dengan metode distraksi, relaksasi, imajinasi terbimbing, stimulasi dan
massage kutaneus. Sedangkan dengan tindakan famakologi dengan pemberian
analgetik.
4. Pengkajian yang tepat, akurat tentang nyeri sangat diperlukan sebagai upaya
untuk mencari solusi yang tepat untuk menanganinya. Untuk itu, pengkajian

10
harus selalu dilakukan secara berkesinambungan sebagai upaya mencari
gambaran yang terbaru dari nyeri yang dirasakan pasien.
5. Tindakan non farmakologi dengan metode Terapi aroma lemon bisa di pakai
sebagai suatu cara yang di gunakan untuk membuat nyeri pada pasien post op
menurun hingga skala nyeri yang di rasakan sedikit berkurang.
6. Perawat dapat menggunakan metode ini sebagai suatu cara yang bisa di
implementasikan dalam penurunan nyeri post op, akan tetapi perawat juga
perlu mengkaji terlebih dahulu sebelum dan sesudah melakukan tindakan
terhadap tingkatan nyeri pada pasien pos op.
Pengkajian Nyeri PQRST
- P(Provokes) : apa yang menimbulkan nyeri ( aktivitas, spontan, stress,
setelah makan dll)?
- Q(Quality) : apakah tumpul, tajam, tertekan, dalam, permukaan dll?
Apakah pernah merasakan nyeri seperti itu sebelumnya?
- R(Radiation atau Relief) : apakah menyebar ( rahang, punggung, tangan
dll)? Apa yang membuat lebih baik ( posisi) ? apa yang mempertambah
buruk (inspirasi, pergerakan)?
- S(Severity atau tanda dan gejala): jelaskan skala nyeri dan frekuensn.
Apakah disertai dengan gejala seperti ( mual, muntah, pusing,
diaphoresis, pucat, nafas pendek, sesak, tanda vital yang abnormal dll)?
- T (Time : mulai dan lama) : kapan mulai nyeri? Apakan konstan atau
kadang – kadang? Bagaimana lama ?tiba – tiba atau bertahap? Apakah
mulai setelah anda makan? Frekuensi?

11
G. KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil analisis yang di lakukan kelompok terhadap implementasi


analisis jurnal selama 3 hari di ruangan flamboyant RSUD Sukoharjo di
dapatkan bahwa pengaruh aroma terapi lemon ini dapat di pakai sebagai
penanganan nyeri pada pasien post laparatomi dengan skala nyeri 6 ( Sedang)

2. Penurunan skla nyeri yang kelompok dapatkan adalah selama pemberian


terapi selama 10 menit di dapatkan hasil penurunan tingkat nyeri dari (sedang-
6) menjadi (4-ringan)

3. Kelompok mendaptkan ternyata hasil dari penanganan non farmakologi


dengan terapi aroma lemon ini hanya bisa bertahan selama 10 – 15 menit
setalah di berikan tindakan artinya jangka waktu reaksi dari terapi ini hanya
bertahan beberapa menit saja.

4. Kelompok mendapatkan Kekurangan jurnal ini adalah peneliti tidak


mencamtukan skala nyeri pada pasien post op yang di teliti, kriteria inklusi
dan esklusi yang tidak di cantumkanmembuat kelompok sedikit bingung
dalam mengimplementasikan jurnal ini di lapangan.

5. Kelompok berharap Semoga dengan analisis yang di lakukan kelompok dapat


menambah pengetahuan kepada pembaca dan menambah referensi pada
peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang terapi aroma lemon
yang lebih lengkap lagi dengan mencamtumkan kriteria inklusi dan kriteria
esklusi maupun skala nyeri yang di pakai dalam melakukan penelitian
selanjutnya.

12
BAB II
DAFTAR FUSTAKA

Bakti, R. U. (2010). Efektifitas aromaterapi minyak lavender terhadap penurunan


intensitas nyeri pada penderita dismenore primer. Tidak dipublikasikan:Skripsi
Program Studi Ilmu KeperawatanUniversitas Airlangga.

Black, J. M., & Hawks. (2005). Medical surgical nursing:Critical management for
positive outcome. Missouri: Elsevier Saunders

Hidayat. A. (2007). Riset keperawatan & teknik penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika

Hidayat,A. (2009). Pengantar kebutuhan dasar\manusia. Jakarta. Salemba Medika.

Indah, SY. (2013). Keajaiban kulit buah. Surabaya: Tibbun Media

Muttaqin, A. (2011). Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan


sistem persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan:


pedoman skripsi, tesis, dan instrument penelitian keperawatan. Jakarta:
SalembaMedika.

Yuliadi. (2011). Pengaruh citrus aromaterapi terhadap penurunan ansietas pada


klien pre operasi sectio cesarea. Diperolehpada tanggal 10 November 2013 dari
http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownlo ad/keperawatan/MajalahIgnatius%20Yuli
adi.pdf

Tara. (2005). Buku pintar aroma terapi, panduan lengkap aroma terapi untuk
kesehatan dan kecantikan. Jakarta; Inovasi

Smeltzer et al. (2010).Textbook of medical surgical nursing. Philadelphia: Lippincott


Williams & Wilkins

13

You might also like