You are on page 1of 44

Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung

Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung


Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

BAB I
ACUAN POKOK-POKOK PENUGASAN
PERENCANAAN STRUKTUR BAJA, BETON, DAN KAYU

1.1 Permasalahan
Permasalahan yang akan dihadapi adalah bagaimana merencanakan bangunan
gedung kuliah B Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan menjadi suatu
bangunan satu lantai yang struktur utamanya terdiri dari struktur baja, beton dan kayu.
Sistem struktur utama yang berupa rangka batang baja, sedangkan sistem pondasi
berupa pondasi tapak beton bertulang. Gambar arsitek bangunan existing ini dapat
diambil datanya dengan melaksanakan observasi langsung, berupa denah.

1.2 Penugasan
Tugas yang akan dikerjakan adalah meliputi hal-hal berikut:
1) Membuat perhitungan/analisa struktur (Dimensionering).
2) Menggambarkan konstruksi tersebut secara lengkap.

1.3 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan meliputi:
1.1.1 Perhitungan analisa struktur terdiri dari:
1) Analisa pembebanan,
2) Analisa struktur akibat beban tetap,
3) Analisa struktur akibat beban sementara (beban angin),
4) Dimensionering, dan
5) Analisa deformasi.
1.1.2 Penggambaran terdiri dari:
1) Denah pondasi dan kolom disertai potongan-potongan,
2) Denah (sistem) atap,
3) Gambar sistem struktur utama (gambar potongan melintang dan memanjang), dan
4) Gambar detail struktur utama.

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 1


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

1.4 Spesifikasi
Berdasarkan instruksi dosen pembimbing didapatkan nilai spesifikasi :
1) Mutu baja : BJ 37 , fy = 240 MPa
2) Mutu kayu: Kelas II
3) Tegangan izin tanah ss=0.4, 0.5, 0.6, 0.7 [kg/cm2] (pilih satu),
4) Mutu beton untuk pondasi K125, K175, K225 (pilih satu),
5) Penutup atap genteng dengan derajat kemiringan 35º
6) Jarak antar kaki kuda-kuda berturut-turut pada rentang 3,84 m.
7) Hal-hal lain lihat:
 PMI (Peraturan Muatan Indonesia)
 PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia)
 PPBBI (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia)
 PBI (Peraturan Beton Indonesia)
 Buku Teknik Sipil, dll.

1.5 Time Schedule


Time Schedule dari penyelesaian tugas ini adalah tertera pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Tabel Time Schedule
Minggu Ke-
No. Pekerjaan Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Analisa Pekerjaan
Analisa Struktur
2
Akibat Beban Tetap
Analisa Struktur
3 Akibat
Beban Sementara
Dimensionering
4 (Struktur Utama
dan Pondasi)
Analisa
5
Deformasi
6 Penggambaran

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 2


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

F. Catatan
1. Perhitungan hendaknya dibuat dengan rapi (menggunakan komputer dengan font
arial narrow/ T N Roman 12, spasi 1,5) dan dibukukan,
2. Gambar dibuat pada kertas kalkir,
3. Penilaian diberi untuk tiap item pekerjaan dan nilai akhir adalah nilai rata-rata
dari item pekerjaan,
4. Penilaian didasarkan pada:
a. Kebenaran analisa/perhitungan
b. Ketepatan dalam memenuhi time schedule yang sudah ditetapkan,
c. Kerapian gambar/laporan
5. Hal-hal lain dijelaskan secara lisan didalam kelas.

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 3


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

BAB II
ANALISA STRUKTUR

2.1 Dimensionering Gording Kayu


2.1.1 Diketahui
Sebuah struktur utama bangunan 1 lantai, diketahui sebagai berikut :
 Jarak antar kuda-kuda (bentang gording) = 3,84 m
 Kemiringan kuda-kuda 35º
 Mutu Kayu Kelas II dengan 𝐸 = 105 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 dan ɣ = 800 𝑘𝑔/𝑐𝑚3
 Jenis Atap Genteng mempunyai berat 50𝑘𝑔/𝑚2
 Muatan berguna (beban hidup) = 20 𝑘𝑔/𝑚2
 Jarak Antar Gording = 1 m
𝐿
 Lendutan izin = 200Muatan Angin = 20 𝑘𝑔/𝑚2

2.1.2 Ditanya
Tentukan ukuran penampang Gording kayu tersebut !
2.1.3 Penyelesaian
2.1.3.1 Analisa pembebanan setelah atap terpasang
Pembebanan :
 Atap genteng50 kg/m2 . 1 m = 50 kg/m1 (PPI)
 Berat sendiri 0,1 m . 0,15 m . 1 m . 800 kg/m3 = 12 kg/m1 (asumsi)
 Beban angin (0,02  0,4)  20 kg / m 2 = 6 kg/m1

 Beban hidup 1 m  20 kg / m 2 = 20 kg/m1 (PPI)


= 94 kg/m1

Ambil q  95 kg/m1

Ditentukan dimensi gording b.h = b.1,5 b berdasarkan lendutan izin.


f  L
200  384
200  1.92 cm dengan pembebanan q  100 kg / m1  0.95 kg / cm1

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 4


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

2.1.3.1.1 Dimensionering Berdasarkan Lendutan pada Kondisi Atap Telah


Terpasang
Lendutan izin dianggap adalah akar dari kuadrat lendutan arah x ditambah
kwadrat lendutan arah y.

 
f  fx  fy  f
2 2 2
 f x2  f y2

5  q x  L4 5  q y  L4
fx  ; fy 
384  E  I y 384  E  I x

Dimana: q x  sin 35  q  sin 35  0.95  0,545 kg / cm1

q y  cos 35  q  cos 35  0.95  0,778 kg / cm1

I y  121  b 3 1,5b  0,125b 4

I x  121  b  (1,5b) 3  0,281b 4

E  10 5 kg / cm 2


f 2  f x2  f y2

1542.689 2 2203.189 2
1,92 2  ( ) ( )
Iy Ix

2379891.556 4854042.833
1,92 2  
0,0156b 8 0,0790b 8

152557151 61443580.16
1,92 2   [dikali b 8 ]
b8 b8

214000731.2 18
b { }  9.34 cm
1,92 2

 ambil b  10 cm  maka h  1,5b  15 cm

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 5


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

Koreksi :

5  q x  L4 5  0,545  384 4
fx    1,23 cm
384  E  I y 384  10 5  (0,125.10 4 )

5  q y  L4 5  0,778  384 4
fy    0,78 cm
384  E  I x 384  10 5  (0,281.10 4 )


f  f x  f y  1,232  0,78 2  1,46 cm  f  1,92 cm  OK
2 2

Dicoba dimensi gording kayu b x h = 10 cm x 15 cm

2.1.3.1.2 Koreksi Terhadap Lendutan dengan Analisa Pembebanan pada Tahap


Pemasangan Atap
Analisa pembebanan pada tahap pemasangan atap:
 Beban pekerja, berada di tengah bentang P = 100 kg (PPI)
 Berat sendiri 0,1 m . 0,15 m . 1 m . 800 kg/m3 q  12 kg/m1(=0,12 kg/cm1)
Gording 10/15

P = 100 kg
q = 0,12
qx = 350

qy

q
Gambar 2.1 Analisa Pembebanan Atap

q x  sin 35  q  sin 35  0,12  0.068 kg / cm1 ; L  384 cm


q y  cos 35  q  cos 35  0,12  0.098 kg / cm1 ; E  105 kg / cm 2

I y  121  b 3  h  121  103  15  1250 cm 4

I x  121  b  h 3  121  10  15 3  2812,5 cm 4

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 6


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

Px  sin 35  p  sin 35  100  57,36 kg


Py  cos 35  p  cos 35  100  81.91 kg

5  q x  L4 5.0,068.384 4
Lendutan akibat q : f xq    0,154 cm
384  E  I y 384.10 5.1250

5  q y  L4 5.0,098.384 4
f yq    0, 098cm
384  E  I x 384.10 5.2812,5

Px  L3 57,36.384 3
- Lendutan akibat P : f xP    0,54 cm
48  E  I y 48.10 5.1250

Py  L3 81,91.384 3
f yP    0,34 cm
48  E  I x 48.10 5.2812,5

f max  ( f xq  f xP ) 2  ( f yq  f yP ) 2

f max  (0,154  0,54) 2  (0,098  0,34) 2

f max  0,82 cm

f max  0,82 cm  f  1,92 cm  OK , Dimensi gording memenuhi

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 7


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

2.1.3.1.3 Koreksi Terhadap Tegangan Maksimum


1) Kondisi Atap Telah Terpasang
q= 0.95 kg/cm i Gording 10/15

= 350
qx
l = 384 c i
qy

Pot i-i

My 1 My (max)

Mx 1 Mx (max)

Ly (max)
Ly 1

Ly

Lx (max)

Lx 1
Lx

Gambar 2.2 Kondisi Atap Telah Terpasang

 Momem maksimum terjadi di tengah bentang


M y  18 q  L2  cos 35  18  0.95  384 2  cos 35  14343,68kg.cm

M x  18 q  L2  sin 35  18  0.95  384 2  sin 35  10043.55 kg.cm

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 8


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

 Tegangan lentur maksimum terjadi di tengah bentang


My 14343,68
y    38.25 kg
cm 2
6  10  15
1 2
Wx

M x 10043.55
x   1  26,78 kg
cm 2
6  10  15
2
Wy

My Mx 
 max    38.25  26.78  65.03 kg cm 2    85 kg / cm 2  OK
Wx Wy

 Tegangan geser maksimum terjadi di tumpuan


Lx  12 q  L  sin 35  12  0.95  384  sin 35  104.62 kg
L y  12 q  L  cos 35  12  0.95  384  cos 35  149.41 kg

L y S x 149.41  (10  7,5  3,75)


y    1.5 kg
b Ix 10  ( 121  10  15 3 ) cm 2

L x S y 104.62  (15  5  2,5)


x    1.57 kg
bIy 10  ( 121  15  10 3 ) cm 2


 max   y   x  1.5  1,57  3.07 kg cm    12 kg / cm 2  OK
2

 Tegangan idiil maksimum diperkirakan terjadi di x = 1 m dari tumpuan pada


tampang y = 6,5 cm dan x = 4 cm .
I x  121  b  h 3  121  10  15 3  2812,5 cm 4 ; S x1  b  1  7  70 cm 3 ; b  10 cm

I y  121  b 3  h  121  103  15  1250 cm 4 ; S y1  h  1 4,5  67,5 cm3 ; h  15 cm

Lx1  ( 12 q  L  q  x) sin 35  ( 12  0.95  384  0.95  100) sin 35  50,13 kg


L y1  ( 12 q  L  q  x) cos 35  ( 12  0.95  384  0.95  100) cos 35  71.6 kg

L x1 S y1 50,13  67,5
 x1    0,27 kg
bIy 10  1250 cm 2

L y1 S x1 71.6  70
 y1    0,178 kg cm 2
b Ix 10  2812,5

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 9


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

 1   x1   y1  0,27  0,178  0,448 kg cm 2

M x1  {( 12 q  L  x)  (q  x  2x )} sin 35  {( 12  0.95  384  100)  (0.95  100  100


2
)} sin 35
 7737.55 kg.cm

M y1  {( 12 q  L  x)  (q  x  2x )} cos 35  {( 12  0.95  384  100)  (0.95  100  100


2
)} cos 35
 11050.35 kg.cm

y1  6,5 cm ; x1  4 cm

M x1  x1 7737,55.4
 x1    24.76 kg
cm 2
Iy 1250

M y1  y1 11050,35.6,5
 y1    25.54 kg
cm 2
Ix 2812,5

 1   x1   y1  24.76  25.54  50.3 kg cm 2


 i   12  3   12  50.3 2  3.(0,448x0.448)  50.3 kg cm   lt  85 kg / cm 2  OK
2

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 10


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

2) Kondisi Atap Sedang Dipasang


Kondisi atap terpasang terdapat pada Gambar 2.3.
Gording 10/15
P = 100 kg (beban bekerja)

q= 0,12 kg/cm i 35


qx

qy

l = 384 cm i q

Mx

My

Lx1
Lx (max)

Lx

Lx (max) Lv1

Lv

Gambar 2.3 Kondisi Atap Sedang Terpasang


 Tegangan lentur maksimum terjadi di tengah bentang
AV  12 ( P  (q  L))  12 [100  (0,12  384)]  73.04 kg

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 11


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

M x  [ AV  L 2100  (q  L 2100  L 4100 )] sin 35  [73.04  3842100  (0,12  3842100  3844100 )] sin 35
 5255.016kg.cm
M y  [ AV  L 2100  (q  L 2100  L 4100 )] cos 35  [73.04  3842100  (0,12  3842100  3844100 )] cos 35
 7504.94 kg.cm
x1  5 cm ; y1  7,5 cm
M x  x 5255.016.5
x    21,02 kg cm 2
Iy 1250

My y 7504.94.7,5
y    20.013 kg cm 2
Ix 2812,5

 lt max   x   y  21,02  20,013  41.033 kg cm    85 kg cm  OK 2 2

 Tegangan geser maksimum terjadi di tumpuan


Lx  AV  sin 35  73.04  sin 35  41.9 kg
L y  AV  cos 35  73.04  cos 35  59.83 kg

L x S y 41.9  (15  5  2,5)


x    0,63 kg
= Lx (max)
bIy 10  ( 121  15  10 3 ) cm 2

L y S x 59.83  (10  7,5  3,75)


y    0,6 kg cm 2
b Ix 10  ( 12  10  15 )
1 3


 max   y   x  0,63  0,6  1,23 kg cm    12 kg / cm 2  OK
2

 Tegangan idiil maksimum diperkirakan terjadi di tengah bentang x = 192 cm


dari tumpuan pada tampang y = 6,5 cm dan x = 4 cm
M x1  M x  5255.016 kg.cm ; I x  121  b  h 3  121  10  15 3  2812,5 cm 4
M y1  M y  7504.94 kg.cm ; I y  121  b 3  h  121  103  15  12 50 cm 4
x1  4 cm ; y1  6,5 cm
M x1  x1 5255,016.4
 x1    16,82 kg
cm 2
Iy 1250

M y1  y1 7504.94 .6,5
 y1    17,345 kg cm 2
Ix 2812,5

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 12


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

 1   x1   y1  16,82  17,345  34.165 kg cm 2

Lx1  [ AV  (q  L2192 )] sin 35  [73.04  (0,12  3842192 )] sin 35  35.29 kg


L y1  [ AV  (q  L 2192 )] cos 35  [73.04  (0,12  3842192 )] cos 35  50,4 kg

S x1  b  1  7  70 cm 3 ; S y1  h  1  4,5  67,5 cm3 ; b  10 cm ; h  15 cm

L x1 S y1 35,29.67,5
 x1    0,19 kg
bIy 10  1250 cm 2

L y1 S x1 50,4.70
 y1    0,125 kg cm 2
b Ix 10  2812,5
 1   x1   y1  0,19  0,125  0,315 kg cm 2

 i   12  3  12  34.1652  3.0,3152  34,17 kg cm 2


 i  34,17 kg
2    85 kg / cm 2  OK
cm ss

Kesimpulan :
Dimensi gording kayu ukuran 10 x 15 [cm] dapat dipakai karena memenuhi terhadap
syarat lendutan dan tegangan.

2.2 Analisa Pembebanan


Data-data yang diperoleh dari hasil perhitungan sebelumnya, adalah sebagai
berikut:
 Derajat atap (α) = 35°
 BJ siku-siku baja = 50 Mpa
 Bentang gording (Lg) = 3,84 m
 Mutu kayu = kelas II
 Elastisitas kayu (E) = 105 kg/cm2
 Berat jenis kayu (ɣ) = 800 kg/m3
 Berat atap genteng (Ws) = 50 kg/m2
 Beban hidup akibat beban hujan (PLL) = 20 kg/m2

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 13


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

 Muatan angin (PWL) = 40 kg/m2


 Dimensi gording
 Lebar (b) = 10 m
 Tinggi (h) = 15 m
 Panjang atap miring (S) = 13.43 m
 Profil siku = 65.65.9
 Berat profil siku-siku (Wps) = 8,635 kg/m
 Panjang bentang kuda-kuda (Lk) = 22,00 m
 Berat plafond (Wp) = 11 kg/m2
 Berat penggantung (Lp) = 7 kg/m2
 Faktor pengali untuk panjang profil siku (f) =1
 Panjang tembok (Y) = 3.37 m
 b1=b10 = m1 = 0.6715 m
 b2=b3=b4=b5=b6=b7=b8=b9 = m2 = 1.343 m
 Y1 = 1.435 m
 Y2 = 0.95667 m
 Cos α = 0,82
 Sin α = 0,57

2.2.1 Beban Mati/Dead (DL)


1) Perhitungan pembebanan Akibat Beban Mati (PDL)

Diketahui :
Jumlah gording = (13.43/1.1) + 1 = 14 buah, lihat perhitungan beban mati pada
Tabel 2.1.

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 14


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

Tabel 2.1 Perhitungan Beban Mati

BEBAN MATI/GRAVITASI (DEAD LOAD)


NO BEBAN RUMUS PERHITUNGAN NILAI SAT
1. Atap Genteng Ws x Lg x S 50 x 3,84 x 13.43 2578.56 kg

b x h x (jumlah 0,1 x 0,15 x 15 x


2. Gording 691,2 kg
gording) x Lg x ɣ 3,84 x 800

Plafond + (Wp+Lp) x Lg x
3. Lk (11 + 7) x 3,84 x 11 760,32 kg
Penggantung 8
2

QDLL 4030.08 kg

*Nilai masing-masing nilai rumus lihat halaman 1.

2) Mencari Masing-masing Nilai PDL, Akibat Beban Mati/Gravitasi (Dead Load)

Mencari Masing-masing Nilai PDL, Akibat Beban Mati/Gravitasi (Dead Load).


Dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Perhitungan Akibat Beban Mati


PEMBUL SATU
NO RUMUS PERHITUNGAN HASIL
ATAN AN
1 PDL 1 = QDL x (bi1/S) 4030.08 x (0.672 / 13.43) 201.504 202 kg

2 PDL 2 = QDL x (bi2/S) 4030.08 x (1.343 / 13.43) 403.008 404 kg

3 PDL 3 = QDL x (bi3/S) 4030.08 x (1.343 / 13.43) 403.008 404 kg

4 PDL 4 = QDL x (bi4/S) 4030.08 x 1.343 / 13.43 403.008 404 kg

5 PDL 5 = QDL x (bi5/S) 4030.08 x 1.343 / 13.43 403.008 404 kg

6 PDL 6 = QDL x (bi6/S) 4030.08 x 1.343 / 13.43 403.008 404 kg

7 PDL 7 = QDL x (bi7/S) 4030.08 x 1.343 / 13.43 403.008 404 kg

8 PDL 8 = QDL x (bi8/S) 4030.08 x 1.343 / 13.43 403.008 404 kg

9 PDL 9 = QDL x (bi9/S) 4030.08 x 1.343 / 13.43 403.008 404 kg

10 PDL 10 = QDL x (bi10/S) 4030.08 x 1.343 / 13.43 403.008 404 kg

11 PDL 11 = QDL x (bi11/S) 4030.08 x 0.671 / 13.43 201.504 202 kg

JUMLAH PDL 1-11 4030.08 4040 kg

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 15


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

Kontrol : ∑ QDL = ∑ PDL

4030.08 kg = 4030.08 kg  OK !

3) Gambar Setelah beban mati (PDL) dimasukkan ke dalam SAP


1) Nilai yang Dimasukkan

Gambar 2.4 Pembebanan Beban Mati


2) Bentuk Deformasi

Gambar 2.5 Deformasi Beban Mati

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 16


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

3) Reaksi Gaya Aksial

Gambar 2.6 Gaya Aksial Beban Mati

4) Nilai-Nilai Gaya Aksial Disetiap Batang

Gambar 2.7 Nilai Gaya Aksial Beban Mati

2.2.2 Beban Hidup/Live (LL)


2.2.1.1 Perhitungan pembebanan Akibat Beban Hidup (PLL)
Adapun perhitungan dari Beban Hidup/Live adalah terdapat dalam Tabel 2.3
dan Tabel 2.4.

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 17


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

Tabel 2.3 Perhitungan Akibat Beban Mati

BEBAN HIDUP/GRAVITASI (DEAD LOAD)


NO BEBAN RUMUS PERHITUNGAN NILAI SAT
1. Hujan Lg x S x PLL 3,84 x 13.43 x 20 1031.424 kg

Total QLL 1031.424 kg

*Nilai masing-masing nilai rumus lihat halaman 1.

2.2.1.2 Mencari Masing-masing Nilai PDL, Akibat Beban Hidup/Gravitasi (Dead


Load)
Tabel 2.4 Perhitungan Akibat Beban Mati
PEMBU SATU
NO RUMUS PERHITUNGAN HASIL
LATAN AN
1 PLL 1 = QLL x (bi1/S) 1031.424 x (0.672 / 13.43) 51.5712 52 kg

2 PLL 2 = QLL x (bi2/S) 1031.424 x (1.343 / 13.43) 103.142 104 kg

3 PLL 3 = QLL x (bi3/S) 1031.424 x (1.343 / 13.43) 103.142 104 kg

4 PLL 4 = QLL x (bi4/S) 1031.424 x 1.343 / 13.43 103.142 104 kg

5 PLL 5 = QLL x (bi5/S) 1031.424 x 1.343 / 13.43 103.142 104 kg

6 PLL 6 = QLL x (bi6/S) 1031.424 x 1.343 / 13.43 103.142 104 kg

7 PLL 7 = QLL x (bi7/S) 1031.424 x 1.343 / 13.43 103.142 104 kg

8 PLL 8 = QLL x (bi8/S) 1031.424 x 1.343 / 13.43 103.142 104 kg

9 PLL 9 = QLL x (bi9/S) 1031.424 x 1.343 / 13.43 103.142 104 kg

10 PLL 10 = QLL x (bi10/S) 1031.424 x 1.343 / 13.43 103.142 104 kg

11 PLL 11 = QLL x (bi11/S) 1031.424 x 0.671 / 13.43 51.5712 52 kg

JUMLAH P LL 1-11 1031.42 1040 kg

Kontrol : ∑ QLL = ∑ PLL

1031.42 kg = 1040 kg  OK !

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 18


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

2.2.1.3 Gambar Setelah Beban Hidup (PLL) Dimasukkan ke Dalam SAP


1) Nilai yang Dimasukkan

Gambar 2.8 Pembebanan Beban Hidup

2) Bentuk Deformasi

Gambar 2.9 Deformasi Beban Hidup

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 19


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

3) Reaksi Gaya Aksial

Gambar 2.10 Reaksi Gaya Aksial Beban Hidup

4) Nilai-Nilai Gaya Aksial Disetiap Batang

Gambar 2.11 Nilai Gaya Aksial Beban Hidup

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 20


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

2.2.3 Perhitungan Pembebanan Akibat Beban Angin/Wind (PWL)


2.2.3.1 Perhitungan pembebanan Akibat Beban Angin (PWL)

Koefisien Beban Angin dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Miring Kiri = 0.02α - 0.4 Miring Kanan = 0.4

Tekan = 0.9 Hisap = 0.4

Gambar 2.12 Koefisien Beban Angin

2.2.3.1.1 Angin Tekan Miring Kiri dan Kanan


Perhitungan Angin Tekan Miring dapat dilihat dalam Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Perhitungan Akibat Beban Angin
BEBAN ANGIN/GRAVITASI (DEAD LOAD)
PEMB
NO BEBAN RUMUS PERHITUNGAN NILAI ULAT SAT
AN
Angin tekan
Lg x S x W x 3,84 x 13,43 x 40 x 618.85
1. miring kiri 620 kg
(0.02α-0.4) ((0,02 x 35)-0,4) 4
35o QWLki
QWLki x 618.8544 61.854
2 PWLki 62 kg
(bi/S) (1,343/13.43) 4
PWLki (cos(35 62 (cos (35 x 50.787
3 *Zki -52 kg
x π/180)) (PI()/180)) 43
PWLki (sin(35 62(sin(35 x 35.561
4 *Xki 36 kg
x π/180)) (PI()/180)) 74
Angin tekan Lg x S x W x 3,84 x 13,43 x 40 x
5 825.14 84 kg
miring 0.4 0,4

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 21


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

kanan 35o
QWLka
QWLka x 618.8544 61.854
6 PWLka 62 kg
(bi/S) (1,343/13.43) 4
84(cos(35 x 84 (cos (35 x
7 *Zka 67.59 68 kg
PI()/180)) PI()/180))

84(sin(35 x PI 84 (sin (35 x


8 *Xka 47.33 48 kg
()/180)) (PI()/180))
* Karena beban angin merupakan gaya miring maka PWLki akan diubah menjadi gaya
Vertikal (Zki) dan Horizontal(Xki).
*Nilai masing-masing nilai rumus lihat halaman 1.

1) Mencari Masing-masing Nilai Zki dan Xki pada Masing-masing Titik


Tabel 2.6 Perhitungan nilai Zki di masing-masing titik
NO SATUA
RUMUS PERHITUNGAN HASIL
N
1
Zki1 = Zki x (bi1/S) -52 x (0.672/1.343) -26 kg
2
Zki2 = Zki x (bi2/S) -52 x (1.343/1.343) -52 kg
3
Zki2 = Zki x (bi2/S) -52 x (1.343/1.343) -52 kg
4
Zki2 = Zki x (bi2/S) -52 x (1.343/1.343) -52 kg
5
Zki2 = Zki x (bi2/S) -52 x (1.343/1.343) -52 kg
6
Zki2 = Zki x (bi2/S) -52 x (1.343/1.343) -52 kg
7
Zki2 = Zki x (bi2/S) -52 x (1.343/1.343) -52 kg
8
Zki2 = Zki x (bi2/S) -52 x (1.343/1.343) -52 kg
9
Zki2 = Zki x (bi2/S) -52 x (1.343/1.343) -52 kg
10
Zki2 = Zki x (bi2/S) -52 x (1.343/1.343) -52 kg
11
Zki2 = Zki x (bi2/S) 52 x (0.672/1.343) -26 kg
*Nilai ini merupakan nilai Zki perbentangnya

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 22


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

Tabel 2.7 Perhitungan nilai Xki di masing-masing titik


NO SATUA
RUMUS PERHITUNGAN HASIL
N
1
Xki1 = Xki x (bi1/S) 36 x (0.672/1.343) 18 kg
2
Xki2 = Xki x (bi2/S) 36 x (1.343/1.343) 36 kg
3
Xki2 = Xki x (bi2/S) 36 x (1.343/1.343) 36 kg
4
Xki2 = Xki x (bi2/S) 36 x (1.343/1.343) 36 kg
5
Xki2 = Xki x (bi2/S) 36 x (1.343/1.343) 36 kg
6
Xki2 = Xki x (bi2/S) 36 x (1.343/1.343) 36 kg
7
Xki2 = Xki x (bi2/S) 36 x (1.343/1.343) 36 kg
8
Xki2 = Xki x (bi2/S) 36 x (1.343/1.343) 36 kg
9
Xki2 = Xki x (bi2/S) 36 x (1.343/1.343) 36 kg
10
Xki2 = Xki x (bi2/S) 36 x (1.343/1.343) 36 kg
11
Xki2 = Xki x (bi2/S) 36 x (1.343/1.343) 18 kg
*Nilai ini merupakan nilai Zki perbentangnya

Gambar 2.13 Hasil Input Nilai Titik Beban Angin Miring Kiri

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 23


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

2) Mencari Masing-masing Nilai Zka dan Xka pada Masing-masing Titik


Tabel 2.8 Perhitungan nilai Zka di masing-masing titik
NO SATUA
RUMUS PERHITUNGAN HASIL
N
1
Zka1 = Zka x (bi1/S) 68 x (0.672/1.343) 34 kg
2
Zka2 = Zka x (bi2/S) 68 x (1.343/1.343) 68 kg
3 68
Zka2 = Zka x (bi2/S) 68 x (1.343/1.343) kg
4 68
Zka2 = Zka x (bi2/S) 68 x (1.343/1.343) kg
5 68
Zka2 = Zka x (bi2/S) 68 x (1.343/1.343) kg
6 68
Zka2 = Zka x (bi2/S) 68 x (1.343/1.343) kg
7 68
Zka2 = Zka x (bi2/S) 68 x (1.343/1.343) kg
8 68
Zka2 = Zka x (bi2/S) 68 x (1.343/1.343) kg
9 68
Zka2 = Zka x (bi2/S) 68 x (1.343/1.343) kg
10 34
Zka2 = Zka x (bi2/S) 68 x (1.343/1.343) kg
11 34
Zka2 = Zka x (bi2/S) 68 x (1.343/1.343) kg
*Nilai ini merupakan nilai Zki perbentangnya
Tabel 2.9 Perhitungan nilai Xki di masing-masing titik
NO SATUA
RUMUS PERHITUNGAN HASIL
N
1
Xki1 = Xki x (bi1/S) 50 x (0.672/1.343) 25 kg
2
Xki2 = Xki x (bi2/S) 50 x (1.343/1.343) 50 kg
3 50
Xki2 = Xki x (bi2/S) 50 x (1.343/1.343) kg
4 50 x (1.343/1.343) 50
Xki2 = Xki x (bi2/S) kg
5 50 x (1.343/1.343) 50
Xki2 = Xki x (bi2/S) kg
6 50 x (1.343/1.343) 50
Xki2 = Xki x (bi2/S) Kg
7 50 x (1.343/1.343) 50
Xki2 = Xki x (bi2/S) Kg
8 50 x (1.343/1.343) 50
Xki2 = Xki x (bi2/S) Kg
9 50 x (1.343/1.343) 50
Xki2 = Xki x (bi2/S) Kg
10 50 x (1.343/1.343) 50
Xki2 = Xki x (bi2/S) Kg

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 24


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

11 50 x (1.343/1.343) 25
Xki2 = Xki x (bi2/S) Kg
*Nilai ini merupakan nilai Xki perbentangnya

Gambar 2.14 Hasil Input Nilai Titik Beban Angin Miring Kanan

3) Perhitungan Z dan X Titik Puncak


Karena diketahui terdapat dua buah gaya yang bekerja pada titik puncak, maka
perhitungannya adalah sebagia berikut :
Tabel 2.10 Perhitungan untuk Puncak
PERHITUNGAN Z DAN X TITIK PUNCAK
NO RUMUS PERHITUNGAN NILAI SAT

1. Z = Zki11 + Zka11 (-26) + 35 9 Kg

2 X = Xki11 + Xka11 18 + 25 43 Kg

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 25


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

Gambar 2.15 Hasil Input Nilai Titik Beban Angin Puncak

2.2.3.1.2 Perhitungan Tekan dan Hisap


Tabel 2.11 Perhitungan Tekan dan Hisap
BEBAN ANGIN TEKAN DAN HISAP
PEMB
NO BEBAN RUMUS PERHITUNGAN NILAI ULAT SAT
AN
Angin tekan Lg x Sk x W x (3,84 x 3,37 x 40
1. 465.8 466 kg
ho (QWTki) 0.9 x 0,9)
QWTki x 466 x (0.95666 /
2 PWTki1 132.27 134 kg
(ci/3.37) 3.37)
466 x
QWTki x 198.41
4 PWTki2 ((0.95666+(0.956 200 kg
((ci+(ci/2)/3.37) 6
666/2)) /3.37)
466 x
QWTki x 198.41
5 PWTki3 ((0.95666+(0.956 200 kg
((ci+(ci/2)/3.37) 6
666/2)) /3.37)
Angin hisap Lg x Sk x W x (3,84 x 3,37 x 40 207.05
6 208 kg
ho (QWTki) 0.4 x 0.4) 28
QWHka x 208 x (0.95666 /
7 PWHka1 59.046 60 kg
(ci/3.37) 3.37)

8 PWHka2 QWTki x 208 x 88.57 90 kg

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 26


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

((ci+(ci/2)/3.37) ((0.95666+(0.956
666/2)) /3.37)
208 x
QWTki x
PWHka3 ((0.95666+(0.956 88.57 90 kg
((ci+(ci/2)/3.37)
666/2)) /3.37)
*S= untuk panjang kolom penahan dari pertemuan atap ke titik tumpuan

= (0.9566 x 3) + 0.5 m = 3.37 m

*ci = panjang batang profil kolom

Gambar 2.16 Hasil Input Nilai Gambar 2.17 Hasil Input Nilai
Titik Beban Angin Tekan Kiri Titik Beban Angin Hisap Kanan

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 27


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

2.2.3.1.2 Gambar Setelah Semua Bagian Beban Angin (PWL) Dimasukkan ke


Dalam SAP
1) Nilai yang Dimasukkan

Gambar 2.18 Hasil Input Nilai Titik Beban Angin Puncak

2) Bentuk Deformasi

Gambar 2.19 Deformasi Beban Angin

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 28


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

3) Reaksi Gaya Aksial

Gambar 2.20 Gaya Aksial Beban Angin

4) Nilai-Nilai Gaya Aksial Disetiap Batang

Gambar 2.21 Nilai Gaya Aksial Beban Angin

2.3 Analisa Deformasi Maksimum


2.3.1 Bentuk Deformasi Akibat 2 Kombinasi
Kombinasi 1 = (D x 1.4) + (Ds x 1.4)

Diketahui : D = Beban Mati


Ds = Beban Berat Sendiri

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 29


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

2.22 Deformasi Maksimum Kombinasi 1

Kombinasi 2 = (D x 1.2) + (W x 0.8) + (L x 0.5) + (1.2 x Ds)


Diketahui : D = Beban Mati
Ds = Beban Berat Sendiri
W = Beban Angin
L = Beban Hidup

Gambar 2.23 Deformasi Maksimum Kombinasi 2

Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa Kombinasi 2 memiliki


deformasi terbesar yaitu -1.53515 cm (kebawah) atau pada arah x. Sesuai SNI 03-1729-
2002 Pasal 6.4.3 membatasi besarnya lendutan yang timbul pada balok. Dalam pasal ini
dipersyaratkan lendutan maksimum untuk balok pemikul dinding atau bagian finishing

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 30


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

𝐿
yang getar adalah sebesar 360. Jarak antar tumpuan diketahui adalah 1820 cm. Maka

batas lendutan yang diijinkan, yaitu:


1820
= 5,06
360

Maka jika dibandingkan dengan lendutan akibat Kombinasi 2 dan lendutan ijin :
Lijin > L Kombinasi 2  5,06 > 1,53515 (OK!!, profil aman digunakan)

2.4 Dimensionering Rangka Batang Berdasar Tekuk


Berdasarkan perbandingan dari masing-masing gaya didapat gaya aksial terbesar
terdapat pada Kombinasi 2, yaitu sebesar 23803,37 Kgf, lihat Gambar 2.24 untuk hasil
gaya aksial maksimum pada kombinasi 2.

Gambar 2.24 Gaya Aksial Kombinasi 2 (Maksimal)

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 31


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

Gambar 2.25 Gaya Aksial Kombinasi 2 (Maksimal)

Diketahui :

Dicoba menggunakan pfofil 65 x 65 x 9


Data profil
Ag = 1100 mm²
ex = ey = 19,3 mm
Ix = Iy = 41,3x104 mm
L = 1.343 m
rx = 19,4 mm
rŋ = 12.5 mm
tp = 10 mm
fy = 240 Mpa
Nu = 23803,37 Kg
Gambar 2.26 Profil baja 65.65.9

Tujuan :
Menghitung jumlah kopel yang dibutuhkan untuk menahan Nu?

Penyelesaian :
Periksa kelangsingan penampang :

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 32


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

Flens
b 65
= = 7,22
t 9

200 200
= = 12,91
√𝑓𝑦 √240

b 200
< → penampang dinyatakan tidak kompak
t √𝑓𝑦

Web Tak ada syarat, karena merupakan batang tersusun


Kondisi tumpuan sendi – sendi, k = 1.0
Dicoba menggunakan 6 buah plat kopel
1343 𝑚𝑚
𝐿𝑖 = = 268.6 𝑚𝑚
6−1
𝐿1 268.6
𝜆𝑙 = = = 21.488 < 50
𝑟 𝑚𝑖𝑛 12.5
Arah sumbu bahan ( sumbu x )
𝑘 . 𝐿𝑥 1.0 𝑥 1343
𝜆𝑥 = = = 69.226
𝑟𝑥 19.4
λx (= 69.226) ˃ 1.2 λ1 (= 25,786)
Arah sumbu bebas bahan ( sumbu y )
𝑡𝑝 2
I𝒚 = 2 (Iy + 𝐴𝑔 (𝑒𝑦 + ) )
2
10 2
I𝒚 = 2 (41,3 x 104 + 1100 (19,3 + ) )
2
Iy = 2.125.078 mm4
Aprofil = 2 x 1100 mm2 = 2200 mm 2

𝐼𝑦 2.125.078
ry = √ = √ = 31.08
𝐴𝑔 2200

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 33


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

𝑘. 𝐿𝑦 1.0 𝑥 1343
λ𝑦 = = = 43,211
𝑟𝑦 31.08
Kelangsingan Ideal :
Arah sumbu y
m 2
𝜆𝑖𝑦 = √λ𝑦 ² + λ
2 1

2
𝜆𝑖𝑦 = √43,2112 + (21.488 2 ) = 48.26
2

𝜆𝑖𝑦 (= 48.26) > 1.2𝜆𝑙 (= 25,786)


𝜆𝑖𝑦 < 𝜆𝑥 , Tekuk terjadi pada sumbu bahan ( Sumbu x )
Perhitungan daya dukung nominal 𝑵𝒏 struktur tekan, dengan besarnya ω dengan
𝝀𝒄 , yaitu :

λ𝑥 𝑓𝑦 69.226 240
𝜆𝑐𝑥 = √ = √ = 0.7633
𝜋 𝐸 𝜋 200.000

Tekuk terjadi pada sumbu bebas bahan. Dari perhitungan di atas, didapat :
1,43
0.25 < 𝜆𝑐 < 1,2  𝜔𝑥 =
1,6 − 0.67𝜆𝑐𝑥
1,43
0.25 < 0.7633 < 1,2  𝜔𝑦 = = 1,3136
1,6 − 0,67(0,7633)
𝑓𝑦 240
𝑁𝑛 = 𝐴𝑔 . 𝑓𝑐𝑟 = 𝐴𝑔 . = 2200 𝑥 = 40,194 𝑡𝑜𝑛
𝜔𝑥 1,3136
Periksa terhadap tekuk lentur torsi :
𝑁𝑛𝑙𝑡 = 𝐴𝑔 . 𝑓𝑐𝑙𝑡

𝑓𝑐𝑟𝑥 + 𝑓𝑐𝑟𝑧 4. 𝑓𝑐𝑟𝑥 . 𝑓𝑐𝑟𝑧 . 𝐻


𝑓𝑐𝑙𝑡 = ( ) |1 − √1 − |
2𝐻 (𝑓𝑐𝑟𝑥 + 𝑓𝑐𝑟𝑧 )2

𝐺. 𝐽
𝑓𝑐𝑟𝑧 =
𝐴 . 𝑟̅0 2

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 34


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

𝐸 200.000
𝐺= = = 76.923 𝑀𝑝𝑎
2 (1 + 𝑣) 2(1 + 0,3)

1 1 1
𝐽 = 2 ∑ 𝑏 . 𝑡 3 = 2 𝑥 [ 𝑥 65 𝑥 93 + 𝑥 (65 − 9) 93 ] = 58806 𝑚𝑚4
3 3 3
t 9
y0 = ex − = 19,3 − ( ) = 14,8 mm
2 2
𝑥0 = 0

2
𝐼𝑥 + 𝐼𝑦 2 2
(41,3 + 41,3) 𝑥 104
𝑟̅0 = + 𝑥0 + 𝑦0 = + 0 + 14,82 = 594, 5 𝑚𝑚2
𝐴 2200

76923 𝑥 58806
𝑓𝑐𝑟𝑧 = = 3458.624 𝑀𝑝𝑎
2200 𝑥 594,5

𝑥0 2 + 𝑦0 2 0 + 14,82
𝐻 =1− ( ) = 1 − ( ) = 0.368
𝑟̅0 2 594, 5

𝑓𝑦 240
𝑓𝑐𝑟𝑥 = = = 182.7 𝑀𝑝𝑎
𝜔𝑖𝑥 1,3136

182.7 + 3458.624 4 𝑥 182.7 𝑥 3458.624 𝑥 0.368


𝑓𝑐𝑙𝑡 = ( ) |1 − √1 − |
2 𝑥 0.368 (182.7 + 3458.624)2

= 176.688 𝑀𝑝𝑎

𝑁𝑐𝑙𝑡 = 𝐴𝑔 𝑥 𝑓𝑐𝑙𝑡 = 2200 𝑥 176.688 = 38,8714 𝑡𝑜𝑛

Jadi, tekuk lentur torsi menentukan.


ɸ N𝑛𝑙𝑡 = 0.85 𝑥 38,8714 = 33,0407 𝑡𝑜𝑛

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 35


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

𝑁𝑢 23,80337
= = 0.72 < 1  𝐴𝑚𝑎𝑛
ɸ𝑐 . N𝑛𝑙𝑡 33,0407
Maka profil 65 x 65 x 9 sanggup untuk menahan beban yang bekerja pada profil

2.5 Perencanaan Kolom dan Pondasi


Berdasarkan analisis pada pembebanan pada aplikasi SAP2000, didapat ;

Gambar 2.27 Gaya Reaksi Maksimum pada Tumpuan Kanan Pondasi


Diketahui :
RV = Pu = 13756,05 kg = 137,5605 KN
RH = 4119,67 kg = 41,1967 KN
Kedalaman pondasi (H) = 1,5 m
Tekanan tanah ijin = 0,7 kg/cm2 = 68,647 KPa
Fc’ pondasi dan kolom = K175 = 14,53 MPa
BJ 37 ; fy = 240 MPa
Selimut beton kolom = 40 mm
Selimut beton pondasi = 75 mm
Tebal plat pondasi = 500 mm
Tinggi dinding kolom (Hd) = (H – tp) = 1,5 – 5 = 1 m
Berat tanah = 16 KN/m3\
Berat beton = 23 KN/m3

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 36


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

Mu = Hd x RH = 1 x 41,1967 = 41,1967 KNm


𝑀𝑢 41,1967
e= = = 0,299 m ≈ 300 mm
𝑃𝑢 137,5605

Gambar 2.28 Letak Eksentrisitas

Gambar 2.29 Penampakan Rancanan Pondasi

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 37


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

2.5.1 Perencanaan Kolom


2.5.1.1 Menentukan penulangan kolom
Ditaksir ukuran kolom (30x30) mm dengan jumlah penulangan 2%
𝐴𝑠
ρ = ρ’ = = 0,01 dengan d’ = 40 mm
𝑏𝑑
As = As’ = 0,01 (300)(260) = 780 mm2
Dicoba dengan 3D19 pada masing-masing sisi kolom (As = 850,5 mm2)
850,5
ρ= = 0,0109
400 𝑥 260

2.5.2.2 Pemeriksaan Pu terhadap beban seimbang Pub :


d = 300 – 40 = 260 mm
600 (𝑑)
Cb =
600 𝑥 𝑓𝑦
600 (260)
Cb = = 185,71 mm
600 𝑥 240
β = 0,85 + 0,008 (17-14,53) = 0,87
ab = β c = 0,87 (185,71) = 161,57
185,71 −40 𝑓𝑦 240
εs’ = (0,003) = 0,0024 > = = 0,0012
185,71 𝐸𝑠 200000

karena εs’ > εy , maka fc’ = fy = 240


ϕPnb = 0,65 [0,85 fc’ abb + As’fs’ – Asfy]
= 0,65 [0,85 (14,53)( 161,57)(300) + (850,5) (240) – (850,5) (240)] (10-3)
= 0,65 (598,64) KN
= 389,116 KN > Pu = 137,5605 (OK)
Kolom tidak akan hancur !

2.5.2.3 Memeriksa kekuatan penampang,


𝐴𝑠′ 𝑓𝑦 𝑏.ℎ.𝑓𝑐′
Pn = 𝑒 + 3 ℎ𝑒
+ 0,50 + 01,18
(𝑑−𝑑′ ) (𝑑2 )

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 38


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

850,5 x 240 300 𝑥 300 𝑥 14,53


= 300 + 3 𝑥 300 𝑥 300
+ 0,50 + 1,18
(260−40) (2602 )

= 109506,44 + 252451,74
= 361958,18 N = 361,96 KN
ϕPn = 0,65 (361,96) = 235,275 KN > Pu (= 137,5605 KN)
Dengan demikian penampang kolom 30 x 30 memenuhi syarat.

2.5.2.4 Merencanakan sengkang


Dengan menggunakan batang tulangan D10, jarak spasi sengkang ditentukan nilai
terkecil dari ketentuan-ketentuan berikut.
a. 16 dikali diameter tulangan pokok memanjang (D19) = 304 mm
b. 48 dikali diameter tulangan sengkang D10 = 480 mm
c. Dimensi terkecil kolom = 300 mm
Maka digunakan batang tulangan sengkang D10 dengan jarak 300 mm.

2.5.2 Perencanaan Pelat Pondasi


2.5.2.1 Menentukan luas bidang telapak fondasi
 Berdasarkan tekanan tanah ijin
Rancangan pondasi dapat dilihat pada Gambar 2.28.
Perhitungan :
16+23
Berat rata-rata tanah dan fondasi = = 19,5 KN/m3
2
Tekanan tanah akibat beban = 19,5 x 1,5 = 29,4 KN/m2
Maka tekanan tanah ijin efektif = 68,647 – 29,4 = 39,247 KN/m2

137,5605 KN
Aperlu = = 3,505 m2
39,247
Digunakan pondasi bujur sangkar ukuran 1,875 m (A = 3,516 m2)
dengan tebal plat 500 mm.

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 39


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

 Cek luasan terhadap tegangan :


P 𝑃.𝑒
σ= ±1
A
6
𝑙𝐵 2

137,5605 (137,5605)(0,3)
σ= ±1
3,516
6
(1,875)(1,875)2

σ = (39,13 ± 37,56) KN/m2


σmin = 39,13 – 37,56 = 1,57 KN/m2……………..OK !! qmin tidak minus (berarti dimensi memenuhi tegangan)
σmax = 39,13 + 37,56 = 76,69 KN/m2
tulangan memanjang kolom D19, maka digunakan tulangan fondasi juga D19.

Gambar 2.30 hasil dari qmax dan qmin


Tebal d rata-rata untuk merencanakan arah x dan arah y :
drata-rata = 500-75-19 = 406 mm
Karena dimensi dari luas kolom kanan dan kiri sama, maka ditinjau Vu terbesar.

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 40


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

Desain bagian ujung (Vu1)

qx1 = (1,57 + y1) KN/m2


qx2 = (1,57 + y2) KN/m2
y1 1493,5
=
75,12 1875
1493,5 x 75,12
y1 = = 59,836 KN/m2
1875
y2 1087,5
=
75,12 1875
1087,5 x 75,12
y2 = = 43,57 KN/m2
1875
 Tinjauan geser

qx1 = (1,57 + y1) = (1,57 + 59,836) =


61,406 KN/m2
𝑞𝑚𝑎𝑥+𝑞𝑥𝑖
Vu = x 0,3815
2
76,69 +61,406
= x 0,3815
2
= 26,342 KN

Gambar 2.31 Tinjauan geser

Syarat :
ϕVc = ϕ (0,17 . λ . √𝑓𝑐′ . bw . d) ; λ = 1 (untuk beton normal)

= 0,75 (0,17 . 1 . √14,53 . 1000 . 406)


= 197319,0544 N
= 197,32 KN > Vu = 26,342 KN……OK!!

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 41


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

 Tinjauan lentur

Gambar 2.32 Diagram Lentur Gambar 2.33 Tinjauan Lentur

qx2 = (1,57 + y2) = (1,57 +43,57) = 45,14 KN/m2


W1 = (qx2 . 0,7875) = (45,14 . 0,7875) = 35,55 KN
(𝑞𝑚𝑎𝑥−𝑞2𝑥) 𝑥 0,7875 (76,69 −45,14) 𝑥 0,7875
W2 =[ ]=[ ] = 12,423 KN
2 2
0,7875 2
Mu = (𝑊1
2
) + (𝑊2 3 .0,7875)
0,7875 2
= (35,55
2
) + (12,423 3 .0,7875)
= 20,5 KNm

𝑀𝑢 20,5 x 106
Rn = = = 0,138
∅𝑏𝑑2 0,9 . 1000 . 4062

0,85 𝑓𝑐′ 2𝑅𝑛


ρperlu = [1 − √1 − ]
𝑓𝑦 0,85 𝑓𝑐′

0,85 14,53 2(0,138)


=
240
[1 − √1 − 0,85 (14,53)] = 0,00058

(ditinjau permeter)

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 42


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

Asperlu = ρ . b . d = 0,00058 (1000) (406) = 235,48 mm2


1,4 1,4
Asmin = 𝑓𝑦 𝑏𝑑 = 240 1000 . 406 = 2368,333 mm2

Asperlu < Asmin → pakai As min


Dipasang D19-100 (As = 2835,3 mm2)
Dalam arah tegak lurus dapat dipasang tulangan D10-300

2.5.3 Perencanaan pasak sebagai penghubung anata pelat pondasi dan kolom
As perlu = 0,005 Ag → (SK SNI T-15-1991-03)
= 0,005 (300)2
 Minimum empat batang tulangan pasak, digunakan 4 D19 (As = 1134 mm2)
diletakkan dalam 4 sudut kolom.
 Maka panjang penyaluran dasar dowel ke dalam fondasi adalah

𝑑𝑏 .𝑓𝑦 19 .240
Ɩdb = = = 299,07 mm
4 √𝑓𝑐′ 4 √14,53

Tidak boleh kurang dari :


Ɩdb = 0,04 db fy = 0,04 (19) (240) = 182,4 mm

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 43


Laporan Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung
Kerja Proyek dan Instalasi Bangunan Gedung
Program Studi D-III Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

2.5.4 Hasil Rancangan Pondasi


Hasil perencanaan pondasi adalah sebagai berikut :
2.5.4.1 Hasil Penulangan Samping

Gambar 2.35 Tampak Atas

2.6 Hasil Gambar Rancangan

Berdasarkan Hasil yang didapat dari analisa struktur, didapatkan gambar-gambar


rancangan seperti pada gambar-gambar pada lembar – lembar berikut ini :

Analisa Struktur Utama Bangunan Gedung 44

You might also like