You are on page 1of 27

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA KASUS ABSES PERIANAL

DI RUANG KANA RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG


TAHUN 2016

OLEH :

ZENEZA OVIA

NIM : 132110148

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN PADANG

TAHUN 2016
BAB I

PENDAHULUAN

Abses adalah rongga yang berisi nanah. Tanda utamanya dari suatu abses
adalah fluktuasi, meskipun tidak selalu terdeteksi. Rasa hangat yang terlokalisir,
bengkak dan nyeri tekan langsung pada rongga abses adalah tanda yang khas juga.
Abses perianal adalah infeksi pada ruang pararektal. Abses ini kebanyakan akan
mengakibatkan fistula. Tingkat keparahan dan kedalaman dari abses cukup variabel,
dan rongga abses sering dikaitkan dengan pembentukan saluran fistulous. Abses
perianal terbentuk akibat berkumpulnya nanah di jaringan bawah kulit daerah sekitar
anus. Nanah terbentuk akibat infeksi kuman/bakteri karena kelenjar di daerah tersebut
tersumbat. Kuman/bakteri yang berkembang biak di kelenjar yang tersumbat lama
kelamaan akan memakan jaringan sehat di sekitarnya sehingga membentuk nanah.
Nanah yang terbentuk makin lama makin banyak sehingga akan terasa bengkak dan
nyeri, inilah yang disebut abses perianal. Penyebab umum penyakit ini adalah bakteri
dari anus yang menyebar ke bagian sekitar rektum dan menyebabkan peradangan.
Kebanyakan dari bakteri ini hidup di dalam usus besar atau tinggal di daerah kulit
dekat anus.
Pada beberapa orang dengan penurunan daya tubuh misalnya penderita
diabetes militus, HIV/AIDS, dan penggunaan steroid (obat anti radang) dalam jangka
waktu lama, ataupun dalam kemoterapi akibat kanker. Yang mengalami abses
perianal biasanya merasakan nyeri di daerah sekitar anus, kadang terasa gatal. Nyeri
akan bertambah jika ada gerakan atau peningkatan tekanan di daerah anus.
Di daerah tersebut terjadi benjolan berwarna kemerahan dan saat diraba terasa ada
cairan. Suhu tubuh meningkat dan badan terasa tidak nyaman. Untuk memastikan
kelainan yang terjadi, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan memasukkan jari
ke dubur (colok dubur). Pemeriksaan laboratorium juga dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat infeksi. Jika memungkinkan diambil contoh nanah dari daerah yang
bengkak, selanjutnya dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui jenis kuman.
Terapinya memerlukan insisi dan drainase cairan purulen. Pasien sering
mengalami nyeri setelah operasi dan nyeri tersebut dapat dihilangkan dengan duduk
dalam air hangat 3-4 kali per hari dan penggunaan obat penghilang rasa sakit. Pelunak
feses digunakan untuk mencegah dan mengobati sembelit, antibiotik dapat sebagai
tambahan tapi bukan terapi primer.
Pada kasus yang diambil pada tanggal 22 Maret 2016 ini akan dibahas
mengenai seorang anak perempuan yang berusia 18 tahun yang dirawat dari tanggal
18 Maret 2016 yang didiagnosa menderita abses perianal, yang akan dilakukan
tindakan operasi insisi drainase + ND ai abses perianal. Berdasarkan Assesment Gizi
Awal berdasarkan SGA yang dilakukan pada pasien didapatkan hasil B, dan pada
pasien terjadi perubahan intake makanan yaitu pasien hanya bisa menghabiskan ¼
dari makanan yang disajikan, pasien juga mengalami perubahan gastrointestinal yaitu
pasien mengeluh mual dan penurunan nafsu makan selama 2 minggu, dan terjadi
perubahan kapasitas fungsional yaitu pasien bedrest, serta pada pasien juga hilangnya
lemak sub kutan. Ada hubungan yang tinggi antara penyakit yang diderita pasien
dengan kebutuan pasien. Berdasarkan hal tersebut pasien berisiko malnutrisi dan
memerlukan asuhan gizi secara individual.
BAB II
KASUS
1. ASSESMENT GIZI
a. Riwayat Klien
 Riwayat Personal
Nn. G adalah seorang siswi yang berusia 18 tahun. Pasien beragama

islam dan pasien bersuku bangsa sunda/Indonesia, sekarang pasien kelas 3

SMA. Nn. G merupakan anak kedua dari 2 bersaudara. Sekarang Nn. G

tinggal bersama ibu dan ayah tirinya serta adiknya. Sedangkan kakaknya

sekarang sedang berada di kepulauan Bangka. Ibu Nn. G bekerja sebagai

karyawan swasa dan ayah Nn. G bekerja sebagai kuli.

 Riwayat Penyakit

 Riwayat Penyakit Dahulu

Nn. G sebelumnya tidak ada riwayat penyakit yang lain.

 Riwayat Penyakit Sekarang

Nn. G didiagnosa abses perianal dan telah melakukan operasi drainase

+ ND ai abses perianal. Pasien mengeluh adanya mual, nyeri dan

penurunan nafsu makan.

 Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat keluarga yang mengalami hal yang sama dengan

Nn. G.
 Aktifitas Fisik Pasien

Selama sakit sebelum masuk rumah sakit pasien hanya berbaring di

tempat tidur jika pasien melakukan aktifitas fisik yang berat maka akan

terasa lemas.

b. Riwayat Terkait Gizi dan Makanan

 Asupan Makan Saat Sehat

Pola makan N.n G dirumah sebelum sakit adalah 3 x/hari, 2 centong

nasi setiap makan, lauk hewani yang sering dikonsumsi adalah telur/daging

ayam 3 x/minggu, lauk nabati berupa tahu 5x/minggu, ketimun 1 x/minggu,

sayur wortel/ buncis/ bayam/ kol 1 x/minggu, minum jus alpukad

3x/minggu, jus buah naga 2x/minggu. Nn. G Tidak suka tempe, daging sapi

dan ikan.

Asupan makan saat sehat sebelum masuk


Zat Gizi Rumah Sakit
Asupan Kebutuhan Persen asupan
Energi (kkal) 1319,05 1474,02 89,4%
Protein (gr) 36,842 44,2 83,3%
Lemak (gr) 17,068 49,134 34,37
Karbohidrat (gr) 272,759 213,7329 127,6%

 Asupan Makan Saat Sakit 2 Minggu Sebelum Masuk Rumah Sakit

Berikut asupan makan Nn. G saat sakit sebelum masuk Rumah Sakit

dibandingkan dengan standar hasil perhitungan kebutuhan N.n G saat sakit :


Asupan makan saat sehat
Zat Gizi
Asupan Kebutuhan Persen asupan
Energi (kkal) 661,98 1735,71 38,14 %
Protein (gr) 24,96 52 48 %
Lemak (gr) 11,13 57,8 19,26 %
Karbohidrat (gr) 109,98 251,6 43,71 %

 Asupan Makan Saat Sakit di Rumah Sakit

Asupan makan Nn. G saat di Rumah sakit, 3 hari pertama di rawat di

berikan bubur, Asupan makan Nn. G berdasarkan hasil recall dibandingkan

kebutuhan standar pasien yaitu:

Asupan makan saat sakit di Rumah Sakit


Zat Gizi
Asupan Kebutuhan Persen asupan
Energi (kkal) 483,621 1735,71 29.9%
Protein (gr) 17,465 52 32.3%
Lemak (gr) 17,65 57,8 45.8%
Karbohidrat (gr) 51,35 251,6 24.8%
Hasil tersebut didapatkan dengan menggunakan standar komparatif

perhitungan REE (WHO) yaitu: Energi 1735.71 kkal, Protein 52 gr, Lemak

57.8 gr, dan Karbohidrat 251,6 gr.

c. Antropometri

Data antopometri didapat dari hasil wawancara dan pengukuran pada

tanggal 21 Maret 2016, yaitu:

 BB dua bulan yang lalu = 34 kg


 BB sekarang (estimasi LILA) = 33.8 kg
 TB = 158.8 cm
 Persentase LILA = 65.5%
Standar komparatif

 Gizi kurang : 70-85%


 Gizi baik : > 85%
 Gizi buruk : < 70%

d. Data Biokimia
Pemeriksaan laboratorium tanggal 19 Juni 2016

Pemeriksaan Nilai Rujukan Hasil Keterangan


Hemoglobin 12-14 g/dl 10 g/dL Rendah
Albumin 3,2-4,5 g/dl 3 Rendah
Hemotokrit 35-47% 3,9 g/dL Rendah
Leukosit 4400-11300/ mm3 24.600/mm3 Tinggi
Trombosit 150-400 /mm3 547.000/mm3 Tinggi

e. Pemeriksaan Fisik dan Tanda Vital Terkait Gizi Tanggal 21 Maret 2016

 Pemeriksaan Tanda-Tanda Fisik:

 Pasien terlihat lemah

 Pasien merasa mual

 Anoreksia

 Nyeri pada bagian anus

 Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital:

Pemeriksaan Nilai Rujukan Hasil Ket


Keadaan Umum Composmentis Composmentis Normal
Respiratory Rate 20-26x/menit 18x/menit Normal
Suhu 36-370C 370C Normal
TD 120/80 mmHg 110/80 mmHg Normal
2. DIAGNOSA GIZI

a) NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan mual dan anoreksia ditandai

dengan hasil recall energi = 29,9%, Protein = 32,3%, Lemak = 45,8%, KH =

24,8%

b) Berat badan kurang (Underweight) berkaitan dengan asupan yang kurang dalam

jangka waktu yang lama ditandai dengan hasil rata-rata asupan 2 minggu

sebelum masuk rumah sakit sakit energi 89,4%, protein 83,3%, lemak 34,37%,

karbohidrat 127,6% dari kebutuhan.

3. INTERVENSI

a. Rencana Intervensi Gizi

1) Tujuan

a) Memberikan makanan yang adekuat yang sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi pasien.

b) Mencegah terjadinya penurunan bera nada pada pasien

2) Prinsip dan Syarat Diit

a) Energi diberikan sesuai kebutuhan

b) Protein diberikan sebesar 12%

c) Lemak diberikan dalam jumlah cukup 30% dari kebutuhan energi

d) Karbohidrat diberikan 58%

e) Jenis diit yang diberikan yaitu diit makanan seimbang

f) Bentuk makanan diberikan yaitu bentuk makanan biasa

g) Memberikan makanan yang tidak merangsang rasa mual

h) Route makanan diberikan secara oral

i) Frekuensi makanan adalah 3 kali makanan utama, 2 kali makanan

selingan
3) Perhitungan Kebutuhan

(Perempuan) REE = {12,2 x BB (kg)} + 746


= 1735,71 Kalori

Kebutuhan Energi = REE x FS

= 1157,14 x 1,5
= 1735,71 Kalori

Kebutuhan Protein = 12% x 1735,71 Kalori

= 52 gram

Kebutuhan Protein = 30% x 1735,71 Kalori

= 57,89 gram

Kebutuhan Karbohidrat = 58% x 1735,71 Kalori

= 251 gram

4) Rancangan Diit

Rancanagan diit sehari makanan biasa 1388 kkal pada tanggal 23

Maret 2016, yaitu:

Bahan makanan Penukar E (kkal) P (gr) L (gr) KH (gr)


Makanan pokok 2P 350 8 80
Protein Hewani
 Lemak Sedang 2P 150 14 10
 Lemak Rendah 1P 50 7 2
Sayur 2P 50 2 10
Buah 2P 100 24
Snack 1P 100 1 1 20
Minyak 4P 200 20
Susu 1,5 P 130 5 4 19
Susu Pasteurisasi 1P 199,4 7,56 7,056 26,172
Gula 1P 50 12
Total 1739,4 44,56 44,056 191,172
Kebutuhan 1735,71 52 57,8 251
Persentase 79,4% 85,6% 76,2% 76,1%
5) Distribusi Makanan Sehari

 Distribusi Makanan sehari pada tanggal 23 Maret 2016

Bahan Berat Jam Pagi Jam Siang Jam Sore


Makanan Penukar Gr 06.00 10.00 16.00

Makanan 2P 30 1P 0,5 P 0,5 P


pokok 0
Protein
Hewani
 Rendah 1P 40 1P
lemak
 Lemak 2P 70 1P 1P
sedang
Sayur 2P 10 1P 1P 1P
0
Buah 2P 10 1P 1P
0
Snack 2P 1P 1P
Minyak 3P 15 1P 2P 1P
Susu 1P 18 1P
Pasteurisasi 0
cc
Gula 1P 13 1P
Telor 2P 1P

b. Rencana Monitoring dan Evaluasi

Parameter Target Pelaksanaa


Asupan makan Pasien mampu menghabiskan Setiap hari
makanannya secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan (≥ 80%)
Antropometri Mencegah penurunan berat badan Hari pertama dan hari ke-
BB pada pasien 3 intervensi
Biokimia, meliputi : Terjadi perubahan nilai Setiap dilakukan
Hb, Ht, Leukosit, dan laboratorium mendekati normal. pemeriksaan
Trombosit labaratorium.
Fisik-vital, meliputi : Hasil pemerksaan diharapkan Setiap hari
fisik pasien, KU, TD, dalam batas normal.
Nadi, Respirasi, Suhu
4. IMPLEMENTASI

Pelaksanaan asuhan gizi ini dilakukan dengan berkalaborasi dengan dokter

yang menangani kasus, perawat, petugas penyaji makanan, dan keluarga pasien serta

pasien sendiri.

1) Dokter dan perawat

Monitoring pasien dengan malihat buku status pasien.

2) Petugas penyaji makanan

Memberitahu petugas bahwa pasien tersebut sedang dimonitoring, meminta

bantuan untuk tidak memorsikan makanan yang disajikan kepada pasien karena

makanan yang disajikan harus diukur terlebih dahulu. Setelah itu sisa makanan

pasien juga akan diukur, untuk itu diminta bantuan dan kerjasama petugas untuk

tidak membuang sisa makanan pasien.

3) Keluarga

Memberitahu keluarga pasien tentang tujuan terapi yang diberikan, jumlah

asupan sesuai dengan kebutuhan, serta meminta keluarga pasien untuk terus

memotivasi pasien agar menghabiskan makanan yang disajikan, serta

memperhatikan pasien setiap saat.

4) Pasien

Memberitahu motivasi kepada pasien agar menghabiskan makanan yang

disajikan dengan gambaran apabila pasien mematuhinya akan cepat sembuh,

memberitahu tujuan terapi yang diberikan, jumlah atau porsi yang sesuai dengan

kebutuhan.

Implementasi pada kasus ini dilakukan selama tiga hari dimulai pada tanggal

23 Maret 2016 mulai snack sore sampai tanggal 26 Maret 2016 makan siang.
Pada implementasi kasus ini, makanan biasa (menu seimbang) disajikan pada

pasien dengan 3 kali pemberian yaitu 3 kali makan utama, 2 kali snack.

Sebelum diberikan kepada pasien makanan ditimbang terlebih dahulu dan

setelah selesai sisa makanan ditimbang kembali. Makan pagi 07.30, snack pagi

pukul 10.00, makan siang pukul 12.00, snack sore pukul 16.00, dan makan

malam pukul 17.30.

5. MONITORING DAN EVALUASI

a. Monitoring dan Evaluasi hari ke-1

1) Monitoring dan Evaluasi asupan hari ke-1 tanggal 23 Maret 2016 (snack

sore, dan makan malam) 24 Maret 2016 (makan pagi, snack siang, dan

makan siang)

Asupan Jumlah Kebutuhan Persentase

Energi (kkal) 1404,91 1735,71 80,9%

Protein (gr) 51,94 52 99,8%

Lemak (gr) 44,626 57,8 77,2%

KH (gr) 197,3 251,6 78,4%

Asupan makan pasien mulai membaik dari hari sebelumnya dilihat dari

peningkatan asupan energi menjadi 80,9%, protein 99,8%, lemak 77,2%, dan

karbohidrat 78,4%. Peningkatan ini terjadi karena nafsu makan pasien sudah agak

meningkat dari hari sebelumnya dikarena pasien telah mendapatkan edukasi gizi

dan motivasi sehingga pasien termotivasi untuk menghabiskan makanannya agar

cepat sembuh.

2) Pemeriksaan Fisik Terkait Gizi

 Pemeriksaan Tanda-tanda fisik

 Mual
 Badan lemas

 Nyeri pada bagian anus

 Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

Pemeriksaan Nilai Rujukan Hasil Ket

Keadaan Umum Composmentis Composmentis Normal

Respiratory Rate 20-26x/menit 20x/menit Normal

3) Monitoring Data Biokimia

Pemeriksaan Nilai Rujukan Hasil Keterangan

Hemoglobin 12-14 g/dl 10,6 g/dl Rendah


Hemotokrit 35-47% 33 g/dl Rendah
Albumin 3,2-4,5 g/dl 3 Rendah
Leukosit 4400-11300/ mm3 11.100/mm3 Normal
Eritrosit 4,5-5,5 juta/ml 3,92 juta/ml Rendah
Trombosit 150.000-450.000 548.000/mm3 Tinggi
/mm3

Evaluasi :

 Asupan makan pasien mulai meningkat, namun pasien masih mengalami

mual dan nyeri pada bagian anus.

 Tidak ada masalah gizi baru/ND baru. Terapi diit dilanjutkan

b. Monitoring dan Evaluasi hari ke-2

Rancanagan diit sehari makanan biasa 1.735,71 kkal pada tanggal 24

Maret 2016, yaitu:


Bahan makanan Penukar E (kkal) P (gr) L (gr) KH (gr)
Makanan pokok 3 P 525 12 120
Protein Hewani
 Rendah Lemak 1P 50 7 2
 Lemak Sedang 2P 150 14 10
Protein Nabati 1P 75 5 3 7
Sayur 2P 50 2 10
Buah 2P 100 24
Snack 2P 100 1 1 20
Minyak 5P 250 25
Susu pasteurisasi 1P 199,4 7,56 7,056 26,174
Susu entramix 1,5 P 130 5 4 19
Gula 1P 50 12
Total 1.679,4 53,56 52,056 238,172
Kebutuhan 1735,71 52 57,8 251,6
Persentase 94,6% 103% 90,06% 94,6%

 Distribusi Makanan sehari pada tanggal 24 Maret 2016

Bahan Makanan Berat Pagi Jam Siang Jam Sore


Penukar Gr 10.00 16.00
Roti 1P 75 1P
Tim 2P 200 1P 1P
Protein Hewani
 Rendah lemak
 Lemak sedang 1P 40 1P

2P 80 1P 1P
Protein Nabati 1P 110 ½ P ½P
Sayur 2P 100 1P 1P
Buah 2P 100 1P 1P
Snack 1P 50 1P 1P
Minyak 5P 25 1P 2P 2P
Gula 1P 13 1P
Susu pasteurisasi 1P 180 cc 1P
Susu Entramix 1,5 P 30 1,5 P

1) Monitoring dan Evaluasi asupan hari ke-2 tanggal 24 Maret (snack sore, dan

makan malam) tanggal 25 Maret 2016 (makan pagi, snack pagi, dan makan

siang).
Asupan Jumlah Kebutuhan Persentase

Energi (kkal) 1134,3 1735,71 65,3

Protein (gr) 39,2 52 75,4

Lemak (gr) 33,3 57,8 57,7

KH (gr) 160,9 251,6 63,9

Hari ke-2 asupan makan pasien menurun dari hari sebelumnya dilihat

dari persentase asupan energi menurun 15,3%, protein 24,4%, lemak 19,5%, dan

karbohidrat 14,5%. Penurunan ini terjadi karena nafsu makan pasien masih

kurang dan masih adanya mual serta pada hari itu menu yang disajikan kurang

disukai pasien.

2) Pemeriksaan Fisik Terkait Gizi

 Pemeriksaan Tanda-tanda fisik

 Mual

 Badan lemas

 Nyeri pada anus

 Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

Pemeriksaan Nilai Rujukan Hasil Ket

Keadaan Umum Composmentis Composmentis Normal

Nadi 80-100x/menit 88x/menit Normal

Respiratory Rate 20-26x/menit 20x/menit Normal

Suhu 36-370C 360C Normal


3) Monitoring Data Biokimia

Tidak dilakukan pemeriksaan data biokimia

Evaluasi :

 Asupan makan pasien menurun dari hari sebelumnya, dan masih adanya

rasa mual dan nyeri pada anus.

 Secara klinis tekanan darah pasien stabil.

 Ada masalah baru yaitu pasien tidak dapat menghabiskan nasi yang

diberikan. Agar kebutuhan pasien tetap terpenuhi dilakukan penambahan

extra malam yaitu susu entramix 30 gr.

 Tidak ada masalah gizi baru/ND baru. Terapi diit dilanjutkan.

c. Monitoring dan Evaluasi asupan hari ke-3

Rancanagan diit sehari makanan biasa 1.735,71 kkal pada tanggal 25

Maret 2016, yaitu:

Bahan makanan Penukar E (kkal) P (gr) L (gr) KH


(gr)
Makanan pokok 2¼ P 612, 5 14 140
Protein Hewani
 Rendah Lemak 1P 50 7 2
 Lemak Sedang 2P 150 14 10
Protein Nabati 1P 75 5 3 7
Sayur 2P 50 2 10
Buah 2P 100 24
Snack 1P 100 1 1 20
Minyak 5P 250 25
Gula 1P 50 12
Susu pasteurisasi 180 cc 199,4 7,56 7,056 26,172
Susu entramix 60 260 10 8 38
Total 1678,15 55,56 56,056 227,17
Kebutuhan 1735,71 52 57,8 251,6
Persentase 96,6 % 106,8% 96,9% 90,2%
 Distribusi Makanan sehari pada tanggal 26 Maret 2016

Bahan Berat Pagi Jam Siang Jam Sore Jam


Makanan Penukar Gr 10.00 16.00 20.00
Roti 1 P 75 1 P
Tim 1¼ 125 ¾P ½P
Protein
Hewani
 Rendah 1P 40 1P
lemak
 Lemak 2P 110 1P 1P
sedang
Protein 1P 110 ½P ½P
Nabati
Sayur 2P 200 1P 1P
Buah 2P 100 1P 1P
Snack 1P 1P 1P
Minyak 3P 15 1P 1P 1P
Gula 1P 1P
Susu 180 cc 1P
pasteurisasi
Susu 1P 60 30 gr 30 gr
entramix

1) Monitoring dan Evaluasi asupan hari ke-3 tanggal 25 Maret 2016 (snack sore,

makan malam, ekstra malam) tanggal 26 Maret 2016 (makan pagi, snack pagi,

makan siang)

Asupan Jumlah Kebutuhan Persentase

Energi (kkal) 1243,8 1735,71 71,6 %

Protein (gr) 50,12 52 96,3 %

Lemak (gr) 39,1 57,8 67,6 %

KH (gr) 167,12 251,6 66,4 %

Hari ke 3 asupan makan pasien meningkat dari hari sebelumnya dilihat dari

peningkatan asupan energi menjadi 6,3%, protein 20,9%, lemak 9,9%, dan

karbohidrat 2,5%. Peningkatan ini terjadi menu yang diberikan disukai pasien
daripada menu sebelumnya, tapi rasa mual dan nyeri pada bagian anus pasien

masih ada sehingga makanan yang diberikan tidak dihabiskan pasien.

2) Pemeriksaa Fisik Terkait Gizi

 Pemeriksaan Tanda-tanda fisik

 Mual

 Badan lemas

 Nyeri pada anus

 Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

Pemeriksaan Nilai Rujukan Hasil Ket

Keadaan Umum Composmentis Composmentis Normal

Nadi 80-100x/menit 80x/menit Normal

Respiratory Rate 20-26x/menit 20x/menit Normal

3) Monitoring Data Biokimia

Tidak dilakukan pemeriksaan data biokimia

4) Monitoring antopometri

Hasil pengukuran LILA : 17 cm

Evaluasi :

 Asupan makan pasien meningkat dari hari sebelumnya, Peningkatan ini

terjadi menu yang diberikan disukai pasien daripada menu sebelumnya,

tapi rasa mual dan nyeri pada bagian anus pasien masih ada sehingga

makanan yang diberikan tidak dihabiskan pasien.


 Pada hari ke tiga dilakukan pengukuran LILA, dan didapatkan

pengukuran LILA menurun dari yang sebelumnya, ini karena asupan

pasien kurang selama dirumah sakit.

 Kondisi fisik tidak banyak menunjukkan perubahan, rasa mual, badan

lemas, dan nyeri pada anus masih ada.

 Terapi diit dilanjutkan.


BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini Nn. G berusia 50 tahun, didiagnosa mengalami penyakit abses

perianal. Hasil recall asupan makan pasien pada saat skrining yaitu asupan energi

29,9%, protein 32,2%, lemak 45,8%, dan karbohidrat 24,8% dari total kebutuhan.

Terdapat hubungan antara assessment gizi dengan diagnosa gizi yaitu asupan makan

pasien Nn. G berkurang, adanya penurunan nafsu makan, serta Underweight. Sehingga

diagnosa yang ditetapkan adalah :

- NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan mual dan anoreksia ditandai

dengan hasil recall energi 29,9%, protein 32,2%, lemak 45,8%, dan karbohidrat

24,8% dari total kebutuhan.

- Berat badan kurang (Underweight) berkaitan dengan asupan yang kurang dalam

jangka waktu yang lama ditandai dengan hasil rata-rata asupan sebelum masuk

rumah sakit sakit energi 89,4%, protein 83,3%, lemak 34,37%, karbohidrat 127,6%

dari kebutuhan.

Terapi gizi yang diberikan pada Nn. G adalah untuk meningkatkan asupan

secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien serta mencegah

penurunan berat badan pasien. Diit diberikan melalui oral, bentuk makanan yang

diberikan adalah makanan biasa dan pemberian makanan biasa dikombinasikan antara

makanan biasa dengan pemberian esktra malam berupa entramix. entramix diberikan

untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Terapi gizi yang diberikan menunjukkan outcome yang sesuai, yaitu asupan

makan pasien meningkat. Asupan makan dapat dilihat dari grafik dibawah ini:
99.8
96.3
100

90 80.9
77.278.4 75.4
80 71.6
65.3 66.4 67.6
70 63.9
57.7 Energi
60
Protein
50
Lemak
40
Karbohidrat
30

20

10

0
Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga

Adapun hasil asupan makan selama 3 hari monitoring yaitu diperoleh

persentase rata-rata asupan adalah energi sebesar 72,6%, protein 90,5%, lemak 67,5%,

dan karbohidrat sebesar 69,5%. Asupan makan pasien pada hari pertama sampai hari

ke tiga mengalami peningkatan dan penurunan. Walaupun tidak sesuai dengan target

yang diinginkan yaitu asupan makan menjadi 100% karena pasien masih merasa mual

dan nyeri pada anus.

Pada monitoring pengukuran antropometri dilakukan pada awal intervensi dan

akhir intervensi. Pada awal intervensi di lakukan pengukuran BB menggunakan

estimasi LILA yaitu sebesar 33,8 kg sedangkan pada akhir intervensi dilakukan

kembeli pengukuran LILA dan didapatkan hasil pengukuran setelah dikonversikan ke

berat badan Pada monitoring hasil pemeriksaan fisik selama 3 hari didapatkan hasil

sebagai berikut: tidak banyak menunjukkan perubahan yang mendasar, yaitu :

- pada hari ke-1 pasien masih merasa mual, badan lemas, dan masih mengalami nyeri

pada anus.
- Pada hari ke-2 terjadi perubahan yaitu rasa mual pasien mulai berkurang, tetapi

badan masih lemas, dan masih nyeri pada anus.

- Pada hari ke-3 rasa mual pasien masih ada, badan msih lemas, dan masih nyeri

pada perut.

Pemeriksaan fisik klinis dilakukan setiap hari. Untuk pemeriksaan klinis yaitu

dengan melihat Keadaan Umum, Nadi, Respiratory Rate, Suhu, Tekanan Darah. Pada

hari ke-1 pemeriksaan klinis pasien belum ada perubahan, pasien masih sering mual,

badan lemas, dan nyeri pada anus belum berkurang sehingga pasien tidak bisa

beristirahat dengan baik. Pada hari ke-2 intervensi kondisi fisik pasien masih sama

dengan hari pertama, yaitu masih merasa mual, badan lemas, dan nyeri pada baagian

anus. Dan pada hari ke-3 kondisi fisik klinis pasien juga masih sama dengan hari

sebelumya. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi pasien masih

sama dengan kondisi sebelumnya.

Pada pemeriksaan laboratorium hanya terdapat hasil pemeriksaan pada

intervensi hari ke-1 yaitu Hemoglobin (rendah), Albumin (rendah), Hematokrit

(rendah), Trombosit (tinggi), Leukosit (normal, dan Eritrosit (rendah).


DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia


LAMPIRAN
Lampiran 1

Hasil Skrining dengan Subjective Global Assessment

1. Ada perubahan berat badan, dari 34 kg menjadi 33,7 kg.

2. Ada perubahan intake makanan menjadi sub optimal selama 2 bulan.

3. Ada perubahan gastrointestinal yaitu mual, dan anoreksia selama 2 minggu.

4. Ada kapasitas fungsional menjadi bedrest selama 3 hari.

5. Penyakit dan hubungannya dengan kebutuhan gizi kategori tinggi.

Penilaian : Malnutrisi sedang


Lampiran 2

Hasil FFQ 2 Minggu Saat Sakit Sebelum Masuk Rumah Sakit

Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat


Makanan (K) (gr) (gr) (gr)
Nasi 350,00 8,00 80,00
Mie 52,50 1,20 1,20
Cumi-cumi 14,22 1,99 0,67
Bakso 5,03 0,47 0,34
Telur puyuh 7,77 0,73 0,52
Ayam 31,25 4,38 1,25
Kerang 1,17 0,11 0,03
Tahu 4,84 0,32 0,19 0,45
Bayam 0,70 0,03 0,14
Kangkung 0,70 0,03 0,14
Daun singkong 0,70 0,03 0,14
Tauge 0,70 0,03 0,14
Tomat 0,18 0,01 0,04
Wortel 2,13 0,09 0,43
Ketimun 1,78 0,07 0,36
Jeruk 26,75 6,42
Buah naga 3,55 0,85
Alpukad 11,83 11,83
Gula 32,69 7,85
Minyak 60,00 6,00
Ikan asin 53,50 7,49 2,14
TOTAL 661,98 24,96 11,13 109,98
% 38,14 48,00 19,26 43,71
Lampiran 3

Hasil Recall 24 Jam Saat di Rumah Sakit

Waktu BM Penukar Energi Protein Lemak Karbohidrat


(K) (gr) (gr) (gr)
Pagi Nasi 1/2p 87,5 2 20
Hewani 1/2p 37,5 3,5 2,5
Nabati 1/2p 37,5 2,5 1,5 3,5
Sayur 1/2p 12,5 0,5 2,5
Minyak 1p 50 5
Selingan
pagi
Siang Nasi 1p 175 4 40
Hewani 1p 50 7 2
Nabati 1p 75 5 3 7
Sayur 3/4p 18,75 0,75 3,75
Minyak 1p 50 5
Buah 1p 50 12
Selingan
siang
Malam Nasi 1/2p 87,5 2 20
Hewani 1/2p 37,5 3,5 2,5
Nabati 1/2p 37,5 2,5 1,5 3,5
Sayur 1/2p 12,5 0,5 2,5
Minyak 1p 50 5
Buah 1p 50 12
TOTAL 918,75 33,75 28 126,75
Kebutuhan 1619,3 66 44,9 237
Persentase 56,7% 51,13% 62,36% 53,48%

You might also like