Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
SRI MULIANA
70300116063
KEPERAWATAN B
DOSEN PENGAMPUH :
Ns. Sysnawati Syarif S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTEAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Sri Muliana
Daftar Isi
Halaman Sampul…………………………............……………………….......
Kata Pengatar………………………………………………….......................
Daftar Isi…………………………………………………….…………...…….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………...…..……....
A. Latar Belakang…………………………………………...….………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………….………
C. Tujuan Penulisan…………………………………………….……….
D. Manfaat Penulisan……………………………………………..……..
A. Kesimpulan……………….…………………….……….…..……….
B. Saran…………………….…………………….………….…..…..….
DAFTAR PUSTAKA………………………………..………….……..…….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan dalam memberi
asuhan keperawatan klien pada semua tatanan pelayanan kesehatan. Khususnya di
Indonesia, proses keperawatan merupakan pendekatan yang disepakati untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Namun pada kenyataanya banyak
perawat merasakan beban dalam melaksanakan dan mendokumentasikan asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan. Melalui evaluasi
dokumentasi keperawatan pada beberapa rumah sakit umum ditemukan bahwa
kemampuan perawat menuliskan asuhan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan rata-rata kurang dari 60 % yang memenuhi kriteria.
Sementara profesi lain menganggap penggunaan proses keperawatan akan
menyita banyak waktu dan kertas sehingga sehingga tidak efektif dan efdesien.
Kondisi ini tidak mengurangi semangat para perawat untuk membuktikan bahwa
proses keperawatan dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan, tanggung
jawab perawat, otonomi perawat dan kepuasan perawat.
Proses keperawatan jiwa mengalami masalah yang sama dengan rumah sakit
umum. Hasil evaluasi terhadap dokumentasi keperawatan pada dua rumah sakit
jiwa yang besar, ditemukan kurang dari 40 % yang memenuhi kriteria. Dari
wawancara dengan beberapa perawat yang bekerja dirum,ah sakit jiwa ditemukan
beberapa kesulitan, yaitu: belum ada formilir pengkajian yang seragam,
kemampuan melaksanakan proses keperawatan masih dirasakan sebagai beban.
Penerapan proses keperawatan dapat meningkatkan otonomi, percaya diri,
cara berfikir logis, ilmiah dan sistematis, memperlihatkan tanggung jawab dan
tanggung gugat, serta pengembangan diri perawat. Di samping itu klien dapat
merasakan mutu pelayanan keperawatan yang lebih baik dan berperan aktif dalam
perawatan diri, serta terhindar dari malpraktik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Tahapan Proses Keperawatan Pada Gangguan Jiwa?
2. Bagaimana Proses Asuhan Keperawatan pada Gangguan Jiwa dengan
diagnosa Halusinasi, Waham, HDR, Isolasi Sosial, Defisit Perawatan Diri
Dan Perilaku Kekerasan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tahapan proses keperawatan pada gangguan jiwa
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada gangguan jiwa dengan
diagnosa: Halusinasi, Wahan, HDR, Isolasi Sosial, Defisit Perawatan Diri
dan Perilaku Kekerasan
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk memahami konsep pengatahuan mengenai proses keperawatan
dengan gangguan jiwa
2. Sebagai bahan referensi dalam proses pembelajaran
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam penulisan asuhan keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pohon Masalah
Diagnosis keperawatan :
1) Risiko kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham.
2) Perubahan proses pikir: waham berhubungan dengan harga diri rendah.
c. Rencana intervensi
1) Tindakan keperawatan untuk pasien
a) Tujuan
(1)Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap.
(2)Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar.
(3)Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.
(4)Pasien menggunakan obat dengan prinsip lima benar.
b) Tindakan
(1) Bina hubungan saling percaya.
(a) Mengucapkan salam terapeutik.
(b)Berjabat tangan.
(c) Menjelaskan tujuan interaksi.
(d)Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu
pasien.
(2)Bantu orientasi realitas.
(a) Tidak mendukung atau membantah waham pasien.
(b)Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman.
(c) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari.
(d)Jika pasien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan
tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien
berhenti membicarakannya.
(e) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan
realitas.
(3) Diskusikan kebutuhan psikologis atau emosional yang tidak terpenuhi
sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah.
(a) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional pasien.
(b)Berdiskusi tentang kemampuan positif yang dimiliki.
(c) Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki.
(d)Berdiskusi tentang obat yang diminum.
(e) Melatih minum obat yang benar.
2) Tindakan keperawatan untuk keluarga
a) Tujuan
Gambar 5.1
Rentang Respon Konsep Diri
Data : Pasien mengatakan belum mandi, rambut kotor, gigi kotor, kulit
disisir, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, makan dan
BAK .
Perilaku kekerasan.
Diagnosis Keperawatan
1) Risiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan perilaku kekerasan.
2) Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.
c. Rencana intervensi
1) Tindakan Keperawatan untuk Pasien
Tujuan :
a) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.Pasien
dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
b) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya.
c) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya.
d) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku
kekerasannya.
e) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,
spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka
Tindakan
a) Bina hubungan saling percaya
(1)Mengucapkan salam terapeutik.
(2)Berjabat tangan.
(3)Menjelaskan tujuan interaksi.
(4)Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu
pasien.
b) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan
masa lalu.
c) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.
(1)Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
(2)Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis.
(3)Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial.
(4)Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual.
(5)Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual.
d) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
pada saat marah secara:
(1)verbal,
(2)terhadap orang lain,
(3)terhadap diri sendiri,
(4)terhadap lingkungan.
e) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya.
f) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
(1)Fisik, misalnya pukul kasur dan batal, tarik napas dalam;
(2)Obat;
(3)Sosial/verbal, misalnya menyatakan secara asertif rasa marahnya;
(4)Spiritual, misalnya sholat atau berdoa sesuai keyakinan pasien
g) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik, yaitu latihan
napas dalam dan pukul kasur/bantal, secara sosial/verbal, secara
spiritual, dan patuh minum obat.
h) Ikut sertakan pasien dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi mengontrol perilaku kekerasan
2) Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
Tujuan :
a) Keluarga dapat merawat pasien di rumah.
Tindakan
a) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.
b) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,
tanda dan gejala, serta perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku
tersebut).
c) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera
dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul
benda/orang lain.
d) Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan.
(1)Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan
yang telah diajarkan oleh perawat
(2)Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila
pasien dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat.
(3)Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila
pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan
e) Buat perencanaan pulang bersama keluarga.
d. Evaluasi
1) Pada pasien
a) Pasien mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku
kekerasan, perilaku kekerasan yang biasa dilakukan, serta akibat dari
perilaku kekerasan yang dilakukan
b) Pasien mampu menggunakan cara mengontrol perilaku kekerasan
secara teratur sesuai jadwal, yang meliputi:
(1)secara fisik,
(2)secara sosial/verbal,
(3) secara spiritual,
(4)terapi psikofarmaka.
2) Pada keluarga
a) Keluarga mampu mencegah terjadinya perilaku kekerasan.
b) Keluarga mampu menunjukkan sikap yang mendukung dan
menghargai pasien.
c) Keluarga mampu memotivasi pasien dalam melakukan cara
mengontrol perilaku kekerasan.
d) Keluarga mampu mengidentifikasi perilaku pasien yang harus
dilaporkan pada perawat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan
tantangan yang unik karena masalah keperawatan jiwa mungkin tidak dapat
dilihat langsung, seperti pada masalah kesehatan fisik yang memperhatikan
bermacam gejala dan disebabkan berbagai hal. Hubungan saling percaya antara
perawat dank klien merupakan dasar utama dalam melakukan asuhan
keperawatan pada klien gangguan jiwa. Hal ini penting karena peran perawat
dalam asuhan keperawatan jiwa adalah membantu klien untuk dapat
menyelesaikan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta
mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Secara umum
diketahui bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh adanya gangguan pada otak tapi
tidak diketahui secara pasti apa yang mencetuskannya. Stress diduga sebagai
pencetus dari gangguan jiwa tapi stress dapat juga merupakan hasil dari
berkembangnnya mental illness pada diri seseorang.
Fungsi perawat kesehatan jiwa adalah memberikan asuhan keperawatan
secara langsung dan asuhan keperawatan secara tidak langsung. Fungsi ini dapat
dicapai dengan aktivitas perawat kesehatan jiwa yang membantu upaya
penanggulangan masalah kesehatan jiwa.
B. Saran
Diharapkan perawat lebih mempelajari mengenai fungsi dan perannya dalam
penanganan masalah kesehatan jiwa dengan memahami masalah kesehatan jiwa
yang ada serta upaya penanganannya dengan baik
DAFTAR PUSTAKA