You are on page 1of 12

JIKA ada satu jenis minyak selain berfungsi menggoreng makanan juga berperan

membantu mencegah penyakit jantung, kanker, diabetes, dan penyakit degeneratif


lainnya, memperbaiki pencernaan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah
infeksi virus (HIV) dan SARS, serta membantu menurunkan berat badan, apakah
Anda tertarik? Pertanyaan dan sekaligus tawaran menarik berbau promosi ini diajukan
Bruce Fife dalam bukunya bertajuk The Healing Miracles of Coconut Oil.
MULTIFUNGSI ini tidak ditemukan pada minyak kedelai, minyak jagung, minyak
sawit, minyak bunga matahari, minyak canola, minyak olive, ataupun minyak hewan,
melainkan dari minyak kelapa yang kini lazim disebut virgin coconut oil (Vico) dan
konon bahan bakunya banyak ditemukan di Indonesia. Lantas, pertanyaannya,
bukankah minyak kelapa adalah sumber lemak jenuh (saturated fat) yang kerap diberi
label jelek oleh masyarakat Barat karena tidak baik untuk kesehatan?

Pertanyaan ini telah dijawab oleh serangkaian riset belakangan ini bahwa minyak
kelapa memiliki peran yang amat berbeda terhadap kesehatan dibandingkan dengan
lemak jenuh asal hewan atau nabati lainnya.

Komponen minyak kelapa adalah asam lemak jenuh sekitar 90 persen dan asam lemak
tak jenuh sekitar 10 persen. Tingginya kandungan asam lemak jenuh menjadikan
minyak kelapa sebagai sumber saturated fat. Asam lemak jenuh didominasi oleh asam
laurat-memiliki rantai karbon 12, termasuk asam lemak rantai menengah alias
medium-chain fatty acid (MCFA) dan jumlahnya sekitar 52 persen (hampir setara
dengan air susu ibu)-sehingga minyak kelapa kerap disebut minyak laurat.

Selama ini ada anggapan dari sebagian masyarakat bahwa minyak kelapa sebagai
pencetus penyakit jantung koroner dan stroke sehingga secara sengaja menghindari
minyak kelapa dari diet hariannya baik langsung maupun tak langsung. Kurangnya
informasi ilmiah tentang manfaat minyak kelapa bagi kesehatan menjadikan minyak
laurat ini kalah pamor dengan minyak sawit (oleat), minyak kedelai dan jagung.

Bahkan, kini minyak kelapa relatif sulit ditemukan di pasar-pasar tradisional karena
sudah didominasi minyak goreng asal sawit dan kedelai. Padahal, Indonesia adalah
negara produsen kelapa utama di dunia.

Dari hasil penelitian di Papua Niugini, konon tingkat konsumsi masyarakatnya


terhadap kelapa cukup tinggi, menunjukkan, masyarakat yang kerap mengonsumsi
minyak kelapa lebih kurus dan amat jarang terkena penyakit jantung koroner dan
stroke. Selain itu, konsentrasi serum total kolesterol, tekanan darah diastolik lebih
rendah dibandingkan dengan orang yang sama sekali tidak mengonsumsi kelapa.

Hal ini disebabkan minyak kelapa merupakan sumber asam laurat yang tergolong
berantai medium (MCFA), yang memiliki sifat-sifat metabolisme yang amat berbeda
dari asam lemak berantai panjang. MCFA jauh lebih mudah dicerna, diserap, dan
diangkut sehingga kerap disebut sebagai sumber energi siap pakai bak bahan bakar
kendaraan bermotor beroktan tinggi. Ini suatu bukti bahwa mengonsumsi minyak
kelapa tidak memberi dampak buruk terhadap kesehatan jantung.
Berbagai penelitian telah menunjukkan keunggulan asam laurat bagi kesehatan. Asam
laurat dan asam lemak jenuh berantai pendek dan sedang lainnya-asam kaprat,
kaprilat, dan miristat-yang terdapat pada minyak kelapa ternyata juga mampu
mengatasi kelebihan berat badan alias obesitas.

Studi eksperimental menunjukkan bahwa pergantian minyak kedelai ke minyak


kelapa dapat menurunkan berat badan secara bermakna. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa mengonsumsi minyak kelapa, asam lemak jenuhnya langsung dibakar oleh
tubuh dan menghasilkan energi.
Asam lemak jenuh rantai sedang yang terdapat pada minyak kelapa begitu tiba dalam
saluran pencernaan segera dapat diserap oleh dinding usus tanpa harus mengalami
proses hidrolisis terlebih dahulu.

Selanjutnya dapat masuk mengikuti aliran darah untuk segera dibawa ke hati guna
dimetabolisasi. Berbeda dengan minyak kedelai, yang banyak mengandung asam
lemak rantai panjang, dalam tubuh ditimbun dalam bentuk lemak karena tidak bisa
langsung dibakar dan diserap tubuh sehingga menimbulkan kegemukan (obesitas).

Keunggulan lain asam lemak jenuh minyak kelapa adalah kemampuannya sebagai
antimikrobia. Monogliserida dari asam kaproat, kaprilat, kaprat, laurat, dan miristat
telah terbukti bisa menginaktivasi virus penyebab hepatitis C, herpes, SARS, dan
HIV.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Vico secara teratur dapat
menurunkan risiko terinfeksi HIV dan SARS (Bruce Fife, 2004 dalam situs
www.NaturalHealthWeb.com). Sementara itu, bakteri patogen yang bisa didepak oleh
monolaurin dan kawan-kawannya adalah Listeria monocytogenes, Staphylococcus
aureus, Staphylococcus agalactiae, dan Helicobacter pylori.

Mudah membuatnya

Melihat berbagai keunggulan Vico (minyak kelapa murni) dibandingkan dengan


minyak sayur seperti kedelai dan jagung, masyarakat patut kembali
mempertimbangkan penggunaan minyak kelapa dalam menu hariannya.

Minyak kelapa yang memiliki asam lemak jenuh amat bandel menahan serangan
oksidasi saat penggorengan sehingga tidak menjadi penyumbang radikal bebas, suatu
senyawa amat berbahaya bagi kesehatan. Minyak kelapa juga tidak berperan sebagai
sumber lemak trans (trans fatty acids/TFA) sehingga aman dikonsumsi karena tidak
mengatrol kadar LDL dalam darah.

Yang menjadi masalah, bagaimana menghadirkan minyak kelapa murni di tengah


makin maraknya berbagai jenis minyak goreng yang berasal dari kelapa sawit,
kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski di pasaran sudah dijual Vico yang dikemas amat
menarik dan higienis, tetapi harganya relatif mahal sehingga hanya masyarakat
tertentu yang dapat membeli. Ada baiknya jika masyarakat luas bisa membuat sendiri
Vico karena cara pembuatannya amat sederhana dan mudah.

Umumnya, masyarakat mengenal pengolahan daging buah kelapa menjadi minyak


melalui cara kering dan basah. Pengolahan cara kering, daging buah yang sudah
dipotong-potong dikeringkan sehingga diperoleh kopra, lalu dilakukan pengepresan
guna mendapatkan minyak.
Teknik pengolahan ini biasanya dilakukan dalam skala besar (pabrik). Pengolahan
cara basah, daging buah kelapa diparut, kemudian dicampur dan diekstrak dengan air
panas (hangat) pada perbandingan tertentu.

Hasil ekstraksi berupa emulsi minyak dalam air yang disebut santan. Pemanasan
dilakukan untuk memecah emulsi guna mendapatkan minyak, yang kerap disebut
minyak kelentik. Kedua metode ini akan menghasilkan minyak yang berbau harum,
tetapi warnanya kurang bening akibat penggunaan panas dalam proses
pengolahannya.
Nah, untuk memperoleh Vico, penggunaan panas diminimalkan atau sama sekali
dihilangkan. Caranya adalah dengan menggunakan enzim secara langsung atau
mikroba penghasil enzim tertentu untuk memecah protein yang berikatan dengan
minyak dan karbohidrat sehingga minyak dapat terpisah secara baik.

Pengolahan minyak kelapa dengan menggunakan enzim lazim disebut teknik


fermentasi. Pembuatan Vico dengan teknik fermentasi diawali dengan proses
pembuatan santan, caranya sama dengan metode basah. Santan ditempatkan pada
wadah yang bersih dan selanjutnya dibiarkan beberapa saat hingga terbentuk
gumpalan krim atau "biang santan".

Krim dipisahkan ke dalam wadah yang tembus pandang, seperti stoples yang relatif
besar, lalu tambahkan ragi atau larutan cuka nira secukupnya. Campuran diaduk
secara merata dan difermentasi selama 10-14 jam atau semalam.
Proses fermentasi dinyatakan berjalan baik jika dari campuran tersebut terbentuk tiga
lapisan, yakni lapisan atas berupa minyak murni (Vico), lapisan tengah berupa blondo
(warna putih), dan lapisan bawah berupa air. Lapisan minyak dipisahkan secara hati-
hati. Minyak ini memberi aroma khas dan warna yang lebih jernih.

Guna mendapatkan manfaatnya bagi kesehatan, Vico yang diperoleh bisa dikonsumsi
secara langsung ataupun digunakan untuk menggoreng atau menumis makanan.
Dengan struktur kimia asam lemak jenuh yang tak memiliki double bond, Vico relatif
tahan terhadap serangan panas, cahaya, dan oksigen singlet sehingga memiliki daya
simpan lama. Namun, sebaiknya dikemas dalam botol yang tak tembus cahaya guna
memperpanjang masa simpannya.
Posman Sibuea Lektor Kepala di Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian
Unika Santo Thomas, Medan
KCM, Rabu, 22 Desember 2004
07-02-2005 09:08:43

Anda ingin tahu apa manfaat dari Minyak VCO (Virgin


Coconut Oil) atau Minyak Kelapa Murni ? Inilah daftar
manfaat dari minyak VCO.

Daftar manfaat VCO / minyak kelapa murni :

1.Mematikan berbagai virus yang menyebabkan mononucleosis, influenza, hepatitis


C, cacar air, herpes dan
penyakit-penyakit lainnya.

2.Mematikan berbagai bakteri penyebab pneumonia, sakit telinga, infeksi


tenggorokan, gigi berlubang, keracunan makanan, infeksi saluran kencing, meningitis,
gonorrhea, luka gangren dan masih sangat banyak lainnya

3.Mematikan jamur dan ragi yang menyebabkan candida, jock itch, kadas, athletes
foot, ruam karena keringat dan popok dan infeksi lainnya.

4.Melumpuhkan dan mematikan cacing pita, lice, giardia dan parasit lainnya.

5.Menyediakan sumber nutrisi dan energi cepat.

6.Meningkatkan energi dan stamina yang memperbaiki fisik dan penampilan atlit.

7.Memperbaiki pencernaan dan penyerapan vitamin-vitamin dan asam amino yang


larut dalam lemak.

8.Memperbaiki sekresi insulin dan pendayagunaan glukosa darah.

9.Meredakan stres pada pankreas dan sistem-sistem enzim tubuh.

10.Membantu meredakan gejala-gejala dan mengurangi resiko kesehatan yang


dihubungkan dengan diabetes.

11.Mengurangi gangguan yang dikaitkan dengan gejala


kesulitan pencernaan dan cystic fibrosis.

12.Memperbaiki penyerapan kalsium dan magnesium serta


mendukung perkembangan tulang dan gigi yang kuat.

13.Membantu melindungi diri terhadap serangan penyakit


osteoporosis.
14.Membantu meredakan gejala sakit saluran kandung kemih.

15.Meredakan gejala yang dihubungkan dengan Chron's


disease, ulcerative colitis dan bisul perut.

16.Mengurangi peradangan kronis.

17.Mendukung penyembuhan dan perbaikan jaringan tubuh.

18.Mendukung dan membantu fungsi kekebalan tubuh.

19.Membantu melindungi tubuh dari kanker payudara, kanker


colon dan kanker lainnya.

20.Baik buat jantung; tidak meningkatkan cholesterol darah


atau kelengketan platelet.

21.Membantu mencegah sakit jantung, atherosclerosis dan


stroke.

22.Membantu mencegah tekanan darah tinggi.

23.Membantu mencegah sakit periodental dan kerusakan gigi.

24.Berfungsi sebagai antioksidan pelindung.

25.Membantu melindungi tubuh dari radikal bebas berbahaya


yang meningkatkan penuaan dini dan penyakit degeneratif.

26.Memperbaiki pendayagunaan asam lemak essensial dan


melindunginya dari oksidasi.

27.Meredakan gejala kelelahan kronis.


28.Meredakan gejala benign prostatic hyperplasia
(pembesaran prostat).

29.Mengurangi tekanan epileptis.


30.Melindungi tubuh dari penyakit ginjal dan infeksi
kandung kemih.

31.Membantu mencegah sakit liver.


32.Kandungan kalori lebih rendah dari lemak lain sehingga
efek penggunaan maksimal untuk pengobatan jauh lebih baik.

33.Mendukung fungsi thyroid.


34.Meningkatkan aktifitas metabolik sehingga memberikan
efek penurunan berat badan yang alamiah dan stabil
(mencegah kegemukan).

35.Mencegah infeksi topical bila dioleskan (melalui


kulit).

36.Mengurangi gejala psoriasis, eksim dan dermatitis.


37.Mendukung keseimbangan kimiawi kulit secara alami.
38.Melembutkan kulit dan mengencangkan kulit dan lapisan
lemak di bawahnya.

39.Mencegah keriput, kulit kendor dan bercak-bercak


penuaan.

40.Memberikan penampilan rambut yang sehat dan tidak


kering.

41.Mencegah kerusakan yang ditimbulkan radiasi sinar ultra


violet pada kulit.

42.Mengendalikan ketombe.
43.Membantu memberikan vitalitas dan terasa lebih muda.

44.Menolak oksidasi sehingga memberikan perlindungan


terhadap oksidasi berlebihan.

45.Virgin coconut oil Pada suhu tinggi tidak membentuk zat


yang berbahaya seperti pada vegetable oil lainnya.

46.Tidak memiliki efek samping yang berbahaya bila


dikonsumsi.

47.Tidak beracun untuk dikonsumsi.

Minyak Kelapa Murni tidak menyebabkan:

- tidak meningkatkan kadar kolesterol darah


- tidak meningkatkan kekentalan atau pembentukan gumpalan
darah
- tidak menyebabkan atherosclerosis atau penyakit jantung
- tidak menyebabkan kegemukan

Minyak Kelapa Murni memang menyebabkan:

- mengurangi risiko atherosclerosis dan penyakit jantung


- mengurangi risiko kanker dan penyakit-penyakit
degeneratif
- membantu mencegah infeksi bakteri, virus dan jamur
(termasuk ragi)
- mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh
- membantu mengontrol diabetes
- memberi sumber energi
- menopang fungsi metabolisme yang sehat
- memperbaiki pencernaan dan penyerapan zat gizi
- memasok nutrisi yang sangat penting untuk kesehatan yang
baik
- mempermudah pengurangan berat badan
- membantu mencegah osteoporosis
- memiliki rasa lembut ringan
- tahan panas (minyak yang paling sehat untuk memasak)
- sangat tahan gangguan (masa hidup panjang/tahan lama)
- membantu melembutkan dan memuluskan kulit
- membantu mencegah penuaan dini dan pengerutan kulit
- membantu melindungi dari kanker kulit dan penyakit kulit
lainnya

(Sumber : Murray Price Ph.D, Coconut Oil for Your Health,


Longevity Publishing House, 2003) Update terakhir ( Tuesday, 23 August 2005 )

Usia Raihansyah—yang bersangkutan enggan disebut namanya—baru 50 tahun ketika


stroke menyerangnya. Ia terhenyak, tak menyangka penyakit mematikan itu menghampiri.
Bagian tubuh sebelah kiri tak lagi dapat digerakkan. Memakai baju pun ia tak mampu.
Karyawan perusahaan pengeboran minyak di Kalimantan Timur itu pasrah. Harapan untuk
sembuh menggelora saat temannya menyodorkan campuran virgin coconut oil alias minyak
kelapa murni dan minyak buah merah.

Dua sendok pandanus cocos oil (PCO)—sebutan untuk campuran VCO dan minyak buah
merah—dikonsumsi setiap hari. Frekuensinya 2 kali, pagi dan siang. Sepekan berselang,
tangan yang semula bergetar akhirnya berhenti. Harapannya kian menjulang. Hanya dalam
waktu sebulan ia pun menuai asa. Tangan mulai dapat digerak-gerakkan. Kini ia mampu
mengenakan busana sendiri dan bekerja seperti sedia kala.

Yang juga merasakan faedah PCO adalah Jimmy Wijaya. Sepuluh tahun lamanya pria 51
tahun itu mengidap asam urat akut —9 mg dl; orang normal, 7 mg dl—hingga ia tertatih
setiap kali naik tangga. Penyakit itu dibarengi dengan asma hingga membuat ia tersengal-
sengal. Setelah 2 pekan rutin mengkonsumsi PCO, keluhan-keluhan itu tak lagi dirasakan.
“Saya merasa segar, tidur pun lebih nyenyak,” ujar Jimmy.

Artis cantik Marissa Haque mengkonsumsi masing-masing sebuah kapsul buah merah dan
kapsul VCO setiap hari. Anggota DPR itu mengantisipasi munculnya sel kanker lantaran
orangtuanya mengidap penyakit serupa. Selain itu juga untuk menjaga kebugaran. “Stamina
meningkat drastis. Jika sehari tidak konsumsi, badan pegal dan drop,” kata alumnus
Universitas Trisakti yang dijadikan ikon buah merah oleh sebuah perusahaan farmasi itu.

6 bulan lalu

Kesembuhan Raihansyah, Jimmy Wijaya, dan Marissa Haque berkat PCO tentu bukan
kebetulan semata. Pada kasus Raihansyah, misalnya, “Kombinasi yang sama-sama
berfungsi sebagai antioksidan bisa menyembuhkan stroke,” ujar dr Retno dari Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Keampuhan ramuan itu 6 bulan silam diprediksikan Drs I
Made Budi MS, produsen buah merah di Jayapura, Papua.
Ketika menghadiri ekshibisi Trubus Agroexpo, April 2005, I Made Budi MS mengamati sebotol
virgin coconut oil (VCO) alias minyak kelapa murni. Pria kelahiran 2 Juni 1960 itu
menerawang botol plastik bersisi 125 ml. “Bagus ini kalau dikombinasikan dengan minyak
buah merah,” ujar Made.

Setengah tahun berselang, pernyataan I Made Budi menjadi kenyataan. Yang membuktikan
ucapan Made dengan penelitian ilmiah adalah Dr Muhammad Ahkam Subroto, periset Pusat
Penelitian Bioteknologi-LIPI bekerja sama dengan PT Prima Baliem Subur. Mengapa VCO
dan buah merah dikombinasikan? Di mata Andi Nur Alam Syah STP MT, tak ada komoditas
yang sempurna.

Buah merah kaya antioksidan, tetapi miskin asam lemak; VCO yang kaya asam lemak jenuh,
kandungan antioksidannya amat rendah. Fortifikasi atau pencampuran sebuah keniscayaan
untuk menyempurnakannya. “Tujuannya agar khasiat semakin bagus,” ujar master Teknik
Kimia alumnus Institut Teknologi Bandung.

Menurut dr Paulus Wahyudi Halim, pengobat komplementer—memadukan medis dan herbal


—minyak sari buah merah sulit dicerna oleh penderita lever, hepatitis, atau sirosis. Tak
optimalnya fungsi lever berdampak pada terganggunya produksi cairan empedu. Empedu
berfungsi untuk mencerna lemak. Padahal kadar minyak tak jenuh buah merah amat tinggi.
“Beban kerja empedu semakin berat,” ujar dokter alumnus Universita’ Degli Studi Padova,
Italia

Lalu VCO? Di balik khasiatnya, minyak kelapa murni ternyata mengundang bahaya. Terutama
bila Anda mengidap diabetes mellitus dan rutin mengkonsumsi VCO malam hari, menjelang
tidur tanpa makan malam. Itu memicu sekresi insulin terus berlangsung. Padahal tak ada
asupan karbohidrat sehingga mengundang hipoglikemik. Bagi pengidap kencing manis,
hipoglikemik adalah keadaan dengan kadar glukosa rendah, 2,2 milimol per liter; orang
normal, 2,8—4,0 milimol.

Jika itu terjadi otak kekurangan glukosa sehingga menyebabkan pingsan. Menurut Ahkam—
sapaan Dr Muhammad Ahkam Subroto—yang sehat dan diet pun sebaiknya tidak minum
VCO malam hari karena memicu kencing manis. “Produksi insulin jadi tinggi, tetapi yang mau
diikat tidak ada karena glukosa rendah,” ujar alumnus University of New South Wales,
Sydney.

“Dengan komposisi tertentu, PCO memiliki aktivitas farmakologi serta sifat-sifat fisika dan
kimia yang lebih baik daripada minyak penyusunnya kombinasi kedua bahan itu
menghasilkan senyawa baru yang lebih kuat ketimbang VCO.”

Semua berkhasiat
Nama campuran kedua minyak itu adalah pandanus cocos oil (PCO) karena kandungan
senyawa aktif buah merah Pandanus conoideus lebih kaya daripada minyak kelapa. Dengan
demikian, peluang untuk menjadi obat juga lebih besar. Doktor Bioteknologi itu menuturkan,
“Dengan komposisi tertentu, PCO memiliki aktivitas farmakologi serta sifat-sifat fi sika dan
kimia yang lebih baik daripada minyak penyusunnya.”

Selain itu PCO lebih aman dikonsumsi ketimbang minyak buah merah dan VCO. Harap mafh
um buah merah mempunyai lethal dosage alias dosis mematikan. Riset pada mencit jantan
yang ditempuh Yahdiana Harahap dari Jurusan Farmasi UI menunjukkan, LD50 buah merah
2,687 g; betina, 6,714g/kg bobot tubuh. Artinya dengan dosis sekecil itu 50% populasi mencit
yang dijadikan kelinci percobaan menuai ajal. Sedangkan VCO tidak mempunyai lethal
dosage. Artinya, ketika minyak buah merah dan VCO dicampur tingkat toksisitasnya menurun
alias lebih aman dikonsumsi.

Dengan high performance liquid chromatography (HPLC), kombinasi kedua bahan itu
menghasilkan senyawa baru yang lebih kuat ketimbang VCO. Untuk pengurusan hak paten,
Muhammad Ahkam masih menyimpan nama senyawa itu.

Prof Dr Elin Yulinah Sukandar Apt, guru besar jurusan Farmasi Institut Teknologi Bandung
menuturkan, buah merah dan VCO mengandung asam lemak. Jadi kemungkinan dapat
mengatasi penyakit-penyakit akibat asam lemak seperti kanker, diabetes mellitus, asam urat,
dan kolesterol.

Benar, hasil riset Muhammad Ahkam membuktikan hal itu. Ia menuturkan, PCO cocok untuk
kanker yang disertai penyakit lain seperti hipertensi. “Jadi kandungan asam laurat dari VCO
dapat bekerja,” kata kelahiran Blora 2 Januari 1964 itu. Meski begitu bukan berarti virgin
coconut oil dan minyak buah merah dikesampingkan. Masing-masing tetap berfaedah untuk
menyembuhkan beragam penyakit. Menurut Ahkam, VCO lebih pas untuk mengatasi
penyakit-penyakit akibat mikroba; buah merah, kanker tunggal—tidak diikuti penyakit lain.

Sinergis

Hasrat menggabungkan VCO-buah merah sudah lama melintas di benak Luki F Hardian.
“Tentu ada manfaat yang lebih baik daripada keduanya (VCO dan buah merah, red),” ujar
direktur PT Trias Sukses Dinamika—produsen minyak buah merah. Kata Patria Ragiatno,
produsen VCO, “Bila kedua minyak itu saling melengkapi kekurangan masing-masing lebih
memberikan manfaat kepada konsumen.”

Tak semua orang sepakat dengan fortifikasi VCO-buah merah. Prof Dr Sumali Wiryowidagdo,
salah satu di antaranya. Guru besar Jurusan Farmasi Universitas Indonesia itu mengatakan,
“Jika suatu tanaman mempunyai khasiat untuk penyakit tertentu, kenapa tidak digunakan
satu saja?” (baca: Satu Botol Dua Kekuatan, halaman 20—21).
Prof Dr Zubairi Djoerban SpPd KHOM dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang
dihubungi Trubus secara terpisah juga demikian. ”Penelitian ini bagus sebagai langkah awal.
Tapi untuk digunakan sebagai obat? Nanti dulu, karena ada tahapan dan proses yang harus
dilalui,” ujar ahli penyakit dalam itu.

Toh, sebagai diversifi kasi produk, PCO mulai dikonsumsi masyarakat. Riset yang ditempuh
Muhammad Ahkam memberikan dukungan ilmiah bagi konsumen. Ahkam meneliti fortifi kasi
VCO-buah merah selama 3 bulan, sejak Juni 2005. Yang diteliti oleh dosen pascasarjana
Institut Pertanian Bogor itu meliputi uji stabilitas, fi tokimia, antioksidan, antidiabetes,
antimikroba, toksikologi, dan histopatologi.

Ahkam membuat 3 konsentrasi berbeda dengan simbol PCO 1, PCO 2, dan PCO 3. Sayang,
ia enggan membebearkan perbandingan antara VCO-minyak buah merah pada masing-
masing PCO. Namun, uji stabilitas menunjukkan terjadi efek sinergis pada semua jenis fortifi
kasi PCO. Artinya, pencampuran itu tidak melahirkan reaksi kimia sehingga kandungan
senyawa aktif tak berubah.

Tokoferol sebagai antioksidan terbukti tokcer menangkap radikal bebas. Dalam ujicoba,
Ahkam memanfaatkan difenil pikrihidrazil sebagai radikal bebas. Tokoferol yang dikandung
PCO melepaskan atom hidrogen, ditangkap oleh difenil pikrihidrazil, dan diubah menjadi
difenil pikrihidrazin. Difenil pikrihidrazin bersifat jenuh artinya punya ikatan rangkap sehingga
tidak membahayakan bagi kesehatan.

Kandungan tokoferol PCO hanya 445 mg. Angka itu lebih kecil daripada tokoferol buah merah
yang mencapai 1.200 mg. Toh, kebutuhan tokoferol orang dewasa cuma 2,6—15,4 mg per
hari. Lagi pula jika berlebih, tokoferol dibuang bersama feses. Sesendok PCO mengandung
25,86 mg; buah merah, 59,85 mg. Jadi kandungan tokoferol PCO masih sangat memadai.

3 sendok sehari

Dalam riset terungkap, PCO terbukti antimikroba. Ahkam memberikan antara lain
Staphylococcus aureus, kuman penyebab infeksi kulit hingga terjadi bisul atau luka bernanah.
Ia juga menyerang saluran pencernaan. Bakteri itu dibiakkan di atas cawan petri dan diamati
hingga sepekan. Ketika diberi PCO pada hari pertama, luas zona hambat mencapai 5,60 m2;
hari ke-3, 8,36 m2, dan hari ke-7, 5,32 m2.

Bandingkan dengan kemampuan buah merah menghambat kuman yang sama. Pada hari
pertama, ke-3, dan ke-7 masing-masing zona hambat adalah 5, 72 m2, 7,62 m2, dan 4,28
m2. Sedangkan kedigdayaan VCO merintangi perkembangan bakteri itu 5,72 m2 pada hari
pertama, 4,33 m2 (hari ke-3), dan 2,35 m2 (hari ke-7). Hasil menggembirakan juga terlihat
saat PCO mengatasi Eschericia coli.
Sebagai antidiabetes mellitus, kemampuan PCO dapat diandalkan. Paduan 2 minyak itu
menghambat kerja enzim alfa glikosidase sehingga karbohidrat tak berubah menjadi glukosa
(baca: Diabetes, Pilih VCO, PCO, atau Buah Merah, halaman 28—29). Efek samping tak
luput dari riset Ahkam. Sehebat apa pun sebuah penyembuh, jika berdampak buruk
sebaiknya dihindari. Yang paling penting adalah keamanan, baru khasiat.

Oleh karena itu uji toksisitas dan hispatologi perlu dilakukan. Pada uji itu organ hati, ginjal,
dan limpa menjadi pusat pengamatan. Sebab, ketiga organ itu memproses detoksifi kasi.
Ahkam meminta jasa beberapa kelompok mencit yang masing-masing terdiri atas 20 ekor—
10 jantan, 10 betina. PCO diberikan secara oral dengan dosis 0 µl sebagai kontrol, 100 µl,
200 µl, dan 300 µl. Kondisi organ mencit diamati 5 hari setelah pemberian PCO.

Dengan dosis 100 µl tak ada kerusakan di 3 organ itu. Itu setara 4 ml/kg per bobot tubuh
untuk manusia atau 1 sendok makan 3 kali sehari. Namun, ketika dosis dinaikkan menjadi
200 µl dan 300 µl terjadi perubahan pada hati dan ginjal. Hati mengalami degenerasi
melemak pada sel hepatosit, artinya sel-sel hepatosit mengalami perubahan dari bentuk
normal. Degenerasi sel tubuh terjadi pada ginjal. Pada sel itu juga terdapat masa eosinofi lik.

Jika begitu ginjal rusak sehingga protein dalam darah lolos dan masuk ke dalam lumen tubuli
yang terlihat sebagai masa eosinofi lik. Hingga dosis 300 µl limpa tidak mengalami
perubahan berarti. Hasil riset itulah yang mendasari PT Prima Solusi Medika untuk
memproduksi PCO. Hendro Saputro, pemilik perusahaan, semula hanya mengembangkan
minyak buah merah di Wamena, Papua.

Perusahaan lain yang meluncurkan PCO adalah PJ Mahkota Rizki di Bandung. Ia tertarik
memadukan kedua minyak itu setelah mendapat laporan dari konsumennya akan keampuhan
PCO. Mahkota Rizki memang memproduksi minyak buah merah dan VCO. Di Kalimantan
Timur, beberapa konsumennya mengkonsumsi campuran kedua minyak itu. Hasilnya kondisi
mereka yang sakit kolesterol, rematik, dan asam urat terus membaik.

Menurut Dra Titin Nugroho Rini dari Mahkota Rizki, kendala dalam pencampuran adalah
menentukan rasio paling pas. Sebab, efektivitas PCO juga ditentukan oleh perbandingan itu.
Itulah sebabnya mengoplos sendiri atau meminum VCO dan buah merah secara berurutan
tak disarankan. Kestabilan setelah minyak dikonsumsi belum diketahui. Sedangkan
campuran VCO-buah merah dengan konsentrasi tertentu terbukti stabil, tak ada senyawa
baru yang merugikan.

Pandanus cocos oil yang lahir dari pencampuran VCO dan buah merah kian memperkaya
khazanah pengobatan tanah air. Konsumen mempunyai banyak pilihan untuk menjaga
kebugaran atau saat berharap kesembuhan. Dua kekuatan yang kini bersatu menjadi jalan
menggapai kesehatan. (Sardi Duryatmo/Peliput: Corry Caromawati, Destika Cahyana,
Laksita Wijayanti, & Lastioro Anmi Tambunan)
Trubus 431, Oktober 2005

Ekstrak Monolaurin dari Kelapa Bisa Obati HIV

Monolaurin yang terkandung dalam kelapa bermanfaat sebagai penambah daya tahan
tubuh sehingga dapat digunakan dalam pengobatan Human Immunodeficiency Virus
(HIV). Demikian pernyataan Dr. P. Rethinam, direktur eksekutif Asian and Pasific
Coconut Community (APCC). "Monolaurin dari ekstrak minyak kelapa memiliki
manfaat seperti ASI (air susu ibu) dan bisa mengurangi virus pada orang yang
terjangkit HIV," kata Rethinam saat berbicara dalam Sosialisasi Peningkatan Produksi
Kelapa dan Produk Olahannya, Rabu(1/6), di Pontianak Minyak kelapa dengan 48,6
persen asam laurat merupakan sumber potensial untuk memproduksi monolaurin
(luricidin) yang menurut penelitian mampu mengurangi jumlah virus. Hasil penelitian
yang dilakukan di Filipina menunjukkan bahwa dengan minum monolaurin, jumlah
virus pada penderita HIV mengalami penurunan. Rethinam mengingatkan agar tidak
mempercayai pendapat yang menyatakan minyak kelapa tidak baik bagi kesehatan
karena mengandung kolesterol. "Justru minyak yang paling sehat adalah minyak
kelapa yang berasal dari nabati," katanya. Buktinya warga negara Indonesia,
Malaysia, dan India yang notebene pengonsumsi terbesar minyak kelapa tidak
terjangkit virus SARS saat mewabah tahun lalu. Selain itu, pengobatan dengan
monolaurin jauh lebih murah. Seorang pasien HIV hanya memerlukan 800-1000
dollar AS. Sedangkan dengan cara lain memerlukan 12 ribu dollar AS. Tentu saja
monolaurin sangat membantu pengobatan terhadap penderita HIV yang jumlahnya
terus meningkat. "Selama kurun waktu 22 tahun, 42 juta orang di seluruh dunia telah
terinfeksi virus HIV/AIDS, dan 7,2 persen berasal dari negara-negara Asia dan
Pasifik," kata Rethinam. Di India dilaporkan jumlah penderita sebesar 3,5 juta orang.
Ketersediaan kelapa sebagai bahan bakunya juga melimpah. Dunia memiliki luas
areal kebun kelapa mencapai 11,95 juta hektare. Dari 15 negara yang tergabung dalam
APCC saja, luas areal 10,5 juta hektare atau 87,9 persen dari luas areal kelapa dunia.
Selama ini produksi kelapa sebagian besar dijual dalam bentuk kelapa bulat/kelapa
sayur, kopra, dan sebagian kecil daging kelapa diolah dalam bentuk produk minyak
kelapa. Tempurung kelapa diolah dalam bentuk arang briket dan air kelapa menjadi
"nata de coco". Wakil Gubernur Kalbar Laurensius Herman Kadir mengatakan bahwa
kelapa merupakan komoditi perkebunan yang telah lama diusahakan dan
dikembangkan secara tradisional di Kalbar, khususnya di pesisir kabupaten Ketapang,
Pontianak, Sambas dan Bengkayang dengan luas areal tanaman 96.676 hektare dan
produksi sebanyak 66.701 ton.(Ant/Wah)

You might also like