You are on page 1of 14

Abstrak

Karsinoma atau kanker ganas adalah salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas terbanyak
di dunia kontemporer. Salah satu kangker ganas yang cukup sering terjadi adalah karsinoma
glandula saliva mayor. Karya tulis ini akan membahas mengenai karsinoma glandula saliva
mayor dengan tinjauan dari kepustakaan yang ada. Dibantu dengan pemeriksaan penunjang
seperti CT scan, pemeriksaan laboratorium, MRI dapat membantu diagnosis tumor.
Gangguan pada tumor akan memiliki gejala sistemik dan dapat menyebabkan morbiditas
pada individu tersebut apabila dibiarkan atau tidak ditangani dengan tepat.
Kata kunci: karsinoma glandula saliva, kanker ganas

Abstract

Carcinoma or malignant cancer is one of the biggest causes of morbidity and mortality in the
contemporary world. One of the malignant cancer that is quite common is the major salivary
gland carcinomas. This paper will discuss the major salivary gland carcinoma with a review
of the existing literature. Assisted with investigations such as CT scans, laboratory tests, MRI
can help with the diagnosis of tumors. Disorders of the tumor would have systemic symptoms
and can cause morbidity to the individual if allowed or not handled properly.

Keywords: salivary gland carcinoma, malignant cancer

Pendahuluan

Kata kanker berasal dari kata Yunani, karkinos yang berarti udang karang dan
merupakan istilah umum untuk ratusan tumor ganas yang masing-masing sangat berbeda satu
sama lain.

Di manapun di dalam tubuh dapat timbul aneka jenis kanker, bahkan di dalam satu
organ, jenis kanker dapat berbeda-beda. Kanker yang satu tidak ada kaitannya dengan yang
lain, setiap kanker merupakan penyakit tersendiri. Kita terlebih dulu harus tahu penyakit
kanker jenis apa yang akan kita hadapi, sebelum kita dapat membahasnya. Kanker berbeda
Diagnosis dan Penatalaksanaan Tumor Ganas

dengan penyakit lain, letak kanker tidak seperti penyakit lain karna kanker tidak dapat
ditebak lokasinya pada tubuh manusia. 1

Kanker lebih sulit dibedakan dengan penyakit lain seperti radang, jika mungkin itu
radang proses radang tersebut sudah distadium berapa. Apabila menyangkut radang pada
paru-paru yang tersembunyi, atau sesuatu yang lain lagi. Masalah utama kanker adalah
dimanah letaknya apakah di paru, ginjal, selaput otak, atau perut. Kita juga perlu tahu pada
kanker tersebut sudah mencapai stadium apa.1

Tinjauan pustaka ini akan membahas mengenai gambaran penyakit tumor secara
umum dan juga akan membahas dalam anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis banding,
pemeriksaan penunjang, diagnosis kerja, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, manifestasi
klinik, komplikasi, penatalaksanaan, pencegahan dan prognosis.1

Anamnesis

Anamnesis adalah suatu wawancara yang bertujuan untuk mengetahui informasi


mengenai keadaan pasien.2 Anamnesis dapat dilakukan baik secara langsung (autoanamnesis)
maupun tidak langsung (alloanamnesis). Untuk pasien baru, sebaiknya dilakukan anamnesis
komprehensif agar mendapatkan informasi yang lengkap mengenai keadaan dan riwayat
kesehatan pasien tersebut. Sedangkan untuk pasien lainnya dapat dilakukan anamnesis
spesifik yang berkaitan dengan keluhannya.3

Pada orang dewasa, terdapat tujuh komponen dari anamnesis komprehensif, yaitu
identifikasi data yang meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, agama, suku bangsa,
pekerjaan, dan status perkawinan; keluhan utama yang menyebabkan pasien mencari
perawatan; riwayat penyakit sekarang yang memberatkan keluhan utama dan
mendeskripsikan lokasi, kualitas, kuantitas, waktu, kondisi saat terjadi gejala, faktor yang
memperburuk atau meredakan, dan manifestasi hal-hal lain yang terkait gejala; riwayat
pasien yang terdiri dari daftar penyakit dahulu dalam empat kategori (medis, bedah,
obstetric/ginekologi, dan psikiatri); riwayat keluarga yang mencakup daftar penyakit keluarga
dan keadaan anggota keluarga; riwayat pribadi dan sosial; dan tinjauan sistem mengenai
gejala yang umum pada masing-masing sistem tubuh.3

Dari hasil anamnesis didapatkan seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke klinik
ukrida dengan keluhan teraba benjolan di leher sebelah kiri. Benjolan muncul sejak 1 bulan

2
Diagnosis dan Penatalaksanaan Tumor Ganas

yang lalu, tidak terasa nyeri, pasien mengaku bahwa pasien sering memakan makanan dengan
pengawet, dan benjolan semakin membesar.

Pemeriksaan Fisik

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, perlu diperhatikan terlebih dahulu penampilan


pasien. Apakah pasien tersebut tampak sakit berat, sakit ringan, atau sehat. Kemudian perlu
juga diperhatikan tingkat kesadaran pasien tersebut dan apakah pasien tersebut dalam
keadaan yang gawat, seperti nyeri, gelisah atau depresi, atau kesulitan jantung dan
pernapasan. Warna kulit dan lesi yang jelas juga perlu diperhatikan, begitu juga dengan
pakaian, kebersihan, dan bau badannya. Ekspresi wajah, postur, dan aktivitas motorik juga
dianggap penting untuk diperhatikan. Terakhir, perlu dilakukan pengukuran berat dan tinggi
badan (perhitungan Indeks Massa Tubuh/IMT), serta lingkar pinggang jika IMT lebih dari 35.
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi. Palpasi dilakukan sepanjang daerah submental,
mencatat setiap massa atau daerah kelembutan. Berikutnya, meraba kartilago tiroid / laring
dan kemudian kartilago krikoid tepat di atas takik sternum yang dilakukan secara berurutan.
Dari hasil pemeriksaan fisik pada kasus ini didapatkan pasien pada kasus ini ditemukan
benjolan dengan konstitensi benjolan teraba keras, batas terlihat tegas, tidak terdapat nyeri
tekan, pada benjolan berukuran 3x3 cm berada pada submandibula , tidak ada invasi pada
benjolan, serta benjolan tidak bergerak, tidak ada warna, tidak ada riwayat alergi, serta
benjolan tidak hangat.1,3

Diagnosis Banding

Diagnosis banding yang dapat diperoleh dari pemeriksaan fisik adalah tumor
golongan jinak, tumor golongan ganas, pembengkakan bilateral.

Tumor Ganas

Tumor yang menyebar ke bagian lain tubuh dan menyerang organ serta
jaringan lain sehingga terjadi penghancuran sel-sel normal akibat tumor, dan disebut
sebagai tumor ganas yang akan mengecam nyawa dan menjadi kanker. Tumor ganas
memiliki cara pertumbuhan infiltrative, dengan batasan tumor tidak tegas, memiliki
kecepatan tumbuh yang cepat, diferensiasi sel memiliki tingkatan baik sampai buruk,
bentuk inti sel berbentuk pleomorfik, hiperkhromatik, butir inti mencolok, mitosis

3
Diagnosis dan Penatalaksanaan Tumor Ganas

sering terjadi, nektosis sering ditemukan pada tumor ganas, penyebaran tumor ganas
umumnya bersifat metastasis. Tumor ganas dapat mendorong pembuluh darah untuk
tumbuh disekitarnya sehingga nutrien yang dibutuhkan untuk cepat dapat langsung
diambil melalui pembuluh darah, hal ini disebut angiogenesis.1,4-5

Tumor Jinak

Pada umumnya, tumor yang seluruhnya terbatas dalam satu lokasi atau organ
tanpa penyebaran ke jaringan di sekitarnya disebut tumor jinak, dan tidak mengecam
nyawa. Seperti yang diketahui dari tumor jinak memiliki ciri-ciri spesifik yang
berbeda dengan tumor ganas seperti cara pertumbuhan dari tumor jinak bersifat
ekspansif, batas tumor terilhat jelas, kecepatan tumbuh tumor jinak tergolong lambat,
pada tumor jinak diferensiasi sel termasuk baik, pada tumor jinak bentuk dari inti sel
terlihat normal atau atipia ringan, mitosis sangat jarang, nekrosis jarang ditemukan
pada tumor jinak, dan tidak ada penyebaran metastasis pada tumor jinak. 1,4-5

Pemeriksaan Penunjang

Karena hasil dari anamnesis dan pemeriksaan fisik belum cukup untuk menemukan
diagnosis kerja yang benar, maka dibutuhkan pemeriksaan penunjang. Untuk menyingkirkan
kemungkinan tumor jinak, tumor ganas dengan melakukan.

Pada pemeriksaan laboratorium akan dilakukan pemeriksaan darah lengkap, urin


lengkap, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, gula darah, faal hemostatic, protein serum, alkali
fosfatase, elektrolit serum, LDH, asam urat, serum immunoglobulin, dll. Pada pemeriksaan
Alkali fosfatase, SGPT-SGOT, dan periksa serologi IgA VCA, IgA EA digunakan sebagai
tumor marker atau penanda tumor pada tempat yang dicurigai KNF tidak berperan dalam
menegakkan diagnosis tetapi dilakukan sebagai data dasar untuk evaluasi pengobatan apa bila
terdapat tumor.4,5,7,9

Pada pemeriksaan imaging yang paling membantu dalam evaluasi diagnostic tumor
kelenjar ludah (SGTs), Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah tes yang paling sensitif
untuk menetapkan perbatasan perluasan pada jaringan lunak tumor. Dalam keadaan umum,
temuan dari computed tomography (CT scan) dan MRI tidak dapat dipercaya untuk
digunakan untuk membedakan jinak dari penyakit ganas. Dalam sebuah studi dari 46 SGTs
major, Aghaghazvini dan kawan-kawan menemukan bahwa dynamic contrast-enchanced

4
Diagnosis dan Penatalaksanaan Tumor Ganas

MRI memiliki potensi utilitas untuk membedakan SGTs sebelum operasi, khususnya
berkaitan dengan membedakan antara tumor Warthin dan tumor non-Warthin jinak.7,8,9

Pemeriksaan patologi anatomi (PA) ialah pemeriksaan morfologi tumor meliputi


pemeriksaan makroskopi dan mikroskopi dengan bahan yang dapat diperoleh dari biopsy
tumor atau dari specimen operasi.7,8,9

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) Dalam mendiagnosis kelainan pada tumor.


Pemeriksaan dengan ultrasonografi bermanfaat dalam mengidentifikasi massa dan
membedakan konsistensi massa tersebut, apakah padat atau kistik. Ultrasonografi yang
digunakan pada pemeriksaan kelenjar saliva adalah ultrasonografi dengan transduser
beresolusi tinggi, yaitu 7,5-10,0 MHz. Pada kasus abses atau massa kistik kelenjar saliva
terkadang dilakukan aspirasi jarum halus.

Pemeriksaan biopsy dilakukan Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) dapat membantu


dalam diagnosis salivary gland tumors (SGTs). Terdapatnya cytologist berpengalaman
merupakan prasyarat dalam hal ini. FNAB dapat membantu dalam mengidentifikasi massa
non neoplastik yang merespon obat dan dalam mendeteksi limfoma dan massa metastatik.
Temuan FNAB memberikan bukti untuk diagnosis preoperatif yang 70-80% akurat. Hasil
biopsi menunjukkan jenis keganasan dan derajat diferensiasi.4-7

Biopsi jarum inti adalah pilihan dalam pengaturan ini. Song dan rekan-rekannya,
dalam sebuah penelitian yang membandingkan FNAB (n = 371) dengan inti biopsi jarum
USG-dipandu (n = 228) dalam evaluasi SGTs major, ditemukan biopsi jarum inti secara
signifikan lebih sensitif dan untuk memberikan subtyping tumor yang lebih baik, terutama
untuk lesi ganas.. Kemudian pada diagnosis patologis akhir selalu didirikan atas dasar temuan
dari eksisi bedah.4-7

Diagnosis Kerja

Pada kasus ini, pria berusia 50 tahun tersebut ditemukan benjolan dengan konstitensi
benjolan teraba keras, batas terlihat tegas, semakin membesar, tidak terdapat nyeri tekan,
pada benjolan berukuran 3x3 cm berada pada submandibula , tidak ada invasi pada benjolan,
serta benjolan tidak bergerak, tidak ada warna, tidak ada riwayat alergi, serta benjolan tidak

5
Diagnosis dan Penatalaksanaan Tumor Ganas

hangat maka dari hasil pemeriksaan ditemukan jaringan yang memadai untuk kemungkinanan
evaluasi terhadap histologi tumor, tingkat, dan invasi, serta untuk menghasilkan informasi
diagnostrik molekuler lebih lanjut, juga pada pemeriksaan laboratorium untuk menemukan
tumor marker, CT scan/ MRI, USG bila didapatkan hasil positif maka akan diberikan
penanganan untuk mencegah agar sel tumor tidak menjadi tumor ganas, dari hasil
pemeriksaan tersebut dapat dikatakan bahwa pasien menderita tumor ganas.1,4,7

Etiologi Tumor

Alkohol dan penggunaan tembakau merupakan faktor risiko yang paling umum untuk
kanker kepala dan leher di Amerika Serikat. Tembakau tanpa asap merupakan agen etiologi
untuk kanker mulut.5

Zat karsinogen yang memiliki potensial tinggi seperti ganja dan eksposur pekerjaan
seperti pengolah nikel, paparan serat-serat tekstil, dan pengrajin kayu. Faktor makanan dapat
berpengaruh. Kejadian kanker kepala dan leher adalah tertinggi pada orang dengan konsumsi
rendah buah dan sayuran. Vitamin tertentu, termasuk karotenoid, dapat melindungi jika
disertakan dalam diet seimbang. Suplemen retinoid seperti asam cis-retinoic belum
ditampilkan untuk mencegah kanker kepala dan leher (atau kanker paru) dan dapat
meningkatkan risiko pada perokok aktif. Beberapa kanker kepala dan leher mungkin
memiliki etiologi virus. DNA dari human papillomavirus (HPV) telah terdeteksi dalam
jaringan kanker mulut dan tonsil, dan mungkin predisposisi kanker mulut dan tonsil dengan
tidak adanya pengunaan tembakau dan alkohol.1,5

Pasien-pasien ini dapat muncul pada usia muda. Insiden HPV berhubungan dengan
terjadinya peningkatan kanker kepala dan leher. Epstein-Barr virus (EBV) infeksi bersama
dengan kanker nasopharyngeal. Kanker nasofaring terjadi endemik di beberapa negara
Mediterania dan Timur Jauh, di mana titer antibodi EBV dapat diukur untuk menyaring
populasi berisiko tinggi. Kanker nasofaring juga telah dikaitkan dengan konsumsi ikan asin.
Tidak ada faktor risiko yang spesifik atau karsinogen lingkungan telah diidentifikasi untuk
tumor kelenjar ludah.1,5,6,7

Epidemiologi Tumor

Insidens kanker sangat bervariasi terhadap usia, ras, faktor geografi dan dasar genetic.
Variasi geografi terjadi umumnya akibat berbagai pajanan lingkungan yang berbeda. Kanker
umumnya sporadic, namun beberapa termasuk familial. Jenis autosom dominan dihubungkan

6
Diagnosis dan Penatalaksanaan Tumor Ganas

dengan diturunkannya gen supresor kanker yang bermutasi, jenis resesif dihubungkan dengan
defek DNA perbaikan yang diturunkan, sedangkan kanker familial cenderung bersifat
bilateral dan timbul pada usia lebih muda.1

Kanker pada anak lebih jarang terjadi, berbeda secara faktor biologi dan genetic.
Perbedaan geografik dapat mempengaruhi insiden jenis keganasan, pengaruh lingkungan
yang akan mempengaruhi gaya hidup, kecanduan rokok juga salah satu faktor penting.
Seperti pada kanker payudara di Amerika yang awalnya berawal dari kanker paru-paru
menjadi kanker payudara, kemudian hal ini sama dengan insiden kanker payudara di negara
Eropa, adenokarsinoma gaster, kanker prostat. Faktor sosioekonomi mempengaruhi pajanan
karsinogen seperti pada rokok.1,4,5,7

Diperkirakan sekitar sepertiga dari lebih 565.000 kematian akibat kanker setiap
tahunnya berkaitan dengan faktor-faktor seperti obesitas, tidak aktif, dan gizi dan berpotensi
bisa dicegah, tidak termasuk 170.000 kematian akibat kanker yang dikaitkan dengan
penggunaan tembakau.1,4,5,7

Patogenesis Tumor

Penyebab kanker masih belum diketahui, meskipun kemajuan dalam bidang biologi
molekuler telah mulai mengungkap jalur kompleks yang menyebabkan pertumbuhan sel
kanker dan metastasis. Mutasi pada urutan DNA menyebabkan ekspresi abnormal atau tidak
diatur protooncogenes atau penghapusan supresor tumor gen-atau keduanya-telah dikaitkan
dengan proliferasi sel abnormal. Dengan mengkode ulang onkogen untuk faktor reseptor
pertumbuhan sel, faktor pertumbuhan, atau elemen dari mesin proliferasi sel kanker.1,4,5

Gen supresor tumor baik kode untuk mengontrol atau protein regulator yang biasanya
menekan proliferasi sel, hilangnya gen ini menyebabkan pertumbuhan sel. Hasil kanker dari
ini dan mutasi lainnya, yang mungkin karena paparan lingkungan, kerentanan genetik, kimia
seperti hidtokarbon polisiklik, metilkloranten, nitrosamine, asbestos, terkena paparan
ultraviolet, terkena faktor HPV, virus hepatitis, dan faktor-faktor lain. Telah ada
meningkatnya dukungan untuk hipotesis sel induk kanker, yang dimaksudkan bahwa tumor
primer yang diprakarsai dan dikelola oleh subpopulasi kecil sel kanker yang memiliki
karakteristik seperti "batang”, dan bahwa sel-sel ini juga mewakili populasi tahan
bertanggung jawab apa bila terjadi relaps.1,4,5,7

7
Diagnosis dan Penatalaksanaan Tumor Ganas

Karsinoma tiroid memiliki penyebab yang dapat dikatakan sama dengan kangker
lainnya, yaitu karena adanya mutasi dan kelainan genetik yang dapat menyebabkan mutasi
perhatikan gambar no. 1. Kelainan genetik yang non letal merupakan dasar dari
karsinogenesis yang dicetuskan oleh paparan lingkungan atau secara idiopatik. Ekspansi
secara klonal dari sebuah sel yang memiliki kelainan genetik dapat menyebabkan tumor
akibat kelainan genetik yang diturunkan dan diperbanyak melalui reproduksi sel.10

Gambar no. 1
Karsinogenesis10

Mutasi yang terjadi pada gen yang dapat menyebabkan kangker biasanya terjadi pada
salah satu dari empat gen, yaitu gen proto-onkogen, gen supresor tumor, gen regulator
apoptosis, dan gen perbaikan DNA. Karsinogenesis merupakan hasil dari akumulasi mutasi
yang komplemen dan berkembang seiring berjalannya waktu. Mutasi pengarah pada kangker
adalah mutasi yang berkontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan dari fenotipe
malignan dari sel kangker yang baru berkembang. Mutasi terakhir yang terjadi pada gen
adalah hilangnya fungsi yang merupakan langkah awal yang umum terhadap malignansi,
terutama pada tumor yang padat.1,10

Patofisiologi Tumor

Tumor memanifestasikan sebagai memperbesar ruang yang menduduki massa yang


terdiri dari sel-sel yang lebih primitif atau displastik. Bersatunya sel-sel yang normal,
hambatan pertumbuhan, kontrol kontak, dan tidak ada komunikasi antar sel-sel. Membran sel,
termasuk antigen permukaan, yang diubah. Massa memperluas penekanan pembuluh darah di
dekatnya, menyebabkan nekrosis dan daerah peradangan di sekitar tumor, dan meningkatkan
tekanan pada struktur disekitarnya. sel-sel ganas tidak menempel satu sama lain tetapi sering
8
Diagnosis dan Penatalaksanaan Tumor Ganas

membebaskan diri dari massa, infiltrasi ke dalam jaringan yang berdekatan. Sel tumor sering
mengeluarkan enzim seperti kolagenase, yang memecah protein atau sel, menambah
kehancuran dan memfasilitasi penyebaran tumor ke dalam jaringan yang berdekatan.
peradangan dan hilangnya sel-sel normal menyebabkan penurunan progresif fungsi organ.5

Proses transformasi sel normal menjadi sel ganas melalui displasi terjadi melalui
mekanisme yang sangat rumit, tetapi secara umum mekanisme karninogenesis ini terjadi
melalui tiga tahap yaitu tahap inisiasi, promosi, dan progresif. Pada tahap Inisiasi merupakan
tahap pertama karsinogenesis yang bersifat irreversible, dimana gen pada sel normal
bertransformasi menjadi malignan. DNA telah dirusak oleh zat-zat inisiator seperti radiasi
dan radikal bebas dapat mengganggu proses reparasi normal, sehingga terjadi mutasi DNA
dengan kelainan pada kromosomnya. Kerusakan DNA ini dapat diturunkan sel-sel disekitar.
Pada tahap ini berlangsung dalam satu sampai beberapa hari.4,5

Pada tahap Promosi terjadi proses floriferasi fase sel mengalami pengulangan siklus
sel tanpa hambatan dan secara continue terus mengulang. diteruskan dengan proses
metastasis dimana penyebab utama dari kenaikan morbiditas dan mortalitas pada pasien
dengan keganasan. Pada mekanisme metastasis merupakan indikasi bahwa host pertahanan
mechanims pasien kanker gagal untuk melawan dan memblokir penyebaran sel kanker.
Setelah itu terjadi lagi proses neoangiogenesis. Angiogenesis adalah proses pembentukan
pembuluh darah baru yang terjadi secara normal dan sangat penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan. Akan tetapi pada kasus ini angiogenesis juga merupakan
langkah yang sangat penting dalam Carsiogenesis atau pertumbuhan sel kanker (cancer)
sehingga terjadi perkembangan sel kanker yang tidak terkendali dan bersifat ganas. Kondisi
patologi angiogenesis ini dikarakterisasi oleh pembentukkan pembuluh darah baru dan
penghancuran sel normal yang ada di sekitarnya dan hal ini berlangsung lama sampai
beberapa tahun dan biasanya berhubungan dengan beberapa gejala klinis. Sel kanker akan
memproduksi angiogenics growth factor yang menyimpang dalam jumlah yang banyak
dimana efeknya akan kuat sekali dalam meniadakan efek angiogeneics inhibitor. Sebagai
akibatnya adalah terjadinya pembentukkan pembuluh darah yang baru dengan sangat cepat
dalam pola yang tidak terkontrol.4,5

Pada progresif, gen-gen pertumbuhan yang diaktivasi oleh kerusakan DNA


mengakibatkan mitosis dipercepat dan pertumbuhan liar dari sel-sel ganas. Terjadi aktivasi,
mutasi atau hilangnya gen. Pada progresi ini timbul perubahan benigna menjadi pra-malignan

9
Diagnosis dan Penatalaksanaan Tumor Ganas

dan malignan. Fase metastasis meliputi beberapa tahap pemisahan, termasuk pemisahan sel
kanker dari sel induk, masuk dalam sirkulasi sistemik atau kelenjar limfe, sehingga dapat
menginvasi jaringan baru hal ini berhubungan dengan banyaknya produksi protease pada sel
kanker ini. Protease akan mempengaruhi interaksi sel dan memfasilitasi pergerakan sel
kanker melalui matriks ekstraseluler. Tahap metastasis ini, merupakan tahap paling kritis
yang menyebabkan gejala klinis dan bahkan kematian karna terbentuknya sel kanker
dan kemampuannya untuk ‘berjalan’, metastasis, adalah suatu proses yang sangat kompleks,
yang melibatkan benyak gen didalamnya. Pada perjalanannya, satu sel kanker
harus melepaskan diri dari kelompoknya (primary tumor) untuk mengadakan metastasis dan
berusaha menembus pembuluh limfa atau secara langsung mencari pembuluh darah, berjuang
melawan proses pertahanan tubuh (host immune defense), berhenti diorgan tujuannya dan
memulai berkembang biak di lingkungan barunya (secondary tumor). Dengan kemampuan
bermetastasis sel kanker untuk menembus jaringan normal, maka tumor ganas primer dapat
menyebarkan sel-sel kankernya ke seluruh tubuh.4,5
Sebagai massa tumor membesar, sel-sel bagian dalam sering kehilangan darah dan
nutrisi dan mati. Nekrosis ini dapat menyebabkan lebih banyak peradangan dan infeksi di
lokasi tersebut. Sel tumor dapat meningkatkan penyerapan nutrisi atau "menjebak" nutrisi,
merampas sel-sel normal dan mencegah regenerasi jaringan.

Beberapa neoplasma berkembang sangat pesat, sedangkan lainnya tetap menjadi in


situ untuk waktu yang lama. In situ adalah sel-sel neoplastik dalam tahap invasif pra kanker
yang dapat bertahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Kondisi ini memberikan
kesempatan yang sangat baik untuk diagnosis dini kanker serviks dan kanker mulut tertentu.
Grading tumor didasarkan pada tingkat diferensiasi sel-sel ganas, kelas I tumor memiliki sel
yang dibedakan mirip dengan sel asli, sedangkan tumor kelas IV dibedakan dengan sel
bervariasi dalam ukuran dan bentuk (anaplasia), jenis ini tumor dianggap sangat ganas dan
kemungkinan untuk kemajuan cepat. 4,5,9

Komplikasi Tumor

Komplikasi yang dapat terjadi akibat tumor tidak dapat ditebak, perkembangan
kecepatan pertumbuhan induk tumor serta penyebarannya yang sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti usia, faktor metastasis, ukuran pembengkakan, dan terjadinya
penyebaran juga berpengaruh karna apa bila semakin memburuk maka akan terjadi
penyebaran sel tumor ke organ tubuh yang lain.1,8

10
Diagnosis dan Penatalaksanaan Tumor Ganas

Walau tumor telah dihambat pertumbuhannya atau dicegah penyebarannya dengan


penangnan, dapat dilakukan dengan berbagai cara namun hanya memberi hasil singkat,
kadang dapat menjadi hasil yang bertahan lama. Namun hal ini tidak menghambat metastatis
dari tumor sukar untuk ditekan pertumbuhannya. Oleh karna itu, akhir penyakit lebih sering
disebabkan oleh metastasis dibandingkan oleh tumor induknya. Sehingga sulit sekali untuk
meramalkan penyakit ini.1,6,8

Penatalaksanaan Tumor

Pada penatalaksanaan tumor dapat dilakukan dokter yang berpengalaman umumnya


sepakat bahwa eksisi bedah diindikasikan untuk semua pasien yang pembesaran kelenjar
parotis atau ludah berkembang, kecuali masalah medis yang terkait menghalangi anestesi
umum. Bantu eksisi bedah dalam menegakkan diagnosis dan dalam menentukan rencana
pengobatan. Pada umumnya juga dianjurkan penggunaan aspirasi jarum halus biopsi (FNAB)
dan melaporkan tingkat akurasi 74-90%. FNAB terutama berguna untuk massa non
neoplastik, tumor metastatik ke kelenjar parotis, dan limfoma non-bedah. Hanya hasil
diagnostik positif dari FNAB yang signifikan; maka rekomendasi bahwa hampir semua
neoplasma diangkat melalui pembedahan.1,4,5,7

Terapi medis dilakukan apa bila massa inflamasi menular seperti reaktif, jamur dan
limfoma harus ditangani secara medis. Ketika gejala, infeksi kelenjar kronis berulang
misalnya, parotitis membuktikan refrakter terhadap pengobatan konservatif, kelenjar ludah
eksisi kadang-kadang ditunjukkan sebagai tindakan terapi.1,4,5,7

Tindakan pembedahan dilakukan dengan pengelolaan tumor jinak meliputi


penghapusan lengkap dengan margin yang memadai dari jaringan untuk menghindari
kekambuhan. Hal ini biasanya melibatkan penghapusan lengkap dari kelenjar di mana tumor
berkembang. Eksisi dilakukan dengan anestesi umum dan tanpa kelumpuhan. . Pembedahan
sendiri juga memiliki kelemahan yaitu rekurensi tumor karena tidak semua tepi dapat dieksisi
dengan benar. Oleh sebab itu pembedahan sendiri harus dibarengi dengan modalitas terapi
lainnya, khususnya pada kanker yang diperkirakan telah mengalami metastase.1,4,5,7

Radiologi sebagai pengobatan terpilih yang berdiri sendiri pada pengobatan kanker
telah diakui sejak lama dan banyak dilakukan di berbagai belahan dunia sebagai terapi.
Radiasi diberikan kepada seluruh stadium (I, II, III, IV lokal) tanpa metastasis jauh (M1)
dengan sasaran radiasi tumor primer dan KGB leher dan supraklavikula. Sayang sekali tidak

11
Diagnosis dan Penatalaksanaan Tumor Ganas

semua kanker sensitif terhadap radioterapi. Radioterapi akan sangat baik pada tumor-tumor
yang sensitif terhadap radiasi. Radioterapi digunakan dalam dosis yang terbatas dan tempat
yang terbatas 1,4,5,7

Kemoterapi menggunakan obat-obat antikanker yang bersifat cytotoxic. Kemoterapi


diberikan pada tumor-tumor yang sensitif terhadap kemoterapi. Pemberian kemoterapi dapat
dilakukan sebelum atau sesudah terapi pembedahan. Pembedahan bersifat lokal dan regional
kontrol, tetapi kemoterapi bersifat sistemik. Pemebrian obat ini harus melalui infus dan
masuk RS. Kemoterapi memiliki respon yang cepat dan dalam waktu yang singkat dapat
dilihat responnya.1,4,5,7

Pencegahan Tumor

Pada pencegahan terjadinya tumor diberikan pencerdasan umum untuk menghindari


dan mencegah faktor resiko kanker untuk mencegah agar tidak merokok, gaya hidup yang
sehat harus dijalani agar terhindar dari tumor, menggunakan screening cancer yang terbukti,
melakukan kegiatan olah raga pada orang dewasa lebih dari 3 hari dalam seminggu
dianjurkan untuk 30 menit atau lebih sehat.4,5

Prognosis Tumor

Pada Tumor dengan penangan yang tepat pada kasus tumor apabila diketahui lebih
cepat maka prognosisnya akan baik. Akan tetapi apabila stadium kanker tersebut sudah parah
pada saat ditemukan maka prognosis akan bergantung dengan tingkat stadium tumor pada
bagian tubuh yang terkena.1,5

Penutup

Tumor merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh sel yang terus berkembang
dan tidak terjadi apopotosis sehingga terbentuklah sel tumor. Penyakit ini tersebar di seluruh
dunia. Pencegahannya pun dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat sejak dini dan
meningkatkan awareness terhadap diri sendiri sehingga stadium yang diketahui pun lebih
awal dan kemungkinan untuk terjadinya komplikasi lebih kecil daripada stadium yang sudah

12
Diagnosis dan Penatalaksanaan Tumor Ganas

tinggi. Karna pada tumor akan terjadi perubahan dari tumor jinak menjadi tumor ganas apa
bila tidak ditangani sedini mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

1. Jong WD, Astoeti SH, Lilian J. Kanker apakah itu dalam pengobatan, harapan hidup,
dan dukungan keluarga. Jakarta: Arcan; 2005: h. 1-2, 4-5, 26-30, 125.

13
Diagnosis dan Penatalaksanaan Tumor Ganas

2. Hartanto YB, Nirmala WK, Ardy, Setiono S, Dharmawan D, Yoavita, et.al.,


penyunting. Kamus saku kedokteran dorland. Edisi ke-28. Jakarta: EGC; 2008: h. 52.
3. Bickley LS, Szilagyi PG. Bates’ guide to physical examination and history taking.
11th edition. China: Lippincott Williams & Wilkins; 2013: p. 6-13, 56-7, 114-9.
4. Gould EB, Ruthanna MD. Pathophysiology for the health professions. 4th edition.
USA: Saunders Elsevier; 2011: p. 97.
5. Dan LL, Kasper DL, Anthony SF. Harrison’s in hematology and oncology.USA:
McGraw-Hill; 2010: p. 332-334, 433.
6. WHO, Palupi W, Monica E. Bahaya bahan kimia dan kesehatan manusia dan
lingkungan. Jakarta: EGC; 2006: h.85.
7. Chahin F,Chadi C, Thabet H, Matthew RK, Fransisco T, Davil LM, John G, Sanjiv
SA. Benign Tumors of Major Salivary Glands. Medscape online. 26 October 2015.
Downloaded from http://emedicine.medscape.com/article/194357-overview, 21
Desember 2015.
8. Mark EW. Assessment of the Neck and Lymph Nodes in the Elderly Patient. Medscape
online. 19 November 2009. Downloaded from
http://www.medscape.com/viewarticle/712256_1, 21 Desember 2015.
9. Benoit JG, Fransisco T, Nader S, Arlen DM, William ML. Neck, Cervical Metastases,
Detection. Medscape online. 17 October 2014. Downloaded from
http://emedicine.medscape.com/article/849516-overview#a1. 21 Desember 2015.
10. Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Robbins and cotran. Pathologic basis of disease. 9th
edition. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2015: p. 276, 280-1.
11. http://www.medscape.com/viewarticle/712256_3. (Palpasi leher PF)

14

You might also like