You are on page 1of 20

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN SOSIAL

KEOMPOK 4 :

NUR ANNISA

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2018-2019


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, selayaknya segala puji kita panjatkan hanya kepada Allah
SWT. Dzat yang hanya kepadanya kita meminta tolong dan meminta ampunan.
Kita berlindung hanya kepada-Nya dari buruknya jiwa dan kejelekan amal
perbuatan kita. Siapa saja orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, tidak ada
satu pun yang dapat menyesatkannya. Sebaliknya, siapa saja yang telah disesatkan
oleh Allah, tidak ada satu pun yang dapat memberinya petunjuk.
Shalawat serta salam selayaknya kita curahkan kepada baginda rasul,
Muhammad SAW yang telah memberikan kita teladan menuju jalan kebenaran,
jalan kasih sayang, jalan kedamaian, jalan kebahagian dunia akhirat, dan jalan
menuju kepada-Nya, yaitu islam. Shalawat dan salam semoga tercurah pula
kepada keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang meniti jalannya
dengan sungguh-sungguh hingga akhir zaman.
Ahlamdulillah, penulis telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
PEMASARAN SOSIAL ini. Dalam menjalani penyusunan makalah ini tidak
sedikit kendala yang penulis hadapi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak lepas dari
kekurangan, oleh karena itu dengan terbuka penulis mengharapakan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
WassalamPualaikum Wr. Wb.

Samata, 05 Oktober 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi kesehatan masyarakat saat ini sudah mengalami perubahan


yang sangat pesat dan mendasar dari strategi yang bersifat partial komunikasi
kesehatan telah bergeser kepada strategi komprehensif berdasarkan hasil studi
empiris. Komunikasi kesehatan saat ini juga telah memanfaatkan teknologi baru
yang di modifikasi dengan komunikasi pembangunan, Prinsip-prinsip pemasaran
sosial. Analisis perilaku serta manejemen yang berorientasi kepada pelanggan.

Kotler dan Roberto seperti yang dikutip oleh Ruslan (1998:253), menyatakan
pemasaran sosial adalah strategi untuk mengubah perilaku yang
mengkombinasikan elemen-elemen terbaik pendekatan tradisional dan perubahan
sosial dalam sebuah kerangka karya perencanaan dan pelaksanaan terintegrasi
serta memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan keterampilan pemasaran.
Dalam bidang kesehatan, upaya pemasaran sosial dipergunakan untuk perubahan
perilaku kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan. Informasi ini
dapat mengubah perilaku masyarakat yang mulanya tidak pernah memanfaatkan
pelayanan kesehatan karena tidak tahu kini bahkan menjadi kebutuhan.
Salah satu efek dari komunikasi kesehatan masyarakat adalah tumbuhnya
motifasi masyarakat untuk mengadopsi kebiasaan atau perilaku baru dan bersikap
“ fasilitasi “ terhadap masalah kesehatan yang di hadapi. Dengan tumbuhnya
motifasi di kalangan masyarakat di harapkan upaya-upaya pergerakan-pergerakan
masyarakat menjadi lebih dinamis untuk memperoleh kesempatan dan peluang
dalam upaya baik pencegahan (prefentif) maupun promotif. Upaya promotif
tersebutlah yang dinamakn dengan pemasaran social di bidang kesehatan. Konsep
pemasaran pada mulanya di terapkan di perusahaan-perusahaan besar di Negara
industri yang telah maju, dan berkembang sedemikain rupa sehingga menjadi
penentu setiap usaha.
Pengertian pemasaran seringkali dikacaukan dengan penjualan. Padahal
kedua konsep hal tersebut sangat berbeda. Penjualan bertolak dari produk yang
telah di buat, kemudian diupayakan untuk dijual pada konsumen. Sedangkan
pemasaran bertolak dari kebutuhan dan keinginan konsumen, kemudian baru
dibuat atau di kembangkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen itu. Pemasaran di definisikan sebagai suatu proses sosial dan
manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuaru yang
bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan konsep inti pemasaran, yaitu;
kebutuhan, keinginan, dan permintaan; produk; nilai, biaya, dan kepuasan;
pertukaran, transaksi, dan hubungan; pasar serta pemasar dan calon pembeli.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai upaya-upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kegiatan pemasaran social.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pemasaran social?


2. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemasaran
social?

C. Tujuan

1. Mengetahui defenisi pemasaran social.


2. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemasaran
social.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemasaran Sosial

Kotler dan Roberto seperti yang dikutip oleh Ruslan (1998:253),


menyatakan pemasaran sosial adalah strategi untuk mengubah perilaku yang
mengkombinasikan elemen-elemen terbaik pendekatan tradisional dan
perubahan sosial dalam sebuah kerangka karya perencanaan dan pelaksanaan
terintegrasi serta memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan
keterampilan pemasaran.

Pemasaran sosial adalah proses yang menggunakan prinsip-prinsip


pemasaran dan teknik untuk pengaruh perilaku khalayak sasaran yang akan
menguntungkan masyarakat serta individu. disiplin ini berorientasi strategis
bergantung pada menciptakan, berkomunikasi, memberikan, dan bertukar
penawaran yang memiliki nilai positif bagi individu, klien, mitra, dan
masyarakat pada umumnya. (Lee,Nancy Dkk :2011)

Pemasaran sosial adalah penerapan konsep pemasaran komersial dan


alat untuk mempengaruhi perilaku secara sukarela terhadap khalayak untuk
memperbaiki kehidupan mereka atau bagian dari masyarakat tersebut.(Alan
Andreasen, 2011)

Pemasaran sosial sering juga disebut dengan kampanye sosial karena


dalam pelaksanaannya menggunakan strategi kampanye. Hal yang
dikampanyekan adalah cara-cara atau produk sosial untuk mengatasi masalah
sosial yang ada di masyarakat, Pemasaran sosial adalah suatu bentuk di siplin
untuk mengembangan kegiatan komunikasi kesehatan. Tujuannya adalah
mendapat kata yang tepat di pakai untuk meyakinkan para ibu agar berbuat
seperti yang di anjurkan, tokoh yang akan di pakai untuk menyampaikan
pesan, saluran komunikasi (langsung dan tidak langsung), dan bagaimana
memanfaatkan saluran komunikasi tersebut sebaik-baiknya. Pemasaran sosial
selalu di mulai dengan promosi tentang sikap atau kepercayaan yang
dikaitkan dengan kesehatan. Kemudian di lakukan penyampaian anjuran
tentang produk atau pelayanan dengan petunjuk cara pemakaian yang efektif.
Walaupun produk pemasaran sosial dapat berbentuk komoditi, seperti alat
kontrasepsi atau oralit, namun tujuan utamanya adalah meningkatkan
motivasi dan merangsang kegiatan masyarakat, perusahaan, agen atau
pengecer serta untuk meningkatkan potensi kemandirian masyarakat. Inilah
yang dijadikan ukuran keberhasilan program pemasaran sosial.
Unsur Unsur Konsep Pemasaran

Ada tiga unsur pokok konsep pemasaran (Swastha dan Handoko, 2007)

a. Orientasi pada konsumen.

Perusahaan yang benar-benar ingin memperlihatkan konsumen harus :

1) Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembeli yang akan


dilayani dan dipenuhi.
2) Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan.
3) Menentukan produk dan program pemasarannya.
4) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan
menafsirkan keinginan, sikap dan perilaku mereka.
5) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah
menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model
yang menarik.
b. Penyusunan kegiatan secara integral (integral marketing).

Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setiap


bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu jasa yang terkoordinir
untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat
terealisasi
c. Kepuasan konsumen (customer satisfaction)

Faktor yang menentukan apakah perusahaan dalam jangka panjang akan


mendapatkan laba adalah banyak sedikitnya kepuasan konsumen yang dapat
dipenuhi. Ini tidak berarti bahwa perusahaan harus memaksimalkan kepuasan
konsumen, tetapi perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara memberikan
kepuasan kepada konsumen.

B. Perkembangan Strategi pemasaran sosial

Dalam menjalankan atau menerapkan social marketing ada beberapa


faktor yang menyebabkan kegagalan dan keberhasilan dalam menjalankan
strategi ini. Lefebvre dan Flora (1998) menjelaskan bahwa terdapat delapan
elemen pokok yang harus diperhatikan dalam menjalankan elemen tersebut
antara lain : (Husein, 2014)

1. Program program social marketing haruslah berorientasi pada target


audiens
2. Agar perilaku baru yang dijual oleh pemasar social dapat diadopsi dalam
jangka waktu yang lama maka sifatnya harus sukarela tanpa paksaan
3. Program – program pemasaran sosial harus berdasar pada penelitian
terlebih dahulu dan disesuaikan dengan target marketnya
4. Melakukan penelitian formatif dalam rangka mendesain program
intervensi
5. Melakukan analisis terhadap saluran distribusi yang paling
menguntungkan dalam menyampaikan intervensi yang dibuat
6. Menerapkan bauran pemasaran (marketing mix) secara komprehensif
7. Mempersiapkan proses evaluasi dan monitoring
8. Melakukan pengelolaan yang menyeluruh dan terintegrasi terhadap
program yang dibuat.

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi


perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan
dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha
“Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan
bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.”
Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya
pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis
justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap
pendapatan masyarakat.

Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu yang


meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan
dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun
potensial Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari
menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran
memiliki tujuan yaitu :

1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan


dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk
yang dihasilkan.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang
berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi
berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk,
promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen,
sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk
cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.

Jantung pemasaran strategi moderen dapat dijelaskan sebagai pemasaran STP


atau Segmenting (Segmentasi), Targeting (Penentuan target pasar), dan
Positioning (Penentuan Posisi Pasar). Namun para penjual tidak selalu harus
berpegang pandangan ini dalam strategi pemasaran, mereka sering melewati 3
tahap berikut :
1. Pemasaran Masal, dimana tahap ini perusahaan memproduksi secara besar
– besaran, dan juga mempromosikan secara besar- besaran hanya satu
jenis produk kepada seluruh pembeli.
2. Pemasaran aneka produk, dimana perusahaan memproduksi 2 atau lebih
produk yang masing – masing berlainan dalam model, ukuran, kualitas,
dan sebagainya.
3. Pemasaran Sasaran, dimana tahap ini pasar mulai dipisahkan secara jelas
kedalam banyak segmen pasar kemudian perusahaan memilih satu atau
lebih segmen, memproduksi barang dan mengembangkan segala bauran
pemasaran yang dirancang khusus untuk masing – masing segmen.

3 langkah untuk melakukan sasaran pemsaran :

1. SEGMENTASI PASAR

Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi pembeli yang


kebutuhan, karakteristik atau perilaku berbeda dan mungkin membutuhkan
produk atau bauran pemasaran terpisah.

Syarat Segmentasi yang Efektif

a. Dapat diukur (Measurable), ukuran, daya beli, dan profil pasar


harus dapat diukur dengan tingkat tertentuu
b. Dapat dijangkau (Accessible) segmen pasar dapat dijangkau dan
dilayani secara efektif
c. Cukub besar (Subtantial) segmentasi pasar cukup besar atau
memberi laba yang dapat dilayani
d. Dapat dibedakan (Differentiable) berarti segmen tersebut dapat
dibedakan dengan jelas
e. Dapat dijelaskan (Actionable) berarti segmen tersebut dapat
dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki
perusahaan
2. MARKET TARGETING (PEMILIHAN PASAR SASARAN)

Menetapkan sasaran atau targeting marketing adalah tindakan


mengevaluasi keaktifan daya tarik setiap segmen pasar dan memilih salah satu
atau lebih dari segmen pasar tersebut dimasuki.

Pola pemiihan pasar sasaran

a. Konsentrasi pada segmen tunggal, melalui pasar terkonsentrasi maka


perusahaan posisi pasar yang kuar dalam segmen. Dna terbatas segmen
tanpa pesaing, titik tolak untuk ekspansi
b. Spesialisasi selektif, perusahaan memilih beberapa segmen masing –
masing yang dilihat daya tariknya dan kesesuaian dengan tujuan serta
sumber daya perusahaan.
c. Spesialisasi produk, melalui stategi ini perusahaan membangun reputasi
tinggi dalam satu area produk yang khusus, risiko akan muncul bila
produk tersebut dikalahkan oleh teknologi lebih baru.
d. Spesialisaai pasar, perusahaan berkonsentrasi untuk melayani berbagai
kebutuhan dari suatu kelompok tertentu.
3. POSITIONING (PENEMPATAN PRODUK)

Positioning adalah tindakan untuk menmpatka posisi bersaing produk


dan bauran pemasaran yang tepat pada setiap pasar sasaran.

Faktor yang harus diperhatikan dalam Positioning

a. Be Creative : Perusahaan harus kreatif dalam mencuri perhatian target


market (konsumen).
b. Simplicity : Komunikasi dalam pemasaran sebuah produk harus jelas dan
sederhana.
c. Consistent yet flexible : Perusahaan harus konsisten & melihat kondisi.
d. Own, dominate, protect : Perusahaan harus memiliki satu atau beberapa
kata ampuh di benak pelanggan atau dalam bahasa lain sebuah produk
harus memiliki tag line.
e. Use Their Language : Harus menggunakan bahasa pelanggan. Misalnya
sebuah produk target pasarnya adalah anak-anak, maka bahasa yang
digunakan harus mudah dicerna oleh anak-anak.

Strategi penentuan posisi (positioning) untuk menghadapi dunia persaingan

a. Penentuan posisi menurut atribut : Perusahaan memposisikan diri menurut


atribut seperti ukuran, lama keberadaannya dan seterusnya.
b. Penentuan posisi menurut manfaat : Produk diposisikan sebagai pemimpin
dalam suatu manfaat tertentu.
c. Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan : Memposisikan
produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah penggunaan atau penerapan
d. Penentuan posisi menurut pemakai : Memposisikan produk sebagai yang
terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai.
e. Penentuan posisi menurut pesaing : Produk memposisikan diri lebih baik
daripada pesaing yang disebutkan namanya atau tersirat.
f. Penentuan posisi menurut kategori produk : Produk diposisikan sebagai
pemimpin dalam suatu kategori produk.
g. Penentuan posisi kualitas atau harga : Produk diposisikan menawarkan
nilai terbaik.

Ada 14 langkah dalam mengembangkan kegiatan pemasaran sosial, yaitu:

1. Riset Formatif

Sebelum kita menganjurkan orang untuk mengubah perilakunya, kita


harus tahu dulu bagaimana sekarang dan bagaimana sikapnya terhadap
perilaku yang kita anjurkan. Kita tidak dapat hanya menduga atau
memperkirakan kedua hal tersebut. Kita harus menggalinya dari mereka
sendiri. Kita namakan penggalian demikian riset formatif, karena dilakukan
untuk menentukan format strategi kegiatan. Kita akan memilih sampel secara
acak dalam jumlah, yang memadai serta melakukan wawancara dengan
mereka, secara kelompok atau perorangan, dan biasanya kedua cara ini
dipakai. Kita juga ingin menemukan tokoh yang paling dihormati oleh
kelompok sasaran, sehingga kita dapat memanfaatkan tokoh tersebut untuk
menyampaikan pesan-pesan kita. Kita akan menggali sikap mereka
terhadap pelayanan yang ada, puskesmas, posyandu, kader, dan
terhadap organisasi kemasyarakatan, seperti PKK, dan lain sebagainya.

Kita akan mewawancarai petugas dan berbagai instansi. Kita


akan bertanya kepada ibu tentang kehidupan sehari-hari, bagaimana interaksi
mereka dalam masyarakat dan kelompok masyarakat dan kelompok
kemasyarakatan, ke mana mereka pergi, kalau ke luar rumah. Radio dan media
massa yang mereka manfaatkan, berapa kali, kapan, dan hiburan apa serta
peristiwa keagamaan atau budaya apa yang mereka hadiri. Berdasarkan
kesemua itu kita kembangkan strategi kegiatan kita.

2. Penyusunan Strategi

Strategi akan mencakup:

a. Berbagai kelompok sasaran yang diperoleh dari penelitian formatif dapat


dibagi dalam 3 kelompok besar:
1) Sasaran primer, yaitu sasaran pokok yang benar-benar kita harapkan
berubah kebiasaannya. Contohnya ibu-ibu.
2) Sasaran sekunder, yaitu sasaran antara yang akan terlibat dalam
penyampaian produk atau pelayanan atau yang terlibat dalam
penyampaian pesan-pesan secara langsung. Contohnya, kader
posyandu.
3) Sasaran tersier, yaitu sasaran penunjang yang terlibat secara tidak
langsung, namun dukungannya sangat diperlukan. Contohnya, tokoh
masyarakat, tokoh agama, dsb.
b. Berbagai perilaku yang diharapkan dari tiap kelompok sasaran.
c. Sikap negatif terhadap perilaku yang diharapkan secara rinci.
d. Pemecahan yang disarankan untuk mengatasi hambatan tersebut.
e. Kata-kata yang disarankan untuk dipakai guna meyakinkan kelompok
sasaran untuk melakukan apa yang diharapkan.
f. Berbagai saluran komunikasi yang ada untuk analisis selanjutnya.
3. Menguji Coba Strategi

Setelah strategi disusun, kita kembali mengunjungi kelompok sasaran


primer untuk menguji coba strategi tersebut pada mereka., hendaknya bisa
terjawab.

4. Menulis Arahan Kreatif dan Media

Kini kita menulis strategi kreatif dan media. Kita menuliskan ini
walaupun kita akan melaksanakan kegiatan kreatif atau melaksanakan
kegiatan media kita sendiri. Arahan tertulis ini penting walau pelaksanaannya
dilakukan instansi lain atau biro, iklan. Arahan ini menyimpulkan tujuan dan
maksud kegiatan, gambaran rinci data ekonomi, sosial, dan geografis daerah
kegiatan serta daftar kelompok sasaran primer, sekunder, dan tersier dan
gambaran keadaan mereka.

Kecuali itu juga berisikan analisis semua saluran komunikasi yang


mungkin dipakai untuk mencapai sasaran primer sehingga diteliti lebih lanjut
serta frekuensi dan biayanya. Mungkin akan mencakup media massa, kader,
kelompok masyarakat atau saluran lain seperti promosi di pasar lokal
atao peristiwa budaya dan saluran lain yang muncul dalam penelitian pads ibu-
ibu serta mungkin dapat dipakai. Jugs catatan bagaimana komunikasi dan
motivasi sasaran sekunder dan tersier akan dilaksanakan.

Bahan komunikasi yang perlu dikembangkan mungkin meliputi TV


atau slide, bahan-bahan penyuluhan bagi kader dalam bentuk kartu konsultasi,
lembar balik atau poster dan pita kaset, spanduk (yang berguna untuk upaya
promosi jangka, pendek) atau poster-poster (sebagai pengingat pesan-pesan
yang disampaikan media massa atau kader), dan lain sebagainya. Sebagai
tambahan, booklet barangkali cocok dipakai untuk mendapatkan dukungan
yang diharapkan dari kelompok sasaran sekunder dan tersier. Pedoman
pelatihan dan modul juga diperlukan untuk melatih kader. Pada arahan
dijelaskan pula anggaran yang mungkin didapat.
Bagian kedua dari arahan itu berupa uraian tentang kelompok sasaran,
dan kegiatan yang ditulukan pada tiap kelompok sasaran, pesan-pesan yang
harus diterima tiap, kelompok sasaran, semua keengganan yang diketahui dan
menghambat penerimaan dan bagaimana rasa keberatan itu di atasi dan tokoh
yang dapat diterima kelompok sasaran.

5. Menentukan Konsultan Kreatif dan Konsultan Media

Sangat disarankan untuk menggunakan ahli kreatif dan ahli media,


apakah itu orang yang berpengalaman di bidangnya, lembaga konsultan atau
biro iklan untuk membuat bahan-bahan media. Bila media massa digunakan,
perencanaan media yang matang disertai pengalokasian waktu dan
pemantauan sangat diperlukan. Biasanya mereka dibayar berdasarkan tarif
komersial untuk produksi dan penyiarannya. Kelompok kreatif dan
media harus benar-benar mendapat arahan, baik itu ahli dari luar atau tenaga
yang ada di dalam sendiri.

6. Menyusun Peran dan Bahan serta Rencana Media

Para perencana kreatif dan perencana media kini dapat menyajikan


rancangan lengkap termasuk tatap muka dan bentuk semua bahan cetak,
naskah untuk spot radio dan bagaimana cerita untuk TV atau film. Alasan
tertulis untuk semua pesan dan ilustrasi juga dikemukakan untuk
membuktikan dan memastikan bahwa strategi telah dimanfaatkan sepenuhnya
sebagai dasar penyusunan bahan-bahan tersebut.

Perencanaan media yang rinci dan biaya yang diperlukan juga


termasuk. Rencana tersebut harus menunjukkan jangkauan yang memadai
terhadap semua kelompok sasaran dengan frekuensi yang memadai dan biaya
yang paling sesuai. Beberapa kemungkinan paduan media bisa diajukan dalam
pembicaraan. Biro iklan khususnya merupakan sumber informasi yang baik
untuk perencanaan media. Berdasarkan hasil penelitian, misalnya mereka tahu
semua stasiun radio dan program yang ada dan pada waktu kapan ibu-ibu desa
paling banyak mendengarkan dan berapa banyak.
Kesemua itu merupakan informasi yang berharga untuk memanfaatkan
radio secara efektif. Mereka juga akan menganalisis efektivitas kader sebagai
komunikator berdasarkan data yang diberikan pads waktu riset formatif,
sehingga memberi gambaran berapa banyak ibu yang dapat berhubungan
(kontak) dengan kader. Arahan itu akan menjadi dasar untuk
menyusun rencana pelatihan bagi kader dan menentukan bahan
penyuluhan siapa yang cocok digunakan kader (rancangannya dibuat
kelompok, kreatif). Biaya yang diperlukan untuk jangkauan, frekuensi,
juga biaya kegiatan komponen komunikasi yang dilakukan kader dibuat
perkiraannya. Perkiraan yang sama juga dibuat untuk jalur komunikasi formal
dan informal lain, sehingga biaya yang diperlukan bisa dibandingkan, dan bisa
diketahui paduan media mana yang efektif dan efisien.

Biro iklan juga menyarankan untuk memperkuat peran serta


masyarakat dengan menggunakan bahan cetak yang menarik dan kegiatan
hubungan masyarakat. Pengelola kegiatan dapat mempelajari penyajian
tersebut, memperbaikinya bila diperlukan dan akhirnya mints kelompok
kreatif membuat bahan untuk diuji coba.

7. Menguji Bahan dan Pesan

Semua bahan dipersiapkan untuk diuji coba. Spot radio sudah dibuat,
bahan cetak sudah berwarna, atau berupa rancangan jadi, kadang-kadang
sudah tercetak bila biaya memungkinkan, bahan film diperlihatkan dalam
bentuk story board, bends besar seperti papan iklan atau spanduk dibuat dalam
bentuk kecil. Semua bahan sekarang diuji coba untuk memastikan bahwa
pesannya jelas, tidak membingungkan, bisa dimengerti, dipercaya, sejalan
dengan budaya, secara emosional merangsang dan bebas dari hal-hal yang
negatif. Tiap bahan media diuji coba pada wakil kelompok sasaran yang
dituju, bahan untuk memotivasi petugas dan kelompok masyarakat diuji
coba pads kelompok yang mewakili, bahan-bahan penyuluhan yang digunakan
sebagai alai bantu kader diuji coba pada kader. Hasil uji coba dipakai untuk
menyempurnakan semua bahan.

8. Memperbaiki Bahan

Kelompok kreatif sekarang diberi penjelasan tentang hasil, uji coba.


Semua bahan bisa diperbanyak. Betapapun, bila diperlukan perubahan basar,
uji coba ulang secara informal dibutuhkan untuk memastikan bahan perbaikan
yang telah dibuat dapat diterima kelompok sasaran.

Kegiatan uji coba bahan juga merupakan kesempatan yang sangat


berguna untuk memantapkan koordinasi. Proses uji coba termasuk uji coba
kegiatan dan bahan pads sektor-sektor yang terkait, unit-unit program di
tingkat nasional dan provinsi dan semua lembaga donor. Hal ini untuk
memastikan bahwa kegiatan di daerah panduan tidak bertentangan dengan
kebijakan program.

9. Penyempurnaan Program

Program pada akhirnya bisa disempurnakan. Bila mungkin kesimpulan


akhir perlu dibuat secara tertulis dan bisa dilengkapi dengan slides untuk
penyajian dan koordinasi.

10. Memproduksi Bahan

Semua bahan sudah diperbanyak dalam bentuk akhir.

11. Pengumpulan Data Dasar dan Evaluasi

Pengumpulan data dasar dilaksanakan di daerah uji coba dan daerah


kontrol. Masa proyek sudah ditentukan dan kegiatan evaluasi dijadwalkan.

12. Orientasi dan Pelatihan

Sebelum kegiatan dilaksanakan, kader dilatih dan semua sektor serta


kelompok masyarakat yang terlibat juga dilatih atau diberi orientasi tentang
peran mereka.
13. Melaksanakan Kegiatan

Sebaiknya kegiatan promosi dan hubungan masyarakat langsung


dilaksanakan pada saat pencanangan. Misalnya, dalam bentuk
penyuluhan atau pencanangan oleh kepala daerah yang dihadiri para pelaksana
dan instansi serta media yang terlibat.

Bahan-bahan luar ruang seperti spanduk, poster atau papan iklan


dipasang. Kelompok masyarakat dan kader memulai kegiatan komunikasi
mereka dan media massa mulai penyiaran (sebaiknya paling tidak 10-20 spot
per hari di setiap stasiun radio pada bulan pertama).

14. Memantau dan Memperbaiki

Setelah dicanangkan, semua kegiatan komunikasi harus dipantau untuk


memastikan bahwa pelaksanaannya seperti yang diharapkan. Apakah spanduk
dan poster dipasang di tempat yang tepat? Apakah kader sudah dilatih?
Apakah mereka sudah punya peraga yang harus dipakai? Apakah kelompok
masyarakat tabu peran mereka? Apakah mereka aktif Apakah bahan
disiarkan? Untuk itu, semua dapat dilakukan peninjauan lapangan. Kelemahan
dalam pelaksanaan dapat segera diperbaiki. Pemantauan harus dilakukan
setiap 6 bulan. Kegiatan pemantauan seharusnya lebih dalam untuk menjajagi
efektivitas pesan yang disampaikan. Apakah kelompok sasaran menerima
pesan? Apakah pesannya benar dan dimengerti? Apakah ada masalah atau
kesulitan, atau hambatannya yang dialami dalam menerapkan isi pesan?

Titik utama uji coba pemasaran adalah memantau dan memperbaiki


kegiatan komunikasi yang diperlukan dan ditemukan dalam proses
pengalaman, apa saluran komunikasi dan pesan yang paling efektif untuk
mencapai tujuan program.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Supaya makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi
pembaca, maka penulis menyarankan :
 Jagalah pola hidup yang sehat agar tidak mudah terserang
penyakit
 Perhatikanlah setiap makanan yang akan dikonsumsi
 Jagalah kebersihan lingkungan sekitar

DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/263/2/1KOM03443.pdf

Pudjiastuti ,Wahyuni. 2016. Social Marketing. Jakarta: Pustaka Obor Indonesia.


Habibullah. Tahun 2011. Pemasaran Sosial Program Asuransi Kesejahteraan
Sosial Oleh Lembaga Pelaksana Askesos. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Kesejahteraan Sosial.16(01).
Shaluhiyah,zahroh. 2007. Pemasaran siosial bidang kesehatan. Semarang : fkm-
undip

You might also like