Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 2 :
KELAS : B
TIARA 1714201110062
Pendahuluan ............................................................................................................ 1
E. Etiologi............................................................................................................. 5
Kesimpulan ............................................................................................................. 9
i
Pendahuluan
1
Kusyogo Cahyo,dkk.Hal 49.2008.
1
Proses persalinan adalah peristiwa besar dalam kehidupan individu yang
akan mempengaruhi perubahan peran. Peran dan ketegangan peran dikatakan
mempengaruhi perkembangan depresi terutama wanita (Stuart and
Sundeen,1978). Peran baru merupakan krisis yaitu gangguan internal yang
ditimbulkan oleh peristiwa yang menegangkan atau ancaman yang dirasakan pada
diri seseorang. Krisis mempunyai keterbatasan waktu dan konflik yang berat dan
dapat merupakan periode peningkatan kerentanan, yang dapat menstimulasi
pertumbuhan personal. Kelahiran seorang anak akan menyebabkan timbulnya
suatu tantangan mendasar terhadap struktur interaksi keluarga. Bagi seorang ibu,
melahirkan bayi adalah suatu peristiwa yang sangat membahagiakan sekaligus
juga suatu peristiwa yang berat, penuh tantangan dan kecemasan. Sehingga dapat
dipahami bahwa mengapa hampir 70 persen ibu mengalami kesedihan atau
syndrome baby blues setelah melahirkan (Shinaga, 2006). Sebagian besar ibu
dapat segera pulih dan mencapai kestabilan, namun 13% diantaranya akan
mengalami depresi postpartum (Shinaga, 2006).
2
Kusyogo Cahyo,dkk.Hal 49.2008.
2
A. Pengertian Post Partum
B. Klasifikasi postpartum
3
Machmudah.Hal 118-120.2015
3
D. Klasifikasi Gangguan Psikologis Postpartum
1. Postpartum blues
Tipe ini paling banyak dari depresi postpartum adalah postpartum blues
yang merupakan suatu gangguan penyesuaian terhadap kehidupa baru
(kelahiran). Ibu mengalami depresi selama masa transisi tersebut kurang
dari 1-14 hari dengan puncak pada hari ke 5 (Beck, 1992)
2. Severe postpartum depression
Disebut juga affective neurotic depression. Terjadi dengan singkat setelah
kelahiran, tetapi mungkin tidak terdiagnosis untuk beberapa bulan
postpartum. Ibu akan mengalami pengalaman yang mendalam berupa
perasaan kehilangan dan kesedihan yang menetap, diikuti oleh kecemasan,
mudah tersinggung, gangguan tidur, kurang nafsu makan, dan perasaan
bersalah.
3. Women with borderline personalities
Ibu pada ambang gangguan emosi mempunyai beberapa gejala seperti di
atas, tetapi di tambah oleh perasaan putus asa, hampa, dan tak berguna.
Perasaa ini bisa saja timbul sebelum kehamilan, tapi menonjol pada saat
kelahiran.
4. Postpartum psychosis
Ibu dengan depresi psikotik kehilangan kontak dengan realita dan
mengalami delusi dan disorientasi. Umunya berhubungan dengan
kesehatan bayi.
4
E. Etiologi
Psikosa pospartum disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
1. Faktor sosial kultural ( dukungan suami dan keluarga, kepercayaan atau
etnik )
2. Faktor obstetrik dan ginekologik ( kondisi fisik ibu dan kondisi fisik bayi )
3. Faktor psikososial ( adanya stresor psikososial, faktor kepribadian, riwayat
mengalami depresi, penyakit mental, problem emosional dll )
4. Marital disfungsion atau ketidak mampuan membina hubungan dengan
orang lain yang mengakibatkan kurangnya dukungan.
5. Unwanted pregnancy atau kehamilan tidak di inginkan
6. Kelemahan, gangguan tidur ( imsomnia ), ketakutan terhadap suatu
masalah, ketakutan akan melahirkan anak cacat atau tidak sempurna.
F. Perubahan Psikologis
4
Mitayani.Hal 164. 2009
5
2. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain
4. Pengaruh budaya
Satu atau dua hari post partum, ibu cendrung pasif dan tergantung. Ia
hanya menuruti nasehat, ragu-ragu dalam membuat keputusan, masih
berfokus untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, masih menggebu
membicarakan pengalaman persalinan5.
Ada tiga fase penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai orangtua, yaitu
fase dependen, fase dependen-interdependen dan fase interdependen (Bobak,
2005).
1. Fase dependen dimulai selama satu hari sampai dua hari pertama setelah
melahirkan, ketergantungan ibu terhadap orang lain sangat menonjol. Ibu
mengharap segala kebutuhannya dapat dipenuhi oranglain, ibu
memindahkan energy psikologisnya kepada anaknya. Rubin menyebut
fase ini sebagai fase taking in (Bobak, 2005). Periode ini adalah suatu
waktu yang penuh kegembiraan dan kebanyakan orangtua sangat suka
mengkomunikasikannya (periode pink). Mereka merasa perlu
menyampaikan pengalaman mereka tentang kehamilan dan kelahiran
dengan kata-kata. Kecemasan dan keasyikan terhadap peran barunya
sering mempersempit lapang persepsi ibu. Oleh karena itu, informasi yang
diberikan pada waktu ini mungkin perlu diulang. Pada fase ini ibu
memerlukan dukungan sosial dari suami, keluarga, teman maupun tenaga
5
Machmudah.Hal 120.2015
6
kesehatan. Jika pada fase ini ibu tidak mendapatkan dukungan, maka
periode pink ini akan menjadi periode blues pada fase berikutnya (fase
taking hold) (Bobak, 2005).
2. Fase dependen-mandiri, ibu membutuhkan perawatan dan penerimaan dari
oranglain dan keinginan untuk bisa melakukan segala sesuatu secara
mendiri. Ibu berespon dengan penuh semangat untuk memperoleh
kesempatan belajar dan berlatih tentang cara perawatan bayi. Rubin
menjelaskan keadaan ini sebagai fase taking hold yang berlangsung kira-
kira 10 hari (Bobak, 2005). Dalam enam sampai delapan minggu setelah
melahirkan, kemampuan ibu untuk menguasai tugas-tugas sebagai
orangtua merupakan hal yang penting. Beberapa ibu sulit menyesuaikan
diri terhadap isolasi yang dialaminya karena ia harus merawat bayi. Ibu
yang memerlukan dukungan tambahan adalah ibu primipara yang belum
mempunyai pengalaman mengasuh bayi, ibu yang bekerja, ibu yang tidak
mempunyai cukup teman atau keluarga untuk berbagi, ibu yang berusia
remaja dan ibu yang tidak mempunyai suami.
3. Fase interdependen yaitu ketika ibu dan keluarga bergerak maju sebagai
system dengan para anggota saling berinteraksi. Fase ini merupakan fase
yang penuh stress bagi orangtua. Kesenangan dan kebutuhan sering terbagi
dalam masa ini. Ibu dan pasangan harus menyesuaikan perannya masing-
masing dalam mengasuh anak, mengatur rumah dan membina karier
(Bobak,2005).
1. Taking in
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan, ibu pada umumnya
pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan
tubuhnya
b. Ibu akan mengulang-ulang cerita pengalamannya waktu bersalin dan
melahirkan
c. Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur
7
d. Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu
biasanya bertambah. Nafsu makan yang kurang menandakan proses
pengendalian kondisi ibu tidak normal.
2. Taking Hold
a. Pada hari ke 2-4 post partum, perhatian ibu terfokus pada pada
kemampuannya untuk menjadi orang tua yang sukses dan lebih
bertangguang jawab terhadap bayinya
b. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan merawat bayinya,
misalnya : menggendong, menyusui dan lain-lain. Ibu agak sensitif
dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal tersebut, sehingga
cenderung menerima nasihat bidan karena ia terbuka untuk menerima
pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi.
3. Letting Hold
a. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap
waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga
b. Ibu mengambil tangguang jawab terhadap perawatan bayi. Ia harus
beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat tergantung yang
menyebabkan berkurangnya hak ibu dalam kebebasan dan
berhubungan sosial. Pada periode ini umumnya terjadi depresi post
partum6.
6
Fatimah nuril alifah.Hal 11-12. 2016
8
Kesimpulan
9
Daftar Pustaka
Kusyogo Cahyo,dkk. 2008. Kajian Adaptasi Sosial Psikologis Pada Ibu Setelah
Melahirkan (Post Partum) Di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Semarang.
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 3 / No. 1, Januari 2008.
10
11