You are on page 1of 8

Naskah Drama Rapunzel 10 Orang Komedi

“RAPUNZEL”
Tokoh dan Penokohan :
1.) Rapunzel (Putri Adesta) : Baik hati, penurut, penasaran.
2.) Nenek sihir (Anty Zulfitri F & Ajeng Rothua A) : Jahat, licik.
3.) William (M Rifki Ananda) : Baik hati, tulus.
4.) Raja (Irfan Permana) : Baik hati.
5.) Ratu (Rika Nuarfita) : Baik hati.
6.) Kapunzel (Neng Rika Puspita) : Ceria.
7.) Pengawal (M Iqbal) : Berani, setia, dan jujur.
8.) Tukang gorengan (Rian Ardini) : Lucu.
9.) Push (Rika Nuarfita) : Setia, lucu.
10.) ibu William (Dian Novita) : Baik

Latar\Setting :
1.) Di menara
2.) Di hutan
3.) Pagi hari

Disuatu negeri hiduplah seorang gadis cantik jelita yang bernama Rapunzel.
Ia merupakan putri Raja dan Ratu Kerajaan Madu. Ia juga memiliki kakak kandung
bernama Kapunzel. Rapunzel adalah anak ajaib, keajaibannya terdengar sampai ke
telinga nenek sihir. Nenek sihir pun berniat menyuliknya.

Pada suatu malam, nenek sihir tiba di istana dengan niat menculik Rapunzel.
Pengawal : “Berhenti di situ, nenek sihir!”
Nenek sihir : “Diam kau pengawal”
Pengawal : “Elu yang diem! Siapa lu nyuruh gua diem?”
Nenek Sihir : ”yasudah biar adil, lu diem gua juga diem”
Pengawal :”alah udah deh, gua tangkap lu.”
Nenek sihir : “ yamana bisa HAHAHAHAHA”
Pengawal : “ ya bisa lah gua tembak lu (mengeluarkan pistol)
Nenek sihir : silahkan aja kalau bisa(samil menyihir pistol menjadi pisang)
Pengawal : (mengeluarkan pistol) lah ko jadi pisang?
Nenek sihir : makan tuh pisang. (sambil pergi)

Akhirnya, nenek sihir dapat melarikan diri.

Sekarang, ia tinggal bersama nenek itu di sebuah menara paling tinggi dinegeri itu.
Letaknya yang terpencil ditengah hutan, membuat tidak ada seorang pun yang pernah
datang ke menara itu. Suatu hari nenek sihir, ingin mencoba keajaiban rambut Rapunzel.
Sambil menyanyikan lagu mantra untuk membuktikan kekuatan dari rambutnya.

Nenek sihir : (lagu mantra)


Nenek sihir : “Lho kok gabersinar rambutnya? Sebenernya KAMU SIAPA?!”
Kapunzel : “Maksudnya? Aku aja gangerti tujuan kamu menculik saya
Nenek sihir : ya karna keajaiban kamu lah! Kamu Rapunzel kan?
Kapunzel : aku bukan Rapunzel tapi aku Kapunzel
Nenek Sihir : Sialan salah culik!
Kapunzel : oh aku tau niat jahat kamu, aku tidak akan biarkan Rapunzel ditangan mu..
Nenek sihir : “ Tidak mungkin. Lihat saja. Aku akan menculik adikmu dengan sangat
mudah.Tapi, sebelumnya aku akan mengutukmu agar semua rahasiaku tak
akan terbongkar.”

Nenek sihir membaca sebuah mantra dan mengubah Kapunzel menjadi kucing putih
yang sangat amat lucu.
Kapunzel : “Tidakkkl!!!”

Pada malam harinya, nenek sihir bersiap-siap untuk menculik Rapunzel dengan
kekuatan sihirnya.

Nenek sihir : “Hong wila heng kong plak bulipak paku bumi nancep datanglah kemari wahai
putri Rapunzel”
Rapunzel pun tiba-tiba datang melayang kea rah si penyihir.
Nenek sihir : “AHAHAHAHAHAHHAHA. Mulai sekarang aku akan mengurungmu di
menara bersama kakakmu agar aku bisa terus memanfaatkan kekuatanmu, si
kecil maniss! AHAHAHHAHA”

17 Tahun Kemudian……
Pada suatu pagi, di suatu rumah kecil, seorang ibu dan anak laki-lakinya bernama
William. William pamit kepada ibunya untuk mencari uang untuk menghidupi dirinya dan
ibunya.
William : Ibu aku izin mau pergi mencari uang yaa!”
Ibu William : Ya,anakku, berjanjilah padaku. Kau menjadi orang sukses suatu saat nanti.
Ibu akan selalu menyanyangimu dan mendoakanmu. “
William : Iye bu.
Ibu William : Jangan lupakan ibu ya nakkkk.
William : Iye bu
Ibu William : Jangan pergi anakku…”
Tetapi ternyata ia malah mencuri barang-barang berharga.

Di perjalanan ia mendapatkan banyak barang berharga. Hingga akhirnya ia memutuskan


untuk beristirahat di hutan. Namun tanpa sengaja ia menemukan sebuah menara tinggi
di tengah hutan.

William : “Kira-kira siapa ya yang tinggal di menara itu.” (berbicara dalam hati)

Ketika sampai di bawah menara, ia bingung.


William : “Gimana cara aku naik ? Tangganya aja nggak ada, pintunya juga nggak ada.
Apalagi lift ?” (wajah murung)

Kemudian dari arah belakang muncullah seorang wanita muda, ialah nenek sihir.
William : “Waduh, ada orang, harus berkamuflase nih!” (memperagakan menjadi kupu-
kupu dan mengepakkan kedua tangan layaknya sayap)
Wanita itu datang membawa tas berisi makanan. Ia terkejut melihat William. Ia mendekati
tubuh William.
Ibu : “Heh, siapa kamu ?” (bertanya pada William)
William : “Aku kupu-kupu.”
Ibu : “Ooh, saya kira kamu manusia, abisnya mirip sih.”

Nenek sihirpun berdiri dibawah menara sambil memanggil nama “Rapunzel”.


Ibu : “Rapunzel ! Rapunzel ! Ulurkan rambutmu, ibu datang Nak !” (berteriak)

Dari arah jendela menara itu, muncullah Rapunzel. Dengan wajah tersenyum melihat
ibunya pulang, iapun segera menjulurkan rambutnya yang panjang dan berwarna
keemasan.
Rapunzel : “Iya Bu, tunggulah sebentar Bu.” (menurunkan rambut)
Ibu : “Nah, gitu dong, anak pinter.” (mulai memanjat rambut Rapunzel)

Setelah sampai di atas menara…


Rapunzel : “Ibu bawa apa aja ?” (mengambil dan membuka tas ibunya)
Ibu : “Biasa, cuman sayuran dan buah-buahan.” (sambil duduk di kursi)
Rapunzel : “Yah, ibu…” (merengut)
Ibu : “Kenapa toh ?”
Rapunzel : “Tadi kan Rapunzel titip gorengan”
Ibu : “Ya ampun, kamu ini aneh ya, di hutan mana ada jual gorengan, ... lagipula,
ibu lupa beli!”
Rapunzel : “Ooohh, gitu ya.” (sedih)
Ibu : “Besok saja ya,”
Rapunzel : “Ya udah deh.”
Push : makanan buat aku mana bu?meong…
Ibu : nih push (sambil memberi makanan)
Push : meongg.. makanan nya ini mulu, gabisa ganti apa?meong..
Ibu : terima ajaa push
Push : yaudin deh meong…

Diluar menara William keluar dari kamuflasenya. Ia sudah mengetahui cara ia masuk ke
dalam menara, dan ia akan melakukannya di keesokan harinya.

Pagi harinya, ibu Rapunzel mencari makanan untuk Rapunzel. Ketika di menara
Rapunzel mengeluh kepada kucing nya
Rapunzel : “Push, sebenarnya aku kesal. Karena ibu melarangku untuk melihat dunia di
luar sana.”
Push : “Mungkin ibu melarangmu karena tidak ingin kamu bertemu dengan orang
jahat.
Rapunzel : “Tapi, aku jenuh dan kesepian.”
Push : “Kan ada aku. Iya aku yang tak lain adalah kakak kandungmu yang selalu
menemani dan menjagamu (dalam hati).”
Rapunzel : “Iya ya, untung ada kamu.”
Ia menghampiri tukang gorengan dan akan membelinya.
Ibu : “Rek beli naon yeuh buat si Punzel? Aha, dia kan pengen gorengan ya.
Tuh dia tukang gorengannya.
Ibu : “Bang beli gorengan atuh!”
Tukang gorengan : “He-euh, sabaraha?”
Ibu : “10 aja bang, berapaan emangnya?”
Tukang gorengan : “Ah, murah disini mah, beli 10 mah cuma goceng lah.”
Ibu : “Ah, abang. Murah amat sih, ga rugi apa bang? Yaudah saya borong
aja 50 tah.”
Tukang gorengan : “Ah, mantap atuh. Nuhun nya. Laris manis tanjung pelipekk. AYEY.”

Setelah mencari makan ibu Rapunzel bergegas pergi ke menara. Namun saat ibu
Rapunzel sedang mencari makanan, William datang lagi dan masuk ke menara itu
dengan cara ibu Rapunzel.
William : “Rapunzel ! Rapunzel ! Ulurkan rambutmu !” (berteriak)
Rapunzel pun mengulurkan rambutnya, dan William pun memanjat menara lewat rambut itu.
William : “Makasih ya,” (senyum)

William menatap Rapunzel begitu lama… Tentu saja Rapunzel gugup.


Rapunzel : “Loh, kamu siapa ?” (kaget)
Push : meongg meongg kamu siapa? Meongg
William : “Saya siapa ? Siapa ya ?” (memegang kepala)
Rapunzel : “Nih anak di tanyain juga.” (berkacak pinggang)
William : “Hehehe, kenalin nama aku William.” (mengulurkan tangan)
Rapunzel : “Kalo dari deket ?”
William : “Williyatno.” (senyum mengedipkan mata)
Rapunzel : “Widih, keren banget.
Rapunzel : “kenalin kayaknya nama aku Rapunzel.” (mengulurkan tangan)
William : “Kok kayaknya ?” (bingung)
Rapunzel : “Nama-nama gua, suka suka lah”
William : “Udah lama ya, kamu tinggal di sini ?” (mengambil kursi dan duduk)
Rapunzel : “Ya begitulah, udah hampir 17 tahun.”
William : “Yang tadi itu ibu kamu ?”
Rapunzel : “Ya begitulah..”
William : “Kok nggak mirip ya,”
Rapunzel : “Ya begitulah..”
William : “Kamu nggak punya kosa kata lain ya, beli kamus aja sana.
Rapunzel : “Lebih baik kamu pulang, ibu aku bentar lagi pulang..”

Tiba-tiba dari arah luar menara …


Ibu : “Rapunzel.. ulurkan rambutmu..”
William : “Waduh, ibu kamu udah pulang.”
Rapunzel : “Kan aku udah bilang. Sembunyi deh, sembunyi.” (panik)
William : “Ah kamu, takut ya sinar kegantengan aku ketahuan ibu kamu ?”
Rapunzel : “Aneh banget sih nih anak. Sembunyi, cepetan !”
Ibu : “Rapunzel, kamu nggak denger ya? Ibu udah beliin gorengan lho”
Rapunzel : “Iya, bentar Bu..” (mengulurkan rambut)

Setelah rambut Rapunzel turun, maka ibunya menaiki rambutnya.


Ibu : “Ini ibu bawain gorengan. Tapi, enggak biasanya kamu kayak begini,
pasti ada syahrini nih..” (curiga)
Rapunzel : “Sesuatu Bu, bukan Syahrini.”
Ibu : “Ada orang dateng kemari ya,”
Rapunzel : “Iya ada Bu, eh, keceplosan.” (menutup mulut)
Ibu : “Siapa ? Cepet kasih tau Ibu.”
Rapunzel : “Kasih tau nggak ya ?”
Ibu : “Tuh kan, nih anak kambuh lagi.”
Rapunzel : “Ya Ibu lah yang dateng, siapa lagi coba ?”
Ibu : “Itu apa ?” (melihat tirai menara yang bergoyang-goyang)
Rapunzel : “Nggak tau Bu, mungkin gajah, coba di miscall aja Bu.”
Ibu : “Nyesel Ibu ngambil kamu dari panti jompo dulu, bego nya nggak
ketulungan.”
Rapunzel : “Waduh, masa’ dari panti jompo Bu ?”
Ibu : “Ibu akan cek siapa di balik tirai itu,” (mendekati tirai)
Rapunzel : “Ayo, Ibu cemungud, di balik tirai itu mungkin ada tiket umroh.”
Ibu : “Kamu pikir ini acara di ANTV itu ya ?”
Rapunzel : “Ibu, jangan di buka,ibu harus yakin, nanti ZONK !”
Ibu : “Ya Tuhan, waraskanlah anakku.”

Ibu itu kemudian membuka tirai dan ia menemui seorang pemuda, dan ia adalah William.
Ibu : “Hah, kamu siapa ? Beraninya masuk ke menara ini ?”
William : “William, saya adalah Pangeran dari negeri Madu.”
Ibu : “Ngapain kemari ?”
William : “Yah, cuman pengen ketemu sama calon istri.” (melirik Rapunzel)
Rapunzel : “Maaf, lo gue end.” (mulut mengejek)
Ibu : “Pergi kamu dari sini, nggak penting banget kamu ada di sini.”
William : “Sabar Bu,”
Ibu : “Sabar, sabar, nggak bisa, cepet kamu pergi.”
William : “Oke, saya akan pergi, tapi saya ingin minta satu hal.”
Ibu : “Apa lagi ?”
William : “Saya minta sedikit saja minta rambut Rapunzel yang keren itu, buat
kenang-kenangan.”
Ibu : “Apa ? Enak aja, nggak boleh !”
William : “Kenapa nggak boleh ?”
Ibu : “Ya nggak apa-apa.” (mulai panik)
Ibu : “Waduh gawat nih, kalo rambut Rapunzel di potong, aku jadi tua lagi.
Sihir aku hilang dan Rapunzel bisa-bisa balik lagi ke istana Raju.”
(dalam hati)
Rapunzel : “Kok Ibu kayak bingung gitu ?”
Ibu : “Mmm,, Rapunzel kamu pergi saja.”
Rapunzel : “Kenapa Bu ?”
William : “Kayaknya ada yang di sembunyiin sama Ibu kamu Rapunzel, lihat
tatapan matanya, sangat panik.”
Ibu : “Enak aja,”
William : “Terus kenapa panik gitu ?”
Rapunzel : “Will, kayaknya kata-kata kamu bener deh, kok muka Ibu jadi kelihatan
lebih tua gitu ?”
William : “Iya, kok keriput ya ?”
Ibu : “Apa maksud kalian ? Saya kan memang udah tua. Wajar dong
keriput.”
Rapunzel : “Tapi bukannya Ibu pake produk Ponds ?”
William : “Rapunzel, coba kamu ambil gunting deh,”

Rapunzel pun pergi mengambil gunting.


Ibu : “Rapunzel, jangan !!!”
William : “Tuh kan, Ibu kamu takut.”
Ibu : “Kamu jangan meracuni otak anak saya ya,”
Rapunzel : “Aku curiga sama Ibu deh, kok Ibu jadi sensitive gini sih ?”
William : “Lagi PMS ya Bu ?”
Ibu : “Rapunzel, turuti kata-kata Ibu Nak,”
William : “Ayo, mana guntingnya, aku cuman mau motong rambut kamu seujung
kuku aja kok.”
Ibu : “Rapunzel ku, jangan,,” (panik)
William : “Ayolah Rapunzel, kita buka teka-teki ini.”
Rapunzel : “Ibu nggak biasanya melarang aku, pasti ada sesuatu.”
Ibu : “Itu bahaya Rapunzel, sini berikan guntingnya pada Ibu.”
Rapunzel : “Maaf Will, aku lebih percaya Ibuku.”(menyerahkan gunting pada
ibunya)
Ibu : “Nah, begitu dong, anak Ibu yang pintar.” (mengambil gunting)

Tiba-tiba, gunting pemberian Rapunzel dilemparkan kearah William, dan tepat mengenai
perutnya.
Rapunzel : “Ibu, apa yang Ibu lakukan ?”
Ibu : “Nyuci piring! Ya lempar gunting lah, biar mati tuh orang.”
William : “Rapunzel…” (suara pelan)
Rapunzel : “Iya Will..” (mendekati William)

Tanpa sepengetahuan Rapunzel, William mencabut gunting itu dan memotong rambut
Rapunzel. Maka terjadilah sebuah keajaiban. Ibu Rapunzel tiba-tiba berubah menjadi
nenek sihir yang sudah tua dan berwajah keriput.
Rapunzel : “Kok Ibu berubah jadi tua ? Will, aku curiga..”
William : “Tuh kan apa aku bilang.. Curiga kenapa ?”
Rapunzel : “Aku curiga, produk yang Ibu beli kayaknya udah expired.”
Ibu : “Rapunzel, kamu anak durhaka.” (terbatuk-batuk)
Rapunzel : “Oh Ibu, kutuk dia saja. Jangan aku. Aku masih ingin pergi ke dunia
lain.” (menunjuk William)
William : “Eh, enak aja. Yang anaknya kan kamu, kenapa aku yang di kutuk ?”
Rapunzel : “Kamu yang menggoda aku.”
Ibu : “Rapunzel, Ibu ingin bilang, kalau….”
Rapunzel : “Kalau apa Bu ?”
Ibu : “Kalau…”
Rapunzel : “Kalau apa Bu ? Ibu jangan membuat Rapunzel gusar.”
Ibu : “Kalau…”
Rapunzel : “Ibu, jangan dipotong terus deh.”
Ibu : “Ka…”
Rapunzel : “Apa Bu ?”
Ibu : “Heh, coba kamu diem dulu. Kalo kamu nyerocos terus kapan Ibu
ngomongnya? Terus kapan Ibu matinya. Gak selesai-selesai nih.”
Rapunzel : “Yaelah, maaf Bu.”
William : “Ibu sama anak sama gilanya.” (bergumam)
Ibu & Rapunzel : “Apa kamu bilang ?”
William : “Oh, enggak. Lanjutin aja dramanya.” (tersenyum)
Ibu : “Kamu anak yang Ibu temuin di timun besar.”
Rapunzel : “Ibu, please deh. Itu beda cerita, itu cerita timun emas.”
Ibu : “Maaf. Maksud Ibu kamu adalah anak raja…” (mati)
Rapunzel : “Ibu, bangun. Ibu belum bilang Rapunzel anak siapa ?”
Ibu : (terbangun lagi) Lupa, kirain tadi udah bilang. Kamu ini anak raja dari
kerajaan Raju. Udah dulu ya, Ibu mau OTW ke surga,” (mati lagi)
Rapunzel : “Ibu, huhuhu (menangis)
William : “Yang sabar, pasti Ibu kamu nikah lagi disana.”
Tiba-tiba Push si kucing berubah menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Yaitu
adalah kakak dari RAPUNZEL.

Kapunzel : “Akhirnya aku berubah menjadi manusia lagi. Ini pasti karena nenek
sihir itu telah mati.
Rapunzel : Kamu siapa
Kapunzel : aku adalah kakakmu yang selama ini menjadi kucing. Aku dikutuk oleh
nenek sihir yang kamu panggil ibu. Nenek sihir itu memanfaatkan
kekuatan ajaib pda rambutmu. 17 tahun lalu, kamu diculik olehnya dari
Istana Raja.
Rapunzel : Istana?
Kapunzel : Iya. Kamu adalah putri dari Raja dan Ratu. Orang tua kita!
Rapunzel : Benarkah itu? Jadi selama ini aku bukanlah anak dari penyihir yang
aku anggap Ibu itu?
Kapunzel : Iya.
Rapunzel : (tersenyum dan memeluk kakaknya Kapunzel)

Di akhir kisah,William mengantarkan Rapunzel dan kakaknya ke Istana Raja.


William : “Raja dan ratu, aku kesini ingin mengantarkan kedua putrimu yang hilang 17
tahun lalu.”
Raja : “Benarkah kalian adalah kedua putriku yang hilang?”
Ratu : “Aku tahu mereka adalah putri-putriku. Rambutnya emas seperti pertama kali
aku melahirkannya.”
Rapunzel : AYAH, IBUUU….” (memeluk kedua orangtuanya)
Raja : William, aku sangat berterimakasih karena engkau telah menemukan
putriiku dan mengembalikannya padaku. Maukah kau terus menjaga
Rapunzel selama hidupnya?.”
William : Maksudnya??
Rapunzel : “Ya maksudnya mau gak jadi pendamping hidup gue?
William : “Ah… jadi enak, hehehe.”
Raja : “Jadi, mau gak?”
William & Rapunzel : “ Kalo aku sih yess”
Tukang gorengan : AAAaaaAAA sooo sweet. AYEYYYY”

Dengan berakhirnya kalimat dari Rapunzel, maka berakhir pulalah kisah Rapunzel. Ia
pun menikah dan hidup bahagia selamanya dengan William di istana Madu.

-THE END-

You might also like