Professional Documents
Culture Documents
Adapun yang menjadi alasan seorang wanita memilih terminasi kehamilan atau
1. Faktor ekonomi
Telah cukup anak dan tidak mungkin dapat membesarkan seorang anak lagi.
Dimana dari pihak pasangan suami istri yang sudah tidak mau menambah anak
lagi karena kesulitan biaya hidup, namun tidak memasang kontrasepsi, atau dapat
juga karena kontrasepsi yang gagal. Atau ingin konsentrasi pada pekerjaan untuk
Janin ternyata telah terekspos oleh substansi teratogenik, di mana ternyata pada
bahwa bayi yang dikandungnya cacat secara fisik, atau wanita yang hamil
menderita penyakit jantung yang berat (kronik), serta karena ingin mencegah
3. Faktor psikologis
Seseorang yang hamil diluar pernikahan, dimana pada para perempuan korban
pemerkosaan yang hamil harus menanggung akibatnya. Dapat juga menimpa para
perempuan oleh ayah kandung, ayah tiri ataupun anggota keluarga dalam lingkup
rumah tangganya. Atau ayah anak yang dikandungnya bukan suaminya. Dapat
4. Faktor usia
Dimana para pasangan muda-mudi yang masih muda yang masih belum dewasa &
membangun suatu keluarga yang prematur. Atau ayah anak yang dikandung
bukan pria/suami yang diidamkan untuk perkawinannya. Atau juga karena ingin
anak.
seperti penyakit pre-eklampsia atau eklampsia yang mengancam nyawa ibu. Atau
6. Faktor lainnya
Seperti para pekerja seks komersial, pasangan yang belum menikah dengan
Sumber : Adi Utarini. Kesehatan Wanita Sebuah Perspektif Global. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.
2005. Hlm. 45
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Aborsi
Meski demikian, secara kritis bisa ditarik generalisasai bahwa aborsi dilakukan
dilakukan gadis), tetapi juga terjadi di dalam perkawinan, oleh perempuan yang
pelakunya.43
Abortus provocatus berkembang sangat pesat dalam masyarakat Indonesia, hal ini
melakukan hal tersebut. Pelaku merasa tidak mempunyai pilihan lain yang lebih
baik selain melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan hukum dan moral yaitu
melakukan aborsi. Berikut ini disebutkan beberapa faktor yang mendorong pelaku
SUMBER: Lilien Eka Chandra, Loc.Cit 43 Hartono Hadisaputro, Aborsi dan Perlindungan Hak Reproduksi
Perempuan, Makalah, Semarang, 30 Januari 2010, hlm. 2
(Yayah Chisbiyah, dkk, Kehamilan Yang Tidak Dikehendaki, PPPK-UGM, Yogyakarta, 1997, hlm. 47 )
Pergaulan bebas dikalangan anak muda menyisakan satu problem yang cukup
besar. Angka kehamilan di luar nikah meningakat tajam. Hal ini disebabkan
karena anak muda Indonesia belum begitu mengenal arti pergaulan bebas yang
tentang reproduksi dan kontrasepsi maupun hilangnya jati diri akibat terlalu
berhaluan bebas seperti negara-negara barat tanpa dasar yang kuat (sekedar
tiru-tiru saja). Hamil di luar nikah jelas merupakan suatu aib bagi wanita yang
tidak menghendaki kehadiran anak haram seperti itu di dunia. Akibat adanya
tekanan psikis yang diderita wanita hamil maupun keluarganya, membuat
diusahakan untuk digugurkan dengan alasan mereka sudah tidak mampu lagi
banyak anak sering kali memusingkan orang tua. Apalagi jika kondisi
ekonomi keluarga mereka pas-pasan. Ada kalanya jika terlanjur hamil mereka
mampu mengurusi anak yang sedemikian banyaknya. Dari pada si anak yang
mertua, dsb. Padahal salah satu konsekuensi dari perkawinan adalah lahirnya
anak. Lahirnya anak tentu saja akan memperberat tanggung jawab orang tua
betul tidak ada persiapan untuk menyambut kelahiran sang anak, mereka dapat
mereka tak akan terbebani oleh kehadiran anak yang tentu saja membutuhkan
biaya yang tidak sedikit untuk merawatnya sampai besar dan menjadi orang.
kepada seorang wanita. Konsekuensi logis dari adanya perkosaan adalah terjadinya kehamilan.
Kehamilan pada korban ini oleh seorang wanita korban
Pada kasus seperti ini, selain trauma pada perkosaan itu sendiri, korban
tumbuh di rahimnya. Janin dianggap sebagai objek mati, yang pantas dibuang
karena membawa sial saja. Janin tidak diangap sebagai bakal manusia yang
Pengguguran kandungan yang terjadi dewasa ini lebih banyak didasarkan pada
sosiologis ini dilarang dan termasuk perbuatan pidana yaitu abortus provokatus
Apabila dijabarkan, ada beberapa alasan yang digunakan oleh wanita dalam
a. Alasan kesehatan, yaitu apabila ada indikasi vital yang terjadi pada masa
fisik dan psikologis ibu. Selain itu juga didasarkan pada alasan kesehatan janin
SUMBER: Dewi Novita, Aborsi menurut Petugas Kesehatan, PPPK-UGM, Yogyakarta, 1997, hlm. 16-20.
mental, walaupun alasan ini belum bisa diterima sebagai dasar pertimbangan
medis.
alasan anak sudah banyak, hamil diluar nikah sebagai akibat pergaulan bebas,
gelap meskipun dengan resiko tinggi. Hasil penelitian tentang kehamilan yang
yang terkuat sampai terlemah yaitu: ingin terus melanjutkan sekolah atau
kuliah, takut pada kemarahan orang tua, belum siap secara mental dan
ekonomi untuk menikah dan mempunyai anak , malu pada lingkungan sosial
menghamili, hubungan seks terjadi karena iseng, tidak tahu status anak
tidak dikenal.
kehidupan seks secara vulgar. Aborsi juga dianggap sebagai pilihan yang tepat
karena adanya kontrak kerja untuk tidak hamil selama dua tahun pertama kerja
dan apabila tidak aborsi resikonya adalah dipecat dari pekerjaan. Alasan
terakhir ini, yaitu alasan keadaan darurat (memaksa) berupa kehamilan akibat
dan objek dalam penelitian ini, dan akan dianalisa lebih lanjut dalam bab hasil