You are on page 1of 15

A.

TUJUAN PERCOBAAN
 Melakukan uji yang khas untuk mengidentifikasi gugus fungsi senyawa organik
 Mengidentifikasi perbedaan sifat fisis dan kimia senyawa alkohol, eter,
aldehidra, keton, asam karbosilat, dan ester
B. DASAR TEORI
Senyawa organik yang paling sederhana terdiri dari karbon dan hidrogen, yakni
hidrokarbon. Hidrokarbon yang paling sederhana ialah metana, , yaitu bagian
utama dari gas alam. Berikut ini adalah cara menggambarkan molekul metana
melalui tiga cara. Struktur lewis menunjukkan semua penyebaran elektron valensi
dalam molekul. Rumus struktur menitikberatkan pada elektron yang terlibat dalam
pembentukan ikatan, dalam hal ini digunakan sebuah garis untuk membentuk
ikatan tunggal (Petrucci,1987:250).
Senyawa karbon yang atom karbonnya mengikat empat atom atau gugus lain
dikelompokkan dalam hidrokarbon jenuh, sedangkan rantai atom karbon yang
mengandung ikatan rangkap dikelompokkan dalam hidrokarbon tidak jenuh.
Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang tahan terhadap asam, basa, oksidator dan
reduktor. Alkohol dapat bereaksi dengan halida seperti Cl atau Br pada temperatur
atau pada temperatur kamar dengan bantuan sinar ultraviolet. Sedangkan pada
hidrokarbon tidak jenuh, seperti alkena umumnya mengalami rekasi-reaksi adisi
(Tim Dosen Kimia Dasar,2016:19).
Sifat penting dari hidrokarbon alkana ialah hanya terdapat ikatan kovalen
tunggal. Dalam senyawa ini, ikatan-ikatannya dikatakan jenuh. Alkana dikenal
sebagai hidrokarbon jenuh. Kerumitan alkana dimulai dari metana, (menyusun
lebih 90% dari gas alam), sampai ke molekul yang terdiri dari 50 atom karbon
(terdapat dalam minyak bumi). Setiap alkana berbeda dari yang lainnya
berdasarkan gugus metilena, . Perbadaan unit ini secara tetap membentuk deret
homolog. Anggota-anggota dari seri ini mempunyai sifat kimia dan fisik yang
hampir sama. Misalnya, dengan kenaikan bobot molekul akan ditandai dengan
kenaikan titik didih. Kenaikan titik didih ini dapat dimengerti sehubungan dengan
gaya london. Gaya ini naik diikuti dengan meningkatnya bobot molekul
(Petrucci,1987:256).
Alkena termasuk golongan hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang cukup reaktif.
Istilah tidak jenuh dalam hal ini menunjukkan bahwa kandungan atom hidrogen
didalamnya kurang dari jumlah yang seharusnya bila dikaitkan dengan jumlah atom
karbonnya. Alkena mempunyai gugus fungsi yang berupa ikatan rangkap (C=C).
Gugus fungsi inilah yang memberikan ciri khas pada reaksi-reaksi golongan alkena
(Rasyid,2009:61).
Unsur selain karbon dan hidrogen dalam senyawa organik memberikan
kekhasan bagi sekelompok senyawa tersebut. Dalam beberapa kasus,
pengelompokkan ini terjadi karena beberapa atom H digantikan, atau kadang-
kadang atom C-nya sendiri. Pengelompokkan atom-atom ini dinamakan gugus
fungsi (functional group) (Petrucci,1987:255).
Alkohol merupakan nama suatu golongan senyawa organik yang tersusun dari
unsur C, H, O dengan struktur yang khas. Bila ditinjau dari kemanfaatannya dalam
sintesis senyawa organik, alkohol mempunyai peranan penting. Hal ini dikarenakan
alkohol dapat dibuat menjadi berbagai senyawa organik yang termasuk golongan
lain, misalnya alkil halida, aldehida, keton, dan asam karboksilat. Disamping
manfaatnya yang cukup banyak, alkohol juga mempunyai struktur yang cukup
beragam yang semuanya ditandai oleh adanya gugus –OH (alkohol) sebagai gugus
fungsi golongan alkohol. Dalam reaksi-reaksinya alkohol memperlihatkna dua sifat
yang berlawanan, yaitu dapat menerima proton dan juga dapat melepaskan proton.
Kedua sifat ini dapat diamati dari sejumlah reaksi yang terjadi pada alkohol
(Parlan,2003:121).
Alkohol merupakan bahan alami yang dihasilkan dari proses fermentasi yang
banyak ditemui dalam bentuk bir, anggur, spiritus dan sebagainya. Dalam
pembentukan alkohol melalui proses fermentasi peran mikroorganisme sangat
besar dan biasanya mikroorganisme yang digunakan untuk fermentasi mempunyai
beberapa syarat. Beberapa jenis mikroorganisme yang digunakan dalam fermentasi
alkohol. Penggunakan beberapa mikroorganisme tersebut disesuaikan dengan
substrat atau bahan yang akan difermentasi dan kondisi proses yang berlangsung
(Santi,2008:104-105).
Gugus –OH atau hidroksil adalah ciri khas alkohol. Tergantung pada sifat atom
karbon dimana gugus OH menempel alkohol digolongkan menjadi tiga kelas. Lebih
dari satu gugus –OH mungkin terdapat dalam satu molekul, senyawa ini dinamakan
alkohol polihidrat. Sebagai suatu kelompok senyawa, alkohol alifatik merupakan
cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan bertambah
panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap sifat molekul
menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti
hidrokarbon (Petrucci,1987:268-269).
Golongan alkohol dapat dikelompokkan berdasarkan jenis atom karbon yang
mengikat gugus –OH, yaitu terdiri dari : (1) alkohol primer, yaitu dengan gugus –
OH yang terikat pada atom C primer. (2) alkohol sekunder, dengan gugus –OH
yang terikat pada atom C sekunder, dan (3) alkohol tersier, dengan gugus –OH
terikat pada atom C tersier. Bila ditinjau dari jumlah gugus –OH yang terdapat
dalam masing-masing strukturnya, golongan alkohol dapat dibedakan menjadi
alkohol monohidroksi (yang mempunyai satu gugus –OH), alkohol dihidroksi
(yang mempunyai dua gugus –OH), dan seterusnya. Perlu diketahui bahwa apabila
dalam suatu rumus struktur senyawa terdapat gugus –OH yang langsung terikat
pada cincin aromatik, maka senyawa tersebut bukan termasuk golongan alkohol,
melainkan golongan fenol (Parlan,2003:122-123).
Alkohol dan fenol adalah asam-asam lemah. Alkohol mempunyai keasaman
10-100 kali lebih lama dari air. Tetapan ionisasi untuk kesetimbangan kira-kira .
Untuk kebanyakan alkohol, tetapan ionisasi untuk kira-kira sampai . Alkohol
bereaksi dengan logam seperti natrium atau kalium dengan membebaskan hidrogen
dan membentuk alkoksida (Rasyid,2009:129).
Aldehida dan keton adalah nama dua golongan senyawa organik yang masing-
masing mengandung unsur-unsur C, H, dan O. Kedua golongan senyawa ini
mempunyai gugus fungsi karbonil oleh karena itu diantara keduanya terdapat
beberapa persamaan sifat. Rumus umum aldehida adalah dan untuk keton . Dari
rumus umum tersebut dapat diketahui perbedaan antara atom atau gugus yang
terikat pada gugus karbonil dalam aldehida dan keton. Perbedaan inilah yang
mengakibatkan aldehida dan keton tidak memiliki sifat identik (Parlan,2003:163).
Asam karboksilat adalah senyawa karbon yang memiliki gugus fungsional .
Gugus fungsi ini dinamakan karboksilat terdiri atas satu gugus karbonil dan sebuah
gugus hidroksil. Kelompok senyawa ini cukup penting karena dalam kehidupan
sehari-hari banyak digunakan dalam industri maupun laboratorium
(Rasyid,2009:167).
Asam karboksilat gugus –COOH terikat pada gugus alkil (R-) atau gugus aril
(Ar-). Meskipun mengikat gugus –COOH dapat berupa gugus alifatik atau
aromatik, jenuh atau tidak jenuh, tersubtitusi atau tidak tersubtitusi, sifat yang
diperlihatkan oleh gugus –COOH tersebut pada dasarnya sama. Disamping terdapat
asam yang mengandung sebuah gugus karboksil (asam monokarboksilat),
diketahui ada juga asam yang memiliki dua buah gugus karboksil (asam
dikarboksilat) maupun tiga buah gugus karboksil (asam trikarboksilat) Perbedaan
banyaknya gugus –COOH ini tidak mengakibatkan perubahan sifat kimia yang
mendasar (Parlan,2003:186).
Gugus karboksil mempunyai sifat kimia dari gugus karbonil dan hidroksil.
Pelepasan proton kepada basa dapat membentuk garam. Pemanasan garam
amonium dari asam karboksilat menyebabkan lepasnya molekul air dan
terbentuklah amida. Lebih lanjut lagi, amida dapat melepaskan molekul air jika
diberi zat pengering seperti . Hasil akhirnya dapat berupa senyawa dengan gugus
nitril. Sementara itu, hasil reaksi asam dengan alkohol dinamakan ester. Reaksi ini
juga dipandang sebagai eliminasi molekul air dari gugus hidroksil dari asam dan
alkohol (Petrucci,1987:274-275).
Metil ester sulfonat (MES) merupakan salah satu jenis surfaktan amonik yang
dapat dibuat dengan menggunakan bahan baku metil ester. Surfaktan merupakan
bahan aktif permukaan yang dapat menurunkan tegangan permukaan antara dua
fasa yang berbeda kepolarannya seperti minyak dan air. Faktor-faktor yang
menentukan kualitas MES diantaranya adalah rasio mol reaktan, suhu, lama reaksi,
konsentrasi gugus sulfat yang ditambahkan, agen pensulfonasi, waktu, pH dan suhu
netralisasi (Hidayanti,2007:60).
Metis ester lemak merupakan senyawa ester alkil yang berasal dari minyak
nabati dengan alkohol yang dihasilkan melalui proses esterifikasi. Reaksi
esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk
ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam
karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus dengan R dapat berupa
alkil maupun aril. Reaksi Esterifikasi dikatalis asam dan bersifat dapat balik
(Arita,2008:34-37)
C. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Batang pengaduk
4. Penangas air
b. Bahan
Nama Struktur Berat Titik Titik Densitas Potensi
bahan kimia molekul didih leleh bahaya
Aquades1 18 100 C 0C 0,998
etanol s C2H5OH 46,06844 78,29 −114, 0,7893 Mudah
14 terakar
Methanol CH3OH 32.04 64.7 –97 0.7918 Toxik
°C, °C, - g/cm³,
148.4 142.9 liquid
°F °F
(337.8 (176
K) K)
Fenol C6H6O 94.11 - - 1.07 Beracu
n dan
korosif
Eter CH3-O- 46,07 -23,0 -138,5 ,97 Mudah
CH3 terbaka
r
Benzaldeh C6H5CH 106,12 1,0415
ida O 178,1 −26
°C °C
formalin CH2O 30,03 - - 1 Beracu
19,3 ° 117 ° n dan
C C mudah
(253,9 (156  terbaka
 K) K) r
Aseton CH3COC 56,53 0,79 Mudah
H3 58,08 °C −94,9 terbaka
(329,4 °C r dan
K) (178,2 iritan
K)
Asam C7H6O3
salisilat 138,12 211 159 1,44
°C °C
(2666
Pa)
Urea (NH2)2C 60.07 132.7 1.33·103
O. °C kg/m3 [1]
(406 , solid
K)
deco
mpose
s
Toluene C7H8 92,14 111 C -95 C Papadat Sangat
pada mudah
93,15 terbaka
0K : r
11,18
L/mo
l
- Cair
pada
298,1
5 0K
: 9,38
L/mo
l

Kloroform CHCl3 119.38 61,15 63,5 1,564 Ksrsino


3
°C g/cm (- genik
20 °C)
1,489
g/cm3
(25 °C)
1,394
g/cm3
(60 °C)
H2SO4 H2SO4 98,072 330 10 oC 1, 84 Mengal
Spekat oC ami
pengur
aian
bila
kena
panas,
mengel
uarkan
gas
SO2.
Asam
encer
bereaks
i
dengan
logam
HCl pekat HCl 36,46 −27,3 110 1,18
2 °C °C g/cm3
(247 (383 (variable
K) K),
laruta laruta
n 38% n
20,2%
;
48 °C
(321
K),
laruta
n 38%
Lar NaOH NaOH 3 2,1 Dapat
10% 9,9971 1390 318 keracun
°C °C an jika
(1663 (591 dihirup,
korosif
K) K)

Lar.
K2Cr2O7
0,1 M
Lar. KMnO4 158,03 - - 2,703 Bahan
KMnO4 bersift
0,1 M racun
dan
korosif
Lar. I2/KI KI 166.0028 1330 681 c 3,13 Bahaya
10% deg C bagi
kesehat
an
Lar KOH KOH 56,11 Korosif
15%
Lar FeCl3 FeCl3 162,2 315 C 306 C 2,898
5% anhidrat
Lar. AgNO3 169.87 440 c 212 c Korosif
AgNO3 4.35 g
5%
Amoniak NH3 17,0306 -33,34 -77,73 Berbah
encer C C aya
kkausat
if,
korosif
Fehling A
Fehling B

D. PROSEDUR KERJA
a. Uji keberadaan halogen
Masukan masing-
masing 3 tetes sampel
(metanol
benzaldehida, Tambahkan 2 ml Diamkan selama
formalin, aseton, larutan AgNO3 beberapa menit
kloroform, toluena)
ke dalam tabung
reaksi

Masukan tabung
Catat waktu yang
reaksi dalam
diperlukan untuk
penangas air ( 50 -
terjadinya endapan
60oC )

b. Uji keberadaan gugus –OH

Larutkan 0,5 ml sampel (etanol, metanol, fenol,


eter benzaldehida, aseton, larutan asam salisilat)
kedalam 5 ml aquades.

Tambahkan 5 ml NaOH 10%, kocok, kemudian


teteskan larutan I2/KI 10% sampai menghasilkan
warna coklat yang jelas.

Dipanaskan dalam penangas air (suhu ≤ 60oC).

.
Tambahkan lagi larutan I2/KI 10% sampai larut
warna coklat tua bertahan selama 2 menit

Diamkan selama beberapa menit

Tambahkan beberapa tetes NaOH 10% diisi


dengan akuades.

diamkan selama 10 menit

Amati dan catat perubahan yang terjadi

c. Uji aldehida dan keton


1. Tes Fehling
Masukan 1 ml sampel (eter, benzaldehida,
formalin, aseto, larutan asam salisilat, toluena),
1 ml Fehling A dan B ke dalam tabung reaksi

Panaskan tabung reaksi di dalm penangas air


mendidih selama 5 menit

Amati dan catat perubahan yang terjadi

2. Tes Tollens

Masukan 1 ml sampel (eter, benzaldehida, formalin,


aseton, larutan asam salisilat, toulena), 1 ml larutan
AgNO3 5% 1 ml larutan NaOH, dan 5 tetes amoniak
ke dalam tabung reaksi

Panaskan tabung reaksi di dalam penangas air


mendidih selama 5 menit.

Amati dan catat perubahan yang terjadi

3. Tes Fenol
a
Masukan 2 tetes sampel (eter, benzaldehida, formalin,
aseton, larutan asam salisilat, toluena) dan 1 tetes FeCL3
ke dalam tabung reaksi

Lakukan pengocokan dengan kuat

Amati dan catat perubahan yang terjadi

d. Uji Senyawa Karboksil

Tambahkan 1 ml sampel
(metanol,benzaldehida,
Masukan 1 ml etanol ke aseton, larutan asam
dalam tabung reaksi salisilat, larutan urea,
toluena) dan asam sulfat
pekat

Amati dan catat perubahan


Lakukan pemanasan yang terjadi

e. Uji Senyawa Ester


Tambahkan 5 tetes
Masukan 2 sudip asam
asam sulfat dan 3 tetes
salisilat ke dalam
aquades, diamkan
tabung reaksi.
selama 1,5 menit.

Panaskan pada
Tambahkan 3-4 tetes penangan airselama
metanol 20-30 menit (suhu ±
60o)

Amati dan catat


perubahan yang terjadi

DAFTAR PUSTAKA
Arita, Susila., Meta Berlian Dara., dan Jaya Irawan.2008. Pembuatan Metil Ester Asam Lemak
Dari CPO Off Grade Dengan Metode Esterifikasi-Transterifikasi. Jurnal Teknik Kimia.
Vol.15 No.2

Hidayanti, Sri.2007. Pengaruh Suhu, Lama Pemanasan, Konsentrasi Metanol dan Suhu
Pemurnian Terhadap Bilangan Iod dan Bilangan Asam Surfaktan Dari Minyak Inti
Sawit. Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian. Vol.12 No.2

Parlan dan Wahjudi.2003. Kimia Organik I. Malang:JICA


Petrucci, Ralph H.1987. Kimia Dasar Edisi Keempat Jilid 3. Bogor:Erlangga

Rasyid, Muhammad.2009. Kimia Organik I. Makassar:Badan Penerbit UNM


Santi, Sintha Soraya.2008. Pembuatan Alkohol Dengan Proses Fermentasi Buah Jambu Mete
Oleh Khamir Sacharomices Cerevesiae. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik. Vol.8 No.2

Tim Dosen Kimia Dasar.2016. Penuntun Kimia Dasar Lanjut.Makassar:FMIPA UNM

You might also like