You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Di era modern ini manusia dan energi tidak dapat dipisahkan, manusia
menggunakan energi agar dapat mempercepat suatu pekerjaan sehingga dapat
menguntungkan atau memiliki nilai jual yang tinggi diperkuat dengan teori
Sioshansi tahun 2011 bahwa jika menggunakan satu input dalam suatu produksi
biayanya dapat lebih murah, maka orang akan lebih cenderung menggunakan
input tersebut dibandingkan dengan yang lain.
Energi yang bermanfaat dapat diperoleh baik secara langsung atau dengan
proses konversi atau transformasi adalah sumber energi (Erlinawati, 2011).
Drying solid atau pengeringan material padat secara umum berarti
menghilangkan air dalam jumlah yang relatiF kecil dari material padat untuk
mengurangi kandungan cairan residu. Pengeringan biasanya merupakan langkah
terakhir dalam serangkaian operasi, dan produk dari pengeringan ini biasanya siap
untuk pengemasan akhir. Air atau cairan lain dapat dihilangkan dari padatan
secara mekanis dengan menekan atau sentrifugal atau secara termal dengan
penguapan. (McCabe and friends : 1899-1982).
Di Sumatera Selatan khususnya daerah Ulu kota Palembang, industri
makanan menggunakan proses pengeringan sebagai bagian dari proses produksi.
Mangdin 679 merupakan salah satu industri makanan yang memproduksi tekwan
kering, tekwan dikeringkan agar tidak mudah rusak dan dapat disimpan dalam
jangka waktu yang lama.
Teknologi pengeringan tekwan yang digunakan masyarakat Ulu kota
Palembang ini masih tradisional yaitu dengan menjemur langsung tekwan di
bawah sinar matahar. Cara tradisional ini memiliki kekurangan yaitu untuk
mengeringkan tekwan membutuhkan waktu 1 sampai 3 hari jika matahari bersinar
terik. Namun jika cuaca mendung maka waktu pengeringan akan menjadi lebih
lama. Pengeringan di bawah matahari mnggunakan nampan yang terbuat dari

1
2

rotan yang berdiameter 50 cm. 1 nampan hanya berisi 3 sampai 4 kg tekwan


sedangkan produksi 1 hari bisa sampai 30 - 40 kg dan produk - produk lain
sehingga menghabiskan ruang yang banyak.
Agar waktu pengeringan lebih pendek dan kualitas hasil pengeringan lebih
baik, proses pengeringan dilakukan dengan menggunakan teknologi rekayasa
surya sebagai hasil perbaikan dari cara pengeringan tradisional.(Aziz, 2004).
Pengeringan menggunakan pengering surya dapat menghemat waktu sebanyak
65% dibanding pengeringan tradisional (Braguy, 2004).
Untuk menjawab kendala yang dialami masyarakat Ulu kota Palembang
peneliti berkeinginan untuk membuat Prototype Alat Pengering (Dryer) dengan
Menggunakan Kombinasi Sistem Fotovoltaik dan Kompor. Alat pengering ini
dirancang dengan memodifikasi alat pengering yang telah diteliti oleh peneliti
sebelumnya yaitu Rancang Bangun Alat Pengering Surya Teknologi Dual
(Aisyah, 2015). Prototype yang peneliti buat memiliki kelebihan yaitu dapat
digunakan dalam kondisi cuaca apapun karena menggunakan baterai dan suplai
dari kompor yang berbahan bakar gas, alat ini juga dapat menghemat tempat
karena didesain seperti rak dan bertingkat, serta alat ini dapat menghemat waktu
karena dilengkapi dengan motor untuk menggerakkan rak agar pengeringan
menjadi lebih merata.

1.2. Perumusan Masalah


Alat pengering yang dirancang dalam penelitian ini merupakan alat
pengering dengan kombinasi sistem fotovoltaik dan kompor. Meskipun memiliki
prinsip kerja yang berbeda, keduanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan
energi selama proses pengeringan berlangsung. Untuk mengetahui apakah alat
pengering yang telah dirancang tersebut bekerja secara efektif dan sesuai dengan
fungsinya, maka perlu dilakukan suatu kajian terhadap kinerja alat pengering.
Kajian tersebut dilakukan melalui suatu penelitian dengan perhitungan teknik
yang mengangkat permasalahan untuk menentukan berapakah nilai konsumsi
energi spesifik (spesific energi consumed) dari proses pengeringan tekwan dengan
kombinasi sistem fotovoltaik dan kompor yang dibandingkan dengan alat
pengering sistem fotovoltaik dan penggunaan kompor.
3

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti antara lain :
1. Mengkaji konsep pengeringan tekwan dengan kombinasi sistem fotovoltaik
dan kompor.
2. Mendapatkan prototype alat pengering tekwan sebagai yang efektif.
3. Menentukan besar konsumsi energi spesifik (specific energi consumed) dari
pengeringan tekwan dengan alat pengering dengan kombinasi sistem
fotovoltaik dan kompor.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beebagai manfaat antara lain :
1. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman dan menambah wawasan mengenai teknologi
pengeringan dengan pemanfaatan energi surya menggunakan sel fotovoltaik
sehingga mampu membantu mengatasi permasalahan bidang energi melalui
memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT).
2. Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat dan industri-industri rumahan
yang menggunakan pengerigan tentang teknologi pengeringan dengan
pemanfaatan energi surya menggunakan sel fotovoltaik dan meningkatkan
kesadaran untuk beralih mengggunakan teknologi baru yang memanfaatkan
Energi Baru Terbarukan (EBT).
3. Bagi Lembaga Akademik
Dapat dijadikan sebagai bahan studi kasus dan job praktikum mahasiswa
sebagai pembelajaran dalam mata kuliah praktikum Mesin Konversi Energi dan
Satuan Operasi di laboratorium Jurusan Teknik Kimia Program Studi Teknik
Energi, Politeknik Negeri Srwijaya yang dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan mahasiswa.

1.5. Relevansi
Prototype Alat Pengering (Dryer) dengan Menggunakan Kombinasi Sistem
Fotovoltaik dan Kompor memiliki keterkaitan dengan pengembangan ilmu
Konversi Energi dan Perpindahan panas. Konversi energi terjadi di sel fotovoltaik
4

yang merubah energi matahari menajadi energi listrik. Dan perpindahan panas
yaitu secara konduksi, konveksi, dan radiasi di dalam dryer dan perpindahan
panas dari kompor ke dryer.
Prototype Alat Pengering (Dryer) dengan Menggunakan Kombinasi Sistem
Fotovoltaik dan Kompor ini dapat dikembangkan dalam skala besar untuk
mengatasi kendala yan dihadapi industri-industri rumahan yang berada di daerah
Ulu kota Palembang.

You might also like