Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengeringan
Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air suatu bahan hingga
mencapai kadar air tertentu (Trayball E.Robert, 1981). Drying solid atau
pengeringan material padat secara umum berarti menghilangkan air dalam jumlah
yang relatiF kecil dari material padat untuk mengurangi kandungan cairan residu.
Pengeringan biasanya merupakan langkah terakhir dalam serangkaian operasi, dan
produk dari pengeringan ini biasanya siap untuk pengemasan akhir. Air atau
cairan lain dapat dihilangkan dari padatan secara mekanis dengan menekan atau
sentrifugal atau secara termal dengan penguapan. (McCabe and friends : 1899-
1982).
Proses pengeringan pada dasarnya terjadi penguapan air bahan ke udara
dikarenakan perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang
dikeringkan (Aisyah, 2015). Udara mempunyai fungsi sebagai pemberi panas
pada bahan, sehingga menyebabkan terjadinya penguapan air. Udara memiliki
fungsi lain yaitu untuk mengangkut uap air yang dikeluarkan oleh bahan yang
dikeringakn. Kadar air akhir apabila mulai mencapai kesetimbangannya, maka
akan membuat watu pengeringan juga ikut naik atau dengan kata lain lebih cepat.(
Muarif, 2013).
Proses pengeringan dipengaruhi oleh beberapa parameter antara lain waktu
pengeringan, suhu, kelembaban udara, laju aliran udara, kadar air awal bahan dan
kadar air bahan kering (Hall, 1957). Kecepatan pengeringan suatu bahan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : sifat fisik bahan, pengaturan
geometris produk sehubungan dengan permukaan alat atau media perantara
pemindahan panas, sifat-sifat dari lingkungan alat pengering (suhu, kelembaban
dan kecepatan udara), dan karakteristik alat pengering (efisiensi perpindahan
panas) (Buckle, et al., 1987). Ada beberapa parameter yang yang mempengaruhi
waktu yang dibutuhkan dalam proses pengeringan yaitu : suhu udara pengering,
5
6
kelembaban relatif udara pengering, kecepatan aliran udara pengering, dan kadar
air bahan (Brooker et al., 1974).
ṁ𝑣 ℎ𝑦 (𝑇− 𝑇𝑖 )
𝑅𝑐 = = …………………………………………………….(1)
𝐴 𝜆𝑖
sudah umum, yaitu 12 volt. Arus yang dihasilkan secara langsung tergantung pada
seberapa banyak cahaya menerpa modul.
Beberapa modul dapat dihubungkan bersama untuk membentuk sebuah
array. Secara umum, semakin besar wilayah modul atau array, semakin banyak
listrik yang akan dihasilkan. Modul fotovoltaik dan array menghasilkan listrik
arus searah (DC) Pada Gambar 2.4 . Modul dan array ini secara elektrik dapat
dihubungkan baik secara seri dan parallel untuk menghasilkan kombinasi
tegangan dan arus yang dibutuhkan.
Perangkat PV yang paling umum pada saat ini menggunakan satu junction,
atau interface untuk menciptakan medan listrik dalam semikonduktor seperti sel
PV. Dalam sel PV junction-stunggal, hanya foton yang energinya sama dengan
atau lebih besar dari celah pita dari bahan sel yang dapat membebaskan electron
untuk sebuah rangkaian listrik. Dengan kata lain, respon fotovoltaik sel junction-
tunggal terbatas pada bagian spectrum matahari yang energinya berada di atas
band gap dari bahan yang menyerap sinar matahari dan energi foton yang lebih
rendah tidak digunakan.
10
2.3. Tekwan
Palembang, Sumatera Selatan memang terkenal dengan pempek sebagai
makanan khas, namun selain pempek Palembang juga memiliki kuliner berbahan
ikan lain bernama tekwan. Tekwan adalah sejenis sup dengan isi daging ikan
tenggiri dicampur sagu dalam potongan kecil yang berbentuk seperti siomay.
Campuran ikan tenggiri ini ditemani dengan jamur, bihun atau soun, irisan
bengkoang, daun bawang, dan kemudian disiram dengan kuah berbahan udang
yang gurih. Sajian tekwan sekilas mirip dengan sup bakso ikan atau fish cake
dengan kaldu udang yang mengoda.
Dilihat dari sejarahnya, tekwan merupakan kuliner hasil akulturasi budaya
Tionghoa dan Palembang. Saat itu pedagang Tionghoa yang sudah menetap di
Palembang memperkenalkan kuliner berbahan ikan ini yang kemudian diadopsi
oleh orang asli Palembang. Orang asli Palembang ini mengubah rasa sup ikan ini
dengan cita rasa local yang sesuai dengan lidah orang Palembang.
Nama tekwan sendiri berasal dari gabungan kalimat “bekotek samo kawan”
yang memiliki arti mengobrol bersama teman. Kata dalam bahasa Palembang ini
kemudian disingkat menjadi tekwan. Hal ini didasari dari kebiasaan orang
Palembang yang menyantap tekwan dalam suasana santai sambil berbincang
dengan para temannya. Meski begitu, ada pula yang menyebut bahwa tekwan
berasal dari serapan bahasa Inggris yakni kalimat “take one” yang artinya
mengambil salah satu. Berikut merupakan cara membuat tekwan :
1. Cuci bersih ikan tenggiri segar yang sudah dipisahkan dari kepala dan
tulangnya, dan tiriskan.
2. Pisahkan daging ikan tenggiri dari kulit dan duri dengan cara dikerok, bisa juga
menggunakan sendok.
3. Giling daging ikan tenggiri yang sudah dikerok, bisa dengan gilingan
tradisional agar ikan tetap segar tidak terkena panas dari mesin penggiling.
Atau bisa juga menggunakan food processor.
4. Siapkan 400 ml air dingin / boleh air tidak dingin. Melarutkan garam dan gula
untuk adonan, lalu memasukkan ikan tenggiri yang sudah digiling sebanyak
500 gr / ½ kg. Aduk sampai benar-benar rata, bisa menggunakan mixer batang
spiral.
12
5. Setelah adonan ikan + air merata, masukkan 400 gr tepung sagu tani, sedikit
demi sedikit secara bertahap.
6. Uleni adonan lunak tersebut secukupnya saja, sampai kalis merata, alias
tepung, ikan, air tercampur merata menjadi adonan. Siapkan air untuk merebus
tekwan, sekitar 3 atau 4 liter, memasukkan larutan garam dan minyak
kedalamnya, kemudian didihkan.
7. Setelah air rebusan mendidih, bentuk adonan tekwan dengan bantuan 2 sendok
makan, lalu langsung cemplungkan ke air rebusan. Lalukan terus menerus satu
persatu sampai adonan habis. Jika adonan naik atau mengambang di air
rebusan, diamkan beberapa saat terlebih dahulu kemudian angkat dan tiriskan.
8. Siapkan bumbu untuk kuah tekwan : bawang putih, ebi goreng, garam, gula,
diulek, ditumis, lalu direbus bersama dengan daging tekwan dan jamur kuping
serta bunga sedap malam. Koreksi rasa, setelah cukup wangi, maka siap
disajikan bersama soun rebus, taburi bawang goreng dan seledri daun bawang.
9. Jangan lupa sambal rawit rebus, tambahkan sambal tomat, dan sedikit kecap
manis. Tekwan siap untuk dinikmati.
Tekwan dapat dinikamati secara instan melalui tekwan kering yang tahan
lama. Mardina, pemilik Mang Din 679 mengatakan tekwan kering sudah dibuat
dari dulu oleh masyarakat Palembang untuk di bawa ketika melakukan ibadah
Haji. Perjalanan yang memakan waktu yang berbulan-bulan membuat masyarakat
rindu terhadap tekwan sehingga tekwan dikeringkan agar dapat dinikmati dalam
perjalanan. Tekwan kering dapat awet dan bertahan lama hingga 12 bulan
tergantung dengan tempat penyimpanannya. Jika tempat penyimpanan lembab
tekwan kering hanya bertahan sampai 6 bulan.
Dimana, mk adalah massa kering (kg), mb adalah massa basah (kg), dan m1 adalah
kadar air awal (%).
𝑞 = 𝐻 𝐴 (𝑇𝑠 − 𝑇𝑓 ) ………………………………………………………..(4)
14
𝑞 = 𝜎 Ɛ1 𝑇14 A
𝑞𝑟𝑎𝑑 = 𝜎 Ɛ (𝑇14 − 𝑇24 ) …………………………………………………(5)
Dimana σ adalah konstanta Stefan-Bolzman dengan nilai 5,670 x 10-8 W/m-2 K-4,
Ɛ adalah emisivitas, dan T adalah beda temperatur.