Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji syukurpun sekali lagi kami haturkan kehadirat Tuhan ALLAH SWT, karena atas
berkat rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.Proposal yang berjudul”TERAPI BERMAIN ANAK USIA( 1-3 TAHUN
)”disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Keperawatan Anak I dijurusan
keperawatan Tanjung Karang.Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih
kepada :1.Ibu Nurhayati HK,S.Pd.,M.Pd. selaku koordinatormata kuliah Keperawatan Anak
I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah ini.2.Ibu
Purwati,S.Pd,MAP.selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah ini.3.Rekan-rekan dan semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa
mendatang.Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak dan dapat
dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat
dan pembaca.
BAB I
PENDAHULUANA.
Latar Belakang
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khususa.
1.Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan kejenuhan
terhadap suasana rumah sakit.
2.Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.
b. Solitary playPada pemainan ini anak tampak beradadalam kelompok permaian, tetapi
anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya yang berbeda dengan
teman yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi dengan teman
sepermainannya.
c. Paralel playAnak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara anak
satu dengan anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya permainan ini dilakukan pada usia
toddler.
d. Associative playpada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak
dengan anak yang lain tetapi tidak terorganisir,tidak ada pemimpin dan tujuan
permainan tidak jelas.Misalnya, bermain boneka atau masak-masakan.
A.Pelaksanaan Kegiatan
1. Pembukaan (15 menit)a. Penyuluh memberi salam dan mengingatkan kontrak yang telah
disepakati.b. Penyuluhan menjelaskan pokok bahasan yang akan diberikan.2. Kegiatan inti
(30 menit)a. Penyuluh menjelaskan tentang tata cara terapi bermain.b. Mengajak anak untuk
bermain.c. Menfasilitasi anak untuk bermain3. Penutup (15menit)a. Mengevaluasi sasaran
dengan cara bertanya apakah mereka merasa senang dengankegiatan ini.b. Membuat
keilmuan bersama tentang terapi bermain yang telah dilaksanakan.B. Tata Cara Bermain1.
LeaderTugas : a.Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapisb.Menjelaskan tujuan
terapi bermain c.Menjelaskan aturan terapi permainand.Memperkenalkan nama-nama anak
yang ikut terapi bermain2. Co LeaderTugas :
I. Kriteria Hasil1.Evaluasi Struktur a.Peralatan bermain seperti puzzle, buku gambar dan
pensil warna sudah tersedia b.Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c.Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu d.Jumlah terapis 10 orang
2.Evaluasi Proses a.Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan
teratur b.Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik c.Fasilitator dapat
memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan d.80 % anak dapat mengikuti
permainan secara aktif dari awal sampai akhir 3.Evaluasi Hasil a.100 % anak merasa senang
dan puas.b.75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan c.25 % anak dapat menyatakan
perasaan senang
BAB IVPENUTUPA. Kesimpulan Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi
orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan
sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak
saat sakit. Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan
yang normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan
idenya mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan
membantu anak untuk dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan
dirawat di Rumah Sakit.B. Saran1.Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak
yang sakit. Jadi sebaiknya di RS juga disediakan fasilitas bermain yang menunjang
dan memberikan efek terapi bagi anak-anak yang di rawat di rumah
sakit.2.Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat
menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan).
Jakarta:Salemba Medika Depkes RI. Pedoman Hidup Sehat Seri Anak Balita. Jakarta.
2000Wong. Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC. 2002Soetningsih. 1999. Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta:EGC