Professional Documents
Culture Documents
PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen biasanya diidentikkan dengan cara untuk mengatur beberapa hal secara
baik dan sesuai dengan tujuan. Pengaturan dilakukan agar hal hal yang diatur berjalan
seimbang, lancar, dan mencapai tujuan yang diharapkan. Berikut ini akan diuraikan
beberapa
. Kerangka konsep
Sumber :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39161/Chapter%20lll-
VI.pdf?sequence=3&isAllowed=y
Filososfi keperawatan
a. Jean Watson
(Caring) Caring adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencakup suatu hal
berperikemanusiaan,orientasi ilmu pengetahuan manusia ke proseskepedulian
pada manusia, peristiwa, dan pengalaman.Ilmu pengetahuan caring meliputi seni
dan umat manusia sepertihalnya ilmu pengetahuan. Perilaku caring meliputi
mendengarkan penuh perhatian, penghiburan,kejujuran, kesabaran, tanggung
jawab, menyediakan informasi sehingga pasien dapat membuat suatu keputusan
b. RoyRoy
Sumber:https://iftitahunnabilah.wordpress.com/2013/03/11/filosofi-keperawatan-
4/
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
2. Pasien menjadi pusat layanan dan mendapat pelayanan yang cepat, tepat, aman,
dan nyaman dengan penuh kasih tanpa dibedakan suku bangsa, agama, status
sosial, dan jenis kelamin.
Sumber : https://www.pantirapih.or.id/index.php/profil/tujuan-pelayanan-
keperawatan
7. Manejer keperawatan yang baik adalah manajer yang dapat memotivasi staf untuk
memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
1. Manajemen Layanan/Operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri
dari tiga tingkatan menajerial dan setiap tingkatan dipimpin oleh seseorang yang
mempunyai kompetensi yang relevan. Tingkat manajerial tersebut yaitu :
Agar mencapai hasil yang baik, ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh
orangorang yang memimpin dalam tiap level manajerial tersebut. Faktor-faktor
tersebut adalah : kemampuan menerapkan pengetahuan, ketrampilan
kepemimpinan, kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin, dan kemampuan
melaksanakan fungsi manajemen
Puncak
Menengah
Bawah
- Puncak
- Menenah
- Bawah
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Manajemen-dan-Kepemimpinan-dalam-Keperawatan-
Komprehensif.pdF
Bila dilihat dari prospek perawatan kesehatan masyarakat di masa yang datang
cenderung semakin berkembang dan dibutuhkan dalam sistem pelayanan kesehatan
pemerintah. Oleh karena perawatan kesehatan masyarakat merupakan sub sistem
dari keperawatan khususnya dan system kesehatan pada umumnya. Sekaitan dengan
itu pula peranan perawatan kesehatan masyarakat sangat diperlukan
keikutsertaannya dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan yang terjadi dimasa
kini dan yang akan datang, karena selalu mengikuti perubahan yang terjadi dalam
masyarakat secara keseluruhan.
Perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat dari perubahan masyarakat secara
keseluruhan yang meliputi:
Perubahan pola penyakit (transisi penyakit), yaitu perubahan dari penyakit menular
ke penyakit-penyakit degenerative seperti jantung, kanker, strok, depresi mental dan
kecemasan, peningkatan kecelakaan, alkhohilisme, dan penyalahgunaan narkotika.
Pola pelayanan kesehatan yang baru untuk menunjang pencapai kesehatan bagi
semua orang pada tahun 2000
Dilihat dari berbagai perubahan tersebut, peranan yang dapat dilakukan oleh perawat
kesehtan semakin besar melalui intervensi perawatan kesehatan masyarakat
diberbagai tingkat pelayanan dalam mengatasi masalah kesehatan/keperawatan
karena kelalaian, ketidaktahuan dan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Dengan demikian peranan perawat kesehatan masyarakat untuk masa-
masa kini dan yang akan datang semakin penting dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat.
Indonesia telah memasuki era baru, yaitu era reformasi yang ditandai dengan
perubahan-perubahan yang cepat disegala bidang, menuju kepada keadaan yang
lebih baik. Di bidang kesehatan tuntutan reformasi total muncul karena masih adanya
ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan,
kurangnya kemandirian dalam pembangunan bangsa dan derajat kesehatan
masyarakat yang masih tertinggal di bandingkan dengan negara tetangga. Reformasi
bidang kesehatan juga diperlukan karena adanya lima fenomena utama yang
mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan yaitu
perubahan pada dinamika kependudukan, temuan substansial IPTEK
kesehatan/kedokteran, tantangan global, perubahan lingkungan dan demokrasi
disegala bidang.
Berdasarkan pemahaman terhadap situasi dan adanya perubahan pemahaman
terhadap konsep sehat sakit, serta makin kayanya khasanah ilmu pengetahuan dan
informasi tentang determinan kesehatan bersifat multifaktoral, telah mendorong
pembangunan kesehatan nasional ke arah paradigma baru, yaitu paradigma sehat.
Paradigma sehat yang diartikan disini adalah pemikiran dasar sehat, berorientasi pada
peningkatan dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan pada
orang sakit, sehingga kebijakan akan lebih ditekankan pada upaya promotif dan
preventif dengan maksud melindungi dan meningkatkan orang sehat menjadi lebih
sehat dan roduktif serta tidak jatuh sakit. Disisi lain, dipandang dari segi ekonomi,
melakukan investasi dan intervensi pada orang sehat atau pada orang yang tidak sakit
akan lebih cost effective dari pada intervensi terhadap orang sakit. Pada masa
mendatang, perlu diupayakan agar semua masyarakat selalu berwawasan kesehatan,
motto-nya akan menjadi “Pembangunan Berwawasan Kesehatan”.
Kondisi ini menuntut uapaya kongkrit dari profesi keperawatan, yaitu profesionalisme
keperawatan. Proses ini meliputi pembenahan pelayanan keperawatan dan
mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan, pengembangan dan penataan
pendidikan keperawatan dan juga antisipasi organisasi profesi (PPNI).
Wawasan Keilmuan
Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu: Pendidikan Agama, Pancasila, Kewiraan dan Etika
Umum)
Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi dan Biokimia,
Mikrobiologi dan Parasitologi, Farmakologi, Ilmu Gizi dan Patologi.
Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I dan II, Etika Keperawatan,
Komunikasi Dalam Keperawatan, KMB I, II, III, IV dan V, Keperawatan Anak I dan II,
Keperawatan Maternitas I dan II, Keperawatan Jiwa I dan II, Keperawatan Komunitas
I, II dan III, Keperawatan Keluarga, Keperawatan gawat Darurat, Keperawatan
Gerontik, Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Keperawatan Profesional
dan Pengantar Riset Keperawatan.
Orientasi Pendidikan
Kerangka Konsep
Berpikir ilmiah, pembinaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif mandiri,
pendidikan dilingkungan masyarakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan
karakteristik dari pendidikan profesional keperawatan.
Perubahan sifat pelayanan dari fokasional menjadi profesional dengan fokus asuhan
keperawatan dengan peran preventif dan promotif tanpa melupakan peran kuratif
dan rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia di bidang
keperawatan. Sehingga pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat
terjadinya pelayanan yang efisien, efektif serta berkualitas.
Selanjutnya, saat ini juga telah berkembang berbagai model prakti keperawatan
profesional, seperti:
misi keperawatan
VISI KEPERAWATAN
SKEMA :
Manusia
perawat
Tenaga kesehatan
lingkungan
Sumber:flowerfour-anggur.blogspot.com/2011/11/konsep-dasar-menejemen-
keperawatan-i.html
komponen sistem
Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau keluaran yang
umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan dan
pengembangan staf,serta kegiatan penelitian untuk mentidaklanjuti hhasil
atau keluaran. Control dalam proses manajemen keperawatan dapat
dilakukan melalui penyusunan annggaran yang proporsional , evaluasii
penampilan kerja perawat , pembuatan prosedur yang sesuai standar da
akreditasi . selain itu, mekanisme umpan balik(feedbackmehanism) dapat
dilakukan melalui laporan keuangan, audit keperawatan , dan survey kendali
mutu , serta penampilan kerja perawat.
Sumber: lowerfour-anggur.blogspot.com/2011/11/konsep-dasar-menejemen-
keperawatan-i.html
Perawat profesional diharapkan dapat menjadi manajer dan leader yang efektif
dalam keperawatan. Hal-hal yang harus dilakukan yang terkait perannya sebagai
Manajer Keperawatan adalah kompetensi yang harus dimilikinya agar menjadi
seorang leader yang efektif :
1) Kepemimpinan
Apabila hendak mendelegasikan tugas maka berikanlah kepada orang yang tepat
serta dapat bertanggung jawab atas kesalahan yang akan terjadi nantinya.
c. Menciptakan budaya organisasi yang kondusif dan efektif
Dalam memimpin harus efektif agar anak buah dapat memahami akan maksud dan
tujuan pemimpin.
3) Hubungan / Komunikasi
Dalam komunikasi harus ciptakan suasana yang kondusif jangan terjadi kericuhan.
4) Anggaran
a. Mengontrol budget
5) Negosiasi
b. Melakukan negosiasi dengan baik terhadap staf, kelompok, dan organisasi lain
Dapat melakukan negosiasi dengan staf, kelompok dan organisasi lain dengan baik.
Sumber : https://riskakalay.weebly.com/article-3/peran-manajemen-keperawatan
TEORI MOTIVASI
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang
merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan,
oksigen, tidur dan sebagainya.
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang
kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi
keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan
kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi
bekerja.
3. Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan
muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi
yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan
kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi
bersama dan sebagainya.
4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi
seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja
seseorang.
Sumber: http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/02/teori-motivasi-maslow-
mcclelland.html
TEORI MANAJEMEN
Sumber : http://eprints.uny.ac.id/8428/3/bab%202%20-07518241018.pdf
MOTIVASI
Sumber : http://fren-store.blogspot.com/2013/11/peran-manajer-dalam-memotivasi-
bawahan.html
Universitas Sumatera Utara Motivasi diri sendiri dari manajer merupakan variabel
yang menentukan motivasi pada semua tingkatan, khususnya kepuasan kerja bagi
staf, sehingga menimbulkan keinginan untuk tetap bertahan pada institusi tersebut.
Sikap yang positif, bersemangat, produktif dan melaksanakan kegiatan dengan baik
merupakan faktor utama yang harus dimiliki oleh manajer. Terjadinya burn-out salah
satunya disebabkan oleh sikap manajer yang kurang positif. Oleh karena itu secara
kontinyu manajer selalu memantau tingkat motivasinya dan menjadikan motivasinya
sebagai panutan bagi staf. Hal penting yang harus dilaksanakan oleh manajer
keperawatan adalah perawatan diri. Untuk mempertahankan self care ini ada
beberapa strategi Summers, 1994, yaitu: 3.3.1 Mencari masukan dari kelompok
pendukung yang memungkinkan manajer untuk selalu memperhatikan dan
mendengarkan keinginan staf 3.3.2 Mempertahankan diet dan aktifitas 3.3.3 Mencari
aktifitas yang membantu manajer untuk dapat merasa santai 3.3.4 Memisahkan
urusan pekerjaan dan kehidupan dirumah 3.3.5 Menurunkan harapan yang terlalu
tinggi dari diri sendiri dan orang lain 3.3.6 Mengenali keterbatasankelemahan diri
sendiri Universitas Sumatera Utara 3.3.7 Menyadari bahwa bukan hanya dirinya
sendiri yang dapat menyelesaikan semua pekerjaan, tetapi berusaha dan belajar
untuk menghargai kemampuan staf 3.3.8 Berani mengatakan tidak kalau memang
merasa tidak dapat melaksanakan 3.3.9 Bersantai, tertawa dan berkumpul dengan
teman-temannya
https://text-id.123dok.com/document/dzxw83dqr-self-motivation-untuk-manajer-
faktor-yang-mempengaruhi-kinerja-dan-kepuasan-kerja-keinginan-akan-adanya-
peningkatan.html
Penanampilan dan
Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka
persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah
yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan
standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. tidak
semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih
kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang
kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang
mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan
kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah
persepsi keadilan. Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan
praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena
itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam
cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari
pekerjaan mereka.
Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun
untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan
lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan.
Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak
esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud
dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan
sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenagkan
dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi Perilaku atasan juga
merupakan determinan utama dari kepuasan.
Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun)
dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka
mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari
pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil
pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih
besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.
Menurut Smith, Kendall, dan Hullin terdapat lima dimensi pada kepuasan kerja, yaitu
Pimpinan yang adil, yakni sikap pimpinan yang tidak membedakan karyawan.
Pimpinan yang mengerti kebutuhan karyawan dan mau menjalin hubungan baik,
serta mampu menjadi contoh yang baik dalam hal disiplin.
Pekerjaan itu sendiri, yaitu meliputi beban kerja secara keseluruhan, variasi tugas,
maupun pekerjaan yang memungkinkan adanya interaksi sosial.
ada kata kunci yang bisa kita ambil dari pengertian di atas yaitu kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain sebagai pengikutnya Rumusan komponen
yang ada dalam kepemimpinan ada empat aspek, yaitu:
1) Leader
2) Pengikut
3) Tujuan
4) Situasi dan komunikasi
Sumber : http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Manajemen-dan-Kepemimpinan-dalam-
Keperawatan-Komprehensif.pdf
Gaya gaya kepemimpinan
A. Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt
Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan
melalui dua titik ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan
kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh
faktor manajer, factor karyawan dan factor situasi. Jika pemimpin memandang
bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika dibanding kepentingan
pribadi maka pemimpin akan lebih otoriter, akan tetapi jika bawahan
mempunyai pengalaman yang lebih baik dan mengunginkan partisipasi, maka
pemimpin dapat menerapkan gaya partisipasinya.
B. Gaya Kepemimpinan Menurut Likert
Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu:
1. Sistem Otoriter-Eksploitatif
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah
terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman.
Komunikasi yang dilakukan satu arah ke bawah (top-down).
2. Sistem Benevolent-Authoritative
Pemimpin mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu, memotivasi
bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu dan
membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan ide bawahan
dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan keputusan
masih melakukan pengawasan yang ketat.
3. Sistem Konsultatif
Pemimpin mempunyai kekuasaan terhadap bawahan yang cukup besar.
Pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan dan
kadang-kadang menggunakan ancaman atau hukuman. Komunikasi dua arah
dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.
4. Sistem Partisipatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan,
memnggunakan insentif ekonomi untuk memotivasi bawahan. Komunikasi
dua arah dan menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja.
1. Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang merupakan
faktor esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin itu
memang harus mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang harus dia
perbuat, atau istilah lainnya The Right Man on The Right Place.
2. Pengikut (Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor pertama itu
ada. Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada. Oleh
karena itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung
pengertian akan apa saja yang Followers inginkan sehingga sebuah satuan
fungsi manajemen bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Serta
ada pula yang mengatakan kalau berbeda Pemimpin maka berbeda pula gaya
kepemimpinannya. Oleh karena itu Pengikut disini memang harus
menyesuaikannya dengan cepat.
3. Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan Pengikut adalah
proses Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi. Hubungan kerja
antara dua belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis dan
berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.
4. Situasi
Dalam sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan untuk bertindak
secara cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu
kondusifitas situasi antara Atasan dan Bawahan memang harus saling
dikuatkan agara selalu terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.
Sumber : http://erlanggaba.blogspot.com/2013/06/faktor-yang-
mempengaruhi-kepemimpinan.html
Karakter pemimpin yang baik
Seorang professor bernama Richard Wiseman di University of Hertfordshire
mengatakan bahwa karisma merupakan 50% bawaan dari lahir dan 50%
latihan.
Perhatikan lima kualitas di bawah ini yang dimiliki oleh seorang pemimpin
yang baik:
1. Percaya diri
Pemimpin memiliki kemampuan untuk menarik publik. Sadarkah kamu bahwa
ketertarikan tersebut dampak dari kepercayaan diri mereka yang tinggi?
Pemimpin yang berkarisma nyaman dengan diri mereka sendiri dan juga
optimis. Tetap berpikir positif dalam keadaan negatif adalah bukti
kepemimpinan.
Jika kamu ingin menjadi pemimpin yang kuat, tingkatkan kepercayaan dirimu.
Dengan begitu, orang-orang akan mengikutimu.
2. Kreativitas
Seorang pemimpin berkarisma selalu berpikir out of the box. Ketika orang-
orang lain melihat dorongan sebagai sesuatu yang beresiko, para pemimpin
tersebut lah yang memimpin dan berinovasi. Seorang pemimpin melihat
sebuah masalah menjadi kesempatan. Dalam bisnis, kreativitas tersebut
mampu menjadi transformasi dan dapat menginspirasi orang lain.
Simon Sinek mengatakan bahwa jika kamu mampu menginspirasi orang lain
untuk bermimpi lebih besar, belajar lebih banyak, bekerja lebih sering, dan
menjadi seseorang yang lebih baik, maka kamu adalah seorang pemimpin.
3. Visi
Seorang pemimpin menghargai sebuah inovasi, mereka fokus terhadap masa
depan dan cara untuk meningkatkannya. Mereka memiliki mimpi dan arah
yang mampu memotivasi maupun menginspirais orang lain.
Dalam bukunya berjudul “Start with Why: How Great Leaders Inspire Everyone
to Take Action”, Sinek menuliskan bahwa kepemimpinan membutuhkan 2 hal:
visi untuk dunia yang belum ada dan kemampuan untuk
mengomunikasikannya.
4. Kebulatan tekad
Untuk menjadikan visinya menjadi nyata, para pemimpin menuliskan tujuan
spesifik dan bekerja untuk mencapainya dengan mendorong tim,
mengembangkan strategi, dan bekerja keras.
Seorang pemimpin fokus terhadap hasil dan mencapai yang mereka inginkan.
Apakah kamu berkomitmen pada tujuanmu?
5. Komunikasi
Ketika pemimpi berbicara, mereka berkomunikasi dengan rasa percaya diri
dan karisma yang membuat orang lain memperhatikan. Selain berkomunikasi
dengan baik, mereka juga sadar akan bahasa tubuhnya. Postur yang baik dan
tatapan mata yang tajam, membuat mereka diperhatikan lebih dalam. Apapun
situasinya, mereka mengartikulasi tujuan dan visinya dengan baik
Sumber: https://medium.com/@sevaspace/5-karakteristik-pemimpin-yang-
baik-169fd955e8
III.
Teori Redin
Menurut Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di lakukan seorang manajer
sebelum melakukan perubahan, yaitu :
1. Diagnosis
3. Penekanan kelompok
4. Informasi maksimal
Intervensi penolakan tiga teknik pertama dirancang bagi orang –orang yang akan
terlibat atau terpengaruh dengan perubahan. Sehingga diharapkan merekamampu
mengontrol perubahan tersebut.
2. Teori Lewin
1. Tahap Unfreezing
2. Tahap Moving
Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari dukungan
dari orang-orang yang dapat membantu memecahkan masalah.
3. Tahap Refreezing
Sumber: http://vyzasyifa.blogspot.com/2012/01/teori-perubahan-dalam-
manajemen.html
STRATEGI DALAM PERUBAHAN
Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dan
tercapai secara tepat, efektif dan efisien, untuk itu dibutuhkan strategi khusus
dalamperubahan diantaranya:
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki
sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu
perubahan strategi rasional dan empirik yang didasarkan dari hasil penemuan atau
riset untuk diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan
menggunakan rasionalnya dalam menerima sebuah perubahan. Langkah dalam
perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi rasional empirik ini dapat
melalui penelitian atau adanyadesiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga
melalui desiminasi akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan
dilakukan benar-benar sesuai dengan rasional. Strategi ini juga dilakukan pada
penempatan sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki
sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien, selain itu juga
menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.
4) Perubahan yang direncakan yaitu sebagai upaya yang bertujuan untuk mencapai
tingkat yang lebih baik.
a) Perubahan berencana.
b) Perubahan acak/kacau.
a) Partisipatif
b) Paksaan
Yaitu perubahan yang total menggunakan kekuatan misalnya instruksi dari atasan.
Agen Perubahan (Agent of Change) adalah individu atau seseorang yang bertugas
mempengaruhi target / sasaran perubahan agar mereka mengambil keputusan sesuai
dengan arah yang dikehendakinya. Agen Perubahan menghubungkan antara sumber
perubahan (Inovasi, Kebijakan Publik dll) dengan sistem masyarakat yang menjadi
target perubahan.
Sumber: https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-agen-perubahan-change-
agents/6278/2
1. Apa ?
Apa masalah yang spesifik dan perubahan apa yang direncanakan
2. Mengapa ?
Mengapa perubahan tersebut diperlukan ? Apakah situasi yang baru akan lebih
3. Siapa ?
Siapa yang akan terlibat dan siapa yang menjadi sasaran / target perubahan ?
4. Bagaimana ?
5. Kapan ?
6. Dimana ?
7. Mungkinkah ?
TAKTIK PERUBAHAN
Proses Perubahan.
3. Membekukan kembali:akan terjadi jika prilaku baru sudah menjadi bagian dari
kepribadian seseorang.dengan cara memperkuat, mengevaluasi, dan membuat
modifikasi konstruktif.
IV
v.
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses
dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan
tersebut (Hoffart & Woods, 1996). Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) Mc. Laughin, Thomas dean Barterm (1995)
mengidentifikasikan 8 model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang
umum dilakukan di rumah sakit adalah Keperawatan Tim dan Keperawatan Primer.
Karena setiap perubahan akan berdampak terhadap suatu stress, maka perlu
mempertimbangkan 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian
asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998; 143) yaitu:
1. Sesuai dengan visi dan misi institusi
Jenis Model Asuhan Keperawatan Profesional ( MAKP) Menurut Grant & Massey
(1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode pemberian asuhan keperawatan
profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam
menghadapi tren pelayanan keperawatan, yaitu: