Professional Documents
Culture Documents
Risiko merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap per hari, dan bukan pada
lama merokoknya. Seseorang yang merokok lebih dari satu pak dalam satu hari menjadi
dua kali lebih rentan terhadap penyakit aterosklerosis coroner karena yang diduga
sebagai penyebabnya adalah pengaruh nikotin terhadap pelepasan katekolamin oleh
sistem saraf otonom. Namun efek nikotin tidak bersifat kumulatif, mantan perokok
tampaknya berisiko rendah seperti pada bukan perokok.
Selain berkaitan dengan penyakit paru dan pernapasan, rokok juga merupakan salah
satu penyebab penyakit jantung. Merokok dan penggunaan tembakau merupakan factor
risiko yang signifikan untuk berbagai gangguan kronis. Menurut American Heart
Association (AHA), merokok merupakan penyebab yang paling penting untuk dicegah.
Pada kematian premature di Amerika Serikat, tercatat 440.000 dari 2.400.000 kematian
per tahun disebabkan oleh rokok.
Risiko kematian dari penyakit jantung adalah 2-3 kali lebih besar terhadap perokok
dibandingkan dengan yang tidak merokok. Penyumbatan pembuluh darah arteri lebih
sering terjadi pada perokok dibanding dengan yang tidak merokok.
Dalam penyakit arteri coroner, arteri yang memasok darah ke jantung menjadi sangat
menyempit, dan terjadi penurunan pasokan darah kaya oksigen ke jantung, terutama
pada saat aktivitas meningkat. Ekstra kerja pada jantung dapat menyebabkan sakit dada
(angina pectoris) dan gejala lainnya karena timbul ketidakseimbangan antara asupan dan
kebutuhan oksigen pada otot jantung. Bila satu atau lebih arteri coroner benar-benar
tersumbat, serangan jantung berupa cedera otot pada jantung dari yang ringan (injury)
sampai kerusakan otot jantung menetap (infark) dapat terjadi.
Tembakau yang ada pada rokok mengandung bermacam-macam zat kimia organic,
namun zat nikotin yang menjadi ciri khas dari tembakau. Kadar nikotin di dalam daun
tembakau berkisar antara 1-8%. Setiap batang rokok mengandung 6-8 mg nikotin. Jika
rokok tersebut dihisap sampai habis, antara 70-90% nikotin terserap ke dalam jaringan
tubuh melalui dinding saluran pernapasan. Nikotin mencapai otak dalam waktu 7 detik,
dua kali lebih cepat dari penggunaan obat intravena. Nikotin merangsang pelepasan
hormone adrenaline sehingga dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga mengganggu sirkulasi darah.
Denyut jantung istirahat, bahkan pada perokok pemula, dapat meningkat hingga 2-3
detak per menit.
Selain nikotin, gas karbon monoksida yang terbentuk dalam asap rokok juga berperan
dalam timbulnya gangguan kardiovaskuler. Inhalasi karbon monoksida dapat mengurangi
kapasitas eritrosit membawa oksigen. Karbon monoksida (CO) yang terserap ke dalam
darah akan menyatu dengan Hb (Hemoglobin) sehingga mengurangi kemampuan darah
untuk mengikat oksigen, yang diperlukan oleh sel-sel tubuh. Akibatnya, kebutuhan
oksigen tubuh, termasuk miokardium, akan meningkat.
Zat-zat yang terkandung dalam rokok, terutama nikotin (yang dapat membentuk radikal
bebas) dan gas karbon monoksida, yang dapat menyebabkan aterosklerosis,
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, serta mengurangi kemampuan darah
dalam mengikat oksigen, menyebabkan jantung bekerja secara ekstra untuk memenuhi
kebutuhan sel-sel tubuh akan oksigen. Hal inilah yang akhirnya dapat menimbulkan
angina pectoris atau rasa nyeri di bagian dada.
Referensi:
Dourman, Karel. 2011. Waspadalah Jantung Anda Rusak. Jakarta: Cerdas Sehat
Mahreswati, Efriza. 2012. Deteksi Dini Stroke, Serangan Jantung, dan Gagal Ginjal.
Yogyakarta: Araska